Hamil?

Alin saat ini berada di belakang rumah dengan yang lainnya, "Bukannya kamu disuruh istirahat sama Nyonya, kenapa kamu disini?" tanya Nenek Asri.

"Hehehe, Alin justru lebih capek kalau disuruh istirahat terus. Lebih enak disini sama yang lain," ucap Alin.

"Yaudah, Nenek mau ke rumahnya Bu Widi ya ada urusan, kamu disini aja," ucap Nenek Asri dan diangguki Alin.

"Kalian tau gak?" tanya Mbak Ifa.

"Tau apa, Mbak?" tanya Alin.

"Beberapa hari terakhir, aku sering banget denger Nona Anggun lagi berantem sama cowok di depan rumah," ucap Mbak Ifa.

"Iya, aku juga pernah lihat dan denger secara langsung malahan. Tapi, ya gak tau apa yang mereka bicarain yang jelas mereka sama-sama emosi," ucap Mbak Wulan.

"Tapi, kalian pernah denger Nona Anggun nangis gak sih di kamarnya?" tanya Mbak Gita.

"Ya gak lah Mbak, kan kita gak bertugas di dalam rumah," ucap Mbak Wulan.

"Oh iya ya, jadi aku tuh juga pernah denger bahkan sering gitu denger Nona Anggun nangis di kamar dan pas paginya aku bersihin kamar Nona Anggun banyak tisu di tempat sampahnya hampir setiap pagi loh aku nemuin. Kira-kira ada sangkut pautnya gak ya sama pertengkaran Nona Anggun sama cowok itu," ucap Mbak Gita.

"Mungkin aja Mbak," ucap Mbak Wulan.

"Jangan bicarain Nona Anggun ah Mbak gak enak," ucap Alin.

"Mbak denger sikap Nona Anggun kurang sopan ya ke kamu," ucap Mbak Gita.

"Ya, gitu deh Mbak. Tapi, Alin berusaha buat ngertiin Nona Anggun karena bagaimanapun semua ini kan pasti berat juga buat Nona Anggun," ucap Alin dan diangguki yang lain.

Malam harinya, Alin sudah bersiap untuk tidur lantaran Axel belum pulang juga padahal sudah karut malam.

"Pasti Tuan Axel lagi bahagia sama Nona Nadia makanya Tuan Axel belum pulang, aku gak bisa melakukan apa-apa kalau kebahagiaan Tuan Axel adalah Nona Nadia," gumam Alin.

Jika memikirkan hal tersebut, entah mengapa Alin menjadi sedih dan tiba-tiba saja ia meneteskan air mata kembali.

Saat tengah mengusap air matanya tiba-tiba Axel datang, Axel yang melihat Alin menangis pun menghampiri Alin. "Ada apa? Kenapa nangis?" tanya Axel yang sudah duduk di pinggir ranjang.

"Gapapa kok Mas, cuma tiba-tiba aja sedih," ucap Alin.

"Kamu bohong, dari kemarin kamu nangis dan sekarang kamu nangis lagi, apa yang buat kamu nangis?" tanya Axel dan Alin menggelengkan kepalanya.

Melihat hal itu, Axel pun mendekat pada Alin dan memeluk Alin. Tentu saja hal itu membuat tangis Alin kembali pecah.

'Kenapa dia sampai nangis kejer kayak gini?' tanya Axel dalam hati.

Setelah beberapa saat, Axel tidak mendengar suara tangis lagi dan ia pun melihat jika Alin sudah terlelap, Axel cukup heran dengan sang istri yang mudah sekali terlelap.

Axel pun menidurkan Alin dan ia membersihkan tubuhnya lalu berbaring di samping Alin, 'Kenapa kamu mudah sekali tidur?' tanya Axel dalam hati dan ikut terlelap di samping Alin.

.

Pagi harinya, Axel dan Alin sudah bersiap-siap dan mereka pun turun ke bawah untuk sarapan.

Namun, mereka terkejut saat melihat Anggun yang menangis dan berlutut di hadapan Papa Abraham. Bukan hanya itu, bahkan Mama Leticia pun menangis di samping Papa Abraham.

"Maafin Anggun, Pa. Hiks hiks, Anggun salah," ucap Anggun dengan memohon pada Papa Abraham.

"Ada apa, Pa?" tanya Axel yang menghampiri keluarganya.

"Papa akan bicara di ruang kerja Papa," ucap Papa Abraham.

Papa Abraham pun menuju ruang kerjanya dan diikuti Axel yang bertanya-tanya mengenai apa yang telah terjadi.

Alin sendiri menghampiri Mama Leticia dan menenangkan Mama Leticia meskipun Alin tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Didalam ruang kerja Papa Abraham, Axel duduk di sofa dan diikuti Papa Abraham. "Ada apa? kenapa Mama sama Anggun nangis?" tanya Axel.

"Anggun hamil," ucap Papa Abraham.

"Hamil?" tanya Axel.

"Papa tadi ke kamar Anggun untuk membangunkan Anggun, tapi yang Papa dapat justru testpack garis dua dan saat Papa tanya ke Anggun dia mengaku kalau dia sedang hamil," lanjut Papa Abraham.

Ucapan Papa Abraham tentunya membuat Axel terkejut dan marah, "Siapa cowok yang udah hamilin Anggun?" tanya Axel.

"Papa sudah tanya ke Anggun, tapi dia tidak menjawabnya. Papa rasa Anggun sedang melindungi Ayah dari bayi yang ia kandung," ucap Papa Abraham.

Axel yang mendengar hal itupun marah dan langsung keluar dari ruang kerja Papa Abraham, Papa Abraham tau betul jika Axel memiliki watak yang sama seperti Papa Abraham saat muda, dimana mereka memiliki watak yang sulit menahan emosi dan juga dapat dikatakan cukup kejam. Namun, setelah memiliki anak entah mengapa watak Papa Abraham perlahan mulai melunak.

Axel keluar dari ruang kerja Papa Abraham dan menghampiri Anggun yang masih menangis, namun saat ini Anggun berada di hadapan Mama Leticia yang juga menangis, tak lupa pula Alin yang berada di samping Mama Leticia dan menenangkan Mama Leticia.

"Siapa cowok itu?" tanya Axel.

"Anggun gak tau, Kak. Hiks hiks," ucap Anggun dengan menggelengkan kepalanya.

"Kakak tidak suka dibohongi ya," ucap Axel dengan mencengkeram dagu Anggun.

"Anggun gak bohong Kak," ucap Anggun.

Alin yang melihat hal itu ingin sekali memisahkannya, namun ia terlalu takut melihat aura menakutkan Axel yang seperti siap memakan siapa saja yang mengganggunya.

"Ikut Kakak," ucap Axel dan menarik tangan Anggun menuju ruang kerja Papa Abraham.

"Sekarang tinggal kita bertiga, katakan siapa cowok yang sudah menghamilimu," ucap Axel.

"Anggun bener-bener gak tau, Kak. Anggun di jebak dan Anggun gak kenal siapa cowok itu, hiks hiks," ucap Anggun.

"Ceritakan," ucap Papa Abraham.

"Beberapa Minggu lalu tepatnya satu bulan lalu, Anggun sama temen-temen Anggun lagi sibuk buat persiapan wisuda dan pulang malam. Karena Anggun lupa bawa handphone jadinya Anggun nebeng temen Anggun, tapi waktu di jalan dekat rumah sakit tiba-tiba mobil temen Anggun mogok dan alhasil kita keluar buat nyari bantuan, disitu ada dua cowok yang masing-masing mengendarai motor dan bawa Anggun sama temen Anggun ke sebuah hotel dan ya begitulah kejadiannya, Anggun benar-benar gak tau siapa cowok itu. Bukan hanya Anggun korban disini, tapi temen Anggun juga Clarissa, hiks hiks," jelas Anggun.

"Kamu waktu di bawa gak sadar, kamu bisa berontak?" tanya Axel.

"Gak bisa Kak, mereka ngasih obat bisu, Anggun sadar. Tapi, cuma samar-samar," ucap Anggun.

"Apa tidak ada orang sama sekali disana?" tanya Papa Abraham.

"Gak ada, Pa. Mungkin karena udah malam sekitar jam sebelas, jadi jalanan disana sepi," ucap Anggun yang masih sesenggukan.

"Kamu istirahat dulu, biar Papa yang urus masalah ini," ucap Papa Abraham.

"Terimakasih Pa, maaf karena Anggun udah kecewain semuanya," ucap Anggun.

"Semuanya juga sudah terjadi, tidak perlu di sesali. Kamu ke kamar, jangan mikir yang buat kandungan kamu kenapa-kenapa," ucap Papa Abraham dan diangguki Anggun.

"Anggun boleh peluk Papa?" izin Anggun.

"Sini," ucap Papa Abraham dan memeluk Anggun.

Axel yang melihatnya pun tersenyum tipis, ia janji akan membalas apa yang sudah di perbuat pria yang menghamili adiknya.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

NAH KAN KU BILANG JUGA APA,.KU PIKIR DARI JUDUL BAB INI TUH ALIN YG HAMIL, TERNYATA EMANG ANGGUN YG HAMIL,KELAKUANNYA GAK SEINDAH NAMANYA..

2025-03-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kalo gitu cari CCTV di hotel itu..Terus cowok yg selau bertengkar dengan Anggun itu siapa ?

2025-03-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Emangnya berapa cowok yg kamu tidurin sampe2 kamu gak kenal ama bapaknya??

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kabur
2 Keputusan Alin
3 Kontrak?
4 Kamar Axel
5 Lupakan
6 Pasar Malam
7 Tak Karuan
8 Hadiah
9 Pesta?
10 Pembantunya
11 Jangan Harap
12 Apa Masih Sakit?
13 Istri Pengganti
14 Minta Izin
15 Tante Mohon
16 Axel Memang Beda
17 Hamil?
18 Balas Dendam
19 Semakin Menuntut
20 Hilang
21 Tertabrak
22 Tegang
23 Maafkan Nadia
24 Percaya Sama Saya
25 Semuanya Sudah Terjadi
26 Dasar Maling!
27 Hukuman
28 Ingat Kata Tuan Axel
29 Tante Lagi
30 Yaudah Selesai
31 Jawab Mas
32 Aneh?
33 Maafkan Saya Kak
34 Mereka Lagi
35 Axel!
36 Mama Tenang Aja
37 Pemakaman
38 Pergi
39 Menjemput Jodoh
40 Menantu Mama!
41 Terpesona
42 Mau Apa Kamu?
43 Tante Ani
44 Cengeng
45 Ara Bakal Berubah
46 Tuan Maafkan Saya
47 Makanya Nikah
48 Dia Adalah Alin
49 Kamu Suka?
50 Bunga?
51 Hadiah
52 Rencana
53 Meminta Bantuan
54 Pertunjukan?
55 Gue Tau Semuanya
56 Untuk Apa Sayang?
57 Setelah Alin Melahirkan
58 Khawatir Kenapa?
59 Teman-teman Mama Leticia
60 Pertanggungjawaban?
61 Belum Siap
62 Aku Harus Bohong
63 Apa Dia Selingkuhanmu?
64 Diam Kalian!
65 Tolong Bantu Tante
66 Boleh Ya Sayang?
67 Melamar
68 Namanya Ardi?
69 Siapa Perempuan Itu?
70 Manja
71 Siapa Tuh?
72 Masa Depan Kita?
73 Ini Buat Kamu
74 Darimana Mas Axel Tau?
75 Mas Axel Bangun!
76 Ada Aku Disini
77 Cantik Kayak Kamu
78 Namanya Alice Neyla Abraham
79 Julian!
80 Dasar Perempuan
81 Temannya Gea
82 Nama Saya Valdo
83 Mas Baru Sadar
84 Nikah Yuk!
85 Calon
86 Kurang Ajar!
87 Pasti Sembuh
88 Ngapain Lo Disini?
89 Mau Mas Temani
90 Kemana Mereka?
91 Tuan Axel Ada?
92 Pesan Mama Leticia
93 Soal Apa Kak?
94 Lancar Gak?
95 Bukan Siapa-siapanya
96 Biar Aku Antar
97 Siapa Yang Cemburu?
98 Marah Kenapa?
99 Aku Nyerah
100 Ada Apa, Jes?
101 Maksud Mama?
102 Sangat Menyenangkan
103 SELESAI
104 Cinta Dalam Diam
105 Terjebak Cinta Mafia
106 Menikahi Kakak Sahabatku
107 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kabur
2
Keputusan Alin
3
Kontrak?
4
Kamar Axel
5
Lupakan
6
Pasar Malam
7
Tak Karuan
8
Hadiah
9
Pesta?
10
Pembantunya
11
Jangan Harap
12
Apa Masih Sakit?
13
Istri Pengganti
14
Minta Izin
15
Tante Mohon
16
Axel Memang Beda
17
Hamil?
18
Balas Dendam
19
Semakin Menuntut
20
Hilang
21
Tertabrak
22
Tegang
23
Maafkan Nadia
24
Percaya Sama Saya
25
Semuanya Sudah Terjadi
26
Dasar Maling!
27
Hukuman
28
Ingat Kata Tuan Axel
29
Tante Lagi
30
Yaudah Selesai
31
Jawab Mas
32
Aneh?
33
Maafkan Saya Kak
34
Mereka Lagi
35
Axel!
36
Mama Tenang Aja
37
Pemakaman
38
Pergi
39
Menjemput Jodoh
40
Menantu Mama!
41
Terpesona
42
Mau Apa Kamu?
43
Tante Ani
44
Cengeng
45
Ara Bakal Berubah
46
Tuan Maafkan Saya
47
Makanya Nikah
48
Dia Adalah Alin
49
Kamu Suka?
50
Bunga?
51
Hadiah
52
Rencana
53
Meminta Bantuan
54
Pertunjukan?
55
Gue Tau Semuanya
56
Untuk Apa Sayang?
57
Setelah Alin Melahirkan
58
Khawatir Kenapa?
59
Teman-teman Mama Leticia
60
Pertanggungjawaban?
61
Belum Siap
62
Aku Harus Bohong
63
Apa Dia Selingkuhanmu?
64
Diam Kalian!
65
Tolong Bantu Tante
66
Boleh Ya Sayang?
67
Melamar
68
Namanya Ardi?
69
Siapa Perempuan Itu?
70
Manja
71
Siapa Tuh?
72
Masa Depan Kita?
73
Ini Buat Kamu
74
Darimana Mas Axel Tau?
75
Mas Axel Bangun!
76
Ada Aku Disini
77
Cantik Kayak Kamu
78
Namanya Alice Neyla Abraham
79
Julian!
80
Dasar Perempuan
81
Temannya Gea
82
Nama Saya Valdo
83
Mas Baru Sadar
84
Nikah Yuk!
85
Calon
86
Kurang Ajar!
87
Pasti Sembuh
88
Ngapain Lo Disini?
89
Mau Mas Temani
90
Kemana Mereka?
91
Tuan Axel Ada?
92
Pesan Mama Leticia
93
Soal Apa Kak?
94
Lancar Gak?
95
Bukan Siapa-siapanya
96
Biar Aku Antar
97
Siapa Yang Cemburu?
98
Marah Kenapa?
99
Aku Nyerah
100
Ada Apa, Jes?
101
Maksud Mama?
102
Sangat Menyenangkan
103
SELESAI
104
Cinta Dalam Diam
105
Terjebak Cinta Mafia
106
Menikahi Kakak Sahabatku
107
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!