sial ketiga

"Kamu dari mana aja, Bob?" tanya Arya dengan raut kesal.

"Sory, gue tadi kebelet. Hehe!" jawab Boby sedikit menyunggingkan senyumnya. "Kita ke lantai dua sekarang."

"Oke! Kelas premium ya?!"

"Hu-um."

"Kamu tahu arahnya, kan!"

"Kurang tahu sih, Bro! Hehe!"

"Apaa? Ckk!" Kesal.

"Ehee, sory, Bro!" sahut Boby singkat seraya menggaruk leher belakang. "Kita sambil jalan aja ya, ntar biar gue tanya sama petugasnya."

"Hmm," sahut Arya singkat, tanda bahwa ia setuju dengan saran Bobby. Dan kini keduanya justru menjadi canggung.

Sesampainya, bergegas keduanya menuju kursi yang sudah terdaftar atas nama mereka dengan menapaki anak tangga menuju lantai dua.

"Sial! Kalau bukan karena penyamaran, aku gak akan duduk di kursi kelas premium," ucap Ayra sedikit mengeluh.

"Sabar, Bro. Ini semua demi, Bro, demi."

"Ya, aku tahu," jawab Arya dengan ekspresi datar.

"Silahkan masuk! Kelas permium sebelah sini ya." Salah seorang pelayan wanita tersenyum manis sambil mengarahkan jalan dengan panah jempol. Tanpa basa basi, Arya langsung menuju tempat yang dimaksud oleh pelayan itu, disusul Boby yang mengikutinya dari belakag sedikit mengejar.

"Lu bisa pelan dikit gak jalannya?!" keluh Boby saat mengikuti langkah Arya yang terbilang cepat.

"Bob, masih jauh gak nih tempatnya?"

"Sekitar dua ratus meter di depan?" jawabnya santai.

"Apaa? Kok kamu bisa pilih tempat yang begitu jauh! Agghh! Merepotkanku saja!"

"Maaf, Bos! Bukan begitu! Hanya saja, ini kelas premium. Jadi, memang gak bisa milih nomor sendiri. Karena nomornya random."

"Apaa? Ckk! Sial!" Arya melempar pandangan. Kesal. "Jadi, nomor kursi berapa yang akan kita duduki?!"

"Emm- sebentar! Boby tampak memerhatikan nomor yang tertera pada tiket. "Nomor ... 200 sama 202."

"Oke, ayo cepat. Aku sudah lelah!"

"Baik, Boooos!" ucapnya dengan raut terpaksa. Mereka kembali melangkah hingga sampai di nomor 190-an.

"198-199-200 ... dan 202. Bos, tempat lu sebelah sini. Dan ini tas lu!" ucapnya seraya mengarahkan ke nomor 202 pada Arya. Dan meletakkan tas milik Arya.

"Oke, thanks!" sahutnya.

Akhirnya, aku bisa duduk juga. Ukhh leganya!

Arya langsung duduk begitu sampai di nomor kursi miliknya. Dan meregangkan kedua tangannya ke atas. Lalu melipatnya di dada. Memalingkan wajah berniat memejamkan mata sejenak, merileksasikan tubuh.

Ah nikmatnya! Kuharap sandiwara inj cepat berlalu!

Namun, semua ekspektasi Arya kini hangus berkeping-keping bagai tertimpa bom atom dengan radius seribu kilometer perjam begitu melihat sosok yang menempati kursi nomor 201. Kursi yang tepat bersebelahan dengannya.

What?? Ke-ke-napa bisa kebetulan si pembawa sial duduknya bersebelahan denganku?

Ia kaget setengah gila. Bagaimana tidak, si gadis pembawa onar menempati kursi nomor 201 dan kini bersebelahan dengannya.

Gawat! Gawat! Jangan sampai aku ketiban sial lagi!

Desiran darah di tubuh Arya yang sempat meredam kini kembali mendidih. Bahkan otaknya serasa ikut menguap. Namun, beruntungnya, si gadis tak mengetahui keberadaannya yang ternyata bersebelahan dengan Arya. Ya, karena kebetulan saat itu Alona sedang tertidur pulas.

Segera Arya mengangkat barang-barang miliknya dengan perlahan agar tak membangunkan gadis itu. Sebisa mungkin menjauh dari sisi si gadis rese. Tak lagi ia pikirkan soal nanti ia akan duduk di mana. Bodoh amat dah. Masalah itu sudah ia kebelakangkan. Yang terpenting sekarang adalah, sebisa mungkin menjauh dari wanita kolot di sampingnya itu.

Jangan sampai dia bangun. Atau aku bakal kena sial lagi!

Namun, tiba-tiba ....

Braaak!

Kaki Arya tersandung tali tas milik Alona. Ia terjatuh dan langsung mendarat tepat di atas pangkuan Alona. Wajah Arya bahkan menghantam bagian terlarang milik Alona.

Habislah sudah harapanku! Sepertinya kali ini aku harus berurusan dengan gadis ini lagi! Ahh sungguh sial! Ini bahkan sudah kali ketiga!

Arya kini hanya bisa berharap nasib mujur masih betah bersemayam dalam sanubarinya. Walau dia sadar, harapan itu tak mungkin jadi nyata.

Siap atau tidak, kini ia harus menerima sial ketiga yang kembali dialaminya.

Tuhan, selamatkanlah reputasiku!

Kini pria itu hanya bisa menjerit dalam hati.

Terpopuler

Comments

Riani Simatupang

Riani Simatupang

kok bisa tepat gitu y jatuh nya😅😅😅😅

2022-05-06

0

Sri Lestari

Sri Lestari

Apes banget sih penyamaran loe Arya....tapi seru tuh awal berantem jd bucin 😂😂😂😂🤭upssss jangan marah Arya.

2021-07-27

0

anthy haryanti

anthy haryanti

hhhhhhh ngakak aku thorrr

2021-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2 keterlambatan
3 pertemuan yang mengesalkan
4 dompet siapa?
5 sial ketiga
6 kemenangan Arya
7 Hapus video itu!
8 benda jatuh di kepala Arya
9 penyelamatan Alona
10 penggondol cemilan
11 di pantai
12 keributan di kasir
13 kucing masuk kandang macan
14 panik
15 pinjam uang
16 menghindar
17 diusir
18 berawal dari arloji
19 Lu di mana?
20 mencoba kabur dari Alona
21 Misi dimulai
22 Mencurigakan
23 Nasib Nahas Alona
24 Sang Pangeran Penyelamat
25 Alona Tenggelam
26 Seharian Bersamamu
27 Curahan Hati Arya
28 Oh Tidak!!
29 Dasar Bocil!
30 Kekecewaan Alona
31 Loe Gak Akan Menyangka!
32 Kehadiran Orang Ketiga
33 Pengenalan karakter
34 Aku Pulang Saja
35 Si Pemilik Jaket
36 Angkat pliiis!
37 Firasat Jesica
38 Penyergapan Markas Gagak Merah
39 Biar Gue Aja!
40 Villa
41 Villa 2
42 Villa 3
43 Villa 4
44 Villa 5
45 Danau
46 Danau 2
47 Villa 6
48 Villa 7
49 Pulang
50 Bully
51 Dokumen Pulau Sittar
52 Nasib Nahas Alona 2
53 Gudang Tua
54 Pernyataan Bobby
55 Khawatir
56 Gedung Rumah Sakit
57 Gedung Rumah Sakit 2
58 kemesraan
59 Pembalasan
60 Menunggu
61 Perayaan festival rakyat tahunan.
62 Diacuhkan
63 Penggosip
64 Capten Presdir Brillian
65 Perjalanan singkat ke kota dubay
66 Terlambat sudah
67 Terungkap secara tak sengaja
68 Memasuki kehidupan realistis Arya.
69 Diabaikan
70 Berbelanja baju
71 Kepergian yang mendadak
72 Negosiasi
73 Kehadiran yang tak diharapkan
74 Harapan Ayah Jesica
75 Ditolak Mentah
76 Alona Rindu Rumah
77 Penawaran Harga Mati
78 Kedatangan Arya
79 Mengaku Salah
80 Diperas anak kecil
81 Senjata Makan Tuan
82 Percakapan dengan Qea
83 Salah Kaprah
84 Ternyata Dia Seorang Direktur
85 Kejutan
86 Jangan Merajuk, Dik!
87 Menunggu itu menjenuhkan
88 Makan Malam di Hotel Berbintang
89 Permainan Baru Mr. Brillian
90 Terkuak Video Pembullyan
91 Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92 Penjemputan Jesica
93 Khawatir
94 Kamu Polos atau apa?
95 Mencari Keberadaan Jesica
96 Digoda Anak Kecil
97 Permintaan Maaf
98 Dikatai Ganjen
99 Berusaha Menahan Qea
100 Pagi yang Hangat
101 Perangkap
102 Perangkap (part 2)
103 Mission Imposible (part 1)
104 Mission Imposible (part 2)
105 Terjebak di Maindland Palace
106 Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107 Keputusan Arya terdahadap Jesica
108 Tertawa dalam balutan Selimut
109 Kisah Terbaru
110 Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111 Pengumuman Season 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2
keterlambatan
3
pertemuan yang mengesalkan
4
dompet siapa?
5
sial ketiga
6
kemenangan Arya
7
Hapus video itu!
8
benda jatuh di kepala Arya
9
penyelamatan Alona
10
penggondol cemilan
11
di pantai
12
keributan di kasir
13
kucing masuk kandang macan
14
panik
15
pinjam uang
16
menghindar
17
diusir
18
berawal dari arloji
19
Lu di mana?
20
mencoba kabur dari Alona
21
Misi dimulai
22
Mencurigakan
23
Nasib Nahas Alona
24
Sang Pangeran Penyelamat
25
Alona Tenggelam
26
Seharian Bersamamu
27
Curahan Hati Arya
28
Oh Tidak!!
29
Dasar Bocil!
30
Kekecewaan Alona
31
Loe Gak Akan Menyangka!
32
Kehadiran Orang Ketiga
33
Pengenalan karakter
34
Aku Pulang Saja
35
Si Pemilik Jaket
36
Angkat pliiis!
37
Firasat Jesica
38
Penyergapan Markas Gagak Merah
39
Biar Gue Aja!
40
Villa
41
Villa 2
42
Villa 3
43
Villa 4
44
Villa 5
45
Danau
46
Danau 2
47
Villa 6
48
Villa 7
49
Pulang
50
Bully
51
Dokumen Pulau Sittar
52
Nasib Nahas Alona 2
53
Gudang Tua
54
Pernyataan Bobby
55
Khawatir
56
Gedung Rumah Sakit
57
Gedung Rumah Sakit 2
58
kemesraan
59
Pembalasan
60
Menunggu
61
Perayaan festival rakyat tahunan.
62
Diacuhkan
63
Penggosip
64
Capten Presdir Brillian
65
Perjalanan singkat ke kota dubay
66
Terlambat sudah
67
Terungkap secara tak sengaja
68
Memasuki kehidupan realistis Arya.
69
Diabaikan
70
Berbelanja baju
71
Kepergian yang mendadak
72
Negosiasi
73
Kehadiran yang tak diharapkan
74
Harapan Ayah Jesica
75
Ditolak Mentah
76
Alona Rindu Rumah
77
Penawaran Harga Mati
78
Kedatangan Arya
79
Mengaku Salah
80
Diperas anak kecil
81
Senjata Makan Tuan
82
Percakapan dengan Qea
83
Salah Kaprah
84
Ternyata Dia Seorang Direktur
85
Kejutan
86
Jangan Merajuk, Dik!
87
Menunggu itu menjenuhkan
88
Makan Malam di Hotel Berbintang
89
Permainan Baru Mr. Brillian
90
Terkuak Video Pembullyan
91
Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92
Penjemputan Jesica
93
Khawatir
94
Kamu Polos atau apa?
95
Mencari Keberadaan Jesica
96
Digoda Anak Kecil
97
Permintaan Maaf
98
Dikatai Ganjen
99
Berusaha Menahan Qea
100
Pagi yang Hangat
101
Perangkap
102
Perangkap (part 2)
103
Mission Imposible (part 1)
104
Mission Imposible (part 2)
105
Terjebak di Maindland Palace
106
Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107
Keputusan Arya terdahadap Jesica
108
Tertawa dalam balutan Selimut
109
Kisah Terbaru
110
Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111
Pengumuman Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!