Mark dan Rangga baru saja sampai di perusahaan, di sana sudah begitu banyak wartawan yang menungggu kedatangan mereka.
Para pengawal menghampiri mobil Mark dan berusaha melindungi Mark dari serangan para wartawan. Begitu Mark keluar, wartawan sudah mengerumuninya dan menanyakan berbagai pertanyaan.
“Bagaimana bisa anda mengambil alih perusahaan keluarga Aliseter, Tuan Mark? wartawan (wartawan 1).
“Kenapa Tuan Aliester pensiun secara tiba-tiba sekali?” (wartawan 2).
“Bagaimana dengan rencana pertunanganan anda dengan Nona Aliester, kapan akan di selenggarakan?” (wartawan 3).
Berbagai pertanyaan lain yang diajukan oleh para wartawan tersebut.
“Beri Tuan muda jalan. Tuan muda tidak akan menjawab pertanyaan apapun dari kalian.” jelas Rangga kepada para wartawan tersebut.
“Benarkah pengambil alihan perusahaan Aliester ada hubungannya dengan perusahaan keluarga Rendra? bagaimana tanggapan anda mengenai ini?” salah satu wartawan lainnya.
Mendengar pertanyaan itu Mark langsung berhenti, dia menoleh dengan tatapan tenang,
“Hal ini tidak ada kaitannya dengan perusahaan keluarga Rendra. Seperti yang kalian tahu, aku sudah lama tidak terlibat dengan perusahaan Rendra. Dan mengenai pertunanganan ku dengan Luna, akan kami selenggarakan dengan secepatnya” jelas Mark, kemudian dia masuk dan para wartawan tersebut di halangi oleh para pengawal agar tidak terus mengejar Mark.
Sementara di ruang rapat sudah berkumpul para pemegang saham yang sudah tidak sabar menunggu untuk mendengar penjelasan dari Mark, dan tentu saja dari mereka ada yang tidak senang dengan pengambil alihan ini.
Ketika Mark masuk mereka sangat berisik.
“Bukankah dia anak yang telah di buang dari keluarga Rendra?” bisik salah satu dari mereka.
“Iya, aku juga pernah mendengar itu. Kenapa dia bisa memasuki keluarga Aliester sekarang? Aku penasaran apa yang telah terjadi?” bisik yang lainnya.
“Mana hormat kalian kepada Tuan muda?” ucap Rangga dengan keras dan kesal.
Mereka semua berdiri dan memberi salam “Selamat datang, Presdir Mark.” sambil menunduk secara bersamaan.
“Silakan duduk.” Mark sangat tenang. Kemudian Mark mulai bicara “ Aku tahu banyak dari Tuan dan Nyonya terkejut serta bingung oleh pemberitaan pagi ini, sehingga kalian sudah tidak sabar ingin menemuiku."
‘’Benar sekali, bagaimana orang asing bisa memasuki perusahaan Aliester?” Tanya seorang pemilik saham yang bernama Stepanus dengan nada mencurigai.
Mendengar ucapan Stepanus yang lainnya ribut.
“Iya, benar. Bagaimana bisa?” Ucap mereka saling bersahutan.
Mark melihat ke arah Stepanus. Dia mengetahui bahwa Stepanus mempunyai saham yang cukup besar di perusahaan keluarga Aliester dan dia juga sedang mengincar posisi Presdir.
Mark hanya tersenyum, kemudian berkata, “ Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Tuan Aliester ingin beristirahat dan ingin jalan-jalan mengelilingi dunia. Makanya dia pengambil keputusan pensiun dini. Lalu saya sebagai calon tunangan Luna, anak semata wayang Tuan Aliester di beri kepercayaan untuk mengelola perusahaan dan menggantikannya sebagai presdir. “ jelas Mark dengan tenang.
“Bagaimana kami bisa mempercayai ini jika hanya mendengar dari mulut anda saja. Anda berasal keluarga Rendra, bisa saja anda mengambil keuntungan untuk perusahaan Rendra dengan ini.” Tanya yang lainnya.
Mendengar itu Stepanus tersenyum puas, karena dia berhasil memprovokasi pemilik saham lainnya.
Rangga datang dengan membawa seseorang masuk. Melihat orang itu para pemilik saham itu kembali ribut.
“Bukankah itu kuasa hukum Tuan Aliester? apa yang dia lakukan disini?”
“Saya Han Lin, kuasa hukum tuan Aliester. Saya ingin memperlihatkan bukti bahwa benar, Tuan Aliester telah mempercayakan Tuan Mark Rendra untuk menggantikannya sebagai Presdir.” jelas Han Lin sebagai kuasa hukum keluarga Aliester dan sambil mengeluarkan bukti.
“Ini surat dan tandatangan asli tuan Aliester. Beliau memberikan 40% sahamnya kepada Tuan Mark dan 15% kepada nona Luna Aliester”.
“Apa? Bagaimana bisa dia memberikan lebih banyak kepada orang lain daripada anaknya sendiri?” Tanya mereka berbisik-bisik.
Kemudian Han Lin lanjut menjelaskan, “Hal ini diputuskan Tuan Aliester, karena Nona Luna belum cukup kompeten untuk mengelola perusahaan. Kita semua tahu Nona Luna belum pernah ikut serta dalam mengurus perusahaan keluarga Aliester”
“Benar juga.” jawab mereka dan menggangguk-angguk.
Mendengar penjelasan tersebut mereka menjadi tenang, tapi tidak dengan Stepanus yang tidak terima bahwa posisi yang sudah lama dia incar di serah kepada orang lain.
“Sial! saya sudah mendekati Aliester dan setia seperti anj!ng peliharaannya, tapi malah menunjuk orang lain untuk menggantikannya.” gerutu Stepanus.
Kemudian Mark kembali berbicara, "Semuanya sudah dijelaskan. Saya akan memastikan bahwa pemberitaan ini tidak akan mempengaruhi perfoma harga saham perusahaan Lixing Group di pasar saham, dan saya akan berusaha untuk lebih meningkatkan keuntungan perusahaan. Mohon kerjasamanya.”
Rapat pemegang saham akhirnya berjalan lancar dan mereka di bubarkan dengan tenang.
Namun, Stepanus yang juga mempunyai posisi yang cukup kuat sebagai wakil direktur tampak sekali tidak puas. Dia berjalan dengan arrogan meninggalkan ruangan itu.
Sekarang hanya Mark Rendra, Han Lin, dan Rangga di ruangan.
“Akhirnya hari ini rencana kita berjalan dengan lancar.” Rangga sangat lega.
“Mark, kamu harus tetap bisa mengendalikan Luna. Jika tidak, posisimu akan terancam. Satu lagi ingat, kamu jangan pernah menyakitinya!” ucap Tuan Han dengan dingin.
“Anda tidqk perlu khawatir tuan Han, persoalan Luna, saya akan mengurusnya.”
Disini tampak jelas meskipun Han Lin berada di pihak Mark dan membelanya, tapi seperti ada perang dingin diantara mereka.
“Haha.. kalian kenapa begini. Lebih baik sekarang kita turun dan memberi penjelasan kepada para wartawan. Mereka sudah menunggu kita.” Rangga sengaja mengalihkan pembicaraan.
Han Lin membereskan berkas-berkasnya dan berjalan duluan, lalu disusul oleh Rangga dan Mark.
Di dalam Lift suasana tetap dingin.
“Begini Tuan Han Tuan Mark, kalian harus tetap terlihat akrab di depan wartawan nanti. Jangan sampai seperti sekarang ini.” ucap Rangga mengingatkan dengan suara canggung.
“Aku tahu, kamu tak perlu mengajariku." Han Lin sangat dingin.
Mendengar tanggapan Han Lin yang dingin itu Rangga sedikit merinding dan semakin canggung.
Sesampainya di luar para wartawan yang sudah lama menunggu langsung mengerumuni mereka. Lalu mulai melempar berbagai pertanyaan. Mark dan Han Lin juga memberikan penjelasan dengan tenang.
Setelah memberikan penjelasan Mark dan Han Lin pergi memasuki mobil mereka masing masing.
“Kita telah melawati hari yang berat ini.” Rangga lega. Sepertinya akhir-akhir ini dia sudah sangat sering menghela napas berat.
“Akan masih ada lagi hari yang lebih berat dari ini, ini baru permulaan." Mark memperingatkan.
“Aku tahu. Lalu sekarang kita pergi kemana?” Rangga melirik Mark di kaca spion tengah.
“Ke rumah, aku penasaran bagaimana tanggapan Luna setelah mengetahui hal ini.” Mark tersenyum licik.
“Apa kamu mengkhawatirkannya?” Tanya Rangga penasaran karena dia tidak melihat ekspresi Mark yang sebenarnya.
“Tidak, aku hanya sedikit kasihan padanya.”
“Rencana pertunanganan ini, menurutmu akankah dia setuju.” Tanya Rangga kembali.
“Mana mungkin. Aku rasa dia akan sangat membenciku.” jelas Mark sambil mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
“Aku rasa juga begitu. Semoga kamu beruntung!” ucap Rangga tak kalah dingin.
***
Sesampainya dirumah, Mark langsung mencari Luna.
“Bi Ina dimana Luna?”
“Nona Luna sedang di taman, Tuan”
“Bagaimana keadaannya?”
“Nona Luna terlihat tenang, dia sama sekali tidak terlihat marah” jelas bi ina.
“Baiklah, saya ingin menemuinya. Tolong bawakan teh untuk kami.” pinta Mark.
“Baik, Tuan”.
***
Di taman Luna sedang mengambil beberapa tangkai bunga mawar sambil bernyanyi kecil.
Mark melihat itu dan dia benar-benar tidak bisa menebak gadis ini. Bagaimana dia setenang ini? Mark kira dia sudah menggila karena marah.
Mark mendekati Luna, menyadari keberadaan Mark yang berdiri di belakangnya. Luna lansung berbicara.
“Bukankah hari ini sangat menyenangkan, Tuan Mark?"
“Aku tidak merasa begitu, hari cukup melelahkan” jawab Mark santai.
Heh, bagaimana dia merasa tidak bersalah begini? Luna semakin benci.
Luna berbalik badan, dan menoleh, “ Kalau begitu mari kita minum segelas teh untuk menenangkan pikiranmu.” sambil berjalan menuju kursi yang ada di taman.
Mark mengikuti Luna yang terlihat tetap terlihat tenang. Dia duduk dan merangkai bunga mawar yang telah di ambilnya dan menaruhnya di vas bunga.
“Kamu tahu arti dari bunga mawar merah ini?" Luna bertanya. Mark hanya diam, lalu dia melanjutkan.
"Bunga ini tidak hanya melambangkan cinta.
Dia terlihat indah, berkelas dan membuat banyak orang yang melihatnya ingin segera memetik dan memilikinya. Tapi, bunga ini memiliki duri yang bisa menyakiti orang yang mengambilnya dengan cara tidak benar. Jadi milikilah dia tanpa menyakitinya, maka dia juga tidak akan menyakiti orang yang memperlakukannya dengan baik.” j
Mark tidak bodoh, dia tahu Kuna sedang menyindirnya secara hiperbolis.
Namun Marka berkata, “Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu ucapkan. Tapi, apakah sekarang kamu berharap aku akan memperlakukanmu dengan baik?” ucap Mark dengan nada menggoda Luna.
Luna tertawa, "Anda terlalu banyak berfikir Tuan Mark. Aku mengatakan ini hanya untuk bergurau.” Luna sangat santai, dia mengambil cangkir teh dan meminumnya perlahan.
Mark juga meminum tehnya dan mulai bertanya tentang berita tadi pagi.
“Luna, apa kamu tidak ada pertanyaan untuku?”
Luna tersenyum, "Aku tidak. Tapi kamulah sepertinya yang ingin mengatakan sesuatu pada ku.”
Mark juga tidak suka berbelit-belit, dia langsung membenarkan dan bertanya, "Berita pagi ini bagaimana menurutmu?”
“Berita yang mana? Terlalu banyak kabar tidak jelas hari ini. Jadi aku tidak mengingatnya.” jawab Luna dengan masa bodoh.
Mark makin tidak tahan dengan respon Luna, "Nona Luna, kamu sepertinya wanita yang tidak bisa di kasih hati sedikitpun. Melihatku datang dengan sedikit rasa bersalah membuatmu lupa dengan posisimu saat ini. Sadarilah, sekarang aku adalah tuanmu.”
Luna tersenyum mendengar nada arogan ini. Ya, Mark Rendra, tetaplah Mark Rendra!
“Kamu akhirnya menunjukkan kembali sifat aslimu, Tuan. Melihatmu lembut seperti tadi membuatku geli. Kamu tidak perlu memakai topeng di hadapanku. Aku tidak suka dengan permainan topengmu.” Luna membalas penghinaan Mark.
Mendengar ucapan Luna, Mark semakin marah, “ Baiklah, akan aku tunjukkan kepadamu betapa berengseknya aku.” Mark mendekatkan wajahnya ke Luna.
Luna memalingkan wajahnya dari Mark. Menahan segala kebencian hingga dia menggigit bibirnya.
“Begini saja tanganmu sudah gemetaran." Mark tertawa. Terdengar sangat mengerikan.
Mark berdiri, “Mengenai pertunangan itu, aku akan mengaturnya. Tiga bulan lagi, kamu bersiap-siap lah.” Dia berjalan melewati Luna.
“Tunggu, aku punya syarat.” ujar Luna.
Mark berhenti, mendengar Luna mengatakan ini, dia tersenyum miring, “Pantaskah kamu bernegosiasi denganku?”
“Aku tidak akan menentang pertunangan ini, dan tidak akan membuat public curiga.” jelas Luna.
“Tidak akan membuat publick curiga? Apa maksudmu?” Mark sedikit tertarik, memangnya dia perlu mengkhawatirkan itu?
“Bukankah ini hanya pertunangan palsu?” Tanya Luna bingung.
Mark tertawa, sebenarnya Mark juga belum memikirkan apakah hanya pertunangan palsu atau tidak. Tapi mendengar ucapan Luna, dia harus tetap menyelamatkan harga dirinya.
“Baiklah, katakan syarat mu!”
“Aku ingin bertemu Papa dan Mamaku.” ucap Luna tegas.
Sudut mata Mark sedikit bergerak, lalu berkata, “Untuk saat ini kamu tidak bisa menemui mereka, tapi aku akan mengizinkanmu untuk saling mengirim surat.”
“Aku mohon, aku ingin melihat mereka apakah baik-baik saja. Anpakah makannya teratur? apakah tidurnya cukup? Papaku memiliki magh akut, dia selalu sibuk dengan pekerjannya sehingga tidak memperhatikan kesehatannya sendiri. Aku ingin merawat mereka.” entah kenapa setelah mengucapkan ini, Luna tidak bisa menahan emosionalnya, matanya secara alami mengeluarkan air mata.
“Maaf, untuk sekarang ini hanya itu yang bisa ku berikan. Kamu jangan mengkhawatirkan mereka. Bukankah aku sudah pernah bilang, selama kamu bersikap patuh, aku akan menjaga mereka dengan baik. Aku adalah orang yang selalu menepati janji." Markberlalu pergi meninggalkan Luna yang sedang menangis.
***
Pada malam hari Mark dan Rangga di ruang kerja, "Aku sudah menemukan petunjuk tentang Jhon, dia sekarang berada di Sidney. Dia menempati sebuah vjilla dengan penjagaan yang sangat ketat. Ada satu hal lagi, kamu pasti akan terkejut ketika mengetahuinya.”
“Apa yang kamu temukan?” tanya Mark penasaran.
“Orang kita menemukan bahwa Jhon melakukan operasi plastik dan mengjubah bentuk wajahnya. Aku rasa dia benar-benar sudah sangat gila.” jelas Rangga, dia menggelengkan kepala. Tidak habis pikir.
Brakkk!
Mark memukul meja karena sangat marah.
“Lalu apa kita mendapatkan foto wajah barunya?”
“ Itu, kita tidak mendapatkannya. Orang kita ketahuan dan sekarang dia pasti di sekap dan disiksa."
“Kirim lagi orang kita untuk mendapatkan wajah baru Jhon. Aku sangat penasaran kenapa dia bertindak sejauh ini. Dia tidak akan pernah lepas dariku meskipun sudah mengubah wajahnya ribuan kali.”
Tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu dan Rangga membukanya.
“Eh, Rangga, ternyata itu kamu. Tadi aku hendak ke kamar, tapi aku mendengar kalian berbincang. Karena Tuan Mark kedatangan tamu, aku pikir aku perlu mengantarkan minuman.” Jelas Luna dan meletakkan 2 cangkir kopi.
“Kalian pasti akan sangat sibuk malam ini, jadi aku membuatkan kalian kopi.” dia sangat ramah dan tersenyum.
“Kamu tidak perlu repot-repot, ini bukan tugasmu. Aku akan meminta pelayan jika aku membutuhkannya.” tegas Mark.
“Haha.. jangan salah paham, Tuan Mark. Aku ke sini juga ingin mengatakan sesuatu padamu.” dia tetap ramah.
“Besok aku akan ikut ke kantor, aku akan jadi asistenmu.”
Mendengar ucapan Luna, Rangga yang sedang minum tersedak.
“Minumlah pelan-pelan, itu panas Rangga.” Luna menasehati.
“Baiklah, aku baik-baik saja.” Rangga sedikit malu dan canggung.
“Syukurlah.” Luna mengeluarkan senyum sunshinenya.
Melihat senyuman Luna, Rangga menjadi gugup dan jantungnya berdebar hebat.
Deg deg deg!
Kenapa Luna tiba-tiba melakukan hal ini padabya. Jika terus seperti ini, dia rasa bisa mati karena serangan jantung mendadak.
Ini tidak baik, dia harus pergi. Rangga tidak ingin menjadi nyamuk diantara mereka.
Mengenai pembicaraan mereka aku akan menanyai Mark besok pagi. Hehe, Rangga masih saja sempat menyimpan niat gosipnya.
“Mark, aku rasa tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, aku akan pulang. Kalian lanjut sajalah.” soraknya dengan semangat dan bergegas pergi.
Kemudian Luna melanjutkan penbicaraannya dengan Mark.
“Aku hanya bosan di rumah. Aku ingin bekerja, tapi aku hanya ingin menjadi asistenmu. Kamu sudah mengumumkan rencana pertunanganan kita, jadi aku harus mengawasimu agar tidak menggoda wanita lain. Aku tidak ingin orang menggosipkanmu, karena aku adalah Luna Aliester. Orang yang bertunangan denganku harus bersih dari gosip. Jika tidak, kamu akan merusak reputasiku. Aku tidak ingin orang menjadi kasihan kepadaku.”
Mendengar penjelasan Luna Mark menaikkan alisnya, "Ternyata calon tunanganku cukup pintar. Tapi tampaknya kamu akan kewalahan mengurus wanita-wanita itu."
Sangat jelas pria ini menyombongkan diri. Luna mencibir di dalam hati.
“Haha.. tidak perlu khawatir, aku akan menyingkirkan mereka satu persatu dengan mudah. Karena kamu sudah setuju, aku akan segera pergi, aku tidak ingin menganggumu.” dia bejalan pergi.
“Bukankah sekarang kamu asistenku? seharusnya kamu menemaniku menyelesaikan berkas-berkas ini."
“Haha.. tuan Mark aku mulai bekerja besok bukan malam ini.” Luna tersenyum masam dan bergegas keluar.
Mark tersenyum menatap Luna yang bergegas pergi, namun perlahan senyum itu memudar.
Sikapnya berubah-ubah, sangat sulit ditebak. Apa yang sedang kamu rencanakan Luna?
Sementara itu Luna yang masih berdiri di depan pintu. Dia mengambil nafas panjang untuk menenangkan diri.
Awalnya dia tidak tertarik dengan perusahaan, dia hanya perlu mendapatkan Papa dan Mamanya kembali. Tapi, untuk menghancurkan Mark, dia harus bertindak.
Dia cukup melebarkan senyum di hadapannya dan bertindak secara diam-diam untuk mengelabuinya. Hah, tidak di sangka dia akan bertindak sejauh ini. Bertindak licik.
“Aku sudah bersusah payah merencanakan ini, aku tidak boleh mundur. Hari ini cukup berat aku harus segera beristirahat. ” Luna berjalan menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Arin
msih blm ada ttik terang...🤔
2022-12-09
0
Aurora
penasaran
2022-08-14
0
Rossi Dahlia
yg operasi plastik itu so ya?
2020-08-22
0