16. Harus bagaimana?

Berusaha baik baik saja biarpun sampai saat ini perasaan hana masih berkecamuk. Keesokan harinya setelah kejadian bertemu camer yang berakhir dengan hinaan. Hana kembali bekerja masih dengan mata sembab dan wajah pucat. Sampai dua minggu sudah berlalu, dalam diamnya hana berusaha fokus bekerja dan hubungannya dengan pandu tetap berjalan seperti biasa.

Pandu masih sering datang berkunjung bahkan pertemuan hana dengan ketiga anak anak pandu semakin sering. Makan siang bersama menonton di bioskop atau pergi untuk membeli perlengkapan sekolah. Mereka sudah seperti keluarga bahagia dalam penglihatan orang orang. Senyum hana sudah kembali ada tapi tetap saja hana berusaha menyimpan perih dihatinya dengan susah payah.

Melihat anak anak pandu yang begitu menyayanginya ditambah perhatian yang pandu berikan jadi semakin bertambah membuat hana dilanda ketakutan yang teramat sangat. Tentu saja perihal resti yang sudah jelas tidak hana dapatkan tapi keempat pria didepannya ini begitu menyayanginya membuat hana dilema parah.

"Bertahanlah bersama mas. Kamu bisa lihat bagaimana mereka tersenyum seperti sekarang ini? Sebelumnya mereka tak pernah sebebas ini tersenyum saat menikmati waktu mereka diluar bersama mas."

Hana terhenyak, kebimbangannya semakin bertambah karena sejujurnya hana sempat ingin menghilang. Menghilang dalam artian, hana ingin pergi tanpa sepengetahuan pandu. Jujur saja kata kata pedas yang maya lontarkan menorehkan luka batin yang teramat sangat. Sehingga dalam tangisnya didepan sajadah hana kerap kali berfikir untuk selesai dan meninggalkan pandu.

Genggaman tangan pandu terasa sedikit hangat padahal sekarang mereka sedang berada disebuah ruangan berAC dengan suhu yang cukup dingin.

.

.

.

Hoek hoek hoek

Malam sepulang dari kantor hana tiba tiba saja merasa mual dan muntah muntah. Penyebabnya karena hana membuka bungkusan nasi goreng yang dibelinya didepan kost karena sejak sore hana menginginkan nasi goreng pedas. Tapi entah kenapa saat bungkusan nasi dibuka semerbak bau wangi dari nasi goreng itu malah membuat perut hana begitu mual.

Keringat dingin membasahi seluruh tubuh hana bahkan hana sampai lemas terduduk dilantai kamar mandi.

"Ya allah kenapa aku ini." Gumam hana sambil menyandarkan punggungnya di pintu kamar kamar mandi.

"Lemes banget."

Tak sadar karena saking lemas nya hana sampai tertidur dikamar mandi dan ia terbangun karena merasa sesak napas.

Dengan tubuh lemas dan perut yang masih mual hana berusaha menuju ranjangnya dan mengabaikan rasa perutnya yang sebenarnya lumayan lapar.

"Kenapa tiba tiba jadi begini sih, kayaknya akau ga punya penyakit magh atau sejenisnya tapi kenapa bisa muntah dan sampai lemes begini."

Hana membaluri kening dan hidungnya dengan minyak kayu putih tapi hasilnya tetap sama tak mengurangi pening dan mual yang melanda. Malah anehnya sekarang hana begitu ingin minum minuman dingin.

"Pengen banget minum es jeruk nipis." Gumam hana dengan mata terpejam rapat.

Ponsel yang ada disampingnya hana ambil dan ia mencari kedai yang masih buka disebuah aplikasi jual makanan online. Akhirnya pilihan hana jatuh pada bakso dan es jeruk nipis.

Aroma kuah bakso sempat membuat hana mual kembali setelah sebelumnya ia meminum es jeruk nipisnya lebih dulu.

"Ini kenapa sih?" Lagi lagi hana menggumam.

Deg

Jantung hana berdegup kencang karena matanya nyaris keluar saat melihat kalender yang digantung didinding kamar masih bersih tak ada tanda bahwasanya hana sudah datang bulan padahal hana ingat betul sekarang sudah akhir bulan.

"Mual mual ...... Jangan jangan a a aaakuu. Ya allah, aku harus bagaimana?"

Hana gemetaran tubuhnya mendadak lemas lagi dan kepalanya berputar. Seolah hana merasakan dunianya berhenti berputar. Sadar semua ini bisa saja terjadi karena hubungan hana dan pandu memang sudah sejauh itu tapi biasanya pandu menjaga mereka dengan begitu baik tapi entah kapan pandu teledor dan hana sampai kecolongan. Proteksi yang hana lakukan memang tak sampai mengkonsumi pil pencegah kehamilan atau KB lainnya karena pandu melarang keras dan sesuai janji pandu, pandu lah yang mengontrol diri.

"Ya allah."

Air mata hana tumpah, hana linglung dan pikirannya berkecamuk. Antara takut bahagia dan bingung harus berbuat apa.

"Ibunya mas pandu saja ga suka sama aku dan sekarang aku malah hamil." Walau belum melakukan tes untuk memastikan kebenarannya tapi hana memiliki firasat kearah sana.

"Aku harus bagaimana sekarang, ya allah. Kenapa harus begini."

Tak menyalahkan kehadiran janin di rahimnya kalau memang benar saat ini hana tengah mengandung namun yang membuat hana bimbang adalah restu yang tak mungkin ia dapatkan karena sudah jelas jelas hana tak disukai oleh ibunya pandu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Resiko yang harus ditanggung

2025-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!