10 Cambukan

"Cukup. Apa yang dikatakan Pangeran Ke 2 ada benarnya tapi hukuman kurungan selama sebulan di dalam rumah terlalu ringan maka hukumannya berubah menjadi masing - masing sepuluh cambukan." Ucap Kaisar dengan nada tegas.

"Bawa mereka berdua!"Perintah Kaisar.

"Yang Mulia Kaisar, ampuni kami." Mohon keduanya dengan serempak ketika keduanya di seret oleh dua pelayan.

'Ini baru langkah awal hukuman untuk kalian.' Ucap Putri Marcella dalam hati.

Putri Marcella menatap ke arah Putra Mahkota yang ternyata juga menatap dirinya.

'Putra Mahkota dan Putri Marcella dikehidupan sebelumnya sangat menderita hingga akhirnya mati dengan cara mengenaskan. Tapi sekarang Aku tidak akan pernah mengulangi kekalahan yang sama seperti kehidupan kalian sebelumnya karena Aku akan membantu pemilik tubuh dan Putra Mahkota hidup bahagia.' Ucap Putri Marcella dalam hati.

Setelah itu Kaisar membubarkan mereka dan mereka kembali ke tempat kediaman masing - masing. Begitu pula dengan Putri Marcella di mana Putri Marcella menceritakan apa yang sudah terjadi.

Orang tua Marcella yang mengetahui kalau putri angkatnya dan pelayannya bekerja sama membuat mereka tinggal di suruh tinggal di rumah yang paling ujung dan tidak layak di huni.

Mereka sebenarnya ingin mengusirnya namun mengingat kebaikan Ayahnya Putri Lia membuat mereka tidak tega melakukannya.

Putri Lia dan Bibi Liana tidur tengkurap sambil berteriak kesakitan karena punggung mereka terkena cambukkan. Hingga datang Pangeran Ke 2 berjalan ke arah mereka dengan wajah angkuhnya.

"Pangeran Ke 2, punggungku sangat sakit akibat Kakak Pertamaku memfitnahku bahkan Aku dan Bibi di usir dan tinggal di tempat ini." Ucap Putri Lia dengan wajah menahan rasa sakit.

"Putri Lia, Aku tahu kalau kamu sangat menderita jadi Aku bawakan krim penghilang rasa sakit." Ucap Pangeran Ke 2 sambil mengeluarkan botol kecil berisi obat.

"Krim ini sangat bagus yang di buat khusus untukku dan sekarang Aku berikan padamu." Sambung Pangeran Ke 2 sambil memberikan botol tersebut.

"Terima kasih, Pangeran Ke 2." Jawab Putri Lia sambil menerima obat tersebut.

"Pastikan tubuhmu pulih seperti semula." Ucap Pangeran Ke 2.

"Baik. Pangeran Ke 2, Putri Lia sudah menyinggung Putri Pertama membuat identitasku menjadi jelek dan Aku khawatir kalau Aku tidak layak untuk Pangeran Ke 2." Ucap Putri Lia.

"Putri Lia, apakah kamu tidak mengerti kalau Aku lebih mencintaimu dari pada Putri Marcella." Jawab Pangeran Ke 2 sambil berdiri.

"Hanya saja Aku tidak habis pikir kalau kita berdua sudah membuat rencana yang sangat sempurna tapi kenapa Putri Marcella mendapatkan lukisan yang asli? Hingga kamu dan Bibi Liana mendapatkan hukuman." Ucap Pangeran Ke 2 sambil menatap ke arah Putri Lia.

"Putri Lia juga tidak tahu. Di tangan Putri Lia sudah jelas adalah lukisan asli tapi tidak tahu kenapa lukisannya bisa tertukar." Ucap Putri Lia dengan wajah bingung.

"Aku merasa kalau Putri Marcella tidak seperti biasanya dan Aku kuatir kalau Putri Marcella mendapatkan pengaruh buruk dari Kakak pertamaku." Ucap Pangeran Ke 2.

"Kenapa Pangeran Ke 2 berbicara seperti itu?" Tanya Putri Lia.

"Karena tadi Putri Marcella menatapku dengan penuh kebencian dan menentangku ketika Aku meminta Ayah agar kalian tidak di hukum cambuk jadi Aku merasa kalau Kakak pertamaku mempengaruhi Putri Marcella agar melawan kita." Jawab Pangeran Ke 2.

"Apakah mungkin Putra Mahkota menyukai Putri Marcella?" Tanya Putri Lia.

"Mungkin iya, mungkin juga tidak." Jawab Pangeran Ke 2.

"Maksudnya?" Tanya Putri Lia.

"Bisa saja mendekati Putri Marcella hanya ingin meminta bantuannya mengingat Ayahnya seorang perdana mentri yang sangat berpengaruh agar Kakak Pertama bisa menjadi Kaisar berikutnya." Jawab Pangeran Ke 2.

"Apa yang akan Pangeran Ke 2 lakukan?" Tanya Putri Lia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***