12. Ketakutan pandu

Napas pandu terengah, ia terbangun karena mimpi yang membuatnya harus membuka mata ditengah malam. Suara hujan diluar membuat dada pandu makin bergemuruh karena beberapa kali pula suara petir menyambar.

"Ya allah, kenapa harus mimpi berpisah dengan hana." Tanpa terasa pandu menangis sampai terisak.

Dulu, saat berpisah dengan anabela tak sekalipun pandu meneteskan air matanya padahal dari pernikahannya bersama dengan ana mereka sampai memiliki tiga buah hati. Tapi kali ini hanya karena mimpi saja pandu sampai menangis sesenggukan. Dadanya terasa begitu sesak bahkan napas pandu sampai terputus putus.

"Aku ga mau sampai putus atau bahkan pisah sama hana. Bukan hanya aku saja yang akan sakit karena anak anak juga pasti akan kehilangan karena sekarang mereka sedikit sedikit tanya hana ke aku." Batin pandu yang masih saja menangis ditengah malam yang hujan turun lumayan deras.

Disisa malam setelah pandu terbangun karena mimpi paling buruk versinya. Pandu tak lagi bisa memejamkan mata barang sedetik. Pagi menyapa dengan rintik yang masih tersisa. Kepala pandu terasa sedikit berat, ia putuskan untuk segera mandi dan turun kebawah untuk meminta bibi membuatkannya minuman hangat yang mungkin saja bisa mengurangi pening di kepalanya.

"Loh, kok pagi banget sudah bangun pak?" Tanya bibi saat melihat pandu masuk ke area dapur.

"Iya, saya lagi sakit kepala. Bik, tolong buatkan saya minuman hangat yang bisa sedikit mengurangi sakit kepala ya. Tapi jangan kopi."

Bibi mengangguk mengerti karena pandu memang bukan penikmat kopi. Dengan cekatan bibi membakar jahe dan merebus air agar bisa menghidangkan minuman yang pandu inginkan dengan segera.

"Pak"

Bibi datang dengan nampan berisi minuman jahe hangat dan beberapa gorengan tempe dan tahu yang sempat bibi buat saat menunggu minuman yang tadi dibuatnya.

"Makasih bik."

"Sama sama pak, silahkan dinikmati."

Pandu mengangguk samar dengan mata masih tetap fokus didepan layar ponselnya. Sejak duduk dimeja makan, pandu sibuk berkirim pesan dengan dara mudanya. Banyak pertanyaan sepele yang pandu tanyakan dan seperti biasa hana dengan cepat membalas karena tak mau pandu sampai ngambek seperi yang sudah sudah.

"Sayang, kamu dimana."

"Sudah sarapan."

"Sudah berangkat kekantor belum."

"Kamu sehat kan."

Masih banyak lagi pertanyaan lain yang pandu tanyakan. Sementara diatas ojek online yang hana tumpangi, sang dara sedang mengernyit bingung kenapa sepagi ini pandu sudah bawel sekali. Pandu memang kerap kali ngambek karena hal hal sepele tapi kali ini terasa berbeda bagi hana.

.

.

.

Tok

Tok

Tok

Pandu mengetuk pintu kamar kost hana dengan tidak sabaran. Hana yang sedang mandi tidak langsung membuka pintu melainkan dengan cepat menyelesaikan mandinya karena pintu kamarnya yang terus diketuk membuat acara mandinya jadi tidak tenang. Padahal sepulang dari kantor hana berencana untuk menghabiskan waktu sedikit lebih banyak untuk membersihkan diri.

Ceklek

"Kenapa lama banget buka pintunya?"

Pandu masuk dengan wajah masam karena lama menunggu ditambah suasana hatinya sedang tidak baik baik saja. Perihal mimpi semalam masih mengganggu pikiran pandu sampai membuat pekerjaannya hari ini banyak yang terbengkalai.

"Aku mandi loh mas, nih mas bisa lihat aku masih pakai jubah mandi terus rambut ku juga basah." Sungut hana sambil menutup pintu lalu menguncinya.

"Mas mandi sana." Suruh hana tapi pandu malah menggeleng sambil merebahkan tubuhnya ditengah ranjang.

"Kenapa sih? Hari ini kok rewel banget, udah kayak cewek lagi datang bulan aja."

Tak menjawab, pandu malah menarik hana kedalam pelukannya.

"Ih"

"Kamu jangan tinggalin mas ya."

Pandu meneteskan air mata dan hana tak menyadarinya. Entah kenapa pandu jadi sangat emosional saat ini. Mimpi semalam benar benar membuat pandu dilanda ketakutan yang sangat berlebihan. Banyak orang mempercayai jika mimpi bisa jadi kenyataan tapi tak sedikit orang yang beranggapan mimpi hanyalah bunga tidur. Pandu yang memang sangat mencintai dara mudanya tentu saja dibuat ketakutan kalau sampai mimpinya jadi kenyataan.

"Siapa sih yang mau ninggalin mas, aku kan sudah jadi miliknya mas pandu." Hana yang tak tau kalau kekasihnya sedang menangis malah cuek dan memeluk erat tubuh pandu dengan erat.

Disela tangisnya pandu menyunggingkan senyum. Cintanya yang teramat besar untuk hana ternyata juga begitu hana pada dirinya. Pandu hanya bisa berdoa, memohon agar tak ada perpisahan dalam hubungannya kali ini. Bahkan pandu berencana untuk segera mengenalkan hana pada maya ibunya walau pandu tau betul penolakan akan ia dapatkan karena sampai detik ini sang ibu masih menginginkan anabela mantan istinya untuk rujuk kembali dengan pandu.

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!