Pria yang tak di kenali itu menarik tangan Luna memasuki suatu ruangan. Luna sangat terkejut, dan spontan meronta.
“Apa yang kamu lakukan?” dia menatapnya dan terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria itu.
Pria itu hanya diam menatap Luna.
“Kamu bisu ya?” Luna sudah kesal, tapi pria itu masih saja diam.
“Baiklah, kalau begitu aku harus pergi.”
“Pria yang mengejar mu masih di luar. Kalau kamu keluar sekarang, percuma aku menolong mu.” kata pria itu, tapi tidak menahan Luna sama sekali.
“Terima kasih sudah menolongku, tapi aku sungguh tidak butuh bantuan mu.” tegas Luna, tangannya sudah memegang gagang pintu dan menekannya.
Saat itu juga di luar terdengar suara Mark, tepat di depan pintu. Luna kembali menutup pintu dengan sedikit mengintip. Ponsel Mark bergetar, dia mengangkatnya.
“Baiklah, aku akan segera ke sana.” ucap Mark dalam percakapan telepon, setelahnya dia menelepon Rangga untuk segera ikut dengannya.
Melihat Mark seperti itu, Luna sedikit sakit hati.
Aku memang hanya sebuah alat baginya. Luna mengertakkan gigi.
“Sudah mengintipnya gadis cengeng?” tanya pria itu pada Luna.
“Ternyata kamu bisa bicara juga.” Luna berbalik badan melihatnya.
“Tentu saja, karena aku harus membuatmu untuk mengingatku.” dia tersenyum genit dan sok keren.
Alis Kuna berkerut, “Memangnya kamu siapa? kenapa aku harus mengingatmu?"
“Baiklah, tidak mengapa kamu tidak mengingatnya. Kita bisa mulai dari awal.”
"Hahaha, nda terlalu naif. Sepertinya anda salah orang.” terang Luna sambil menggelengkan kepalanya.
“Aku yakin itu kamu. Gadis cengeng yang aku temui beberapa bulan lalu, tidak disangka adalah Nona Luna Aliester. Akhir-akhir ini kamu sering menjadi berita utama. Ini sangat mengejutkan bukan.” pria itu menatap Luna seraya tersenyum tipis, karena melihat Luna yang sedang berfikir.
“Apa kamu sudah menemukan kucingmu?” tanyanya lagi.
Luna terkejut bukan kepalang, “Kamu? kamu pria yang waktu itu?”
Ya! dia mengingat pria itu.
Ternyata pria itu adalah bos dari segerombolan yang mengejar Mark Rendra beberapa bulan Lalu.
“Haha.. kucing. Iya kucing. Aku sudah menemukannya. Sekarang dia sangat sehat dan menjadi sedikit liar.” jelas Luna dengan kesal.
Luna berucap sambil membayangkan Mark. Waktu itu menolong Mark, dia bilang tidak melihat seseorang, dia hanya mencari kucingnya. Dan sekarang lihatlah, betapa tidak tahu terima kasihnya kucing itu. Liar lagi, huh!
Luna melihat pria di depannya. Sepertinya dia tidak mengetahui bahwa pria yang di carinya waktu itu adalah Mark. Jika dia tahu, Luna tidak bisa membayangkan apa yang akan dia perbuat padanya. Tapi, Luna rasa mereka pasti berhubungan.
Luna tetap pura-pura tidak tahu, dan mencari informasi secara diam-diam. Lebih baik tetap diam dan mencari aman.
“Hah, sepertinya kamu sudah mengingatnya.” Pria itu melangkah mendekati Luna.
Luna tersenyum masam, namun tangannya terlihat memegang erat tasnya. Terlihat sedikit gelisah.
"Lalu bagaimana dengan orang yang kalian cari, apa kalian menemukannya?” tanya Luna dengan polos.
“Kami tidak menemukannya, karena kami tidak melihat wajah pria itu. Jadi akan sangat sulit.”
“Seperti itu." Baiklah, ini sudah terkonfirmasi, " Tuan, di luar sudah aman aku akan segera pergi, terima kasih sudah menolongku.”
“Baiklah, Nona Luna. Tapi, aku rasa mulai dari sekarang kita akan lebih sering bertemu. Kenalkan namaku Roland Rendra. Aku adalah sepupu calon tunangan mu, Mark Rendra.” Roland mengulurkan tangannya.
Luna terkejut, tapi dia berusaha tetap tenang,
“Haha.. begitu. Mark tidak pernah menceritakan keluarganya padaku. Maaf aku tidak mengenalmu.” Dia seolah sangat menyayangkan.
“Tidak masalah, hubungan keluarga kami memang tidak baik. Mark pasti sangat membenci keluarga ku, begitupun keluargaku juga tidak menyukai Mark. Tapi aku tidak pernah membenci Mark sekalipun.” jelas Roland.
“Setiap keluarga mempunyai sisi gelap tersendiri. Apa Mark membencimu?” tanya Luna terdengar bersahabat.
“Aku rasa begitu, dulu dia menghilang tanpa kabar sedikitpun. Ketika melihat berita dia kembali, aku sangat senang. Aku sangat ingin menemuinya, tapi dia selalu menolak. Beruntung kali ini aku bisa bertemu denganmu, Kakak ipar.”
“Hah, apaan? aku bukan kakak iparmu.” jawab Luna tiba-tiba sewot.
“Bagaimana bukan, kamu tunangannya.”
“Ok baiklah, dulu kamu mengejekku dengan memanggilku gadis cengeng, bahkan tadi kamu juga mengatakan hal yang sama. Mana hormatmu pada kakak ipat?” karena tidak bisa dihindari, lebih baik memanfaatkan keadaan.
Ini kesempatan untuk membalasnya, bukan?
“Haha.. maafkan aku. Waktu itu aku tidak tahu kamu ada hubungannya dengan sepupu ku. Tadi aku juga sedang membantu kakak ipar untuk mengingatku.” jelasnya dengan rasa bersalah sambil menggaruk kepala.
“Kali ini aku maafkan, tapi tidak ada lain kali.”
“Oh iya, kenapa kamu tidak menemui Mark saja dan malah menarikku?” tanya Luna serius dengan sorot matanya menyelidik.
Roland menghela napas sedikit berat, dia mengerutkan bibir, lalu berkata, “Aku tahu karekter Mark, dia tidak akan memperdulikan aku nantinya. Jadi ketika menyadari dia mengejar kakak ipar, aku rasa lebih baik menemuimu terlebih dahulu.”
“Apa yang kau inginkan dariku? aku tidak akan membantumu. Lihatlah sepupumu itu, dia berselingkuh dariku.” Luna kembali kesal mengingat ini.
Roland tertawa, “Ternyata kakak ipar sedang cemburu. Percayalah, Mark bukan pria yang seperti itu.” nadanya seolah dia sangat dekat dan mengenal Mark.
Mark, kamu berhutang padaku. Aku sedang membelamu di depan calon tunanganmu.
"Sudahlah, kalian saudara sepupu, jalan pikiran kalian pasti sama. Aku tidak bisa mempercayai kalian. Satu lagi, aku tidak akan membantumu.” Luna memalingkan wajah.
“Kakak ipar..” rengek Roland.
“Kamu itu bukan anak kecil lagi, jangan merengek seperti itu. Aku tetap tidak akan membantumu.” teriak Luna sambil membuka pintu dan menutup dengan keras.
“Kamu sangat kejam Kakak ipar.”
Roland Rendra?! Luna memikirkan ini, pria itu terlihat seperti orang yang berbeda. Saat itu dia telihat kejam, sekarang dia merengek di depannya.
Ah, orang-orang memang sangat susah di tebak. Waktu itu menjengkelkan, sekarang menjadi sangat menjengkelkan.
Memanggilnya kakak ipar? itu sangat menggelikan.
Luna menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang, lalu kembali melanjutkan langkahnya lagi.
Tapi hubungan keluarga Rendra tak sederhana yang terpikirkan. Dia harus tetap mencari tahu.
***
Luna menelepon taxi dan pergi ketempat sahabatnya, Lou Hyena. Dia tidak ingin kembali ke perusahaan. Dia berencana untuk menghindari Mark untuk beberapa saat.
Setibanya di apartemen Lou Hyena, Luna menekan bel.
Lou Hyena Langsung membuka pintu, "Kamu sudah datang Luna, ayo silahkan masuk!” ajak Lou Hyena dengan ramah, "Ada apa tiba-tiba kemari, apa masih membutuhkan camera lainnya?” tanya Hyena.
Luna menendang kaki sahabatnya itu, “Heyy! apa aku sudah tidak boleh berkunjung lagi?" Jelas moodnya tidak baik, baru sampai malah diintrogasi begini.
“Luna! kenapa kau masih suka menendang kaki ku? Kamu bisa menciderainya. Oh kakiku yang berharga.” ucap Hyena dengan kesakitan.
Luna memeluk Hyena, “ Itu hukuman untukmu karena menanyaiku seperti itu.”
“Haha.. kamu memang selalu kejam menghukumku.”
Mereka duduk, namun Luna terlihat murung. Melihat Luna yang seperti itu, Hyena langsung menarik tangan Luna.
“Luna ayo kita masak, kamu lapar tidak?” ajak Hyena dengan semangat.
“Tidak, aku tidak lapar.” Luna seperti tidak bertenaga.
Hyena membalikkan badan membelakangi Luna, “Yah.. padahal aku sangat lapar. Aku ingin makan masakan kita berdua. Apa kamu lupa Luna, dulu kita sering memasak hanya untuk menghilangkan beban pikiran kita. Aku tahu kamu banyak masalah akhir-akhir ini. Tapi tidak menyangka kamu akan selemah ini.” Hyena memasang wajah mengejek.
“Siapa yang lemah, ayo kita masak. Jangan lupa nyalakan lagu favorit kita.” Luna terpancing, sehingga kembali bersemangat.
Hyena mengelus pipi Luna, “Ini baru sahabatku.”
Mereka memasak berbagai makanan dengan di iringi lagu kesukaan mereka dan merekapun ikut bernyanyi dengan heboh.
Suasana ini sudah lama tidak Luna rasakan. Suasana yang tidak karuan tadi berubah jadi hangat dan menyenangkan.
Setelah selesai memasak, mereka menghidangkan semuanya di atas meja. Ayam pedas, semur pedas-manis, dan pangsit rebus.
“Wah.. banyak sekali. Kita memang luar biasa Luna.” ucap Hyena.
“Haha.. kita memang selalu begini.” Luna merangkul Hyena dan mengedipkan matanya.
“Sangat wangi. Cepatlah, aku sudah tidak sabar memakannya.” ajak Hyena, sementara Luna masih sedang menghidangkan sup rumput laut.
"Iya, iya bentar." Luna membawa mangkok sup ke meja. Mereka mulai makan.
Mereka makan dengan lahab sambil bercerita mengingat masa lalu. Ruangan di penuhi dengan gelak tawa. Setelah selesai makan, mereka membersihka meja makan dan dapur.
Di ruang tamu suasana kembali hening. Luna menundukkan kepalanya, jemarinya sibuk menggeser layar ponsel.
“Luna, apa kamu akan menginap?” tanya Hyena.
“Iya.” jawab Luna sambil menganggukkan kepala.
“Baiklah, aku mengerti sekarang. Bolehkah aku bertanya?”
“Boleh, tanyakan saja.”
“Apa kamu sedang menghindari Mark, karena berita tadi pagi. Kamu cemburu?”
“Haha.. untuk apa aku menghindarinya. Kamu telalu banyak berfikir Hyena.” jelas Luna dengan matanya yang masih sibuk memandangi layar ponsel.
“Jangan bohong, aku kenal kamu. Kamu bisa membohongi semua orang, tapi tidak denganku.”
Luna tersenyum. Tangannya berhenti beraktifitas, lalu menatap Hyena.
“Baiklah, aku akan mengatakannya padamu. Aku memang berencana menghindarinya, tapi bukan karena cemburu. Kamu sendiri tahu betapa aku menbencinya. Aku kesini juga ingin minta bantuan mu. Aku ingin semua informasi tentang keluarga Rendra!”
“Hah, untuk apa kamu menyelidiki keluarga Rendra? Bukankah waktu itu kamu bilang dia hanyalah anak yang di buang?” tanya Hyena tampak penasaran.
“Waktu itu aku memang tidak peduli, tapi sekarang ada yang menarik perhatianku. Aku rasa hubungan mereka tidaklah sederhana. Masih ada perang dingin yang bergejolak antara mereka.”
“Luna, jangan bilang kamu…” tanya Hyena dengan sedikit khawatir.
"Benar, aku akan balas dendam. Aku akan benar-benar menghancurkan Mark. Karena dia telah berani menghancurkan raputasiku dan keluargaku.”
“Luna, tapi aku rasa Mark bukanlah orang yang jahat.” Hyena punya pemikirannya sendiri.
“Hyena, kamu berbicara seperti ini karena kamu belum bergaul dengannya. Kamu jangan tertipu dengan wajah tampannya. Dia sungguh pria yang kejam.
Dia selalu mengamcamku dengan menggunakan orang tuaku. Walaupun dia sudah mengizinkanku untuk saling mengirim surat, tapi aku tidak merasa ketenangan apapun. Surat dari ayahku, dia selalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja, mereka sangat sehat, aku tak perlu khawatir. Mereka menyuruhku untuk mematuhi Mark." Luna membuang nafas beratnya. Menundukkan kepala dengan tangan yang memegang erat ponselnya.
"Itu benar-benar sangat melukai hatiku. Aku tidak yakin itu dari orang tua ku. Situasi sudah jelas separah ini, tidak mungkin mereka mengikhlaskanku bertunangan dengan pria berengsek seperti dia. Orang tuaku juga pasti sudah sangat tersiksa di sana.” mata Luna mulai memerah, bibirnya sedikit bergetar.
“Baiklah, aku akan mempercayaimu. Jangan menangis.” Hyena dan memeluk Luna untuk menenangkan sahabatnya itu.
“Aku tidak menangis. Hyena aku juga ingin meminta sesuatu yang lain.” ucap Luna dengan mendongak pada Hyena.
“Katakan. Jika aku bisa aku pasti akan membantumu.”
“Hyena, aku ingin kau membukakan kode ponsel.”
“Apa? Sekarang kamu bahkan sudah lupa dengan kode ponselmu sendiri?” tanya Hyena dengan sangat terkejut.
“Bukan ponselku. Apa kamu masih ingat dengan Ponsel pria tampan yang pernahku ceritakan padamu sebelumnya?"
Hyena mengangguk.
"Ini sudah cukup lama tapi tidak ada kabar. Aku rasa, aku harus membuka kode ponselnya untuk mengambil nomor yang bisa di hubungi.” jelas Luna membohongi Hyena.
Untuk sekarang, dia tidak boleh memberitahu Hyena yang sebenarnya.
“Baiklah. Aku sangat penasaran apakah pria itu lebih tampan dari Mark Rendra sehingga membuatmu sangat ingin menemuinya. Nanti aku akan memberikanmu perangkatnya.”
“Kau memang sahabatku.” Luna kembali menudukkan wajahnya dalam pelukan Hyena.
Lou Hyena merupakan seorang hacker handal dan juga sangat pandai membuat teknologi- teknologi canggih yang dia jual secara legal maupun illegal. Dia ahli menciptakan virus teknologi.
Dia banyak mengenal orang-orang berpengaruh yang membutuhkan keahliannya.
Dia hanya akan bekerja dengan orang yang benar-benar menguntungkannya saja. Meskipun dia hanya tamatan sekolah menengah atas, tapi dengan keahliannya ini, Hyena sudah menghasilkan banyak uang dan hidup dengan mewah.
Dulu Hyena pernah bekerjasama dengan Jiang He berkat Luna. Karena saat itu Jiang He sedang membutuhkan seorang hacker, maka Luna mengundang Hyena ke Prancis dan memperkenalkan Hyena pada Jiang He.
***
Sementara Mark dan Rangga di mobil dalam perjalanan pulang dari perusahaan.
“Bagaimana Rangga, apa kamu sudah mengecek CCTV nya?”
“Sudah Mark, kamu pasti akan terkejut dengan apa yang aku lihat.”
“Katakan, jangan bertele-tele lagi Rangga!”
“Kamu tahu, saat kau mengejar Luna, ternyata Luna bertemu dengan Roland Rendra, sepupumu.”
“Roland Rendra? Kenapa bisa? "
“Kamu lihat saja rekaman CCTV ini.” ujar Rangga sambil memberikan ponsel, “Sepertinya mereka berbincang cukup lama, apa mereka sudah saling kenal?” tanya Rangga.
“Mereka pernah bertemu beberapa waktu lalu. Aku rasa memberitaanku dengan Luna menarik perhatiannya. Baguslah, satu persatu dari mereka sudah mulai menampak diri.” sudut mulut Mark terangkat.
“Setelah itu Luna pergi kemana?” tanya Mark lagi.
“Dia pergi ke tempat temannya. Mark, aku rasa Luna benar-benar marah kali ini.”
“Semarah apapun dia, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa.”
“Sebagai teman, aku ingin menasehatimu, pernahkah kau mendengar pepatah ini? Gigi ular kobra dan ekor pikat sangat beracun, tapi tidak bisa dibandingkan dengan perasaan wanita.”
Mark hanya diam mendengar ucapan Rangga dan suasana menjadi hening.
Sesamapainya di rumah, Mark keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Rangga. Ini tidak seperti biasanya.
Rangga menghela napas. Aku hanya tidak ingin kau menyesalinya kelak. Aku tidak ingin dendammu melukai orang-orang yang tidak bersalah, bisik hati Rangga.
Melihat Mark sudah pulang, bi ina bergegas menghampiri.
“Tuan muda, Nona Luna sampai sekarang belum pulang, dan dia tidak bisa dihubungi. Aku sangat khawatir.”
“Luna akan menginap di tempat temannya, bi Ina tidak perlu cemas lagi.”
“Syukurlah, saya menjadi lebih tanang. Saya sudah menyiapkan air panas untuk Tuan, mandilah dan setelah itu kami akan menghidangkan makan malam.”
“Bi Ina, hari ini aku tidak ikut makan malam. Aku akan mandi dan beristirahat lebih awal.” ucap Mark dan menaiki tangga menuju kamarnya.
“Sepertinya Nona Luna dan Tuan sedang bertengkar. Suasana menjadi semakin dingin, aku harap mereka cepat berdamai.” harap bi ina.
Mark menghidupkan shower dan membasahi kepalanya . Air mengalir dari rambut ke tubuh atletisnya.
“Apa aku benar sudah terlalu menyakiti Luna seperti yang di katakan Rangga?” suara itu terdengar penuh rasa bersalah. Mark masih memikirkan kata-kata yang di ucapkan oleh sahabatnya tadi.
...
Di aparteman, Luna sedang mengawasi camera tersembunyi yang sudah dia pasang, dia mengecek di ruang kerja dan kamar Mark, masih kosong dan rapi.
“Kenapa si berengsek itu belum muncul juga, apa dia tidak pulang lagi dan bersenang-senang denga wanita murahan itu?” gerutu Luna kesal.
Tiba-tiba Mark muncul.
”Aaa... kenapa dia muncul dengan telanjang dada. Hey... kamu sungguh tidak sopan, cepat kenakan bajumu.” Sambil menutup matanya, kemudian dia mengintip lagi.
“Waahh.. dia memang mempunyai bentuk tubuh yang bagus.” puji Luna tanpa sadar.
“Tunggu! apa sekarang aku mengagumi tubuhnya? Luna, apa kamu gila? kamu tidak boleh tergoda dengannya!” Luna memarahi dirinya sendiri.
Hyena yang sedang mandi mendengar suara Luna, langsung keluar.
“Luna kamu kenapa? kenapa berteriak?” tanya Hyena khawatir dengan kepala yang penuh busa.
“Haha... aku tidak apa-apa, aku hanya sedang melihat sebuah vidio yang sedikit membuatku kesal, kamu lanjut sajalah mandi.”
“Video apa yang membuatmu berteriak? Apakah..” Hyena berfikiran kotor.
“Hyena! akalku masih sehat, aku tidak akan melihat hal-hal menjijikkan seperti yang kamu pikirkan.” teriak Luna.
“Haha.. baiklah, kamu lanjutkan saja menontonnya. Aku tidak akan mengganggumu lagi.” dengan nada mengejek dan masih berfikiran kotor.
“Hyena! aku akan bukan wanita seperti itu.” Luna melemparkan majalah ke pintu kamar mandi.
Luna lanjut melihat layar posnselnya.
“Mark Rendra kenapa kau tidak melakukan sesuatu yang berguna untukku.” Luna menyandarkan kepalanya di kepala ranjang dan menghembuskan nafas penuh kekecewaan.
Mark mengambil ponsel.
“Dia mengambil ponselnya, aku harus mendengarkan. Dengan siapa dia berbicara.” Luna bergegas mengambil earphone untuk mendengarkan percakapan Mark ditelepon.
“Dia benar tidak keluar seharian dari apartemen itu?”
“Baiklah, mungkin dia memang akan menginap di sana. Kalian harus mengawasinya, jangan sampai seseorang menyakitinya.”
Itulah yang Luna dengar dari percakapan Mark yang membuat hatinya tertegun.
“Apa dia sedang mengkhawatirkanku? dia bahkan mengirim pengawal untuk menjagaku. Aku tidak tau apa tujuannya datang ke keluargaku. Sebatas uang? Aku rasa tidak. Tapi mengapa harus memperalatku dan dan orang tuaku." tanpa sadar tangan Luna mengepal dengan kuat.
"Aku harus kuat, aku harus tetap pada rencanaku. Aku harus menguatkan diri!” Luna menejamkan matanya, menumpahkan air matanya yang menggantung dan menggigit bibirnya kelu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Gabrielle
semangat, thor
2022-08-15
0
Seny Hasan
semangat Thor cerita novel mu bagus,,
2020-08-06
0
Rose Kanam
sukaaaaa
2020-08-02
0