Semakin Menuntut

Setelah membantu Nenek Asri, Alin pun masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya. Saat Alin sudah masuk ke dalam kamar, ia dapat melihat Axel yang berada di sofa dan tengah menatapnya yang baru saja masuk.

"Apa yang mau Mas bicarakan?" tanya Alin.

Bukannya menjawab, Axel justru mendekati Alin dan menc*um Alin yang lama kelamaan menjadi l*matan. Alin tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan Axel.

Axel tau jika Alin terkejut dan masih membuka matanya, lalu Axel mengarahkan tangannya untuk menutup mata Alin hingga akhirnya karena kewalahan dengan c*uman Axel, Alin pun mengikuti permainan lidah Axel dengan kaku.

Beberapa saat kemudian, karena tidak kuat lagi, Alin pun menepuk dada bidang Axel dan Axel yang paham langsung melepaskan c*uman tersebut dan hal tersebut dimanfaatkan Alin untuk mengambil nafas dengan rakus.

Axel yang melihatnya pun tersenyum tipis hingga tidak disadari Alin, Axel mengusap bibir Alin yang masih basah karena ulahnya.

"Kenapa masih panggil Tuan, bukan kah saya sudah bilang jangan panggil itu lagi," ucap Axel yang masih pada posisinya.

Alin yang sadar kan posisinya dengan Axel yang begitu dekat pun berubah untuk menjauh, tapi tenaganya tidak sebanding dengan Axel hingga makin lama kelamaan Axel mendekat padanya.

"Ka-karena ada Nenek," ucap Alin.

Axel pun mengerutkan keningnya, "Kenapa Memangnya kalau ada Nenek?" tanya Axel.

"Gak enak kalau Alin gak manggil Tuan," ucap Alin.

"Salah, harusnya kamu gak enak karena kamu manggil seperti itu," ucap Axel yang kesal dengan pikiran Alin.

"Kenapa gitu?" tanya Alin.

"Kita ini suami istri, wajar kalau kita ada panggilan khusus," ucap Axel.

"Tapi, yang punya panggilan khusus cuma Alin ke Mas Axel, kalau Mas Axel manggil Alin apa? pakai nama kan?" tanya Alin.

"Kamu mau saya manggil kamu pakai nama atau yang lain?" tanya Axel.

"Ya, kalau Alin sih terserah Mas Axel aja kalaupun manggil nama aja gapapa kok, tadi Alin cuma bercanda aja," ucap Alin.

"Oke sayang," ucap Axel.

Alin awalnya tidak sadar dengan panggilan Axel hingga tiba-tiba pikirannya dipenuhi oleh panggilan Axel hingga akhirnya Alin pun menatap Axel yang masih berada di hadapannya dengan posisi yang sama.

"Kenapa?" tanya Axel.

"Mas Axel tadi panggil Alin apa?" tanya Alin.

"Sayang," ucap Axel.

Tolong bawa kabur Alin sekarang, ia tidak bisa menahan senyumannya lagi untuk kali ini. "Kenapa senyum?" tanya Axel.

"Kenapa Mas Axel panggil Alin sayang?" tanya Alin.

"Biasanya kalau suami manggil istrinya kan gitu emang," ucap Axel.

Setelah mendengar jawaban Axel, tiba-tiba saja ekspresi Alin berubah. Namun, Alin tidak protes karena ia merasa dirinya saja yang terlalu berharap pada hubungannya dengan Axel.

"Kenapa diem?" tanya Axel dan mendekatkan wajahnya pada wajah Alin.

Alin benar-benar merasa gugup, bagaimana tidak. Alin dapat merasakan hembusan nafas Axel yang menerpa wajahnya, Alin berusaha mati-matian untuk menundukkan kepalanya dan tidak menatap Axel.

Tapi, Axel justru mengangkat dagu Alin dan tanpa mengatakan apapun langsung menc*um bibir Alin dan perlahan c*uman tersebut menjadi semakin menuntut.

Beberapa saat kemudian, Axel pun melepaskan c*uman tersebut. "Jawab," ucap Axel.

Jujur saja, Alin tidak tau harus menjawab apa lantaran ia tengah gugup setengah mati. "I-iya, Mas," ucap Alin.

"Mulai sekarang biasakan dengan panggilan itu, karena saya hanya ingin menikah satu kali seumur hidup," ucap Axel dan masuk ke dalam kamar mandi.

'Kenapa Tuan Axel bilang kayak gitu? Bukannya Nona Nadia sekarang lagi hamil, harusnya kan Tuan Axel gak bilang kayak tadi ke aku,' ucap Alin dalam hati.

.

Sudah dua Minggu berlalu dan hari ini Axel akan menemui Ayah dari bayi yang di kandung Anggun.

Sesampainya di depan sebuah rumah yang sederhana, Axel mengetuk pintu rumah tersebut. Namun, sebelum ia mengetuk pintu rumah tersebut, Axel melihat sepatu yang sangat ia kenal.

"Ini bukannya sepatunya Anggun, tapi kenapa dia ada disini?" tanya Axel pada dirinya sendiri.

Axel memutuskan untuk mengawasi rumah tersebut dari jauh lantaran ia ingin menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, Axel masuk ke dalam mobil dan memperhatikan rumah tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian, Axel melihat Anggun yang keluar dari rumah tersebut dengan menangis, tak lupa Anggun juga diantar oleh pria yang Axel yakini Ayah dari anak yang dikandung Anggun.

Namun, Axel tidak dapat melihat dengan jelas pria tersebut. Tapi, Axel seperti mengenali postur tubuh pria yang mengantar Anggun tersebut, tapi Axel tidak yakin akan hal itu.

Setelah itu, Anggun pun keluar dari rumah tersebut dan masuk ke dalam taksi sendirian, Axel mengikuti Anggun dan ternyata Anggun menuju rumah.

Axel pura-pura tidak tau dan akan menyelidikinya nanti, untuk saat ini Axel akan mengikuti apa yang terjadi.

"Loh Kak Axel," ucap Anggun.

"Kamu habis darimana?" tanya Axel.

"I-itu Kak, Anggun baru aja dari rumah temen Anggun," ucap Anggun.

"Kamu habis nangis?" tanya Axel.

"Eh, gak kok Kak. Tadi itu Anggun habis nonton drama dan dramanya sedih makanya ikut nangis," ucap Anggun dan Axel hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Axel pun masuk ke dalam rumah dan melihat Alin yang tengah membantu Mama Leticia merakit bunga hiasnya.

"Mama gak bosen ya ngerakit terus?" tanya Axel dan duduk di samping Alin.

"Biarin aja sih, ngerakit kayak gini itu bagus loh biar gak bosen. Kamu cobain ngerakit deh pasti ketagihan," ucap Mama Leticia.

"Gak, Axel capek," ucap Axel dan menyandarkan kepalanya di punggung sofa.

"Mas Axel mau dibuatin minuman?" tanya Alin yang berada di samping Axel.

"Gak usah," ucap Axel.

"Kamu buatin aja suami kamu ini, dia pasti butuh yang segar-segar," ucap Mama Leticia dan diangguki Alin.

Alin pun beranjak dari sofa dan menuju ruang tamu untuk membuatkan Axel minum.

.

Malam harinya, Alin sudah terlelap, sedangkan Axel masih mengutak-atik laptopnya di sofa yang ada di kamar. Namun, saat tengah sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba lampu rumah tersebut mati.

"Kenapa bisa mati lampu?" tanya Axel dan menutup laptopnya.

Tentu saja Axel heran karena ini adalah pertama kalinya lampu di rumahnya mati, rumah mewah tersebut memang sudah di lengkapi dengan beberapa perlengkapan agar saat mati listrik, lampu tetap menyala.

Alin yang tidur pun merasa terganggu dan akhirnya bangun, "Mas Axel," panggil Alin yang tidak dapat melihat Axel.

Namun, panggilan Alin tidak mendapat jawaban dari Axel membuat Alin takut dan memutuskan untuk turun dari ranjang, sebelum ia turun, tangan Axel terlebih dahulu menahannya agar tidak turun.

"Kamu di kamar aja saya mau cek di bawah," ucap Axel.

"Takut," lirih Alin.

"Gak ada apa-apa, jadi gak perlu takut," ucap Axel.

Tak lama terdengar suara petir yang membuat Alin terkejut bahkan berteriak dan reflek memeluk Axel.

"Udah jangan takut," ucap Axel dan mencoba menenangkan Alin.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwwkkwk kamu aja yg mau2 aja percaya apa yg Anggun bilang..

2025-03-04

0

Selita Awini

Selita Awini

lelet amat 2minggu blum bertindak heran

2024-06-08

2

Sulastri 0101

Sulastri 0101

dewi

2024-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kabur
2 Keputusan Alin
3 Kontrak?
4 Kamar Axel
5 Lupakan
6 Pasar Malam
7 Tak Karuan
8 Hadiah
9 Pesta?
10 Pembantunya
11 Jangan Harap
12 Apa Masih Sakit?
13 Istri Pengganti
14 Minta Izin
15 Tante Mohon
16 Axel Memang Beda
17 Hamil?
18 Balas Dendam
19 Semakin Menuntut
20 Hilang
21 Tertabrak
22 Tegang
23 Maafkan Nadia
24 Percaya Sama Saya
25 Semuanya Sudah Terjadi
26 Dasar Maling!
27 Hukuman
28 Ingat Kata Tuan Axel
29 Tante Lagi
30 Yaudah Selesai
31 Jawab Mas
32 Aneh?
33 Maafkan Saya Kak
34 Mereka Lagi
35 Axel!
36 Mama Tenang Aja
37 Pemakaman
38 Pergi
39 Menjemput Jodoh
40 Menantu Mama!
41 Terpesona
42 Mau Apa Kamu?
43 Tante Ani
44 Cengeng
45 Ara Bakal Berubah
46 Tuan Maafkan Saya
47 Makanya Nikah
48 Dia Adalah Alin
49 Kamu Suka?
50 Bunga?
51 Hadiah
52 Rencana
53 Meminta Bantuan
54 Pertunjukan?
55 Gue Tau Semuanya
56 Untuk Apa Sayang?
57 Setelah Alin Melahirkan
58 Khawatir Kenapa?
59 Teman-teman Mama Leticia
60 Pertanggungjawaban?
61 Belum Siap
62 Aku Harus Bohong
63 Apa Dia Selingkuhanmu?
64 Diam Kalian!
65 Tolong Bantu Tante
66 Boleh Ya Sayang?
67 Melamar
68 Namanya Ardi?
69 Siapa Perempuan Itu?
70 Manja
71 Siapa Tuh?
72 Masa Depan Kita?
73 Ini Buat Kamu
74 Darimana Mas Axel Tau?
75 Mas Axel Bangun!
76 Ada Aku Disini
77 Cantik Kayak Kamu
78 Namanya Alice Neyla Abraham
79 Julian!
80 Dasar Perempuan
81 Temannya Gea
82 Nama Saya Valdo
83 Mas Baru Sadar
84 Nikah Yuk!
85 Calon
86 Kurang Ajar!
87 Pasti Sembuh
88 Ngapain Lo Disini?
89 Mau Mas Temani
90 Kemana Mereka?
91 Tuan Axel Ada?
92 Pesan Mama Leticia
93 Soal Apa Kak?
94 Lancar Gak?
95 Bukan Siapa-siapanya
96 Biar Aku Antar
97 Siapa Yang Cemburu?
98 Marah Kenapa?
99 Aku Nyerah
100 Ada Apa, Jes?
101 Maksud Mama?
102 Sangat Menyenangkan
103 SELESAI
104 Cinta Dalam Diam
105 Terjebak Cinta Mafia
106 Menikahi Kakak Sahabatku
107 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kabur
2
Keputusan Alin
3
Kontrak?
4
Kamar Axel
5
Lupakan
6
Pasar Malam
7
Tak Karuan
8
Hadiah
9
Pesta?
10
Pembantunya
11
Jangan Harap
12
Apa Masih Sakit?
13
Istri Pengganti
14
Minta Izin
15
Tante Mohon
16
Axel Memang Beda
17
Hamil?
18
Balas Dendam
19
Semakin Menuntut
20
Hilang
21
Tertabrak
22
Tegang
23
Maafkan Nadia
24
Percaya Sama Saya
25
Semuanya Sudah Terjadi
26
Dasar Maling!
27
Hukuman
28
Ingat Kata Tuan Axel
29
Tante Lagi
30
Yaudah Selesai
31
Jawab Mas
32
Aneh?
33
Maafkan Saya Kak
34
Mereka Lagi
35
Axel!
36
Mama Tenang Aja
37
Pemakaman
38
Pergi
39
Menjemput Jodoh
40
Menantu Mama!
41
Terpesona
42
Mau Apa Kamu?
43
Tante Ani
44
Cengeng
45
Ara Bakal Berubah
46
Tuan Maafkan Saya
47
Makanya Nikah
48
Dia Adalah Alin
49
Kamu Suka?
50
Bunga?
51
Hadiah
52
Rencana
53
Meminta Bantuan
54
Pertunjukan?
55
Gue Tau Semuanya
56
Untuk Apa Sayang?
57
Setelah Alin Melahirkan
58
Khawatir Kenapa?
59
Teman-teman Mama Leticia
60
Pertanggungjawaban?
61
Belum Siap
62
Aku Harus Bohong
63
Apa Dia Selingkuhanmu?
64
Diam Kalian!
65
Tolong Bantu Tante
66
Boleh Ya Sayang?
67
Melamar
68
Namanya Ardi?
69
Siapa Perempuan Itu?
70
Manja
71
Siapa Tuh?
72
Masa Depan Kita?
73
Ini Buat Kamu
74
Darimana Mas Axel Tau?
75
Mas Axel Bangun!
76
Ada Aku Disini
77
Cantik Kayak Kamu
78
Namanya Alice Neyla Abraham
79
Julian!
80
Dasar Perempuan
81
Temannya Gea
82
Nama Saya Valdo
83
Mas Baru Sadar
84
Nikah Yuk!
85
Calon
86
Kurang Ajar!
87
Pasti Sembuh
88
Ngapain Lo Disini?
89
Mau Mas Temani
90
Kemana Mereka?
91
Tuan Axel Ada?
92
Pesan Mama Leticia
93
Soal Apa Kak?
94
Lancar Gak?
95
Bukan Siapa-siapanya
96
Biar Aku Antar
97
Siapa Yang Cemburu?
98
Marah Kenapa?
99
Aku Nyerah
100
Ada Apa, Jes?
101
Maksud Mama?
102
Sangat Menyenangkan
103
SELESAI
104
Cinta Dalam Diam
105
Terjebak Cinta Mafia
106
Menikahi Kakak Sahabatku
107
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!