Jam udah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi pandu masih begitu betah memeluk tubuh mungil kekasihnya padahal dirumah sudah ada yang mencak mencak karena sampai jam segini pandu belum juga pulang ke rumah. Jangan kalian kira yang marah marah adalah istrinya pandu.
"Pas berangkat tadi apa ayah kalian ga ada pesan apa apa?" Tanya maya pada ketiga cucunya yang baru saja bangun dari duduk untuk masuk ke kamar masing masing karena sudah waktunya mereka untuk tidur.
"Ayah antar kami seperti biasanya, ga ada ngomong apa apa nek." Arga si sulung yang menjawab sementara dua adiknya sudah sibuk menguap karena mengantuk.
"Arka ajak ardan ke kamar duluan abang nanti nyusul." Lanjut arga menginterupsi dua adik laki lakinya.
Tanpa protes, arka menggandeng tangan si bungsu menuju kamar mereka.
"Nenek heran kenapa belakangan ini ayah kalian suka pulang larut padahal biasanya kan ga pernah. Kalau memang kerjaannya masih banyak juga pasti dibawa pulang ke rumah." Maya masih terus menggerutu padahal arga yang usianya baru 10 tahun tidak seharusnya mendengar semua itu.
"Nek, aku ke kamar dulu mau temenin ardan bobok." Arga yang memang menjadi sulung selalu menjaga dua adiknya dengan sangat baik karena pandu mendidik anak anaknya dengan tegas namun penuh kasih sayang jadi walaupun ketiganya hidup tanpa sosok ibu tapi mereka tak pernah sekalipun merasa kekurangan kasih sayang.
Maya tak menghiraukan apa yang arga ucapkan dan masih terus mengomel bahkan tangannya kembai sibuk menekan nomor sang putra dilayar pipih miliknya.
"Kemana sebenarnya anak ini. Sibuk sibuk aja alasannya padahal dulu ga pernah begini."
Sebenarnya pandu tak selalu pulang larut malam tapi memang beberapa kali dalam sebulan ini pandu sering mengunjungi hana sampai malam apalagi semenjak hana menyerahkan diri seutuhnya kepada pandu tentu saja membuat pandu yang sudah hampir dua tahun tak merasakan madu asmara dibuat kecanduan secara sebelum bersama hana pandu memang sudah pernah menikah dan menghadirkan tiga jagoan.
Di kamar kost hana.
Lagi lagi pandu mencumbu hana dengan penuh kelembutan sehingga membuat dara muda itu hanyut dan kembali pasrah menyerahkan diri untuk permainan mereka yang ketiga. Suara hana terdengar begitu merdu ditelinga pandu sampai sampai membuat pandu tak sadar mempercepat gerakannya.
"Hmm, mash" hana mencengkram rambut lebat pandu yang sudah mulai tumbuh beberapa uban.
Usia pandu memang sudah tak muda lagi tapi jangan kalian sangka kalau tampilan pandu seperti bapak bapak uban berperut buncit, tidak. Pandu pria matang tampan dengan sejuta pesona padahal ekspresi wajahnya kerap kali menunjukkan kekakuan tapi nyatanya semua itu berbanding terbalik saat pandu sedang bersama dengan hana si dara kesayangan yang berhasil membangkitkan gairah mudanya.
"Mas ga pulang?" Tanya hana setelah mereka menyelesaikan permainan ketiga dimalam itu.
Sebagai wanita, hana sejujurnya ingin pandu selalu ada didekatnya agar dirinya dengan bebas memandang serta memeluk pria itu. Tapi hana tentu sadar kalau hubungan mereka memang belum waktunya untuk dipublikasikan karena hana yang menolak untuk keluar dari pekerjaannya padahal pandu sudah beberapa kali meminta hana untuk berhenti bekerja atau pindah tempat kerja.
"Nanti saja, mas masih mau sama kamu disini."
Tak lagi membuka suara, hana semakin mengeratkan pelukannya. Tubuh yang masih basah bahkan deru nafas yang masih memburu tak sama sekali membuat keduanya risih. Yang ada ada hana malah terlelap karena saking nyamannya dan tentu saja hal itu membuat pandu yang akhirnya harus pulang tanpa berpamitan.
Cup
"Tidur yang nyenyak sayang, mas pulang dulu."
Cup
Berulang kali pandu mengecup kening dara mudanya, dalam hati enggan untuk berpisah tapi dering ponselnya tak berhenti sehingga pandu harus segera pergi dari kost hana agar ibu ratu yang sekarang ada dirumah tidak semakin marah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments