7. Arga dan ayah

Seminggu dari pertemuan anak anak dengan hana dan pagi ini sudah hari minggu. Aku dan arga sedang duduk di gazebo belakang rumah sambil menikmati teh hangat serta beberapa gorengan yang bibi buat. Sementara arka dan ardan masih lela di kamar mereka karena ini memang hari minggu jadi aku membebaskan mereka untuk bangun siang.

"Yah" suara arga memecah keheningan diantara kami yang sejak tadi sama sama diam menikmati tempe mendoan.

"Hmm" aku hanya berdehem tapi pandangan ku langsung beralih ke sosok kecil disebelah kanan ini.

"Ayah sama kak hana itu ...... Hmm"

Aku mengulas senyum, arga adalah anak yang cerdas dan dia adalah cerminan diri ku. Tentu aku tau apa yang akan arga tanyakan tapi aku masih menunggu putra sulung ku ini melanjutkan pertanyaannya.

"Hmm, ayah ..... Ayah dan kak hana ..... Apa kak hana akan ..... Akan jadi bunda untuk aku dan adik adik?"

Tuntas, akhirnya arga bisa menuntaskan pertanyaannya walau beberapa kali ia sempat tersendat entah karena takut atau apa.

"Menurut abang bagaimana? Apa abang mau ayah kasih bunda?"

Bukannya menjawab aku malah balik memberikan pertanyaan pada arga. Aku ingin tau apakah anak anak bisa menerima keinginan ku untuk menikah lagi dan memberikan sosok ibu untuk mereka.

Arga sempat menatap wajah ku dengan ekspresi penuh ragu.

"Kak hana baik, adik adik bahkan aku nyaman saat kemarin kami main bareng. Tapi ayah baru kali ini ajak kami ketemu teman ayah jadi ....."

"Jadi?"

Sempat ada jeda dari arga dan aku was was dibuatnya.

"Sejauh ini not bad, kak hana baik bahkan kemarin juga dia mau meladeni kami makan. Cuma, aku ga yakin sama oma."

Ya, ibuku memang orang yang paling menentang jika aku ingin menikah lagi karena mama masih saja mengharapkan ibu kandung anak anak untuk kembali bersama ku. Menurut mama hanya ana lah yang bisa sayang kepada anak anak karena memang hana ibu kandung mereka ditambah lagi ana berjanji pada mama waktu sebelum ia kabur dengan pacar gelapnya.

"Abang tau kalau oma ingin ibu kalian kembali bersama ayah?"

"Tau, oma sering bilang gitu tapi kalau memang hanya tante ana saja yang bisa sayang sama kami kenapa dia pergi dan sampai sekarang tak pernah datang bahkan telpon juga tidak."

Arga sedang mengutarakan isi hatinya aku tau, putra ku sedang menyuarakan rasa kecewanya pada hidup kami. Aku sering merasa menyesal dan bersalah pada anak anak karena tidak bisa memberikan keluarga yang utuh bahkan bahagia kepada mereka seperti keluarga kebanyakan.

"Bang, apa yang terjadi antara ayah dengan ibu kalian itu biarkan menjadi urusan ayah saja."

"Kenapa tante ana pergi?"

Deg

Pertanyaan yang paling aku takutkan akhirnya meluncur juga dari mulut putra ku. Sejak ana pergi hal yang paling aku takutkan adalah ini, aku harus menjawab apa? Tak mungkin bagi ku memberitahukan kepada anak anak alasan ibu mereka meninggalkan kami. Bagi ku aib mantan istri ku tidak baik jika harus diumbar apalagi didepan putra kami.

Arga arka dan ardan harus memiliki rasa hormat pada ana ibu kandung mereka terlepas apapun kesalahan yang ana lakukan dan aku akan terus menanamkan hal itu pada mereka. Baik buruknya ana dimasa lampau, semuanya karena andil ku didalamnya. Mungkin keputusan kami terlalu terburu-buru untuk menikah saat itu dan naasnya ana belum benar benar bisa move on dari kekasihnya terdahulu.

Kecewa sakit hati apalagi adanya ketiga anak anak ini membuat aku sempat terpuruk.

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!