Meskipun masih syok dengan keadaan dirinya saat ini, namun Zayn menerima panggilan telepon dari Yoga.
"Bos, bos dimana? Semalam bos mengatakan akan tiba di lokasi tepat waktu. Kenapa sampai sekarang belum berada di lokasi? Bos membuatku cemas. Cepat kemari bos, atau klien kita akan kecewa. Tadi aku sudah berbohong kalau bos terjebak macet," cerocos Yoga dari sambungan telepon.
"Aku ke sana sekarang," ucap Zayn langsung mengakhiri panggilan dan bergegas memakai pakaiannya dengan terburu-buru.
Sambil memakai pakaiannya, Zayn mengamati kamar itu. Tidak ada tanda-tanda ada orang lain di kamar itu. Di dalam kamar mandi pun tidak terdengar suara apapun. Zayn tidak mengetahui, kalau ada Keira yang sedang berendam di dalam bathtub.
"Shiitt! Terpaksa aku nggak mandi," gumam Zayn, lalu bergegas keluar dari kamar itu. Setelah semalam bergulat panas di atas ranjang hingga beberapa kali, Zayn tidak sempat membersihkan diri karena harus segera bertemu dengan klien.
Zayn mengendarai mobilnya meninggalkan hotel itu dengan perasaan tak menentu. Terbangun dalam keadaan ranjang tempatnya tidur seperti kapal pecah dan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang membuat pikiran Zayn menjadi kacau.
"Siapa wanita yang aku tiduri semalam? Di memori otakku hanya ada wanita yang bernama Keira itu. Aku merasa melakukannya dengan dia. Tapi aku tidak yakin. Karena aku selalu terbayang-bayang wajahnya semenjak kami bertemu. Di tambah lagi semalam aku setengah mabuk. Aku akan menyelidiki siapa wanita yang aku tiduri itu. Aku harap bukan wanita yang ingin menjebak ataupun memanfaatkan diriku," gumam Zayn dengan pikiran tak menentu.
Sedangkan Keira yang berendam di dalam bathtub akhirnya menyelesaikan mandinya. Walaupun dalam benaknya masih bertanya-tanya, kenapa dirinya bisa terhipnotis oleh Zayn. Kenapa dirinya bisa terlena oleh setiap sentuhan Zayn di tubuhnya. Bahkan tubuh Keira terasa meremang, saat mengingat setiap sentuhan bibir, lidah dan juga jemari tangan Zayn di tubuhnya.
Namun ada lagi tanda tanya besar dalam hatinya, yaitu kenapa dirinya sudah tidak perawan lagi? Hal itu benar-benar tidak bisa Keira ingat.
Keira menatap tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang. Begitu banyak tanda cinta yang ditinggalkan Zayn. Hampir seluruh tubuhnya ada tanda berwarna merah dan juga keunguan. Dari leher, dada, perut, hingga di paha pun ada. Sepertinya Zayn tidak melewatkan tubuhnya satu inci pun.
"Dia membuat tanda sebanyak ini di tubuh ku tanpa aku sadari. Ah iya, apa dia belum bangun? Bagaimana aku bicara dengan dia nanti? Aku malu sekali. Aku seperti wanita murahan yang mudah sekali terhipnotis olehnya dan menikmati sentuhan serta apapun yang dia lakukan di tubuhku," gumam Keira yang rasanya enggan untuk keluar dari kamar mandi.
Walaupun bingung harus bagaimana menghadapi pemuda yang telah meniduri dirinya semalam, tapi mau tak mau Keira harus keluar dari kamar mandi untuk menemui dan bicara dengan Zayn.
Namun Keira terkejut saat keluar dari kamar mandi tidak melihat siapapun di dalam kamar. Hanya ada ranjang bagaikan kapal pecah tempat dirinya dan Zayn melakukan kegiatan panas semalam.
"Dia sudah pergi? Pergi begitu saja? Aku bahkan tidak tahu siapa namanya, apalagi alamat rumahnya.. Apa dia sengaja kabur karena nggak mau bertanggung jawab atas perbuatannya? Bertanya pada pihak hotel siapa orang yang memesan kamar ini pun tidak mungkin. Semua orang tahu, hotel memiliki tanggung jawab hukum dan etika untuk melindungi privasi tamunya. Mereka tidak akan memberitahukan nama tamu mereka kepada siapa pun kecuali diwajibkan oleh hukum, seperti sebagai tanggapan terhadap perintah pengadilan atau penyelidikan penegakan hukum. Ini semua salahku. Aku mandi terlalu lama, hingga dia pergi tanpa aku ketahui," gumam Keira terduduk lesu.
Entah bagaimana hasilnya, Keira merasa harus bicara dengan orang yang sudah meniduri dirinya semalam. Walaupun dirinya sudah tidak lagi perawan, sebelum ditiduri Zayn, tapi Keira tetap ingin meminta pertanggung jawaban Zayn.
Keira tersentak dari kegalauan hatinya saat handphonenya berdering. Keira terkejut saat melihat mamanya lah yang sedang menghubungi dirinya.
"Ya,Tuhan..aku lupa, aku telah meninggalkan mama semalaman," gumam Keira, lalu bergegas menerima panggilan dari mamanya.
"Halo, Sayang! Kamu di mana?" tanya Dyah terlihat tidak tenang karena tidak mendapati putrinya saat bangun dari tidur tadi. Mengira Keira ada perlu di luar, tapi sudah satu jam ditunggu, Keira tak kunjung muncul juga. Karena itu Dyah memutuskan menghubungi putrinya untuk memastikan keberadaan dan keadaan putrinya.
"Ah, aku masih di sekitar area hotel, ma. Apa mama menginginkan sesuatu?" tanya. Keira.
"Tolong belikan Mama kartu perdana. Mama ingin mengganti nomor telepon Mama. Oh, ya, Mama sudah memesan sarapan untuk kita, setelah sarapan kita check out. Mama ingin mencari tempat tinggal," sahut Dyah dengan wajah sendu.
"Okey, akan aku belikan," sahut Keira.
Kartu perdana adalah kartu SIM yang baru digunakan pertama kali, jadi masih baru dan belum pernah digunakan sama sekali sebelumnya.
Setelah panggilan di akhiri, Keira pun membelikan kartu perdana untuk Dyah. Sedangkan Dyah yang berada di kamar hotelnya nampak menatap layar handphonenya dengan tatapan sendu.
"Dia benar-benar senang karena akan bercerai dariku. Terbukti dia tidak menghubungi aku sama sekali setelah kejadian semalam. Walaupun handphonenya telah rusak karena aku banting, tapi bukankan dia bisa meminjam handphone pelayan? Pelayanan di rumah tahu nomor telepon ku," gumam Dyah tersenyum masam.
Dyah merasa Bramasta sama sekali tidak menghargai cinta, kasih sayang dan perhatian yang dirinya berikan selama dua puluh sembilan tahun ini. Dyah benar-benar merasa bodoh karena mati-matian mempertahankan orang yang tidak mencintai dirinya. Dua puluh sembilan tahun waktunya terbuang sia-sia. Seharusnya dirinya melepaskan Bramasta saat dirinya tahu hati Bramasta bukan miliknya.
Namun perasaan cinta Dyah pada Bramasta mengalahkan segalanya. Benar bahwa cinta itu buta. Dilansir dari Robbins Research International Inc, 'cinta buta' mengacu pada fenomena di mana seseorang dalam hubungan cinta cenderung mengabaikan kekurangan pasangan mereka, bahkan jika hal itu jelas terlihat bagi orang lain.
Hal ini disebabkan oleh adanya faktor emosional yang mendominasi pada awal hubungan, di mana orang tersebut terpesona oleh perasaan cinta dan keinginan untuk membuat pasangan mereka bahagia.
Mereka cenderung melihat pasangan mereka melalui kacamata yang dipenuhi cinta, yang mengurangi kemampuan mereka untuk melihat kekurangan yang ada. Hal ini disebabkan oleh fokus yang lebih besar pada emosi dan perasaan daripada fokus pada pertimbangan rasional.
Saat seseorang mencintai dengan tulus, pikirannya terfokus pada bagaimana membuat pasangannya bahagia, terinspirasi, dan semua yang diinginkannya terpenuhi.
Mereka merasa terdorong untuk menjelajahi dan mengetahui segala hal tentang pasangan mereka, tanpa memikirkan seberapa banyak yang mereka berikan atau apakah pasangan mereka cocok dengan gambaran ideal dalam pikiran mereka.
Namun, tahap ini tidak bertahan selamanya. Ada saatnya ketika kita mulai melihat kekurangan dan perbedaan, dan saat itulah cinta tidak lagi buta.
Ketika logika mulai mengambil alih, Anda mulai menyadari sifat-sifat yang sebelumnya Anda abaikan di awal hubungan. Dan itulah yang dirasakan Dyah saat ini. Mata hati Dyah mulai terbuka dan menyadari bahwa cinta yang bertepuk sebelah tangan tidak akan membuahkan kebahagiaan.
Kendati logika memang penting, namun terkadang bisa berdampak buruk terutama dalam hubungan. Ini seperti seseorang yang terlalu banyak memikirkan hal-hal, daripada benar-benar mencintai pasangannya dengan sepenuh hati. Intinya,, kita boleh mencintai, tapi jangan sampai kehilangan logika.
Tak lama kemudian, Keira pun sudah kembali ke kamar hotel mamanya. Dyah nampak senang melihat kedatangan putrinya itu.
"Rencananya mama akan mencari tempat tinggal yang seperti apa?" tanya Keira setelah mereka sarapan bersama.
"Sebuah rumah yang sederhana saja. Kamu mau, 'kan, tinggal bersama mama? Nggak apa-apa, 'kan tinggal di rumah yang sederhana?" tanya Dyah ragu, takut Keira tidak mau tinggal bersama dirinya.
"Aku akan tinggal di manapun mama tinggal. Tapi jangan terlalu jauh dari tempat kerjaku, ya, ma!" pinta Keira.
"Iya, mama akan mencari tempat yang dekat dengan tempat kerja kamu. Mama ingin membuka usaha. Mama akan membuka restoran untuk menghidupi kita berdua," sahut Dyah setelah memikirkan masa depan mereka mengingat dirinya akan segera bercerai dengan Bramasta.
"Terserah mama saja. Aku mendukung mama, apapun keputusan mama," sahut Keira tersenyum lembut.
Di sisi lain, seorang pria paruh baya nampak terbaring di salah satu ranjang rumah sakit. Pria yang semalam mengalami kecelakaan.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Bunda windi❤ 💚
mungkin pak bramasta itu yang kecelakaan dia mau mencari bu Dyah
2024-04-20
3
Hany
Bramasta
wow.. ternyata dia kecelakaan
2024-04-18
3
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
satu kata buat bram. mampoossss....
2024-05-03
2