Marcella Masuk Ke Dunia Zaman Dulu

'Ada apa Marcella?' Tanya Michael, Mike, Marcell, Markus dan Martinus dengan serempak.

Ke lima pria tampan tanpa basa basi bertanya karena pasti ada sesuatu dengan Marcella. Hal itu dikarenakan jika ada panggilan keluarga pasti ada masalah terlebih sekarang sudah malam.

'Mobilku diikuti oleh dua mobil berwarna hitam.' Jawab Marcella.

'Apa? Pasang gpsnya, kami akan ke sana.' Pinta ke lima pria tampan.

'Usahakan mengendarai mobil di tempat yang ramai.' Sambung Michael.

'Oke.' Jawab Marcella dengan singkat.

Marcella kemudian mengaktifkan gpsnya sambil masih mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Hingga setengah jam kemudian Marcella melewati jalan yang sepi.

Bersamaan mobil yang ada di belakang mendahului mobil Marcella kemudian berhenti tepat di depan mobil Marcella. Hal itu membuat Marcella menghentikan mobilnya hingga mobil Marcella menabrak mobil yang ada di depannya.

Kepala Marcella terkena stir kemudi membuat kepalanya mengeluarkan darah segar. Di tengah kesadaran Marcella melihat 8 orang keluar dari mobil dengan menggunakan seragam serba hitam termasuk penutup kepala.

Mereka hanya terlihat mulut dan sepasang matanya kemudian Marcella melirik ke arah belakang dengan menggunakan spion mobil di mana mobil yang ada di belakang juga ikut berhenti dan keluar 8 orang pria.

"Total enam belas orang, jika Aku melawan yang ada Aku babak belur atau lebih parahnya mati. Apa yang harus Aku lakukan?" Tanya Marcella dalam hati sambil berpikir.

"Oh ya, kan Aku tahu titik vital jadi Aku gunakan saja jarum akupuntur untuk melawan mereka." Ucap Marcella sambil melihat mereka berjalan ke arah mobilnya.

Marcella keluar dari mobil dan dengan gerakan cepat Marcella mengeluarkan jarum akupuntur yang ada di jari jemari kanan dan kiri.

Para pria satu persatu ambruk sambil berteriak kesakitan hingga menyisakan enam orang. Marcella kemudian melawan para penjahat sambil menahan rasa pusing.

'Daddy, Kak Mike, Kak Marcell, Markus dan Martinus cepatlah datang.' Ucap Marcella penuh harap sambil berusaha menangkis dan menyerang para musuhnya.

Di saat kritis bantuan datang di mana ke lima pria tampan berikut para anak buahnya yang merupakan anggota mafia membantu Marcella.

"Marcella, kamu terluka lebih baik Daddy membawamu ke dokter." Ucap Michael yang melihat kepala Marcella mengeluarkan darah.

"Martinus, jaga Daddy biar kami yang melawan mereka!" Perintah Mike.

"Baik, Kak." Jawab Martinus dengan patuh.

Mike menggendong Marcella sedangkan Martinus berjalan mengikuti langkah Michael sambil berjaga - jaga jika ada musuh yang menyerang mereka.

Sampai di dalam mobil, Martinus mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit di mana Sandra dan Marbella menunggunya.

Sedangkan Gracella pengantin baru dan Melani menjaga ketiga anak kembar mereka dengan di jaga oleh para anggota mafia milik suami mereka.

Mereka saling membantu dan tidak ada satupun yang mengeluh terlebih Gracella yang merupakan pengantin baru.

Sampai di rumah sakit Marcella di bawa ke ugd untuk di periksa di mana dokter Maria yang kebetulan berjaga dan memeriksa keadaan Marcella.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sandra ketika melihat dokter Maria keluar dari pintu ugd.

"Keadaannya baik-baik saja dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." Jawab dokter Maria.

"Syukurlah." Ucap Sandra menghembuskan nafas dengan lega begitu pula dengan Michael dan Martinus.

"Kalau begitu, Aku pamit mau mengecek keadaan pasien lainnya." Ucap dokter Maria.

"Terima kasih." Ucap Sandra.

"Sudah menjadi tugas kami merawat pasien." Ucap dokter Maria sambil tersenyum.

Dokter Maria kemudian pergi meninggalkan mereka bersamaan kedatangan Michael, Mike, Marcell dan Markus.

xxxxxxxx

Seminggu Kemudian

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa pula sudah satu minggu sejak kejadian penyerangan Marcella.

Di mana ternyata para musuh tersebut adalah musuh Michael yang ingin menculik putrinya namun dapat digagalkan oleh Michael dan ke empat putranya

Tidak terasa pula Marcella, dokter Maria, dokter Adrian dan Putri berikut rombongannya berangkat pagi - pagi sekali menuju ke kota tua.

Mereka masing-masing berpamitan dengan sanak keluarganya kecuali Putri karena keluarga Putri tidak ada satupun yang peduli.

"Senang banget ya bisa berpamitan dengan keluarga." Ucap Putri dengan wajah sendu ketika mereka berada di dalam mobil.

"Ssttt ... Jangan sedih. Akukan adikmu walau tidak ada ikatan darah tapi Aku sudah menganggapmu sebagai Kakakku begitu pula dengan keluargaku sudah menganggapmu keluarga." Ucap Marcella sambil menepuk bahu Putri yang kebetulan mereka duduk di belakang pengemudi.

"Apalagi selama bertahun-tahun menemani Kak Gracella dan membantu membesarkan ketiga ponakanku membuatku dan keluarga besarku bersyukur." Sambung Marcella.

"Aku dan keluarga besarku sangat berterima kasih yang terhingga buat Putri dan Maria yang sudah menemani Kak Gracella di saat Kak Gracella terpuruk dan membutuhkan sandaran. Karena itulah keluarga besarku menganggap kalian sebagai bagian dari keluarga." Sambung Marcella lagi.

"Betul apa yang dikatakan Marcella kalau kita adalah keluarga walau kita tidak ada hubungan saudara." Ucap dokter Maria.

"Terima kasih. Aku sangat senang mendengarnya." Jawab Putri sambil tersenyum dan terharu dengan ucapan Marcella dan dokter Maria.

"Bagaimana denganku?" Tanya dokter Adrian yang sejak tadi terdiam mendengarkan mereka mengobrol.

Sambil berbicara dokter Adrian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang dan melirik ke arah samping pengemudi di mana dokter Maria duduk di samping pengemudi.

"Kalau Aku pribadi pasti menganggapmu saudara atau sahabat baikku sama seperti yang Aku rasakan terhadap ke dua Kakakku laki-laki dan ke dua adikku yang laki - laki." Jawab Marcella.

"Kalau Aku, karena Aku tidak punya Kakak laki - laki maka Aku menganggap Kak Adrian sebagai Kakakku." Sambung Putri yang sudah mengenal dokter Adrian beberapa bulan yang lalu.

"Kalau dokter Maria?" Tanya dokter Adrian sambil melirik ke arah samping di mana dokter Maria diam saja.

"Kalau Aku ..." Ucap dokter Maria menggantungkan kalimatnya.

"Menganggap Kak Adrian sebagai kekasihku eh salah kekasih Kak Maria. Benarkan Kak Maria?" Tanya Marcella dengan suara menggoda.

Wajah dokter Maria bersemu merah begitu pula dengan dokter Adrian. Mereka kembali mengobrol hingga pagi hari mereka baru sampai ke kota tua.

Itupun dikarenakan mobil tersebut hanya berhenti karena isi bensin atau numpang mandi di hotel atau di tempat penginapan dan selanjutnya Marcella menggantikan dokter Adrian mengendarai mobil. Karena itulah mereka cepat sampai dibandingkan rombongan lainnya.

"Eh lihat ada goa." Ucap Marcella sambil menunjuk ke arah goa yang tidak begitu jauh dari mobil yang dikendarainya.

"Dari luar bagus banget, sebelum kita pergi ke rumah sakit bagaimana kalau kita ke sana dulu sekalian foto-foto?" Tanya dokter Maria memberikan usulan.

"Bagus juga idemu apalagi rombongan yang lain belum datang." Ucap dokter Adrian.

"Bagaimana dengan Marcella dan Putri?" Tanya dokter Adrian.

"Aku juga setuju." Jawab Marcella dan Putri dengan serempak.

Kemudian Marcella memperlambat mobilnya lalu berhenti tepat di depan pintu goa. Tanpa ada rasa curiga sedikitpun mereka masuk ke dalam goa tersebut namun sebelumnya mereka foto-foto terlebih dahulu.

"Ruangannya gelap jadi perlu senter." Ucap Marcella sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya.

Marcella menyalakan senter dari ponselnya begitu pula dengan dokter Maria sedangkan dokter Adrian tidak dengan alasan berjaga-jaga jika ponsel milik Marcella dan dokter Maria mati atau kehabisan daya.

Mereka setuju membuat Putri tidak jadi menyalakan senter lewat ponselnya. Mereka berjalan mengelilingi ruangan tersebut di mana banyak gambar-gambar yang sangat indah dan siapapun akan takjub jika melihatnya.

"Lihat di ruangan itu terang benderang, kita ke sana yuk." Ajak Marcella.

"Siapa tahu ada harta karun." Celetuk dokter Maria.

"Ish .... Ish ... Kak Maria kok jadi matre." Ucap Marcella usil.

"Sudah kaya juga." Sambung Putri.

"Hartaku sangat banyak jika kita menikah semuanya akan Aku berikan padamu." Ucap dokter Adrian.

"Aku bukan gadis mata duitan. Aku ingin bilang kalau ternyata harta karun maka kita bawa semua harta karunnya lalu memberikan semuanya ke orang - orang yang membutuhkan." Jawab dokter Maria menjelaskan tanpa ada perasaan marah atau tersinggung.

"Hehehehe ... Kita tahu kok." Ucap mereka dengan serempak.

Dokter Maria hanya tersenyum dan dirinya sangat bersyukur karena mempunyai sahabat seperti saudara walau tidak ada hubungan darah. Musuh gampang di cari tapi sahabat yang sangat tulus dengan kita itu yang sangat sulit di cari.

"Kita masuk yuk." Ajak Marcella.

"Ayuk." Jawab mereka dengan serempak.

Mereka berempat masuk ke dalam goa yang bersinar terang membuat Marcella dan dokter Maria mematikan senternya.

Ketika mereka berempat masuk ke dalam sinar terang tersebut membuat mereka memejamkan matanya karena sangat silau.

"Selamat datang di jaman kerajaan di mana kalian masuk ke dalam drama dengan judul : Putri Marcella dan Putra Mahkota."

"Di mana dokter Marcella menjadi Putri Marcella sedangkan dokter Adrian memerankan menjadi dokter pribadi Putra Mahkota sedangkan dokter Maria dan Putri menjadi pengawal sekaligus pelayan Putri Marcella."

"Siapa kamu!" Teriak dokter Adrian sambil mencari sumber suara begitu pula dengan Marcella, dokter Maria dan Putri.

"Aku adalah Aku di mana kalian tidak mungkin bisa melihatku karena Aku tidak berwujud."

"Kenapa judul drama : Putri Marcella dan Putra Mahkota sama seperti yang Aku tonton bersama Kak Melani dan Kak Gracella? Apakah memang sama?" Tanya Putri Marcella dengan wajah terkejut.

"Betul sekali apa yang barusan dokter Marcella tonton waktu itu adalah sama."

"Ingatan tentang masa lalu dan masa sekarang sengaja tidak Aku hilangkan karena dokter Marcella sudah tahu jalan ceritanya kecuali dokter Adrian, dokter Maria dan Putri karena mereka bertiga tidak menontonnya."

"Bagaimana caranya agar Aku dan ketiga sahabatku bisa kembali ke dunia nyata?" Tanya Marcella.

"Setelah misi selesai maka dokter Marcella dan ke tiga sahabatnya bisa kembali ke dunia nyata."

"Apakah ingatan masa laluku dan masa sekarang bisa Aku ingat begitu pula dengan ketiga sahabatku?" Tanya Marcella.

"Tentu saja ingat hanya saja ingatan yang terjadi di drama menghilang karena ini merupakan rahasiaku agar tidak dibocorkan oleh orang lain."

"Tugas dokter Marcella adalah merubah takdir agar tidak terbunuh oleh Pangeran Ke 2 dan menikah dengan Putra Mahkota."

"Ada yang ditanyakan lagi?"

"Tidak ada." Jawab Marcella yang sudah tahu jalan ceritanya dan apa yang harus dilakukannya.

"Ingat apa yang tadi barusan Aku katakan."

Tanpa menunggu jawaban dari Marcella, Marcella, dokter Adrian, dokter Maria dan Putri langsung terlempar ke dunia masa lalu.

Di mana Putri Marcella menjadi Putri Marcella dan untuk dokter Adrian menjadi dokter pribadi Putra Mahkota. Sedangkan dokter Maria dan Putri menjadi pengawal sekaligus pelayan Putri Marcella.

Pakaian modern mereka langsung berubah menjadi pakaian kerajaan masa lalu dan mereka tidak ingat apa yang terjadi barusan kecuali Marcella.

Kini Marcella berganti nama menjadi Putri Marcella di mana Pangeran Ke 2 ingin sekali menikah dengan Putri Marcella agar keinginannya menjadi Raja tercapai walau dengan cara licik.

Terpopuler

Comments

Lydia

Lydia

Lanjut Author... terima kasih

2024-04-07

0

Sumawita

Sumawita

Semoga Marcella dan yg lainnya bisa menyelesaikan misi nya

2024-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!