9. Takut keceplosan

Hana sibuk dimeja kerjanya, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan karena hana tak ingin lembur malam ini. Saat hana sedang merenggangkan otot ototnya tanpa sengaja hana mendengar beberapa karyawan lewat sambil membicarakan pandu.

"Pak bos ga masuk hari ini katanya lagi sakit. Semalem masuk rumah sakit."

"Kamu dapet info dari siapa?"

"Aku tadi naik ke lantai pak bos buat cari tanda tangan tapi dicegat sama mas tama."

Tama adalah sekretaris sekaligus asisten pribadi pandu.

Hana samar samar bisa mendengar apa yang dibicarakan dua karyawan tersebut dan seketika hana meraih ponselnya yang sejak pagi ia biarkan didalam tas. Tak ada panggilan telpon atau pesan yang pandu kirimkan dan hal itu membuat hana jadi dilanda perasaan khawatir.

Baru saja hana membuka laman pesan untuk mengirimi pandu pesan tapi nyatanya pandu malah melakukan panggilan.

"Halo" jawab hana saat panggilan sudah terhubung.

"Kami dikantor?" Suara pandu terdengar lesu sekali.

"Iya mas, aku dikantor. Hmm, mas dimana?" Tanya hana tapi dengan suara yang sengaja dipelankan karena ia tak ingin ada orang yang tau kalau yang sedang menelpon dirinya adalah bos besar dikantor mereka.

"Mas di rumah sakit, arka semalam demam. Dan dia terus mengigau panggil kamu."

"Ha" hana sempat terkejut mengetahui kalau arka mengigau dan memanggil dirinya. Ada perasaan bingung tapi hana juga merasa senang diwaktu yang bersamaan.

"Han" panggil pandu lihir, tak biasanya pandu memanggil dirinya dengan nama pasti sekarang pandu sedang menjaga bicaranya.

"Iya mas, ada yang bisa aku bantu?"

"Sepulang kerja kamu bisa kesini? Arka masih nanyain kamu terus dari tadi."

"Bisa, sepulang kerja aku langsung kesana. Share loc aja nanti ya."

"Oke"

"Sekarang keadaannya gimana?"

"Demamnya sudah mulai turun, cuma dia masih sedikit lemas, kemungkinan menginap semalam lagi besok baru diijinkan pulang."

"Oke, nanti aku pasti kesana. Tolong mas tanyakan mau dibawakan apa nanti kabari aku ya."

"Oke oke"

"Mas sudah makan?"

"Sudah, tadi pesan gofood."

"Oke"

Sambungan telpon terputus setelah mereka saling berbasa basi. Tapi ternyata selama hana sedang menerima telpon teman disebelah meja hana memperhatikan hana yang tumben tumbenan menerima telpon dalam waktu lumayan lama apalagi panggilan mas yang hana ucapkan membuat teman disebelahnya sedikit curiga.

"Kenapa?" Tanya hana karena merasa dirinya sedang diperhatikan.

"Telponan sama siapa?"

"Temen"

"Tumben, mesra banget."

"Mesra dari mananya? Hanya ngobrol biasa aja, kamu pasti juga denger ga ada kata kata spesial."

"Tapi nada bicara mu lembut banget terus panggilan mas itu sepertinya ......"

"Hus, ayo kerja kerja."

Berusaha mengalihkan pembicaraan, hana sengaja melakukan itu karena jika ia terus didesak takutnya bibirnya akan keceplosan. Hana belum siap memberitahu orang orang tentang tentang hubungan asmaranya dengan sang bos besar. Tentu saja bukan karena hana adalah pelakor namun mental hana belum begitu kuat. Pandu bukan orang sembarangan apalagi statusnya duda anak tiga dengan kekayaan yang luar biasa bisa saja malah membuat hana jadi dinilai buruk padahal mereka berdua memang benar benar saling mencintai.

Sampai jam makan siang tiba, hana masih sibuk di mejanya. Melewatkan jam makan siang karena ingin cepat cepat menyelesaikan pekerjaan.

"Makan siang dulu han, kamu kok ngoyo banget hari ini."

"Hmm, aku ga pengen lembur."

"Emangnya mau kemana? Ini udah akhir bulan jadi kalau kita lembur kan udah biasa."

Hana mengangguk, apa yang temannya katakan memang benar. Divisi bagiannya bekerja memang kerap kali lebur apalagi jika sudah akhir bulan akhir tahun. Tapi kali ini hana memang benar benar ingin pulang tepat waktu karena sudah berjanji akan menjenguk arka dirumah sakit.

"Han"

"Hm, apa?"

"Yang tadi telpon siapa sih?"

Ternyata teman sebelah meja hana masih saja penasaran.

"Kenapa? Pasti aneh ya?"

"Aneh"

"Iya aneh, soalnya ponsel ku paling jarang bunyi di ruangan ini jadinya pas tadi tiba tiba ada yang telpon makanya jadi berasa aneh."

"Han bukan gitu."

"Tadi itu temen, dia minta tolong dicarikan sesuatu makanya aku mau pulang teng go hari ini."

"Penting banget?" Teman hana itu masih saja terus kepo dan membuat hana jadi sedikit jengkel.

"Iya, ya udah aku balik kerja lagi ya. Biar nanti ga kemalaman soalnya nanti tempatnya nanti jauh."

Hana kembali sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan tataan penuh ingin tau yang ditunjukkan oleh teman sebelah mejanya. Hana termasuk karyawan yang tertutup bahkan teman teman satu divisi nya tak tau dimana hana tinggal dan latar belakang keluarganya pun hana tak pernah bercerita.

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!