13. Janji pandu

Maya menatap marah kearah putranya karena baru saja ardan menceritakan mengenai hana. Merasa kecolongan maya langsung saja memarahi pandu didepan anak anak tanpa maya perduli kalau ketiga cucunya akan ketakutan atau bahkan tau mengenai urusan orang dewasa.

"Mba, tolong ajak anak anak naik keatas."

Pandu langsung meminta dua pengasuh anak anaknya untuk segera membawa arga arka dan ardan kekamar mereka. Sebagai ayah, tentu saja pandu tak ingin anak anaknya melihat pertengkaran ini.

"Mama harusnya jangan marah dan meninggikan suara didepan anak anak ku." Pandu menegur ibunya dengan suara pelan karena semarah apapun dia pada maya tetap saja pandu tak akan pernah menunjukkannya.

"Lupakan itu." Sentak maya tak mau perduli.

"Sekarang jelaskan ke mama siapa hana? Siapa perempuan itu."

Pandu diam, ia memang berencana ingin mempertemukan sang ibu dengan hana kekasih hatinya tapi pandu tau kalau ibunya pasti akan sangat sulit untuk memberi restu maka sampai sekarang pandu masih belum melakukannya. Dan, han inilah yang pandu takutkan. Maya akan marah kalau tau pandu memiliki wanita yang sekarang dicintainya dan hal ini pasti semakin menjauhkan keinginan sang ibu untuk melihat pandu dan anabela rujuk kembali.

"Mama ga akan pernah ijinkan kamu menikah dengan wanita lain selain ana ibu kandung cucu cucu mama."

Pandu menghela napas berat.

"Ma, aku dan ana sudah selesai. Bahkan sekarang ana dimana saja kita tak ada yang tau, dan kalau menurut mama dia orang yang tepat untuk menjaga dan mengurus anak anak ku kenapa sampai detik ini dia tak datang tidak juga menanyakan kabar anak anaknya."

Maya tak perduli, entah apa yang membuat maya begitu percaya dengan ana padahal jelas jelas sejak mantan menantunya itu pergi sampai detik ini tak pernah menanyakan kabar anak anak jangankan datang berkunjung.

"Ma, tolong jangan terus keras seperti ini. Aku juga ingin memiliki pendamping bahkan anak anak juga butuh sosok ibu yang bisa mengarahkan mereka."

"Mereka sudah punya ibu, jadi kamu ga perlu sibuk mencarikan mereka ibu yang baru."

Lelah, pandu sangat lelah dengan keras kepalanya sang ibu. Pernikahan pandu dan anabela memang hasil dari perjodohan tapi sejak awal berkenalan memang pandu sudah jatuh hati pada sosok ana jadi perjodohan yang pandu terima bukanlah karena rasa terpaksa.

"Siapa hana" maya ternyata masih belum puas karena pandu bungkam mengenai sosok hana yang tadi ardan ceritakan.

"Ma"

"Siapa hana, ndu."

"Dia pacar ku." Jawab pandu dengan nada tegas penuh keyakinan.

"Pacar? Kamu sudah gila apa."

"Ma, aku pria single."

"Tapi kamu punya anak, kenapa masih mikir pacar pacaran seperti anak ABG."

Pandu meringis, merasa tersindir. Memang usianya sudah tak muda lagi apalagi dengan status duda anak tiga tapi pandu tetaplah pria normal yang perlu memiliki teman dekat bahkan pendamping hidup.

"Ma, aku ingin menikah lagi tapi tidak rujuk dengan ana jadi aku harap mama menerima keputusan ku."

"Pandu"

"Hana pacar ku, kami sudah menjalin hubungan cukup lama. Anak anak sudah beberapa kali bertemu dengannya dan aku lihat anak anak menerima keberadaan hana dengan cukup baik jadi aku akan segera melangsungkan pernikahan."

"Tidak akan ada yang menggantikan status ana."

Pandu menggeleng, kehabisan kata kata untuk mengahadapi kerasnya sikap maya sang ibu.

"Jangan begini ma, aku mohon."

Maya tak perduli, diambilnya tas miliknya diatas meja dan pergi begitu saja dari rumah sang anak. Maya yang awalnya datang untuk menginap membatalkan niatnya karena mengetahui perihal hana dari si bungsu ardan.

Di lantai atas.

Arga sedang berusaha menidurkan si bungsu yang sejak tadi nampak gelisah.

"Kenapa belum bobok dek." Tanya arkan yang ternyata masih terjaga.

Ardan menggeleng dengan linangan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Kenapa nangis?" Arga terkejut karena mendapati adiknya menangis.

Ceklek

Atensi ketiganya tertuju pada pintu kamar yang terbuka.

"Kenapa belum tidur?" Pandu masuk masih dengan setelan kerja yang ia kenakan sejak pagi namun hana menyisakan kemeja yang sudah digulung sebatas siku dan celana panjang hitamnya saja.

"Ayah, maaf" Ardan yang merasa bersalah langsung saja mendekat dan meminta maaf.

"Yah" cicit arga dan arka bersamaan.

"Tak perlu minta maaf. Yang seharusnya minta maaf itu ayah, karena kalian sampai harus melihat ayah dan oma ribut tadi."

"Kak hana" arga yang paling tua membuka suara karena nyatanya ardan sudah menangis dalam dekapan pandu.

"Jangan khawatir. Kalian akan tetap bisa bertemu kak hana setelah ini. Ayah janji."

Pandu seolah tau kekhawatiran yang arga dan arka tunjukkan lewat tatapan mata mereka.

"Jangan takut ya, besok kita makan siang dengan kak hana mau?"

Mendengar itu, ardan yang tadinya menangis dalam pelukan sang ayah langsung menoleh.

"Beneran ya?" Ardan tampan antusias sekali.

"Iya, besok siang pulang sekolah ayah yang jemput kalian."

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!