Jangan Harap

Axel pun mendekat pada Alin, "Saya sudah bilang untuk bawa hp kan, tapi kenapa gak nelpon saya?" tanya Axel.

"Ma-maaf Tuan, saya lupa tidak bawa hp," ucap Alin.

Alin terpaksa berbohong karena ia tidak mau, Axel marah karena ia ceroboh menghilangkan ponselnya.

"Huh, terus kenapa bilang kalau kamu pembantu saya?" tanya Axel.

"Terus saya harus bilang apa Tuan kalau bukan pembantu?" tanya Alin.

"Kenapa kamu gak bilang kalau kamu istri saya? kalau kamu bilang kayak gitu pasti kamu gak akan nunggu di lobby lebih dari lima jam dan saya gak akan nunggu berkas saya selama itu," ucap Axel.

"Ma-maaf, Tuan," ucap Alin.

'Kan, Tuan Axel marah. Aku cuma gak mau Tuan Axel malu karena aku mengaku sebagai istrinya, pasti banyak karyawan yang gosipin Tuan Axel kalau tau aku istrinya,' ucap Alin dalam hati.

"Bisa tidak jangan panggil Tuan, karena kamu panggil Tuan itu orang-orang jadi mikir kamu itu pembantu saya," ucap Axel yang mulai meninggikan suaranya.

Alin tentunya terkejut dengan suara tinggi Axel karena ini pertama kalinya Alin mendengarnya bahkan Axel terkesan membentaknya.

"Ma-maaf," ucap Alin dengan menundukkan kepalanya.

"Huh, masuk ke kamar," ucap Axel.

Alin pun memberanikan diri mendongak dan menatap Axel, "Kamar?" tanya Alin.

"Di pintu itu ada kamar, istirahat disana," ucap Axel yang mulai dapat menguasai dirinya.

"Sa-saya pulang saja Tuan," ucap Alin.

"Kita pulang bareng nanti, saya masih ada urusan dan kamu istirahat disana," ucap Axel.

"Ta-tapi, Tuan...," ucapan Alin terhenti lantaran Axel yang menyelanya.

"Saya tidak menerima alasan apapun, saya juga sudah bilang kan jangan panggil saya Tuan," ucap Axel.

"Te-terus saya harus panggil apa?" tanya Alin.

"Terserah, tapi jangan Tuan," ucap Axel.

"Mas," ucap Alin.

"Itu lebih baik, sekarang kamu istirahat," ucap Axel.

Mau tidak mau, Alin pun mengikuti apa yang dikatakan Axel, ia memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan yang dimaksud Axel.

"Ini kamar? Bagus banget," gumam Alin.

"Kamu tidur aja dulu, nanti setelah urusan saya beres. Saya akan membangunkanmu," ucap Axel.

"Tapi, saya tidak ngantuk Mas," ucap Alin.

"Kalau begitu kamu bisa melakukan apapun disini," ucap Axel lalu pergi meninggalkan Alin.

"Aku harus ngelakuin apa?" tanya Alin pada dirinya sendiri.

Alin pun memutuskan untuk duduk di sofa dan lama kelamaan ia pun merasakan kantuk sehingga tanpa sadar Alin terlelap di sofa.

Sedangkan, Axel setelah keluar mengantar Alin, ia segera keluar dari ruangannya dan menuju menghampiri Radit.

"Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Radit.

"Siapa resepsionis yang bertugas?" tanya Axel.

"Maksud Tuan?" tanya Radit.

"Siapa resepsionis yang bertugas hari ini, sampai perempuan tadi menunggu lama?" tanya Axel.

"Hari ini Felly Tuan yang bertugas," ucap Radit.

"Kasih peringatan ke dia," ucap Axel lalu masuk ke dalam ruangannya.

Radit pun terkejut mendengar ucapan Axel, "Kenapa Tuan Axel aneh seperti itu? siapa perempuan tadi?" tanya Radit pada dirinya sendiri.

Ya, Radit memang tidak tau jika Axel menikah dengan Alin karena ia hanya tau jika Axel menikah dengan Nadia.

Saat pernikahan Axel, ia tengah ke luar kota untuk menggantikan Axel sehingga ia tidak tau apa yang terjadi. Bukan hanya Radit, tapi seluruh karyawan hanya tau jika Axel sudah menikah dengan Nadia bukan dengan Alin.

Malam harinya, akhirnya Axel menyelesaikan pekerjaannya dan ia pun menuju kamar yang ada di ruangannya lalu masuk dan melihat Alin yang tengah tertidur.

"Huh, apa saya terlalu lama sampai kamu tidur?" tanya Axel pada dirinya sendiri.

Axel pun hendak menggendong Alin, namun Alin bangun terlebih dahulu dan merubah posisinya. "Maaf, Mas. Saya ketiduran," ucap Alin.

"Iya, saya sudah selesai. Ayo kita pulang," ajak Axel.

"I-iya, Mas," jawab Alin.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua pun sampai di rumah dan bertepatan dengan Anggun yang juga baru sampai.

"Anggun," panggil Alin.

Namun, Anggun hanya melirik Alin tanpa membalas panggilan tersebut lalu meninggalkan Axel dan Alin, Alin yang melihat hal itu pun sabar dan menganggap wajar sikap Anggun padanya, Alin pun tidak sengaja melihat Axel dan Axel terlihat cuek.

'Gapapa, Lin. Ini hal yang wajar,' ucap Alin dalam hati.

Saat masuk ke dalam rumah, Alin cukup terkejut melihat Papa Abraham yang marah dan membentak para asisten rumahtangga.

"Saya tidak pernah menuntut hal lebih dari kalian, apa yang saya kasih ke kalian kurang atau bagaimana iya? Saya justru membebaskan kalian untuk bekerja asalkan pekerjaan kalian aman dan gak ada masalah, tapi ini apa. Saya benar-benar kecewa dengan kalian," ucap Papa Abraham.

"Kamu ke kamar dulu," bisik Axel.

"Tapi, Alin mau disini. Mas," bisik Alin.

"Ke kamar," bisik Axel.

Mau tidak aku Alin pun menuruti apa yang dikatakan Axel, Alin melihat Nenek Asri yang ada disana pun tidak tega. Rasanya Alin ingin tau apa yang membuat Papa Abraham semarah itu padahal selama Alin kerja disana, ia tidak pernah melihat keluarga majikannya marah bahkan membentak seperti yang dilakukan Papa Abraham.

Alin pun memutuskan untuk mengintip dari celah-celah tangga dan menguping pembicaraan disana.

"Ada apa, Pa?" tanya Axel.

"Mereka memasukkan nanas ke makanan malam ini," ucap Papa Abraham.

"Mama dimana?" tanya Axel.

"Mama di kamar, Mama sudah di periksa dan sedang istirahat," ucap Papa Abraham.

"Kenapa kalian bisa ceroboh seperti ini? kalian semua kan tau kalau Mama alergi nanas, kalian mau ngebunuh Mama," ucap Axel yang begitu menakutkan bagi mereka.

"Maaf Tuan, saya tidak bermaksud melakukannya. Saya memasukkan nanas tersebut tanpa sadar," ucap Nenek Asri.

Ya, hari ini Nenek Asri yang memasak karena memang jadwal Nenek Asri, entahlah tapi akhir-akhir ini Nenek Asri sering merasa pusing sehingga ia tidak fokus dan akibatnya seperti sekarang.

Nenek Asri memasukkan nanas ke dalam sup yang ia buat padahal Mama Leticia memiliki alergi dengan nanas.

"Saya rasa Nenek Asri sudah melewati batas," ucap Papa Abraham yang begitu marah.

"Apa karena cucu Nenek Asri sudah menjadi menantu di keluarga ini jadi Nenek Asri bisa melakukan apa yang Nenek Asri inginkan iya, Nenek Asri ingin menjadi bagian dari keluarga Abraham begitu. Jangan harap," ucap Axel.

Alin yang mendengar hal itu pun merasa sakit hati lantaran Nenek Asri di hina seperti itu, 'Sadar Alin, kamu bukan siapa-siapa di keluarga Abraham,' ucap Alin dalam hati.

"Sudah lupakan saja, saya harap Nenek Asri bisa mempertanggungjawabkan semuanya," ucap Papa Abraham lalu pergi dan begitupun dengan Axel.

Alin pura-pura tidak tau dan bersikap biasa saja saat berada di kamar meskipun dalam hati, Alin begitu sakit hati dan ingin menangis detik itu juga, "Saya ada urusan, saya pergi," ucap Axel.

"Tuan, Axel mau pergi kemana? Tuan Axel baru sampai dan ada urusan lagi," tanya Alin.

"Bukan urusan kamu," ucap Axel lalu pergi.

Alin sendiri hanya bisa tersenyum melihat apa yang dilakukan Axel padanya, 'Semuanya sudah terlihat,' ucap Alin dalam hati.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Udah tau gak sehat itu yah istirehat, ngapain masih kerja,Kan banyak art dirumah itu yg bisa menggantikan,gak akan marah Leticia kalo nenek ngomong jujur,Kalo udah begini siapa yang di salahkan..

2025-03-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Udah tau gitu ngapain lagi nunggu di situ..Jadi jadi cewek LEMAH,Harus punya HARGA DIRI,baru orang2 akan menghormatin kita,Jadi orang jangan mau di INJAK-INJAK..

2025-03-04

0

suyetno

suyetno

keluar aja dari rumah dan bawah nenek sekalian pergi yg jauh ngak th terimakasih

2025-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Kabur
2 Keputusan Alin
3 Kontrak?
4 Kamar Axel
5 Lupakan
6 Pasar Malam
7 Tak Karuan
8 Hadiah
9 Pesta?
10 Pembantunya
11 Jangan Harap
12 Apa Masih Sakit?
13 Istri Pengganti
14 Minta Izin
15 Tante Mohon
16 Axel Memang Beda
17 Hamil?
18 Balas Dendam
19 Semakin Menuntut
20 Hilang
21 Tertabrak
22 Tegang
23 Maafkan Nadia
24 Percaya Sama Saya
25 Semuanya Sudah Terjadi
26 Dasar Maling!
27 Hukuman
28 Ingat Kata Tuan Axel
29 Tante Lagi
30 Yaudah Selesai
31 Jawab Mas
32 Aneh?
33 Maafkan Saya Kak
34 Mereka Lagi
35 Axel!
36 Mama Tenang Aja
37 Pemakaman
38 Pergi
39 Menjemput Jodoh
40 Menantu Mama!
41 Terpesona
42 Mau Apa Kamu?
43 Tante Ani
44 Cengeng
45 Ara Bakal Berubah
46 Tuan Maafkan Saya
47 Makanya Nikah
48 Dia Adalah Alin
49 Kamu Suka?
50 Bunga?
51 Hadiah
52 Rencana
53 Meminta Bantuan
54 Pertunjukan?
55 Gue Tau Semuanya
56 Untuk Apa Sayang?
57 Setelah Alin Melahirkan
58 Khawatir Kenapa?
59 Teman-teman Mama Leticia
60 Pertanggungjawaban?
61 Belum Siap
62 Aku Harus Bohong
63 Apa Dia Selingkuhanmu?
64 Diam Kalian!
65 Tolong Bantu Tante
66 Boleh Ya Sayang?
67 Melamar
68 Namanya Ardi?
69 Siapa Perempuan Itu?
70 Manja
71 Siapa Tuh?
72 Masa Depan Kita?
73 Ini Buat Kamu
74 Darimana Mas Axel Tau?
75 Mas Axel Bangun!
76 Ada Aku Disini
77 Cantik Kayak Kamu
78 Namanya Alice Neyla Abraham
79 Julian!
80 Dasar Perempuan
81 Temannya Gea
82 Nama Saya Valdo
83 Mas Baru Sadar
84 Nikah Yuk!
85 Calon
86 Kurang Ajar!
87 Pasti Sembuh
88 Ngapain Lo Disini?
89 Mau Mas Temani
90 Kemana Mereka?
91 Tuan Axel Ada?
92 Pesan Mama Leticia
93 Soal Apa Kak?
94 Lancar Gak?
95 Bukan Siapa-siapanya
96 Biar Aku Antar
97 Siapa Yang Cemburu?
98 Marah Kenapa?
99 Aku Nyerah
100 Ada Apa, Jes?
101 Maksud Mama?
102 Sangat Menyenangkan
103 SELESAI
104 Cinta Dalam Diam
105 Terjebak Cinta Mafia
106 Menikahi Kakak Sahabatku
107 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kabur
2
Keputusan Alin
3
Kontrak?
4
Kamar Axel
5
Lupakan
6
Pasar Malam
7
Tak Karuan
8
Hadiah
9
Pesta?
10
Pembantunya
11
Jangan Harap
12
Apa Masih Sakit?
13
Istri Pengganti
14
Minta Izin
15
Tante Mohon
16
Axel Memang Beda
17
Hamil?
18
Balas Dendam
19
Semakin Menuntut
20
Hilang
21
Tertabrak
22
Tegang
23
Maafkan Nadia
24
Percaya Sama Saya
25
Semuanya Sudah Terjadi
26
Dasar Maling!
27
Hukuman
28
Ingat Kata Tuan Axel
29
Tante Lagi
30
Yaudah Selesai
31
Jawab Mas
32
Aneh?
33
Maafkan Saya Kak
34
Mereka Lagi
35
Axel!
36
Mama Tenang Aja
37
Pemakaman
38
Pergi
39
Menjemput Jodoh
40
Menantu Mama!
41
Terpesona
42
Mau Apa Kamu?
43
Tante Ani
44
Cengeng
45
Ara Bakal Berubah
46
Tuan Maafkan Saya
47
Makanya Nikah
48
Dia Adalah Alin
49
Kamu Suka?
50
Bunga?
51
Hadiah
52
Rencana
53
Meminta Bantuan
54
Pertunjukan?
55
Gue Tau Semuanya
56
Untuk Apa Sayang?
57
Setelah Alin Melahirkan
58
Khawatir Kenapa?
59
Teman-teman Mama Leticia
60
Pertanggungjawaban?
61
Belum Siap
62
Aku Harus Bohong
63
Apa Dia Selingkuhanmu?
64
Diam Kalian!
65
Tolong Bantu Tante
66
Boleh Ya Sayang?
67
Melamar
68
Namanya Ardi?
69
Siapa Perempuan Itu?
70
Manja
71
Siapa Tuh?
72
Masa Depan Kita?
73
Ini Buat Kamu
74
Darimana Mas Axel Tau?
75
Mas Axel Bangun!
76
Ada Aku Disini
77
Cantik Kayak Kamu
78
Namanya Alice Neyla Abraham
79
Julian!
80
Dasar Perempuan
81
Temannya Gea
82
Nama Saya Valdo
83
Mas Baru Sadar
84
Nikah Yuk!
85
Calon
86
Kurang Ajar!
87
Pasti Sembuh
88
Ngapain Lo Disini?
89
Mau Mas Temani
90
Kemana Mereka?
91
Tuan Axel Ada?
92
Pesan Mama Leticia
93
Soal Apa Kak?
94
Lancar Gak?
95
Bukan Siapa-siapanya
96
Biar Aku Antar
97
Siapa Yang Cemburu?
98
Marah Kenapa?
99
Aku Nyerah
100
Ada Apa, Jes?
101
Maksud Mama?
102
Sangat Menyenangkan
103
SELESAI
104
Cinta Dalam Diam
105
Terjebak Cinta Mafia
106
Menikahi Kakak Sahabatku
107
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!