Dyah tersenyum lembut menyuapi gadis yang dipanggilnya Keira itu. Kasih sayang yang tulus terlihat jelas dari tatapan mata dan gerak-gerik wanita paruh baya itu.
"Ra, apapun yang terjadi nanti, jangan pernah membenci mama, ya?" pinta Dyah dengan wajah yang terlihat sendu.
"Bagaimana aku bisa membenci mama?" tanya Keira tersenyum lembut pada Dyah.
Kenyataan terkadang atau mungkin sering tidak sesuai ekspektasi. Namun, meski begitu, kita tidak bisa lari ataupun menghindari. Dalam situasi tertentu, kita terkadang mengambil keputusan penuh risiko. Walaupun kita tahu kemungkinan buruk yang mungkin terjadi nanti.
Terkadang kita memilih menghindari masalah untuk kebahagiaan semu yang sesungguhnya tidak membuat kita merasa benar-benar bahagia. Enggan menghadapi kenyataan yang menyakitkan yang sesungguhnya membuat kita semakin tangguh dalam menghadapi masa depan.
Inilah Dyah. Wanita yang mengambil keputusan demi keuntungan pribadinya, walaupun menyadari dan merasa bersalah karena tindakannya akan melukai perasaan orang lain. Dyah melakukan semuanya demi mempertahankan orang yang dicintainya.
Dyah tidak peduli, jika suatu hari semua tindakannya yang salah akan terbongkar. Bagaikan memegang bom waktu yang suatu saat akan meledak.
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Baik sakit maupun sehat, sedih atau bahagia, semuanya akan datang silih berganti dan mau tak mau, cepat atau lambat harus kita hadapi. Namun Dyah memilih lari.
Berbeda dengan Dyah, Agnia...gadis itu mengambil kesempatan yang ada demi ambisi hidup mewah bergelimang harta dan memiliki suami yang sempurna. Namun, jika ambisinya untuk menikah dengan Zayn terealisasikan, apakah benar hidupnya akan bahagia,?
Mari kita lihat, bagaimana keegoisan Dyah dan Agnia yang mengakibatkan konflik dalam hidup banyak orang, termasuk dalam hidup mereka sendiri.
Sembilan tahun kemudian...
Zayn Nugroho adalah putra satu-satunya dari Rayyan Nugroho, pebisnis terkaya di negeri ini. Pria tegap dengan bentuk tubuh atletis. Tinggi badan 180 cm, wajah rupawan dengan rahang tegas, alis tebal dan rapi, pupil mata berwarna hitam pekat bak langit malam yang begitu tajam, hidung mancung bak perosotan dan bibir tipis yang terlihat seksi. Benar-benar definisi dari sempurna.
Namun sayangnya, pria itu bagaikan Nebula Bumerang yang sangat dingin. Ya, walaupun fisik Zayn terlihat sangat sempurna, namun wajahnya selalu terlihat datar dan sikapnya begitu dingin pada para wanita, terkecuali pada orang-orang terdekatnya. Zayn sama sekali tidak tertarik dengan mahkluk yang namanya wanita.
Nebula Bumerang yang saat ini menjadi objek luar angkasa di jagad raya yang memiliki suhu yang sangat ekstrem. Suhu mencapai minus 273,15 derajat Celsius atau minus 459,67 derajat Fahrenheit. Benda yang berada pada jarak 5.000 tahun cahaya dari Bumi dan posisinya di konstelasi Centaurus.
Saat ini usia Zayn adalah dua puluh tujuh tahun. Pemuda itu telah meraih gelar doktor di luar negeri. Baru satu tahun ini Zayn terjun langsung di perusahaan sebagai CEO.
Sebelum Zayn hanya membantu pekerjaan ayahnya dari jauh. Namun jangan tanyakan soal kemampuannya dalam berbisnis. Selama satu tahun ini, perusahaan yang dipegangnya terus berkembang, tidak kalah berkembang dari saat ayahnya menjadi CEO. Sedangkan Rayyan sendiri saat ini menjadi komisaris dalam perusahaannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi Zayn masih berada di kantornya. Seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruangan Zayn setelah mengetuk pintu dan diizinkan masuk oleh si empunya ruangan.
"Zayn, ayahmu meminta Om untuk memberikan dokumen ini padamu," ucap pria yang tidak lain adalah Andi, asisten Rayyan. Pria itu meletakkan setumpuk dokumen di atas meja Zayn.
"Terima kasih, Om," ucap Zayn menatap Andi sekilas, kemudian kembali fokus pada laptopnya.
"Kamu akan pulang larut malam lagi? Untuk menghindari wanita itu? Kenapa kamu menikahi dia, jika kamu tidak mencintai dia?" tanya Andi seraya duduk di kursi yang ada di depan meja Zayn.
"Setidaknya dia bisa aku jadikan tameng agar tidak ada rekan bisnis kita yang berusaha menjodohkan aku dengan putri mereka," sahut Zayn menghentikan aktivitasnya.
"Apa tidak ada gadis yang bisa membuatmu tertarik dan jatuh cinta?" tanya Andi menatap Zayn lekat.
Semenjak mengalami kecelakaan, pemuda yang sudah di anggapnya seperti putranya sendiri itu sangat jauh berubah. Pemuda yang biasanya sering bercanda dengannya itu sekarang tidak banyak bicara, bahkan tersenyum pun jarang. Dalam sorot matanya hanya ada kekosongan dan kehampaan.
Zayn menghela napas panjang, lalu beranjak dari duduknya. Pemuda itu menyandarkan tubuhnya di dinding dengan posisi menyamping. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Netranya menatap ke arah luar dinding kaca di depannya yang menampilkan pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi.
"Tidak ada wanita yang bisa membuat aku tertarik, Om. Om tahu? Aku selalu merasa ada seseorang yang sangat berharga dalam hidup ku menghilang. Tapi aku tidak tahu itu siapa. Aku tidak bisa mengingat apapun di rentang masa SMA ku," sahut Zayn dengan tatapan yang terlihat kosong.
"Itu mungkin karena kamu mengalami amnesia. Om dulu tidak pernah tertarik dengan yang namanya wanita. Om sangat bangga dengan status jomblo Om. Hingga akhirnya Om jatuh cinta pada tantemu," sahut Andi dengan senyuman lebar di bibirnya mengenang betapa bangga dirinya dengan status jomblo-nya dan bagaimana dulu dirinya berjuang mendapatkan istrinya.
"Apa jatuh cinta itu rasanya menyenangkan?" tanya Zayn masih dengan tatapan kosongnya.
"Nak, semua hal itu seperti sebuah koin yang memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Seperti adanya siang dan malam, pagi dan petang, langit dan bumi, air dan api, hitam dan putih, baik dan buruk. Seperti halnya dengan cinta. Cinta bisa membuat kita menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Tapi juga bisa membuat kita menjadi orang yang paling menderita di dunia,"
"Jika tidak ingin merasakan derita cinta, maka jangan mencintai orang lain melebihi kamu mencintai dirimu sendiri, orang tuamu dan juga Tuhan mu. Tapi, semua itu hanya mudah di ucapkan, tapi sulit untuk direalisasikan. Karena nyatanya, saat kita jatuh cinta, tanpa sadar kita telah memberikan segala apa yang kita punya. Baik waktu, materi, hati, jiwa maupun raga kita. Dan inilah yang menjadi akar dari derita," ujar Andi panjang lebar.
"Begitulah? Jadi cinta itu seperti pisau yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kita, tapi terkadang juga membuat kita terluka?" tanya Zayn tersenyum hambar.
"Bisa di bilang begitu. Oh, ya, Om pamit dulu, Om masih ada sedikit pekerjaan lagi" pamit Andi setelah melirik jam dipergelangan tangannya.
"Makasih, Om," ucap Zayn membalikkan tubuhnya menatap Andi seraya tersenyum tipis.
"Terima kasih? Untuk?" tanya Andi mengernyitkan keningnya.
"Karena sudah menyempatkan waktu mengobrol dengan ku," sahut Zayn masih dengan senyuman tipis yang menghias bibirnya. Namun senyuman itu terlihat hampa seperti tatapan matanya.
Andi hanya tersenyum, kemudian meninggalkan ruangan Zayn. Pria paruh baya itu melangkah menuju ruangan majikannya.
"Tuan, berkas mana yang harus saya periksa ulang?" tanya Andi setelah masuk ke dalam ruangan Rayyan.
"Yang map-nya berwarna merah," sahut Rayyan yang sedang melihat email yang masuk di handphonenya.
"Oh, ya, Tuan, meeting besok jamnya dimajukan,"
"Nggak masalah. Oh, ya, Ndi, apa kamu tidak memiliki solusi untuk Zayn?" tanya Rayyan meletakkan handphonenya di atas meja seraya menghela napas panjang.
"Tuan sudah menanyakan hal itu beribu kali. Dan saya tetap tidak bisa memberikan solusi," sahut Andi seraya memeriksa berkas.
"Kamu biasanya selalu banyak akal. Kenapa kali ini malah nggak punya ide?" cetus Rayyan terlihat kecewa.
"Tuan, ini masalahnya dengan hati, bukan dengan perusahaan. Zayn tidak sadar kalau dia kehilangan gadis yang di cintainya. Walaupun Zayn amnesia dan tidak bisa mengingat gadis itu, tapi nyatanya hatinya tetap merasakan kehilangan. Luka karena cinta, obatnya hanya cinta, Tuan. Dan cinta itu tidak bisa di paksa. Jadi saya kesulitan untuk mencari solusinya. Kalau orangnya masih hidup, saya pasti akan mencarinya, walaupun harus keliling dunia. Tapi yang ini sudah meninggal, tidak mungkin saya menghidupkannya," sahut Andi menghela napas panjang.
"Maksud kamu?"
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
bibuk duo nan
jangan jangan ini sebenarnya Khaira dan Dyah adalah orang tua yg kehilangan anaknya dan mukanya rusak parah hingga tdk bisa dikenali trs identitas nya ditukar dgn keira yg asli jd pak buntala mengira klo Khaira yg meninggal,
2024-12-19
1
Memyr 67
𝗸𝗼𝗸 𝗮𝗺𝗱𝗶 𝘁𝗮𝘂, 𝘇𝗮𝘆𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗶 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗮𝘁𝗶?
2024-08-11
1
Astri
apakah mereka udah tau kebenaranx
2024-08-07
0