20. Sakit

Bramasta terbaring di rumah sakit setelah pagi tadi mengalami kecelakaan. Kaki pria paruh baya itu nampak di gips untuk melindungi dan menopang tulang kakinya yang patah.

Tidak ada yang mengurus dan menemaninya di rumah sakit. Mau menghubungi istrinya enggan, karena mereka sedang bertengkar, sedangkan mau menghubungi putrinya, Bramasta tidak mengingat nomor telepon Keira, karena Keira baru saja mengganti nomor teleponnya. Dan di sinilah Bramasta berakhir. Sendirian dan kesepian tanpa perhatian.

"Bagaimana keadaan saya, Dok?" tanya Bramasta setelah dokter memeriksanya.

"Kaki Anda patah dan perlu waktu sekitar enam bulan untuk sembuh. Sedangkan luka yang lainnya hanya lecet-lecet saja. Apa tidak ada keluarga Anda yang mengurus Anda?" jelas dokter itu sekaligus bertanya, karena tidak melihat anggota keluarga Bramasta satupun.

"Handphone saya rusak dan saya tidak mengingat nomor telepon putri saya, Dok," sahut Bramasta menghela napas panjang.

"Kalau begitu saya permisi. Saya harus memeriksa pasien yang lain," pamit dokter itu.

Setelah dokter itu pergi, Bramasta kembali menghela napas panjang. Bramasta jadi teringat bagaimana perhatian Dyah saat dirinya sakit. Apapun kebutuhannya terpenuhi dan Dyah selalu stand by di sampingnya. Tapi sekarang tidak ada satu orang pun yang menemani dirinya.

"Kalau aku menghubungi Keira, apa dia akan datang untuk merawat aku? Keira lebih dekat dengan mamanya. Karena Dyah sangat menyayangi Keira, begitu pun Keira yang juga sangat menyayangi Dyah. Apalagi sejak Keira kecelakaan sembilan tahun yang lalu. Dyah memberikan apapun yang Keira inginkan. Beruntung semenjak kecelakaan itu Keira tidak lagi manja dan banyak maunya seperti dulu. Keira lebih dewasa dan bijaksana. Dan hal itu membuat Dyah semakin menyayangi Keira. Jika aku dan Dyah bercerai, apa Keira akan membenciku? Sedangkan aku sendiri tidak begitu dekat dengan Keira karena kesibukan ku." gumam Bramasta dengan wajah sendu.

Bramasta terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan juga mantan kekasihnya, hingga tidak memiliki banyak waktu untuk anak dan istrinya. Dan beginilah akhirnya.

"Apa sebaiknya aku menghubungi Endang saja, ya?" gumam Bramasta.

*

Di rumah Rayyan, seperti biasanya, Aurora nampak mengantar suaminya yang akan berangkat bekerja.

"Aku berangkat, Sayang," ucap Rayyan, lalu mengecup kening Aurora.

"Hati-hati!" ucap Aurora tersenyum lembut, kemudian melambaikan tangannya saat mobil suaminya sudah mulai melaju.

Saat hendak masuk ke dalam rumah, tanpa sengaja Aurora melihat mobil Agnia yang mesinnya sedang di panaskan oleh pelayan yang bertugas merawat mobil.

"Mobil Agnia ada di rumah, berarti dia ada di rumah. Tapi, kenapa tadi dia tidak ikut sarapan bersama?" gumam Aurora, kemudian masuk ke dalam rumah.

Aurora menghampiri Mastuti, kepala pelayan di rumahnya. Pelayan yang paling setia padanya dan pada suaminya.

"Bik, apa Agnia ada di rumah?" tanya Aurora pada wanita yang sudah berusia enam puluh tahun itu.

"Ada, nyonya. Semalam nona pulang sekitar pukul sembilan," sahut Mastuti.

"Kok tumben nggak ikut sarapan bersama? Coba bibi periksa di kamarnya," pinta Aurora.

"Baik, nyonya. Tapi...." Mastuti nampak ragu untuk melanjutkan kata-katanya.

"Tapi kenapa?" tanya Aurora mengernyitkan keningnya menatap Mastuti.

"Semalam Tuan muda pulang pukul sepuluh malam. Lalu saya lihat Non Agnia berusaha menggoda Tuan muda," ucap Mastuti, lalu menceritakan pada Aurora tentang apa yang dilihatnya semalam. Mastuti melihat bagaimana perjuangan Agnia menggoda Zayn. Namun, Mastuti hanya memperhatikannya diam-diam dari tempat persembunyiannya.

"Huff..dia masih belum menyerah juga menggoda putraku. Jadi, karena alasan itu Zayn tidak menginap di rumah?" tanya Aurora menghela napas panjang.

"Sepertinya begitu, nyonya," sahut Mastuti

Mastuti memang diperintahkan Aurora untuk mengawasi Agnia. Jadi Mastuti tahu semua hal yang dilakukan oleh Agnia di rumah itu dan selalu melaporkannya pada Aurora. Karena itulah, Aurora tahu semua yang dikerjakan Agnia di rumah itu.

"Ya, sudah, periksa dulu sana, Bik. Takutnya Zayn melakukan sesuatu padanya. Zayn itu kalau kesal dan marah tingkahnya tidak bisa diprediksi," ujar Aurora yang punya firasat tidak enak tentang Agnia setelah mendengar cerita Mastuti.

"Baik, nyonya," sahut Mastuti bergegas mengambil kunci cadangan kamar Agnia, lalu langsung ke kamar Agnia.

Entah mengapa Mastuti merasa ada yang salah saat menyadari pintu kamar Agnia tidak di kunci. Mastuti memeriksa seluruh kamar Agnia. Karena tidak melihat Agnia, akhirnya Mastuti memeriksa kamar mandi. Mastuti melihat kunci kamar yang masih tergantung di tempatnya.

"Apa Tuan muda mengunci ular betina itu di kamar mandi?" gumam Mastuti, lalu membuka pintu kamar mandi itu.

Mastuti menghela napas panjang saat melihat Agnia tertidur bersandar di bathtub dengan kedua tangan yang diikat. Belum lagi saat melihat baju tidur kimono Agnia yang talinya sudah dilepas, hingga Agnia yang memakai lingerie.

"Nona! Nona! Bangunlah!" panggil Mastuti pada Agnia seraya melepaskan dasi yang mengikat tangan Agnia.

Perlahan Agnia membuka matanya. Tubuhnya terasa lemas dan menggigil. Semalaman Agnia berada di kamar mandi dengan baju yang basah kuyup, hingga akhirnya kering di badan.

"Aku kedinginan," ucap Agnia dengan suara lemah dan wajah yang terlihat pucat.

"Nona demam. Saya akan panggilkan dokter untuk nona," ucap Mastuti kemudian membantu Agnia berdiri dan memapah Agnia keluar kamar mandi dan membantu Agnia berbaring.

Aurora menghela napas panjang setelah Mastuti melaporkan tentang keadaan Agnia. Aurora pun menghampiri Agnia di kamarnya bersama dokter Fina yang baru datang.

"Bagaimana keadaannya, Fin?" tanya Aurora setelah Fina memeriksa Agnia.

"Hanya demam biasa, kok. Aku akan memberikan obatnya," sahut Fina yang merupakan dokter keluarga Rayyan sekaligus sahabat Rayyan.

"Ma, semalam Zayn memasukkan aku ke dalam bathtub dan mengikat tanganku. Dia mengurung aku di dalam kamar mandi dan meninggalkan aku begitu saja, ma," adu Agnia yang mulai menangis.

"Kalau kamu tidak menggodanya, dia tidak akan memperlakukan kamu seperti ini," ucap Aurora menghela napas panjang.

"Aku adalah istrinya, ma. Bukankah sah-sah saja, jika aku menggoda suamiku sendiri? Sudah hampir satu tahun aku dan Zayn menikah, tapi kami tetap tidur di kamar yang berpisah dan dia juga tidak memberikan nafkah batin padaku. Ini sungguh tidak adil bagiku, ma," keluh Agnia dengan pipi yang basah oleh air mata.

"Bukankah sebelum kalian menikah Zayn sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa mencintai kamu? Dia juga sudah mengatakan agar kamu jangan berharap apapun darinya, karena dia tidak pernah ingin kamu menjadi pasangan hidupnya. Tapi, kamu yang bersikeras untuk menikah dengan Zayn. Jadi, jangan pernah mengeluhkan apapun tentang Zayn. Sudah, sebaiknya kamu istirahat," ucap Aurora, lalu melangkah pergi meninggalkan kamar Agnia bersama Fina.

Agnia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Aurora. Dati awal, Agnia memang sudah bisa melihat dan merasakan, kalau Aurora, ibu mertuanya itu memang tidak menyukai dirinya. Apalagi Rayyan sang ayah mertua yang selalu bersikap dan berbicara datar padanya.

Meskipun begitu, Aurora dan Rayyan tidak mengintimidasi, apalagi memperlakukan dirinya dengan buruk. Agnia di perlakukan layaknya seorang tamu, bukan keluarga. Bahkan selama menikah dengan Zayn, Agnia di berikan kamar yang merupakan kamar tamu.

"Kenapa tidak kalian lempar keluar saja perempuan ular itu?" tanya Fina pada Aurora. Saat ini dua orang wanita itu duduk di teras samping rumah.

"Zayn menjadikan dia sebagai tameng, agar tidak lagi di kejar para pebisnis untuk dijadikan menantu," sahut Aurora menghela napas panjang.

"Lalu, sampai kapan Zayn akan begini?" tanya Fina.

"Aku tidak tahu. Menurut Rayyan dan Andi, Zayn masih mencintai mendiang istrinya. Karena itu, dia bersikap dingin pada semua wanita, kecuali orang terdekatnya,"

"Iya, aku juga sudah mendengarnya dari Andi. Aku tidak menyangka anak itu berani menikah diam-diam di belakang kita," sahut Fina ikut menghela napas panjang.

"Pemikiran Zayn memang sulit sekali di tebak. Kata Andi, mungkin Zayn tidak akan bersikap dingin dan datar lagi, jika dia sudah menemukan orang yang dicintainya. Pantas saja selama ini dia seperti orang yang kehilangan separuh nyawanya, ternyata orang yang dicintainya sudah meninggal," ujar Aurora merasa prihatin pada putranya.

"Aku takut Zayn seperti Rayyan duku. Rayyan juga seperti Zayn saat ini saat kamu kabur dari rumah dulu," sahut Fina yang masih ingat dengan kejadian beberapa tahun lalu saat Aurora kabur dari rumah dalam keadaan mengandung Zayn.

"Jangan mengingatkan aku tentang kejadian itu! Aku malu," keluh Aurora yang mengingat betapa bodohnya dirinya waktu itu yang tidak percaya akan cinta suaminya, hingga nekat kabur dari rumah.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

itulah penderitaanmu bram, sekarang kau menyesal atau senang saat sakit tak ada keluarga yang mendampingimu istri yang setia cinta dan sayang padamu sudah tak peduli dengan mu, karena keegoisan mu ntar Keira juga benci kamu, kenapa gak telfon selingkuhan mu untuk merawat mu selama kau sakit 🤧🤧

2024-04-20

3

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

Season 2 ini bagus ceritanya..konfliknya lebih natural dan kompleks..keren thor,

2024-04-26

3

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

udah telepon pelakor lo bram suruh urus dirilo masa mauya urusin duitya doang..... rugi dong

2024-05-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Lebih Baik Lupa
2 2. Berkunjung
3 3. Rasa Yang Tertinggal
4 4. Tanggung Jawab
5 5. Luka Karena Cinta
6 6. Tak Sesuai Ekspektasi
7 7. CEO Baru
8 8. Nembak
9 9. Asisten
10 10. Rahasia
11 11. Saran
12 12. Chemistry
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Menempel
15 15. Terhipnotis
16 16. Batas
17 17. Fatamorgana
18 18. Seperti Mimpi
19 19. Pergi Begitu Saja
20 20. Sakit
21 21. Tak Punya Privasi
22 22. Galau
23 23. Tantangan
24 24. Berbohong
25 25. Tertekan
26 26. Gosip
27 27. Pingsan
28 28. Bersedia
29 29. Berdebat
30 30. Tidak Berdaya
31 31. Merasa Bersalah
32 32. Secepatnya
33 33. Tersindir
34 34. Terkejut
35 35. Restu
36 36. Dejavu
37 37. Terasa Sakit
38 38. Curiga
39 39. Nafkah
40 40. Mencari
41 41. Kebersamaan
42 42. Jurus
43 43. Marah
44 44. Salah Menilai
45 45. Keras Kepala
46 46. Yang Kedua
47 47. Terbuai
48 48. Masih Ragu
49 49. Hanya Kamu
50 50. Istimewa
51 51. Tidak Terima
52 52. Menghilangkan Stres
53 53. Tidak Seharusnya
54 54. Berbeda
55 55. Ingin Tahu
56 56. Jauh Lebih
57 57. Tanda-tanda
58 58. Keira Mencari Zayn
59 59. Memperkenalkan
60 60. Mirip
61 61. Posesif
62 62. Bertemu Lagi
63 63. Pelukan Rindu
64 64. Bercerita
65 65. Merendahkan
66 66. Hubungan
67 67. Iri dan Menyesal
68 68. Memilih Jujur
69 69. Bukan Aku, Tapi Dia
70 70. Menyadari
71 71. Bisa Diandalkan
72 72. Menata Hati
73 73. Aku Adalah Aku
74 74. Apakah Benar Cinta?
75 75. Belum Kawin
76 76. Perkelahian
77 77. Angkuh
78 78. Badass
79 79. Mengajari
80 80. Ketahuan
81 81. Baru Tahu
82 82. Tidak Percaya
83 83. Misteri
84 84. Tidak Sesuai Ekspektasi
85 85. Memprediksi
86 86. Penuh Harap
87 87. Mengaku Bersalah
88 88. Sama Seperti Dulu
89 89. Memberi Pelajaran
90 90. Memohon
91 91. Rasa Syukur
92 92. Woro-woro
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Lebih Baik Lupa
2
2. Berkunjung
3
3. Rasa Yang Tertinggal
4
4. Tanggung Jawab
5
5. Luka Karena Cinta
6
6. Tak Sesuai Ekspektasi
7
7. CEO Baru
8
8. Nembak
9
9. Asisten
10
10. Rahasia
11
11. Saran
12
12. Chemistry
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Menempel
15
15. Terhipnotis
16
16. Batas
17
17. Fatamorgana
18
18. Seperti Mimpi
19
19. Pergi Begitu Saja
20
20. Sakit
21
21. Tak Punya Privasi
22
22. Galau
23
23. Tantangan
24
24. Berbohong
25
25. Tertekan
26
26. Gosip
27
27. Pingsan
28
28. Bersedia
29
29. Berdebat
30
30. Tidak Berdaya
31
31. Merasa Bersalah
32
32. Secepatnya
33
33. Tersindir
34
34. Terkejut
35
35. Restu
36
36. Dejavu
37
37. Terasa Sakit
38
38. Curiga
39
39. Nafkah
40
40. Mencari
41
41. Kebersamaan
42
42. Jurus
43
43. Marah
44
44. Salah Menilai
45
45. Keras Kepala
46
46. Yang Kedua
47
47. Terbuai
48
48. Masih Ragu
49
49. Hanya Kamu
50
50. Istimewa
51
51. Tidak Terima
52
52. Menghilangkan Stres
53
53. Tidak Seharusnya
54
54. Berbeda
55
55. Ingin Tahu
56
56. Jauh Lebih
57
57. Tanda-tanda
58
58. Keira Mencari Zayn
59
59. Memperkenalkan
60
60. Mirip
61
61. Posesif
62
62. Bertemu Lagi
63
63. Pelukan Rindu
64
64. Bercerita
65
65. Merendahkan
66
66. Hubungan
67
67. Iri dan Menyesal
68
68. Memilih Jujur
69
69. Bukan Aku, Tapi Dia
70
70. Menyadari
71
71. Bisa Diandalkan
72
72. Menata Hati
73
73. Aku Adalah Aku
74
74. Apakah Benar Cinta?
75
75. Belum Kawin
76
76. Perkelahian
77
77. Angkuh
78
78. Badass
79
79. Mengajari
80
80. Ketahuan
81
81. Baru Tahu
82
82. Tidak Percaya
83
83. Misteri
84
84. Tidak Sesuai Ekspektasi
85
85. Memprediksi
86
86. Penuh Harap
87
87. Mengaku Bersalah
88
88. Sama Seperti Dulu
89
89. Memberi Pelajaran
90
90. Memohon
91
91. Rasa Syukur
92
92. Woro-woro

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!