Pencarian Jodoh Sang CEO
Prolog
Semua berawal dari pertemuan yang tak disengaja.
Arya adalah seorang CEO, pendiri sekaligus pemilik Perusahaan GCK grup. Pria yang terbilang cukup tinggi dan tampan, usianya tiga puluh lima tahun. Saat ini ia tengah kesulitan mencari pasangan hidup. Statusnya sebagai CEO membuatnya kesulitan memilih calon pendamping yang tulus mencintai apa adanya.
Bukan hanya berstatus CEO, Arya juga salah satu ketua dari Perkumpulan Mafia terkuat di seluruh penjuru kota di negerinya.
Pria itu belum pernah menampakkan batang hidungnya di hadapan seluruh stafnya, itu karena prinsip yang ia pegang, ia tak suka jika kehidupan privatnya terusik. Aktifitas dan kesibukan yang selalu padat jadwal, mulai dari penerbangan ke luar kota, hingga urusan bisnis di beberapa pasar gelap di luar negeri membuat pria itu di juluki "Tuan Muda Perjaka Tua" oleh adik pria dan ibu. Ia juga dituntut untuk segera menikah oleh ibunya yang kini memilih tinggal bersama ayah tirinya.
Hingga suatu ketika, ia dan asistennya Bobby memutuskan berlibur bersama puluhan karyawan ke sebuah pulau untuk merayakan ulang tahun perusahaan GCK grup. Tentu saja hanya karyawan pilihan yang ikut berlibur selama sebulan penuh.
Karena tak ada satupun karyawan yang mengetahui wajah asli CEO mereka, Arya akhirnya memutuskan untuk menutupi identitasnya. Dan berpura- pura sebagai salah satu karyawan dari mereka.
Hanya satu asisten pribadi yang memang tahu pasti mengenai identitas Arya. Ya, pria itu tak lain ialah Bobby. Mereka berdua akhirnya kompak bekerjasama menutupi hal itu.
Dan sungguh di luar dugaan, perubahan hidup Arya justru berawal dari penyamaran ini. Dia yang biasanya bersikap dingin dan acuh pada siapapun, berubah menjadi pria hangat, penyabar juga penyayang.
Episode 1
"Arya! Bisakah kamu dengarkan Mama? Mama sedang bicara!"
Arya, pria itu diam tak bergeming. Ekspresinya datar. Tak ada yang mampu menebak apakah dia marah atau tidak.
"Kamu harus menikah secepatnya! Atau bisnismu akan diambil alih oleh suami dari adikmu, Tamara!"
Arya memang memiliki dua adik, pria dan wanita. Adik wanita adalah adik kandung dari ayah yang sama, dan kini sudah menikah. Sedang yang satu lagi, adik pria, dia adik kandung beda ayah. Atau adik dari ayah tirinya.
Pria bernama Arya itu hanya membuang pandangan saat ibunya bicara tanpa di hadapannya. Seakan tak mendengar ocehan yang sedari tadi dilempar ke arahnya itu. Ia lelah, selalu saja kalimat "Segera Menikah" yang menyambut kedatangannya setiap kali pulang ke kediaman keluarga.
Dan tak disangka, kini ia malah mengambil langkah yang berlawanan dengan kehendak ibunya. Bukannya berdiskusi, ia justru beranjak pergi dari ruang tamu yang cukup besar dan mewah itu. Meraih kembali mantel yang baru sepuluh menit lalu ia letakkan di atas sofa.
"Arya! Arya! Apa kali ini kamu akan menghindar lagi? Apa gadis-gadis di depanmu ini tak cukup cantik di matamu?" hardiknya. Ibunya bahkan mempersiapkan tiga calon wanita untuk Arya. Tapi pria itu tak meliriknya sedikitpun.
Arya masih tak bergeming. Sedang jarak mereka semakin jauh saja.
"Arya!! Jangan pernah kamu menginjakkan kaki di rumah keluarga ini sebelum membawa calon mempelai wanita!" Teriakan itu semakin lama semakin memudar seiring dengan cepatnya langkah kaki Arya menuju parkiran mobil di halaman yang seluas halaman istana.
Kembali ke rumah?? CK! Dia pikir hanya ini satu-satunya tempat untukku bernaung? Apa dia pikir aku tak memiliki tempat tinggal yang lain? Yah, begini lebih baik. Tak seharusnya ibu tau kalau aku memiliki sejuta aset yang tersebar di penjuru kota bahkan luar negeri. Bisa-bisa dia tambah meneror-ku.
Dasar wanita yang rakus harta, mengatasnamakan adik Tamara untuk menutupi keserakahannya. CK! Apa dia mengira aku tak tahu kalau dialah yang mengincar hartaku yang sebenarnya! Agar bisa menikmatinya bersama ayah tiri yang pemalas itu.
Baiklah kalau itu yang dia minta! Maka akan aku kabulkan keinginannya! Aku akan kembali dengan wanita di sampingku! Tapi akan ku-pastikan, tak ada wasiat yang akan ku-tulis untuk adik yang bahkan darah ayahnya tak mengalir di tubuhku.
*****
Kriket!
Suara serit daun pintu berhasil mengalihkan pandangan Arya dari layar persegi empat di hadapannya. Tatapan itu datar dengan raut tenang.
Bibir yang sedikit kemerahan, dagu lancip, rambut ditata rapi dengan belahan sesuai garis bujur. Dan tak luput satu buah kacamata eksotik setia melekat pada batang hidung mancungnya. Membuat tampilannya benar-benar terlihat tampan dan elegan. Berkarisma dan tentunya sangat mempesona.
"Masuk!" Seperti biasa, Arya selalu bersikap dingin saat sedang bertugas mau pun tidak. Pintu perlahan terbuka kecil. Seorang pria yang tak asing hadir di hadapannya.
"Ada urusan apa mencari ku?" tanya sang CEO pada Bobby, pria yang baru saja masuk itu. Dia tak lain ialah asisten pribadi yang sudah menemani Arya selama enam tahun terakhir. Bahkan mereka sudah sangat akrab layaknya saudara.
"Arya!" Ia tersenyum pada pria di hadapannya seperti biasa.
"Ada apa? Kenapa kau senyum-senyum? Apa yang kamu inginkan? Uang? Mau berapa?"
"What?! Please, jangan langsung menjudge-ku begitu!"
"UMM, jadi?"
"Boleh aku ngobrol sebentar denganmu? bukankah kita sudah seperti saudara kandung?"
"Cepatlah! Aku sedang sibuk!" Arya masih setia mengecek beberapa dokumen dalam perangkatnya. Netra-nya bahkan tak melirik Bobby sedikitpun.
"Ar! Bisa berhenti dulu gak? Aku mau bicara!"
Seketika Arya mengalihkan pandangannya. Tak lagi tertuju ke layar monitor di hadapannya. "Apa yang ingin kamu bahas?"
"Kamu terlalu kaku! Dari dulu selalu aja begini. Bisakah kamu bicara lebih santai?"
Boby sudah terbiasa dengan sikap kaku big bosnya itu. Namun, jika terus menerus seperti itu, ia juga yang akhirnya akan khawatir.
Jika sikap bosnya selalu begitu, maka sudah tentu akan sulit bagi si bos untuk mendapatkan pasangan. Sedang saat ini, ia tahu persis, keluarga sang bos menuntutnya untuk segera menikah.
"Memangnya apa yang salah denganku? Aku cuma nyaman menjadi diriku yang seperti ini!"
Bobby menghela napas kasar sebelum kembali bicara. "Yah, aku hanya mengingatkanmu! Jika kamu selalu bersikap kaku begini, itu nggak akan baik untukmu! Kamu akan sulit untuk mendapat pasangan!"
"Apa kau sudah puas mengkritik ku?" Masih setia dengan tatapan elangnya.
Sialan! Apa sekarang Bobby sudah mulai berani meledekku! Kalau saja bukan karena jasanya, mungkin aku sudah melemparnya ke Afrika!
"UMM! Ya, kurasa begitu!" Pertanyaan Arya tadi membuat Bobby semakin tak tahan melihat sikap dinginnya. Tapi Arya juga ikut geram dengan jawaban Bobby.
"Jadi? Apa yang ingin kau sampaikan sekarang?" ucapnya, tapi netra-nya kini kembali fokus ke layar monitor.
DAP!
Kesal tak dihiraukan. Bobby menutup paksa laptop yang baru saja Arya buka lagi di hadapannya itu. Membuat Arya menatap tajam ke arahnya. tapi Bobby tak gentar, ia justru membalas tatapan Arya dengan sama tajamnya.
"Bisa dengarkan aku ngomong dulu, gak?!" Bobby memang bernyali besar. Hanya dia satu-satunya pria yang berani melakukan hal itu pada Arya.
"Fiuh!" Arya terlihat menghela napas kasar. Luluh karena banyaknya jasa Bobby pada perusahaan GCK grup. "Baiklah! Apa yang kamu inginkan?"
"Ini adalah pertanyaan-mu yang ketiga kali, kuharap kali ini kamu mendengarkan dengan baik!"
"Ya, baiklah, cepat katakan!" nadanya lebih rendah dari sebelumnya.
"Jadi begini. Aku ingin membahas perihal ulang tahun perusahaan-mu. Perusahaan global GCK grup, bukankah ulang tahunnya tinggal sebulan lagi?"
"UMM, Jadi? Apa yang kamu inginkan sebagai hadiahnya? Rumah baru? Istana? Jabatan?"
"Bukan!"
"Mobil mewah?"
"Bukan, Arya!"
"Wanita??"
"BUKAN!"
Arya mengernyit karena semua tawarannya tak ada yang benar. "Jadi? Kau mau apa?"
"Aku ingin, kau mengadakan perayaan ulang tahun pada perusaan GCK grup!"
"Hanya itu?" Ia menarik seutas senyuman di bibirnya hingga ke atas. Tanda bahwa permintaan Bobby benar-benar seperti lelucon.
"Ya!"
"Baiklah! itu mudah!"
"Tapi dengan syarat!"
"Syarat? Apa syaratnya?"
"Ratusan karyawan ikut berlibur ke Pulau XX selama satu bulan penuh!"
"Apa? Meliburkan ratusan karyawan? Untuk apa? Tidak! Bagaimana dengan perusahaan-ku? Aku bisa rugi besar!"
"Hanya ratusan Karyawan! Tidak semua!"
"Tapi, apa pentingnya? Memangnya mereka siapa? Kenapa sekarang kau mengurus sesuatu yang tidak penting begini? Menyusahkan!"
"Arya! mereka itu manusia, bukan robot! Jika terus bekerja tanpa berlibur, otak mereka akan jenuh! Dan itu akan berpengaruh pada SDM mereka! Jika sudah begitu, siapa yang rugi?"
"Begitu, ya? Jadi menurutmu, aku harus benar-benar meliburkan mereka?"
"Ya harus begitu! Mereka juga butuh liburan. Gak harus selalu bergelut dengan pekerjaan! Ayo dong, pikirkan!" Bujukan Boby berhasil mengubah mimik Arya.
"Jadi maksudmu? Aku harus rugi puluhan juta demi meliburkan mereka, begitu?"
"Arya, please! Jangan terlalu pelit! Kalau kamu pelit, kamu akan terlihat seperti Mr.Crab, tau?"
"Mr.Crab? Siapa dia??"
"Dia ...." Bobby terkekeh. "Pemeran dalam sereal kartun Spongebob!"
"Apa?? kau bicara apa?"
"Ha-ha-ha! Lupakan saja! Aku hanya bercanda!Jadi bagaimana? Apa kau setuju?"
Arya terdiam. Untuk sesaat sepertinya dia memang tak akan menyetujui permintaan Boby. Sedang raut Bobby sudah terlibat harap-harap cemas.
Dan. Siapa sangka??
"Oke, aku terima! Tapi juga dengan satu syarat!"
"Yaah! Mimpi apa aku tadi malam? Serius kamu setuju?" Bobby tampak girang.
"Ya, apa aku pernah bercanda jika sudah memutuskan sesuatu?"
"Ahh! Tentu saja tidak! Aku tau kau yang terbaik. Jadi ... apa syaratnya?
Arya masih diam sejenak.
"Apapun persyaratan-mu akan aku sanggupi, asalkan, jangan potong bonus dan tunjangan ku. Apalagi gaji-ku!"
"CK! Itu tidak akan terjadi!" ungkapnya. Tapi kini, mimik Arya terlihat berubah drastis. Padahal sebelumnya, pria itu tak pernah bersikap begitu.
"Ada apa?"
"Apa kamu bisa merahasiakan ini dari orang?"
"EMM, rahasia tentang apa? Soal ini, kau tenang saja! Aku ini asisten-mu yang bisa kau andalkan!"
"Baiklah, aku percaya! Jadi begini. Aku setuju dengan pengajuan-mu untuk meliburkan karyawan, tapi ... bisakah kamu membantu-ku menutupi identitas selama liburan. Aku ingin menyamar sebagai karyawan biasa!"
"What? Tapi buat apa?"
"Agar aku bertemu dengan gadis yang menerimaku apa adanya!"
"Hanya demi gadis??"
"Ya! Apa maksudmu dengan menyebut kata hanya?
"Bukankah ada jutaan gadis di luar sana yang siap hidup bersamamu? Kenapa harus bersusah-susah menyamar?"
"Aku ingin gadis yang tulus! Mereka yang di luar sana menyukaiku karena memandang hartaku! Aku tak suka gadis yang begitu!" Wajah Arya nyaris merah karena menahan malu. Menurutnya, ucapannya kali ini cukup konyol.
Hal itu membuat Bobby tergelitik hingga nyaris terbahak-bahak. Ia sampai menggebrak meja di hadapan saking hanyutnya dalam tawa, tak percaya dengan permintaan sang CEO-nya. Bos terkaya sejagat itu.
"Kau serius?" Ia kembali bertanya. Berusaha meyakinkan Arya sambil terus menjerit, menahan tawa.
"Kenapa kamu ketawa? Apa kamu mengejekku?!"
"Tidak! tentu saja tidak! Aku tertawa karena kamu memang benar-benar lucu!"
"Jadi bagaimana? Apa kamu sanggup membantuku?"
"Itu mudah! Asal ...."
"Asal??"
"Kau memberiku bonus!"
"Kau ingin apa?"
"Hanya hal kecil! Aku minta lima puluh persen saham dari Mintai Grup untukku!"
"Baiklah! Aku setuju!"
"Ah, terima kasih, Tuan Mudaku!"
"UMM!" jawabnya singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
ayy
ini
2023-03-02
0
Sri Lestari
wah ini Mr.crab nya supel banget Cui 50%saham dibagi percuma 👍🤔🤔🤔🤔
2021-07-27
0
anthy haryanti
aku mampir nih thorrr
2021-07-09
0