Hana menghempaskan tubuhnya di ranjang kost. Seharian bermain bersama anak anak pandu membuat tubuh hana terasa lumayan pegal. Namun tak dipungkiri kalau hana menikmati kebersamaan mereka seharian ini.
"Simulasi punya anak tiga tu ternyata lumayan menguras tenaga. Tapi anak anaknya mas pandu anteng semua penurut untuk ukuran anak seusia mereka belum lagi ketiganya ganteng semua mukanya mirip mas pandu."
Hana bermonolog sendiri sambil menatap langit langit kamarnya. Sampai dering ponsel membuat hana harus tertarik kembali ke dunia nyata karena sepersekian menit ia sempat melamun.
"Mas pandu" gumam hana dengan senyum tersungging dibibir manisnya.
Sang dara dengan perasaan senang membuka pesan yang kekasihnya kirimkan.
"Sayang, mas dan anak anak baru sampai rumah. Dijalan tadi mereka ga berhenti bahas keseruan kalian seharian ini."
"Syukurlah kalau sudah sampai mas, sekarang mereka lagi apa?"
"Barusan mereka mas suruh mandi. Kamu lagi apa?"
"Aku lagi rebahan mas, sedikit capek soalnya seharian ini main sama mereka bener bener seru. Sebelumnya aku ga pernah main di time zone sampai sepuas ini."
"Hehe, kelihatan sekali kamu tadi menikmatinya. Terimakasih ya sudah mau menemani mereka seharian ini dan maaf sudah bikin hari minggu mu jadi capek harusnya kamu istirahat."
"Ga masalah, aku senang bisa main sama mereka. Mereka tu seru banget, aku suka main sama mereka."
"Pokoknya makasih banyak ya sayang."
"Tapi ngomong ngomong ...."
"Kamu lebih suka main sama anaknya atau sama bapaknya?"
"Omesh" balasan pesan yang hana kirimkan membuat gelak tawa pandu tak tertahankan namun sayang hana tak bisa melihat dan mendengarnya karena memang mereka tidak melakukan sambungan telpon melainkan hanya berkirim pesan singkat.
"Mas omesh tapi nyata kamu suka kan."
Lima menit sepuluh menit tak ada balasan lagi dari hana membuat pandu memutuskan masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri karena sejak tadi pandu duduk diruang tengah.
Sementara hana memang langsung mandi setelah membalas pesan pandu. Tubuhnya yang sudah bersih tersiram air membuat hana merasa segar dan lebih nyaman.
Ting
Ponsel hana kembali berbunyi. Ternyata pandu lagi yang mengirimi pesan.
"Sudah mandinya? PAP dong, kangeeeeen."
Hana terkekeh kecil membaca pesan yang pandu kirimkan. Kekasihnya ini pria matang dengan tiga anak tapi sikapnya kerap kali begitu manja jika sudah berdua saja bersama dengan hana. Jangan kalian pikir selama mereka menjalin kasih hana yang lebih banyak merajuk manja bahkan cemburu jawabannya memang bukan hana karena pandu lah yang lebih manja suka ngambek dan cemburu.
Kepala masih dibalut handuk kecil dan kaos over size dengan celana pendek sepaha menjadi tampilan PAP yang hana kirimkan kepada pandu.
"Cantik dan menggoda." Balas pandu.
"Ih, mas bahasanya selalu saja omesh."
"Omesh apalagi? Mas kan cuma bilang kamu cantik dan menggoda."
"Ya itu,"
"Sayang, mas cuma bilang cantik dan menggoda tapi kenapa kamu selalu berfikiran ke arah sana atau jangan jangan kamu yang sebenarnya omesh hanya saja kami terus menuduh mas."
Rona meras di pipi hana membuatnya salah tingkah beruntung saja pandu sekarang tak ada disini jadi hana tak perlu takut pandu akan semakin meledek dirinya.
Jam sebelas malam mereka menyudahi acara berkirim pesan yang sejak sore berlangsung karena hana mengeluh ngantuk dan besok harus masuk kerja. Pandu mengirimi kata cinta kepada hana diakhir sesi dan sang dara tertidur dengan seulas senyum di bibirnya.
Di malang, tinggal seorang diri tentu saja membuat hidup hana jadi berwarna setelah adanya pandu ditambah ketiga anak anak pandu memberi respon baik terhadap dirinya. Hana merasa hubungannya dengan pandu bisa semakin dekat ada harapan untuk terjalin ke arah yang lebih serius.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments