11. Piknik

Seumur umur, pandu memang belum pernah mengajak anak anaknya pergi piknik. Jadi setelah arka sehat dari demamnya tempo hari, hana merencanakan piknik keluarga dan ditanggapi antusias oleh arga arka dan bahkan ardan.

"Mau piknik kemana yah?" Arka membuka suara saat mereka semua sudah duduk didalam mobil dan kali ini ketiganya kompak duduk di kursi belakang dan mengosongkan kursi samping pandu karena arga bilang nanti kak hana yang akan duduk didepan bersama ayah.

"Kak hana bilang mau ke kebun binatang." Pandu melirik kaca spion dan melihat raut bahagia dari ketiga anaknya.

"Kalian senang?"

Ketiganya kompak menganggukkan kepala dan hal itu benar benar membuat perasaan pandu diselimuti kebahagiaan. Kehadiran hana sebenarnya sudah lama mengisi hatinya namun keputusannya untuk mengenalkan anak anaknya juga hana baru terjadi beberapa bulan terakhir dan beruntungnya baik arga arka dan ardan sangat menyambut baik hal itu.

"Biasanya orang piknik bawa makanan dan minuman yah." Kali ini arga yang membuka suara. Mereka pergi hanya membawa badan saja tanpa yang arga sebut barusan.

"Sudah kak hana yang siapkan, semalam kak hana bilang ayah hanya perlu menyiapkan baju ganti kalian saja karena setelah dari kebun binatang kita bisa saja ke water boom atau ke pantai."

Makin makin bahagianya anak anak pandu pagi itu. Hana seolah menjadi sumber bahagia baru bagi mereka karena hana selalu saja bisa membuat ketiganya girang bukan main.

Agenda pertama adalah ke kebun binatang, disana anak anak bahkan hana terlihat sangat antusias dengan semua jenis binatang yang mereka temui. Lagi lagi pandu seolah sedang momong empat anak sekaligus. Penampilan pandu yang hari ini jauh lebih santai tak membuat orang orang menilai kalau pandu sedang momong empat anak karena pandu terlihat begitu tampan dan jauh lebih muda dari usia sebenarnya.

"Makan siang yuk, buka bekal yang sudah kak hana masak." Ajak hana pada keempatnya.

"Masak apa memangnya?" Tanya pandu sambil mendekat kearah hana yang sebenarnya sejak pagi pandu sudah ingin sekali memeluk dara mudanya ini.

"Ih, mas geseran." Bisik hana karena sekarang anak anak sedang berjalan didepan mereka.

"Masak apa?" Tanya pandu lagi tapi kali ini dengan bisikan dan hembusan napas naka didekat telinga hana.

"Mas"

"Apa hmm"

"Geser sedikit, geli."

"Hahahaha" tawa pandu pecah karena hana yang berjalan disebelahnya terlihat gelisah.

Tawa pandu yang lumayan kencang membuat ketiga anaknya berhenti dan menoleh kebelakang. Pandu yang merupakan sosok pendiam tiba tiba bisa tertawa lepas saat bersama dengan hana walau anak anaknya tak tau apa yang membuat ayah mereka bisa tertawa seperti sekarang ini.

"Mas" sentak hana untuk memperingatkan pandu kalau sekarang dirinya sedang diperhatikan oleh arga dan arka khususnya karena si bungsu ardan malah ikut menyunggingkan senyumnya.

.

.

.

Anak anak makan dengan lahap dengan semua masakan yang hana bawa. Bahkan ardan yang biasanya sangat sulit makan jadi nambah. Pandu menyaksikan bagaimana interaksi anak anaknya dengan hana jadi merasakan perasaan hangat didalam hatinya. Merasa pilihannya untuk bersama hana bukanlah kesalahan. Anak anak nyaman bahkan sekarang mereka seringkali menanyakan kapan akan bertema dengan hana lagi, kak hana bagaimana kabarnya hari ini. Pertanyaan pertanyaan sederhana yang sekarang kerap pandu dengar silih berganti dari arga arka bahkan si bungsu ardan.

"Ayo, makam yang banyak."

"Kak hana, ayamnya enak." Arga yang sejak tadi sibuk dengan makanan di piringnya langsung membuat hana tersenyum mendengar pujian yang baru saja arga lontarkan.

"Kalai abang suka nanti kak hana buatkan lagi. Maaf ya ayam gorengnya kak hana tadi buat sedikit."

"Ga masalah, aku sudah dapat dua potong kok."

Sejak semalam hana sudah menyiapkan bahan masakan untuk mereka piknik hari ini. Sepulang dari bekerja hana mampir ke swalayan dan membeli bahan masakan untuk capcay dan ayam goreng lengkuas tidak lupa hana juga membuat sambal serta kerupuk. Nyatanya anak anak pandu sangat menikmati apa yang hana masak dan hal itu membuat hana senang sekali.

"Mau makan puding sekarang atau nanti saja saat di mobil?" Tanya hana saat tangannya sedang sibuk merapihkan alat makan yang baru saja mereka pakai.

Pandu sempat terkejut saat hana menyebutkan puding, karena memasakan makan siang mereka ini saja sudah pasti sangat membuat pagi hana sibuk tapi kekasihnya itu masih sempat membuat puding untuk pencuci mulut.

"Masih buat puding?" Tanya pandu.

"Iya, soalnya aku pikir anak anak pasti akan cari camilan habis makan." Jawab hana dengan senyum manisnya.

"Boleh aku minta satu." Arka terdengar tertarik dengan apa yang hana tawarkan.

"Tentu. Kak hana bawa banyak pudingnya."

Hana membuat sebuah kotak pendingin berukuran sedang dan didalamnya ada sekitar 12 box kecil berisikan puding susu stroberi mangga alpukat dan yang lainnya. Arga arka ardan dan pandu langsung berbinar karena pasti puding itu akan sangat nikmat dinikmati saat cuaca yang sekarang sudah mulai terik.

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!