berawal dari arloji

Para pemotor tua yang berjumlah sepuluh orang itu mengelilingi kedua insan incaran mereka. Mesin ringkih dari motor legendaris yang mereka paksa untuk tetap bekerja, mengeluarkan kebulan asap hingga memenuhi pandangan Arya dan Alona.

Wajah para preman itu bahkan terlihat samar akibat tertutup asap dari knalpot si mesin ringkih.

Perawakan mereka kekar, tak kalah dengan fisik atletis Arya.

Tak ayalnya film bergenre action, kesepuluh preman itu turun dari motor, mendekat ke arah Arya dan Alona. Tawa seringai pun bersemayam di atas bibir mereka. Beberapa tampak membawa pentungan di tangan, siap menghajar lawan yang tak sepadan.

"Kalian mau ngapain?" gertak Arya yang spontan mengebelakangkan kedua lengan, berupaya melindungi si gadis mungil yang mendadak terlihat berani.

Dengan lagak sok jagoan, Alona memasang wajah segarang mungkin. Meski sebenarnya, cenderung mirip anak kecil yang tengah merajuk.

"Kayaknya, kita dapat sasaran empuk nih!" ungkap salah satu dari mereka. Serentak tawa gelegar memenuhi rongga telinga Alona dan Arya.

"Gue tau kalian ini orang kaya!"

"Bukan tuh! Sotoy lu!" sahut Alona.

"Ye, bukan elu! Tapi cowok lu! Kalo elu sih, dari tampang aja udah ketahuan miskin!" ledeknya pada Alona. Membuat gadis itu semakin geram.

"Sialan!" jawab Alona.

"Eh tapi, kalo dilihat-lihat, tampang lu oke juga!" serunya pada si gadis. " Sok tangguh! Tapi, gue suka tipe gadis pemberani kayak elu! Menggoda! Gak sabar gue pengen nyicipi tubuh loe!"

"Cicip, cicip, apaan? Loe pikir, gue tester?" hardik Alona.

"Alona, lu lebih baik diam, deh! Jangan memperkeruh suasana!"  ungkap Arya berusaha menasehati.

"Enak aja! Dikepung rame-rame begini, loe suruh gue diam? Gak bakal! Mereka semua ini, harus diberi pelajaran!"

"Emang lu sanggup ngasih mereka pelajaran?!"

"Ya, kagak sih! Tapi kan ada elu!"

"Ckk!" Arya berdecak.

"Kenapa? Lu gak sanggup ngadapin mereka?"

"Jangan ngaco ya! Lawan sebanyak ini, gak sepadan buat gue!"

Disela perbincangan Arya dan Alona, mendadak salah seorang dari preman menghardik keduanya. "Woy! Sempat-sempatnya ngobro! Gak sayang nyawa, ya?"

"Ya sayang lah! Beg*!" Alona membalas ucapannya.

"Wah, cari sakit nih cewek!" ungkap si preman yang tampak seperti pemimpin di antara mereka. "Kalian semua, hajar cowok itu!" perintahnya pada preman lainnya.

"Yang cewek gimana, Bos!" tanya salah satu anak buahnya.

"Ya, ditangkap. Pekok!"

"Siap, Bos!" tukasnya di sertai senyum sungging, sambil melangkah semakin mendekat.

"Br**gs*k! Mau apa kalian?! Jangan coba-coba sentuh dia! Atau kalian bakal menerima akibatnya!" hardik Arya.

"Uuuh takuuut!" ejek salah seorang dari mereka.

Seluruh preman itu lantas mengitari keduanya, dengan tawa seringai yang setia menyertai mereka. Membuat Arya dan Alona sigap siaga memasang posisi siap tempur.

"Alona! Mendingan lu mundur!" perintah Arya pada si gadis.

"Kagak! Gue gak mau biarin loe sendirian melawan mereka!" sahut Alona.

"Jangan ngaco deh loe!"

"Ih, siapa yang ngaco!"

"Ntar kalo lu patah tulang gimana?"

"Ya tinggal sambung!"

"Enak bener lu ngomong!"

"Ahh, banyak omong kalian!" ungkap salah satu preman sambil berlari menyerang Arya dan Alona. Disusul oleh preman lainnya yang juga langsung menyerang.

"Hiaaa!"

Dengan pentungan digenggaman, mereka berusaha menghajar lawan tanpa ampun. Namun, Arya masih mampu menghadapi kedepalan preman yang bergantian tertajuh dan kembali bangkit menyerangnya. Hingga tak disadari, arloji Arya terjatuh di atas rumput.

Sementata dua preman lainnya, tengah mencoba menangkap Alona.

Gadis itu tak mau kalah. Ia mencoba melawan sekuat yang ia mampu. Namun, tak dipungkiri, tubuh mungilnya tak mampu melawan dua preman dengan perawakan kekar yang setara dengan tubuh kekar Arya.

Disaat preman lain mulai babak belur karena mendapat hantaman dari Arya, seketika dua preman yang sebelumnya menyerang Alona mendadak berteriak, menyerukan atas kemenangannya berhasil melumpuhkan si gadis mungil, dan membekapnya dipelukan.

"Hentikan! Atau gadis ini akan mati di tangan gue!"

Mendadak semua mata menoleh keasal suara.

Netra Arya terbelalak. Tak percaya dengan apa yang ia lihat. Tampak si gadis yang lemah tak sadarkan diri dalam dekapan seorang preman.

Seketika emosinya memuncak, mendaki hingga ke otak. Tapi ia tak dapat berbuat banyak.

Ancaman preman membuatnya menyerah untuk melawan.

Seketika sebuah hantaman mendarat di atas punggung Arya. Membuat pria itu tersungkur di atas tanah berumput. Ia pun menjadi lemah. Darah segar menyembur dari mulut sang pahlawan. Demi mempertahankan nyawa si gadis pengeyelan. Arya pasrah mendapat hantaman bertubi-tubi.

Bergantian mereka menghajar wajah sang pria pahlawan.

Hingga beberapa saat, Arya mulai lemas tak berdaya. Para preman memutuskan untuk berhenti memukulinya. Dan melucuti semua benda berharga milik Arya yang sudah dalam genggaman mereka.

Salah seorang dari mereka memungut arloji yang sempat terjatuh di tanah.

"Bro, coba kalian lihat. Mewah banget jam ini!" serunya pada yang lain.

"Yang ini bagian gue!" seru sang pria yang berprofesi supir, pria itu segera merampas Arloji di tangan si preman. Membuat si preman emosi. Namun, bos mereka menghentikannya.

"Ya, lu ambil aja, yang itu jatah loe!" tutur pemimpin mereka.

Sang supir tampak girang.

Memperhatikan setiap inci arloji milik pelanggannya yang berhasil dirampas. Tampak beberapa tombol yang unik dan langka terletak di pinggiran arloji.

Sang supir yang hoby mengoleksi arloji itu di buat bingung dengan design arloji Arya. Mengapa ada arloji seperti itu. Apa fungsinya?

Karena penasaran, ia mencoba menekan tombol itu.

Sedetik tak ada perubahan apa-apa. "Ah, mungkin tombol ini dibuat hanya sebagai pemanis! Tapi aku suka!" gumamnya.

Sementara beberapa preman lainnya asyik membongkar tas selempang Arya. Semua benda yang ada di dalam tas tampak mahal dan bermerk. Termasuk salah satu ponsel yang biasa Arya bawa.

"Wah, berapa puluh juta harga nih hp?" ucap salah seorang dari mereka.

Kembali mereka merogoh, kini sebuah dompet telah berada di genggaman mereka.

Puluhan kartu rekening berjejer rapi di dalamnya. Namun, mereka tak menemukan selembar pun uang di dalam dompet.

"Barang pada mewah semua, tapi gak punya uang! Aneh!"

Mereka mulai mengecek identitasnya. Dan kembali dibuat kaget dengan identitas ganda milik Arya.

Dua identitas dengan foto yang sama, yang satu bernama Arya sedang yang satunya lagi bernama Bima.

"Apa ini? Untuk apa pria ini memakai dua identitas. Apa mungkin dia seorang mafia?" para preman itu saling melempar pandang. Rona pucat mulai menghiasi wajah mereka.

"Sudah gue bilang kan! Gue punya firasat gak enak waktu kalian ngajak ngerampok kedua orang ini!"

"Sudahlah! Ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan!"

Mereka mulai berdebat.

"Woy! Lu tau gak siapa kedua orang yang sudah kita rampok ini!" hardik salah seorang preman pada si supir yang terlihat tersenyum sendiri. Duduk di atas kursi mobil dengan posisi kaki menjuntai keluar.

"Mana gue tau! Bodoh amat dengan mereka. Yang penting kan kalian dapat bagian juga!"

Kembali para preman saling pandang, berdiskusi.

"Bagaimana ini? Apa kita tinggal aja mereka berdua di sini!"

"Jangan! Mendingan kita bawa, terus kita minta tebusan!"

"Tapi, bagaimana kalau memang benar dia ini mafia!"

"Dari awal kita memang sudah terlanjur berurusan dengan orang ini! Kalau pun kita tinggalkan, tetap saja dia bakal membalas kita! Itu jika benar dia seorang mafia."

"Tapi, dugaan kita kan masih belum terbukti!"

Disela mereka berdiskusi, mendadak terdengar ramai alarm sirine yang semakin lama semakin mendekat.

Terkejut mendengar alarm sirine mobil polisi. Mereka mulai panik kelimpungan, berlari naik lalu menyalakan si motor tua. Namun gagal. Polisi sudah lebih dulu mengepung dari segala arah.

Terpopuler

Comments

Niesa punya Kenz Arbeto🌸

Niesa punya Kenz Arbeto🌸

kerenn tu arloji beli di manaa arya 😆🤭

2021-07-23

0

Devan Dhina

Devan Dhina

owaka

2021-01-20

0

𒈞𖠏 asmoro ciwyl 𖠏𒈞

𒈞𖠏 asmoro ciwyl 𖠏𒈞

sultan mah bebas,,,,,,

2020-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2 keterlambatan
3 pertemuan yang mengesalkan
4 dompet siapa?
5 sial ketiga
6 kemenangan Arya
7 Hapus video itu!
8 benda jatuh di kepala Arya
9 penyelamatan Alona
10 penggondol cemilan
11 di pantai
12 keributan di kasir
13 kucing masuk kandang macan
14 panik
15 pinjam uang
16 menghindar
17 diusir
18 berawal dari arloji
19 Lu di mana?
20 mencoba kabur dari Alona
21 Misi dimulai
22 Mencurigakan
23 Nasib Nahas Alona
24 Sang Pangeran Penyelamat
25 Alona Tenggelam
26 Seharian Bersamamu
27 Curahan Hati Arya
28 Oh Tidak!!
29 Dasar Bocil!
30 Kekecewaan Alona
31 Loe Gak Akan Menyangka!
32 Kehadiran Orang Ketiga
33 Pengenalan karakter
34 Aku Pulang Saja
35 Si Pemilik Jaket
36 Angkat pliiis!
37 Firasat Jesica
38 Penyergapan Markas Gagak Merah
39 Biar Gue Aja!
40 Villa
41 Villa 2
42 Villa 3
43 Villa 4
44 Villa 5
45 Danau
46 Danau 2
47 Villa 6
48 Villa 7
49 Pulang
50 Bully
51 Dokumen Pulau Sittar
52 Nasib Nahas Alona 2
53 Gudang Tua
54 Pernyataan Bobby
55 Khawatir
56 Gedung Rumah Sakit
57 Gedung Rumah Sakit 2
58 kemesraan
59 Pembalasan
60 Menunggu
61 Perayaan festival rakyat tahunan.
62 Diacuhkan
63 Penggosip
64 Capten Presdir Brillian
65 Perjalanan singkat ke kota dubay
66 Terlambat sudah
67 Terungkap secara tak sengaja
68 Memasuki kehidupan realistis Arya.
69 Diabaikan
70 Berbelanja baju
71 Kepergian yang mendadak
72 Negosiasi
73 Kehadiran yang tak diharapkan
74 Harapan Ayah Jesica
75 Ditolak Mentah
76 Alona Rindu Rumah
77 Penawaran Harga Mati
78 Kedatangan Arya
79 Mengaku Salah
80 Diperas anak kecil
81 Senjata Makan Tuan
82 Percakapan dengan Qea
83 Salah Kaprah
84 Ternyata Dia Seorang Direktur
85 Kejutan
86 Jangan Merajuk, Dik!
87 Menunggu itu menjenuhkan
88 Makan Malam di Hotel Berbintang
89 Permainan Baru Mr. Brillian
90 Terkuak Video Pembullyan
91 Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92 Penjemputan Jesica
93 Khawatir
94 Kamu Polos atau apa?
95 Mencari Keberadaan Jesica
96 Digoda Anak Kecil
97 Permintaan Maaf
98 Dikatai Ganjen
99 Berusaha Menahan Qea
100 Pagi yang Hangat
101 Perangkap
102 Perangkap (part 2)
103 Mission Imposible (part 1)
104 Mission Imposible (part 2)
105 Terjebak di Maindland Palace
106 Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107 Keputusan Arya terdahadap Jesica
108 Tertawa dalam balutan Selimut
109 Kisah Terbaru
110 Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111 Pengumuman Season 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog dan Episode 1 (Rencana Meliburkan Para Karyawan)
2
keterlambatan
3
pertemuan yang mengesalkan
4
dompet siapa?
5
sial ketiga
6
kemenangan Arya
7
Hapus video itu!
8
benda jatuh di kepala Arya
9
penyelamatan Alona
10
penggondol cemilan
11
di pantai
12
keributan di kasir
13
kucing masuk kandang macan
14
panik
15
pinjam uang
16
menghindar
17
diusir
18
berawal dari arloji
19
Lu di mana?
20
mencoba kabur dari Alona
21
Misi dimulai
22
Mencurigakan
23
Nasib Nahas Alona
24
Sang Pangeran Penyelamat
25
Alona Tenggelam
26
Seharian Bersamamu
27
Curahan Hati Arya
28
Oh Tidak!!
29
Dasar Bocil!
30
Kekecewaan Alona
31
Loe Gak Akan Menyangka!
32
Kehadiran Orang Ketiga
33
Pengenalan karakter
34
Aku Pulang Saja
35
Si Pemilik Jaket
36
Angkat pliiis!
37
Firasat Jesica
38
Penyergapan Markas Gagak Merah
39
Biar Gue Aja!
40
Villa
41
Villa 2
42
Villa 3
43
Villa 4
44
Villa 5
45
Danau
46
Danau 2
47
Villa 6
48
Villa 7
49
Pulang
50
Bully
51
Dokumen Pulau Sittar
52
Nasib Nahas Alona 2
53
Gudang Tua
54
Pernyataan Bobby
55
Khawatir
56
Gedung Rumah Sakit
57
Gedung Rumah Sakit 2
58
kemesraan
59
Pembalasan
60
Menunggu
61
Perayaan festival rakyat tahunan.
62
Diacuhkan
63
Penggosip
64
Capten Presdir Brillian
65
Perjalanan singkat ke kota dubay
66
Terlambat sudah
67
Terungkap secara tak sengaja
68
Memasuki kehidupan realistis Arya.
69
Diabaikan
70
Berbelanja baju
71
Kepergian yang mendadak
72
Negosiasi
73
Kehadiran yang tak diharapkan
74
Harapan Ayah Jesica
75
Ditolak Mentah
76
Alona Rindu Rumah
77
Penawaran Harga Mati
78
Kedatangan Arya
79
Mengaku Salah
80
Diperas anak kecil
81
Senjata Makan Tuan
82
Percakapan dengan Qea
83
Salah Kaprah
84
Ternyata Dia Seorang Direktur
85
Kejutan
86
Jangan Merajuk, Dik!
87
Menunggu itu menjenuhkan
88
Makan Malam di Hotel Berbintang
89
Permainan Baru Mr. Brillian
90
Terkuak Video Pembullyan
91
Video Pembullyan dan Pulau Sittar
92
Penjemputan Jesica
93
Khawatir
94
Kamu Polos atau apa?
95
Mencari Keberadaan Jesica
96
Digoda Anak Kecil
97
Permintaan Maaf
98
Dikatai Ganjen
99
Berusaha Menahan Qea
100
Pagi yang Hangat
101
Perangkap
102
Perangkap (part 2)
103
Mission Imposible (part 1)
104
Mission Imposible (part 2)
105
Terjebak di Maindland Palace
106
Mendapat Perlakuan tak Mengenakkan
107
Keputusan Arya terdahadap Jesica
108
Tertawa dalam balutan Selimut
109
Kisah Terbaru
110
Romansa Romantis Arya dan Alona (End)
111
Pengumuman Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!