Dua mobil hitam

"Karena Aku tidak bisa melihatmu dan keluargamu terluka." Jawab Putra Mahkota.

"Itu semua salahku karena Akulah yang tidak mengenal orang dengan jelas." Ucap Putri Marcella dengan wajah amat bersalah.

"Kalian benar-benar mempunyai hubungan yang sangat mendalam dan itu membuatku sangat jijik. Namun sayang cinta kalian sebentar lagi berakhir karena pada akhirnya, Akulah yang menang." Ucap Pangeran Ke 2 kemudian menusuk perut Putra Mahkota dengan menggunakan pedangnya.

Putra Mahkota menahan rasa sakit ketika pedang tersebut menembus perutnya sambil memegangi perutnya dan menatap ke arah Adiknya yang bernama Pangeran Ke 2.

Selesai melakukan hal itu Pangeran Ke 2 tertawa jahat begitu pula adik angkatnya Putri Marcella ketika melihat tubuh Putra Mahkota kejang-kejang.

Hal itu membuat Putri Marcella menahan tubuh Putra Mahkota agar tidak ambruk sambil menangis. Putri Marcella sangat menyesal karena pria yang dikhianatinya malah rela mempertaruhkan nyawa untuk dirinya sedangkan pria yang sangat tulus dicintainya tega membunuh keluarganya.

"Putra Mahkota bertahanlah." Mohon Putri Marcella sambil menangis.

"Pangeran Ke 2, apa yang kamu lakukan padanya? Putra Mahkota adalah Kakakmu." Sambung Putri Marcella.

"Putra Mahkota memilik prestasi yang luar biasa dalam pertempuran dan mempunyai reputasi yang sangat tinggi di kalangan masyarakat. Bagaimana mungkin Aku tidak waspada terhadap Kakak." Ucap Pangeran Ke 2 sambil menatap ke arah Putra Mahkota dengan tatapan membunuh.

"Aku mohon jangan sakiti Putra Mahkota, Aku akan mengobati Putra Mahkota hingga sembuh setelah itu Aku mau melakukan apapun asalkan Putra Mahkota tidak disakiti." Mohon Putri Marcella sambil masih memeluk Putra Mahkota di mana mulut, wajah dan perutnya mengeluarkan darah segar.

"Aku tidak bisa karena kalian semua akan mati hari ini agar suatu hari tidak menjadi batu sandunganku." Ucap Pangeran Ke 2.

"Pangeran Ke 2, Aku mohon bebaskan Putra Mahkota." Mohon Putri Marcella tanpa mempedulikan ucapan Pangeran Ke 2.

"Apakah kamu tidak mendengar apa yang tadi barusan Aku katakan? Kalian berdua harus mati di tanganku." Ucap Pangeran Ke 2 dengan nada sombong.

"Putra Mahkota, kenapa kamu begitu bodoh?" Tanya Putri Marcella sambil menatap Putra Mahkota.

"Aku melakukan ini semua dengan sukarela karena Aku mencintaimu dengan sangat tulus walau kamu mengkhianatiku." Jawab Putra Mahkota.

Selesai mengatakan hal itu Putra Mahkota menghembuskan nafas terakhirnya membuat Putri Marcella menepuk-nepuk pipi Putra Mahkota sambil memanggil - manggil namanya.

"Putra Mahkota, Aku mohon bangunlah ... Aku tidak bisa melihatmu pergi meninggalkan Aku." Mohon Putri Marcella.

Putra Mahkota hanya diam karena sudah meninggal dunia hal itu membuat Putri Marcella meletakkan perlahan tubuh Putra Mahkota.

"Sekarang kamu harus bunuh diri menyusul keluargamu dan kekasihmu yang sangat tulus mencintaimu tetapi kamu mengkhianatinya." Ucap Pangeran Ke 2 dengan nada dingin kemudian melempar pedangnya ke arah Putri Marcella.

Putri Marcella mengambil pedang tersebut dengan tangan gemetar kemudian mengarahkan pedangnya ke arah lehernya.

"Pangeran Ke 2 jika seandainya saja Aku diberikan kesempatan kedua maka Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." Ucap Putri Marcella sambil menatap Pangeran Ke 2 dengan tatapan penuh kecewa dan amarah dalam waktu bersamaan.

Selesai mengatakan hal itu Putri Marcella menarik pedangnya ke lehernya hingga darah segar keluar dari lehernya. Putri Marcella jatuh dan menimpa jasad Putra Mahkota dan tidak berapa lama Putri Marcella meninggal dunia.

Pangeran Ke 2 dan Adik angkat Putri Marcella tertawa jahat melihat kematian mereka tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Hanya demi ingin menjadi Raja, Pangeran Ke 2 tega membunuh Kakaknya dan juga membunuh Putri Marcella yang sangat tulus mencintainya.

Cerita drama pun selesai karena pemeran utama pria dan pemeran utama wanita meninggal dunia secara tragis. Hal itu membuat Marcella, Melani dan Gracella memarahi Putri Marcella.

"Dasar Putri Marcella bodoh, seharusnya bisa tahu kalau Pangeran Ke 2 itu sangat jahat dengan menyuruhnya menjadi mata - mata Putra Mahkota." Omel Melani.

"Betul, apalagi jelas-jelas adik angkatnya beberapa kali menjebaknya masa tidak tahu? Apalagi Pangeran Ke 2, hanya karena mendapatkan perhatian dengan memberikan bermacam - macam hadiah bersedia di suruh membocorkan rahasia Putra Mahkota." Sambung Gracella mengomeli Putri Mahkota.

"Jika Aku masuk ke drama itu, Aku bunuh Pangeran Ke 2 dan Adik angkatnya. Nama boleh sama tapi Putri Marcella lebih bodoh dan tidak bisa membedakan mana orang berpura baik dan mana orang yang tulus." Sambung Marcella yang juga mengomeli Putri Marcella.

"Kenapa kalian bertiga pada marah - marah?" Tanya Mike dan Marcell dengan serempak sambil berjalan ke arah mereka.

"Sayang, Aku kesal dengan Putri Marcella." Jawab Melani sambil berdiri dan memeluk pinggang suaminya.

"Aku juga sama." Jawab Gracella yang juga memeluk pinggang suaminya.

"Marah sama Marcella? Memangnya Marcella salah apa?" Tanya Mike dengan wajah bingung begitu pula dengan Marcell sambil membalas pelukan istrinya.

"Marcella, kamu apain Kakak iparmu?" Tanya Marcell sambil menaikkan salah satu alis matanya.

"Aish ... Kakak ... Kami bertiga memarahi Putri Marcella yang ada di layar itu." Ucap Marcella sambil menunjuk ke arah layar lebar.

Mike dan Marcell menatap ke arah yang di tunjuk Marcella di mana Putra Mahkota dan Putri Marcella meninggal dunia dengan cara mengenaskan.

"Pffttttt..." Tawa Mike dan Marcell dengan serempak.

"Kenapa pada tertawa?"Tanya Melani, Gracella dan Marcella dengan serempak sambil menampilkan wajahnya yang kesal karena ditertawakan Mike dan Marcell.

"Habis kalian lucu, itukan cuman drama. Jadi buat apa kalian mesti marah - marah." Ucap Mike sambil masih tersenyum begitu pula dengan Marcell.

"Eh tunggu, kenapa wajahnya mirip Tuan Jonathan?" Tanya Marcell.

Marcell tanpa sengaja melihat di layar besar tersebut ada nama - nama pemain berikut fotonya dan salah satu nama pemain yang menjadi Putra Mahkota sangat mirip dengan wajah Jonathan rekan bisnisnya.

Mike yang penasaran ikut menatap ke arah layar namun gambarnya sudah di ganti gambar berikut namanya yang menjadi pemeran pendukung.

Karena penasaran Marcella menekan tombol agar bisa melihat dengan jelas apa benar yang dikatakan Kakak kembarnya. Mata Mike dan Marcella membulat sempurna ketika melihat wajah Jonathan sangat mirip dengan Putra Mahkota.

"Mungkin kebetulan saja wajahnya sama karena tidak mungkin Tuan Jonathan menjadi pemain drama." Ucap Mike dengan nada yakin.

"Kenapa Kak Mike merasa yakin?" Tanya Marcella sambil masih memandangi wajah tampan pemain Putra Mahkota.

"Karena Tuan Jonathan melakukan kerja sama dengan Kak Mike dan juga dengan Kakak jadi mana mungkin kalau Tuan Jonathan menjadi pemain drama." Jawab Marcell.

"Sudahlah jangan dipikirkan, itukan hanya drama bukan cerita nyata." Ucap Mike.

"Betul sekali." Jawab Marcell.

"Oh ya Kakak pamit mau pulang." Pamit Mike.

"Aku juga mau pamit karena hari ini Aku ada janji mau pergi ke mall bersama teman - temanku." Sambung Marcella.

"Oke, hati - hati di jalan." Ucap Gracella.

Kemudian mereka cipika cipiki setelah selesai mereka berjalan ke arah garasi mobil. Marcella duduk di kursi pengemudi begitu pula dengan Mike yang juga duduk di kursi mobil satunya lagi.

Kemudian mereka pergi meninggalkan mansion milik Marcell ke tempat tujuan berbeda di mana Mike bersama istrinya dan ke tiga anak kembarnya kembali ke mansion

Sedangkan Marcella pergi ke mall.

"Seandainya Aku bisa masuk ke dalam drama, Aku akan merubah nasib Putri Marcella agar mencintai Putra Mahkota. Terlebih Putra Mahkota sangat mirip dengan Kak Jonathan." Ucap Marcella.

"Kok Aku sangat merindukannya? Padahal kami baru bertemu." Sambung Marcella.

Marcella menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil masih mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke arah mall.

Tanpa sepengetahuan Marcella dua mobil hitam mengikuti mobil Marcella hingga beberapa saat Marcella tersadar kemudian langsung mengambil ponsel untuk menghubungi keluarganya lewat telepon keluarga.

Di mana sekali tekan maka keluarga besarnya langsung terhubung secara otomatis. Sambil menunggu jawaban Marcella sesekali melirik ke arah spion dan berusaha bersikap tenang sesuai yang diajarkan Ayahnya yang bernama Michael.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!