Setelah selesai mandi, Luna keluar dari kamarnya. Dia semakin heran karena semakin banyak penjaga berpakaian rapi di rumah.
Jika dilihat dari penampilan mereka, seperti pengawal professional dengan bayaran tinggi.
Apa aku sekuat itu, sehingga harus di jaga? Atau aku begitu berbahaya dan nakal sehingga harus mengawasi ku?
Luna benar-benar kesal, namun dia tetap tenang berjalan menuju lantai bawah.
“Hahaha.” Luna tertawa keras dengan kesal melihat semua ini.
“Aku rasa dia gadis yang aneh.” kata seorang pengawal pada temannya.
“Diamlah, jangan bicara yang tidak-tidak.” pengawal lain menegaskan.
Luna berjalan menuju meja makan sambil bernyanyi kecil.
“Waaahhh, kenapa hidangannya banyak sekali? apa kita kedatangan tamu?” tanya Luna sambil melihat pelayan yang berdiri di sana.
Benar-benar berbeda dari kondisi biasanya. Semua pelayan berdiri, sekarang dia tidak ubahnya seperti seorang putri kerajaan yang nakal dan selalu mencari masalah, sehingga harus diawasi ketat seperti ini.
“Benar, Nona malam ini kita kedatangan tamu.”
“Dimana tamunya, belum datang?” Luna sangat tenang melihat sekeliling. Dia bertanya, “Bi Ina, kenapa terlalu banyak pengawal malam ini? hanya aku sendiri di rumah, tidak perlu pengamanan yang begitu ketat.”
“Itu, saya tida bisa mengatakannya Nona.” jawab Bi Ina sedikit terbata-bata.
“Selamat malam, Nona Luna Aliester.” suara seorang pria dari belakang Luna.
Mendengar suara itu, semua pelayan langsung menunduk hormat, “Selamat datang tuan muda.”
Kening Luna berkerut, "Tuan muda? Siapa siapa yang datang?” Luna kebingungan dan berbalik badan menoleh pada sumber suara.
"Ka-kamu, kenapa disini?” Luna sangat terkejut, keningnya semakin berkerut.
Tidak percaya dengan apa yang dia lihat, karena pria itu adalah orang yang telah menolongnya 3 bulan lalu. Meskipun tidak melihatnya dengan jelas, tapi Luna yakin itu dia.
Pria itu sangat acuh seolah belum pernah bertemu, atau memang dia tidak mengingat Luna sama sekali.
“Silakan duduk, Nona Luna. Mari kita mulai makan malamnya.”
Benar, pria ini memang tidak mengingatnya. Entah kenapa Luna sedikit kecewa.
Tapi, tunggu!
Luna menatap pria itu, "Maaf sebelumnya, kamu siapa? kenapa bersikap seperti Tuan rumah? seharusnya kamu dengan gelar Tuan muda mu itu malu melakukan hal seperti ini.” sindir Luna tidak senang.
Namun pria itu mengabaikan dan tetap fokus pada makanannya, tentu saja hal itu membuat Luna semakin kesal.
Dia mengabaikan lagi, siapa dia? kenapa tiba-tiba muncul bertepatan dengan perubahan suasana rumah?
Begitu banyak pertanyaan di hati Luna. Dia hanya memperhatikan pria itu makan dengan raut wajah kesal.
“Heh, kau makan seperti b4bi dan juga tuli, lebih baik aku pergi.” Luna berdiri dan hendak kembali ke kamar.
“Kamu duduk dan makanlah. Setelah itu aku akan menjawab semua pertanyaan mu. Gadis bodoh sepertimu pasti tidak paham dengan kondisi saat ini.” nadanya sakartis dan sangat tidak enak didengar.
Gadis bodoh? Saat ini Luna ingin mencekik pria itu. Tangan Luna bergetar menahan kekesalannya.
“Ku tunggu di ruang tamu. Akan ku ajarkan bagaimana seharusnya seorang tamu bersikap.” tidak mau berlama-lama, Luna segera beranjak dari situ.
Pria itu hanya mengerutkan dahi, lalu tersenyum miring.
Menarik juga, heh!
Di ruang tamu, Luna meneteskan air matanya. Dia merasa sakit hati dengan perkataan pria itu. Siapa dia berainya berbicara kasar padanya.
“Kata-katanya begitu tenang dan menusuk. Kenapa aku menangis?” Luna berusaha menenangkan hatinya.
“Aku tidak boleh terlihat lemah di depan pria itu.” dia mengusap air matanya cepat dan mengatur napas.
Lima menit kemudian pria itu datang menghampiri Luna. Dia duduk dengan angkuh di depannya.
“Lihat ini!” pria itu memberikan sebuah berkas kepada Luna.
“Aku tak membutuhkan kertas. Aku hanya ingin mendengar penjelasan atas sikap tidak sopan mu!”
Pria itu tersenyum melihat kekesalan Luna, “Kamu akan paham setelah melihatnya.”
Luna memandang pria itu dan pria itu memberikan isyarat agar luna segera melihat berkas itu.
“Baiklah.”
Luna mengambil cepat dan membacanya dengan teliti. Ekspresi Luna tampak sangat terkejut. Dia melihat pria di depannya dengan tatapan nanar, "Ini apa maksudnya? kamu bohong kan?” suaranya sedikit bergetar dan tangannya yang ikut gemetaran.
“Inilah faktanya, kamu sudah kehilangan segalanya. Perusahaan, rumah bahkan orang tuamu juga meninggalkanmu.” pria itu berucap dengan nada mengejek dan meremehkan.
Mendengar perkataan ini, Luna merasa ada ribuan sengatan listrik di badannya. Dia merasa tidak berdaya dan hancur.
“Papa, Mamaku? Apa yang terjadi dengan mereka? mereka dalam perjalan bisnis, mana mungkin meninggalkanku.” mata luna mulai berkaca-kaca. “Apakah kamu yang melakukan semua ini?"
“Kamu pintar juga. Ya, aku berencana menghancurkan semua keluarga Aliester.” jawab pria itu kejam, “Tapi siapa sangka Tuan Aliester mempunyai seorang putri yang sangat cantik, sehingga aku ingin sedikit bermain denganmu.” dia menyeringai senyum jahat di ujung kalimatnya.
“Bermain denganku?” Luna semakin tidak senang.
“Aku akan mengembalikan semua saham mu, dengan syarat kamu sendiri yang harus mengambilnya, Nona Luna Aliester!”
Luna tertawa mengejek, "Heh, syarat macam apa ini? aku tidak tertarik dengan perusahaan dan aku akan meninggalkan rumah ini sebelum matahari terbit.” Luna beranjak pergi, tidak ingin berlama-lama lahi berhadapan dengan pria angkuh ini.
"Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Nyawa mereka ada di tanganku.” mata pria itu memerah mendengar respon Luna.
Langkah Luna terhenti, dia mencengkram jemarinya yang gemetaran, “Apa yang akan kamu lakukan pada mereka?”
“Itu tergantung kamu. Jika kamu bersedia tetap tinggal dan patuh. Seekor lalat pun tidak akan berani mengganggu mereka. Tapi, jika kamu tidak patuh, tentu saja itu tidak baik untuk mereka.”
Bulir jernih keluar dari mata luna. Tapi dia tetap berusaha tegar. Dia menunduk dan menggenggam tangannya lebih kuat, “Baiklah, akan ku ikuti permainanmu.”
“Bagus. Besok pagi kamu ikut dengan ku ke perusahaan.” terlihat wajah ekspresi kepuasan di wajahnya.
"Oke." Luna berbalik badan dan langsung pergi.
kita bertemu lagi, tapi tak lagi sama. Aku bahkan belum mengetahui siapa namanya.
Luna sudah mendambakan pertemuan dengan pria ini. Tapi siapa sangka bertemu lagi dengan membawa ancaman untuknya. Bahkan dengan menggunakan nyawa kedua orang tua yang sangat ia cintai.
Dimasa ini, aku hanyalah wanita yang menilai secara tergesa-gesa, bertemu secara tidak sengaja, menanam harapan, memupuk kekaguman dan mendambakan pertemuan yang indah. Pada akhirnya menyakiti diri sendiri.
Nb: Kebencian sudah tertanam di hati Luna, siapa yang bisa menebak apa tujuan si pria itu sebenarnya? Mari kita nantikan cerita selanjutnya. Jangan lupa like, komen dan tekan tanda LOVE ya teman-teman, karena itu akan menjadi semangat dan inspirasi bagi author, agar kedepannya bisa lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Aurora
next
2022-08-14
0
💜🐼 𝓔𝔩ĮŽ𝔸bⒺтĦ 🐊🍉
sssttt luna
2020-08-19
0
Rose Kanam
semangat luna
2020-08-02
0