mencoba kabur dari Alona

"Lu jangan salah paham dulu, Bob. Bukan begitu kenyataannya?"

"Terus, kalo bukan masalah jaket, kenapa coba si pembuat onar nyariin elu sampai ke sini?"

"Soal itu, gue susah buat jelasinnya!"

"Ah, lu bohong kan sama gue? Bilang aja lu mau jebak gue! Mang salah apa sih gue sama lu?"

"Wah, lu bener-bener salah paham, Bob. Gue sama sekali gak pernah ngejebak elo. Dan soal jaket loe, itu gak sengaja gue kasih ke dia!"

"Ya udah, kalo gitu cepat lu jelasin ke gue. Biar gue gak salah paham!"

"Oke!"

"Jadi gimana ceritanya jaket gue bisa ada di dia!"

"Jadi gini, kemarin itu ...."

Tok tok tok! "Permisi!"

Seketika ucapan Arya terhenti saat tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, sedetik kemudian masuk seorang perawat dengan senyum ramah. Membuat netra Arya dan Boby terfokus ke arah benda buram yang langsung tertutup secara otomatis.

"Maaf, ada seseorang yang ingin menemui Anda, Pak!" ungkapnya.

Sedetik, kedua pria itu saling pandang. Kaget mendengar ucapan sang perawat.

"Orang yang ingin bertemu? siapa, Sus?" tanya Boby sedikit tergesa.

"Saya kurang tahu, tapi dia seorang perempuan."

"Loh, Sus. Kan sudah saya bilang, jangan biarkan gadis itu masuk. Apa kalian belum paham?" hardik Arya berusaha mengingatkan pesan yang ia sampaikan sebelumnya.

"Ta-tapi ... dia bukan si pasien gila kok, Pak!"

"Maksudnya?"

"Katanya, dia datang bersama Pak Boby! Dan sekarang sedang mencari Pak Boby." ungkap si perawat.

"Astaga!" Mendadak Boby menepuk jidat. "Gue lupa, tadi gue ke sini bareng Jesica! Sory, Ar. Gue balik dulu!"

"Tu-tunggu, Bob! Jangan main pergi aja!"

"Mang kenapa?"

"Jadi, yang di luar itu Jesica? Kenapa gak disuruh masuk aja!"

"Eleeh! Buat apa?"

"Ya buat ketemu sama gue, kali aja dia kangen!"

"Hueeekk! Muntah gue dengernya!"

"Ihh, jahat amat lu ngomongnya!"

"Biarin! Ueee!" ledeknya. "Lagian ya, dia kesini tuh karena mau jenguk temennya? Bukan kangen sama elo!"

"Temennya? Siapa?"

"Mana gue tau!"

"Lu gak nanya?"

"Kagak!"

Sedetik Arya terdiam. 'Apa mungkin, teman yang dia maksud adalah Alona?' gumamnya.

"Lu kenapa diam?" tanya Boby heran.

"Gakpapa!"

"Jadi suruh dia masuk gak nih?"

"Jadi dong!"

"Oke, bentar ya, gue ke depan!"

"Yaa, buruan sono!"

"Iyee, sabar dikit, napa?" jawabnya yang kemudian menghilang di balik pintu kaca bernuansa buram.

Sudah beberapa menit Arya menunggu. Masih belum ada tanda-tanda kehadiran sang gadis pujaan bersama Boby ke dalam ruang tempat Arya di rawat.

"Apa mungkin Boby ngebohongin gue! Katanya mau ngajak Jesica masuk!" gumam sang CEO.

"Atau jangan-jangan, mereka sudah pulang?! Ah! Baiknya gue intip aja!"

Perlahan Arya beringsut dari ranjang stainlees, berjinjit agar pengintaian tak tertangkap basah oleh sang asisten pembawa malaikat pujaan hatinya.

Arya membuka ujung pintu mencari celah untuk dapat mengintai. Dengan sangat hati-hati agak tak menimbulkan suara derit.

Dipicingkannya sebelah mata, lebih fokus jika mengintai dengan mata sebelah tertutup.

Sedetik tak ada pandangan yang menarik. Tak terpantau wajah manis sang idaman hati.

"Tuh, kan! Udah gue duga! Dia pasti sudah pulang! Dasar kucrut! Awas aja loe, beraninya lu bohongin gue!" gumamnya.

Namun, baru selangkah Arya mengangkat betis, dengan niat kembali berhiatus di atas matras, mendadak suara bising kembali terdengar dari luar ruangan. Kali ini, semua suara yang berbicara terdengar familiar.

Semakin lama, langkah mereka semakin dekat, semakin jelas pula terdengar percakapan para insan itu.

Berkat dorongan batin, Arya pun mutuskan untuk melekatkan telinga pada daun pintu. Mencoba menguping perbincangan mereka.

"Ihh! Emang kenapa sih gue gak boleh ikut!" ungkap seorang wanita yang terdengar seperti suara milik si pembuat onar.

"Sekali gue bilang gak boleh, ya gak boleh!" Kali ini terdengar jelas suara Boby.

"Iyaa, emang kenapa gak boleh! Gue aja lu bolehin kok ketemu sama teman loe!" Suara ketiga terdengar seperti sang pujaan hati. Alias Jesica. Seketika jantung Arya terasa berdebar kencang. Antara bahagia dan panik.

"Bu-bukan gitu! Ini tuh permintaan dari teman gue!" tutur Boby.

"Aneh! Kalau memang teman loe gak mau dibesuk sama orang asing! Kenapa Jesica boleh?" tukas si pembuat onar.

"Duuh, Alonaa! Lu bisa pahami kondisinya gak sih!"

"Gak! Gue emang gak bisa pahamin! Terus kenapa? Lu mau apa?"

"Buseet! Lu jadi cewek ngeyel banget ya!"

"Eh! Enak banget ngatain gue ngeyel!"

Sedetik Boby terdiam. Terdengar suara gemertak gigi dari rongga mulutnya yang berusaha menahan emosi. Diiringi tatapan tajam setajam cukuran jenggot.

"Emang kenapa sih lu pengen banget ketemu sama teman gue? Kenal aja kagak!" ungkapnya.

"Ya, siapa tau aja, teman lu itu, cowok penyelamat yang gue cari-cari!"

"Penyelamat apaan?!"

"Ya kan kali aja! Lagian, gimana gue bisa tau, kenal apa kagaknya sama temen loe! Ketemu aja gak boleh!"

"Ya karena, sudah pasti lu gak kenal sama dia! Makanya gak dibolehin," tukas Boby yang tampak semakin geram.

"Ahh! Bohong lu! Minggir! Gue mau ikutan jenguk temen lu!"

"Ehh ehh apaan sih loe, kalo gak dibolehin jangan maksa dong!" Boby merentangkan tangan, berusaha menghalangi jalan Alona.

Mendengar sekaligus melihat percakapan ketiga insan dari luar ruangan, seketika urat nadi Arya melemah. Bibirnya bergetar akibat menahan rasa sedih yang teramat menusuk.

"Oh God! Why? Whyyy??" ungkap Arya sambil menengadahkan tangan dengan wajah melas. Disertai tangis yang dibuat-buat. "Kenapa harus si pembuat onar lagi yang gue temuin! Kenapaaa?" rengeknya tersedu.

"Kenapa dia harus jadi temannya wanita pujaan gue!" Arya meringis. Menyandarkan punggung pada pintu kaca otomatis.

Sedetik kemudian ia terkejut saat mendengar ketukan dari kaca yang ia sandari.

Arya bangkit. Panik. Diedarkannya pandangan ke sekitar, tak tahu di mana harus bersembunyi.

Kembali ketukan itu terdengar. Kali ini disertai ucapan salam dari sang pengetuk.

"Permisiii!"

Seketika Arya berlari dan langsung menghamburkan diri di atas matras. Berbaring dengan posisi telungkup. Menarik selimut dan menutup seluruh tubuh tanpa tersisa.

Krieeet! Pintu terbuka.

Seseorang wanita berhasil menerobos masuk. Namun, tak terdengar suara bising seperti saat Arya mengintip area luar ruangan.

Hal itu membuat Arya sedikit penasaran, disibaknya selimut dan berhasil menampakkan sebagian wajahnya.

"Bima, apa benar itu elo?" tanya si wanita.

Menyadari yang berbicara padanya adalah Jesica, kembali Arya menutup wajahnya di balik selimut.

Seketika, debaran yang sempat terpompa kencang dalam dada Arya tak lagi terdengar. Bahkan, kali ini seakan berhenti total, hingga denyut pun hampir tak dapat Arya rasakan.

"Bernapas Arya, bernapas!" gumam Arya dari balik selimut.

"Bima?" panggilnya lagi.

Masih sama. Arya masih bungkam.

"Oh, maaf, mungkin saya salah masuk kamar!" ungkap si wanita. Lalu terdengar suara langkah kaki yang beranjak pergi.

"Tu-tunggu!" panggil Arya dan berhasil menghentikan langkah sang wanita. Dipalingkannya pandangan. Tampak seorang pria tengah duduk di ranjang dengan selang infus yang sudah tak terpasang.

"Jadi bener, lu Bima??" Raut cemas terpancar dari wajah Jesica. "Lu kok bisa babak belur begini?" ucapnya, yang langsung menghampiri sang CEO.

"Eh, iya! Itu ... kemarin gue kena apes!" sahut Arya sambil menggaruk bagian belakang kepala. Dengan wajah yang merah, semerah buah jambu.

"Astaga! Kok bisa sampai lebam begini?" tutur Jesica dan langsung membelai jidat Arya yang tertutup perban. "Ini beneran luka?" tanyanya tak percaya. Membuat napas Arya kembali tertahan. Dengan susah payah ia menelan saliva.

Glek!

"Ahaha, Iya Jes, beneran. Lu gak percaya? Mau gue buka?"

"Eh, jangan jangan! Iyee percaya kok! Gue cuma becanda," tuturnya diiringi sedikit tawa kecil yang membuat mata sipitnya semakin hilang. "Oh iya, gue baru tau kalo ternyata lu itu temennya Boby! Gue sampai kaget loh, pas tau kalo pria yang terbaring di kasur ini Bima!"

"Masa sih? Emang selama ini Boby gak pernah cerita sama elo kalo dia punya teman setampan gue??"

Candaan Arya berhasil membuat Jesica kembali tertawa. "Iya, gak pernah. Habis dia selalu ngaku, kalo dia orang yang paling tampan dari semua anggota GCK grup. Termasuk bos Arya, gitu katanya!"

"Bruuup!" Seketika Arya keselek.

"Eh eh, lu gakpapa, Bim?" Diraihnya gelas dan langsung menuangkan air hingga hampir menyentuh bibir gelas. "Ini, lu minum dulu!"

Arya meraih gelas itu dan langsung meneggak habis air yang dituang oleh Jesica.

"Pe-pelan-pelan, Bim!"

"Ah! Iya, habis gue haus!" ungkap Arya. Membuat tawa kecil mengiringi senyum manis Jesica.

"Kalo diperhatikan! Lu mirip banget ya sama Boby?"

"Maksudnya? Mirip dari segi apa?" tanya Arya.

"Kalian suka keselek kalo gue nyebut nama bos Arya!"

"Ahahaha! Ah itu! Emm itu karena ... gue sama Arya itu bisa dibilang teman yang cukup dekat!"

"Oh yaa?!"

"Iyaa, mang kenapa, lu kok semangat banget bahas soal Arya!"

"Iya, gue penasaran aja sama dia!"

"Oh yaa! Menurut loe, dia tipekal cowok yang kayak gimana?"

"Gue sih gak bisa tebak dia tipekal cowok yang kayak gimana, cuma sedikit rumor yang beredar, kalo sebenarnya dia orang yang sombong!"

"Wah, lu salah!"

"Oh ya! Jadi, bos Arya itu bukan orang sombong ya?!"

"Iyaa! Lebih tepatnya dia tipe orang yang bijak dan tegas. Dan satu lagi, dia super handsome!"

"Ahahaha! Masa sih!"

"Iyaa, seriuss!!"

Terpopuler

Comments

anthy haryanti

anthy haryanti

hhhhh,si arya puji diri sendiri,,,

2021-07-09

0

Wong Palembang Uey

Wong Palembang Uey

cerita nya ngelantur males baca

2021-04-06

0

Thia

Thia

bertele2 lah

2021-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2 keterlambatan
3 pertemuan yang mengesalkan
4 dompet siapa?
5 sial ketiga
6 kemenangan Arya
7 Hapus video itu!
8 benda jatuh di kepala Arya
9 penyelamatan Alona
10 penggondol cemilan
11 di pantai
12 keributan di kasir
13 kucing masuk kandang macan
14 panik
15 pinjam uang
16 menghindar
17 diusir
18 berawal dari arloji
19 Lu di mana?
20 mencoba kabur dari Alona
21 Misi dimulai
22 Mencurigakan
23 Nasib Nahas Alona
24 Sang Pangeran Penyelamat
25 Alona Tenggelam
26 Seharian Bersamamu
27 Curahan Hati Arya
28 Oh Tidak!!
29 Dasar Bocil!
30 Kekecewaan Alona
31 Loe Gak Akan Menyangka!
32 Kehadiran Orang Ketiga
33 Pengenalan karakter
34 Aku Pulang Saja
35 Si Pemilik Jaket
36 Angkat pliiis!
37 Firasat Jesica
38 Penyergapan Markas Gagak Merah
39 Biar Gue Aja!
40 Villa
41 Villa 2
42 Villa 3
43 Villa 4
44 Villa 5
45 Danau
46 Danau 2
47 Villa 6
48 Villa 7
49 Pulang
50 Bully
51 Dokumen Pulau Sittar
52 Nasib Nahas Alona 2
53 Gudang Tua
54 Pernyataan Bobby
55 Khawatir
56 Gedung Rumah Sakit
57 Gedung Rumah Sakit 2
58 kemesraan
59 Pembalasan
60 Menunggu
61 Perayaan festival rakyat tahunan.
62 Diacuhkan
63 Penggosip
64 Capten Presdir Brillian
65 Perjalanan singkat ke kota dubay
66 Terlambat sudah
67 Terungkap secara tak sengaja
68 Memasuki kehidupan realistis Arya.
69 Diabaikan
70 Berbelanja baju
71 Kepergian yang mendadak
72 Negosiasi
73 Kehadiran yang tak diharapkan
74 Harapan Ayah Jesica
75 Ditolak Mentah
76 Alona Rindu Rumah
77 Penawaran Harga Mati
78 Kedatangan Arya
79 Mengaku Salah
80 Diperas anak kecil
81 Senjata Makan Tuan
82 Percakapan dengan Qea
83 Salah Kaprah
84 Ternyata Dia Seorang Direktur
85 Kejutan
86 Jangan Merajuk, Dik!
87 Menunggu itu menjenuhkan
88 Makan Malam di Hotel Berbintang
89 Permainan Baru Mr. Brillian
90 Terkuak Video Pembullyan
91 Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92 Penjemputan Jesica
93 Khawatir
94 Kamu Polos atau apa?
95 Mencari Keberadaan Jesica
96 Digoda Anak Kecil
97 Permintaan Maaf
98 Dikatai Ganjen
99 Berusaha Menahan Qea
100 Pagi yang Hangat
101 Perangkap
102 Perangkap (part 2)
103 Mission Imposible (part 1)
104 Mission Imposible (part 2)
105 Terjebak di Maindland Palace
106 Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107 Keputusan Arya terdahadap Jesica
108 Tertawa dalam balutan Selimut
109 Kisah Terbaru
110 Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111 Pengumuman Season 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2
keterlambatan
3
pertemuan yang mengesalkan
4
dompet siapa?
5
sial ketiga
6
kemenangan Arya
7
Hapus video itu!
8
benda jatuh di kepala Arya
9
penyelamatan Alona
10
penggondol cemilan
11
di pantai
12
keributan di kasir
13
kucing masuk kandang macan
14
panik
15
pinjam uang
16
menghindar
17
diusir
18
berawal dari arloji
19
Lu di mana?
20
mencoba kabur dari Alona
21
Misi dimulai
22
Mencurigakan
23
Nasib Nahas Alona
24
Sang Pangeran Penyelamat
25
Alona Tenggelam
26
Seharian Bersamamu
27
Curahan Hati Arya
28
Oh Tidak!!
29
Dasar Bocil!
30
Kekecewaan Alona
31
Loe Gak Akan Menyangka!
32
Kehadiran Orang Ketiga
33
Pengenalan karakter
34
Aku Pulang Saja
35
Si Pemilik Jaket
36
Angkat pliiis!
37
Firasat Jesica
38
Penyergapan Markas Gagak Merah
39
Biar Gue Aja!
40
Villa
41
Villa 2
42
Villa 3
43
Villa 4
44
Villa 5
45
Danau
46
Danau 2
47
Villa 6
48
Villa 7
49
Pulang
50
Bully
51
Dokumen Pulau Sittar
52
Nasib Nahas Alona 2
53
Gudang Tua
54
Pernyataan Bobby
55
Khawatir
56
Gedung Rumah Sakit
57
Gedung Rumah Sakit 2
58
kemesraan
59
Pembalasan
60
Menunggu
61
Perayaan festival rakyat tahunan.
62
Diacuhkan
63
Penggosip
64
Capten Presdir Brillian
65
Perjalanan singkat ke kota dubay
66
Terlambat sudah
67
Terungkap secara tak sengaja
68
Memasuki kehidupan realistis Arya.
69
Diabaikan
70
Berbelanja baju
71
Kepergian yang mendadak
72
Negosiasi
73
Kehadiran yang tak diharapkan
74
Harapan Ayah Jesica
75
Ditolak Mentah
76
Alona Rindu Rumah
77
Penawaran Harga Mati
78
Kedatangan Arya
79
Mengaku Salah
80
Diperas anak kecil
81
Senjata Makan Tuan
82
Percakapan dengan Qea
83
Salah Kaprah
84
Ternyata Dia Seorang Direktur
85
Kejutan
86
Jangan Merajuk, Dik!
87
Menunggu itu menjenuhkan
88
Makan Malam di Hotel Berbintang
89
Permainan Baru Mr. Brillian
90
Terkuak Video Pembullyan
91
Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92
Penjemputan Jesica
93
Khawatir
94
Kamu Polos atau apa?
95
Mencari Keberadaan Jesica
96
Digoda Anak Kecil
97
Permintaan Maaf
98
Dikatai Ganjen
99
Berusaha Menahan Qea
100
Pagi yang Hangat
101
Perangkap
102
Perangkap (part 2)
103
Mission Imposible (part 1)
104
Mission Imposible (part 2)
105
Terjebak di Maindland Palace
106
Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107
Keputusan Arya terdahadap Jesica
108
Tertawa dalam balutan Selimut
109
Kisah Terbaru
110
Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111
Pengumuman Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!