17. Tiba tiba berkabar

Positif hamil bahkan usia kandungan hana sudah menginjak di bulan kedua. Sudah tes dengan alat tes kehamilan dan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Masih melakukan aktifitas seperti biasa tapi setiap malam sepulang dari kantor hana akan mengalami mual parah yang mengakibatkan tubuhnya lemas dan sering demam.

Pandu belum mengetahui kabar kehamilan hana karena sampai detik ini hana masih bungkam dalam dilema. Jangan beranggapan hana tak bahagia atas kehamilannya karena saat melihat janin dalam perutnya sudah berkembang tangis hana pecah dadanya sesak tapi rasa bahagia adalah jawabannya.

Ting

Sebuah pesan masuk ke ponsel hana malam ini, bukan pandu yang mengirimi pesan karena sore menjelang malam tadi pandu bertolak keluar negeri untuk urusan pekerjaan selama seminggu ke depan.

"Mas adnan"

Ternyata nama kakak lelaki hana yang tinggal di kota surabaya lah yang mengiriminya pesan.

"Tumben banget"

Hana membuka laman pesan dan sedikit menyunggingkan senyum sinis. Hubungan mereka tak pernah begitu dekat karena memang keduanya dipisahkan sejak kecil oleh orangtua mereka. Adnan tinggal dikampung bersama kakek nenek mereka sementara hana han tinggal di malang bersama kedua orangtua mereka. Saat adnan sudah tamat SMA dan memutuskan untuk mencari pekerjaan di surabaya semakin lah jauh hubungan antara dua kakak beradik ini.

"Han, apa kabar kamu? Mas lama ga tau kabar mu. Kamu masih di malang kan?"

Sempat diam sejenak menatap layar ponselnya lalu hana mengetikkan balasan untuk sang kakak.

"Baik aku mas, mas apa kabarnya? Aku masih di malang."

Ting

"Mas baik, kamu apa ga ada rencana buat pindah? Cari kerja disini bareng mas supaya kita dekat."

Lama tak berkabar sekalinya berkabar malah meminta hana untuk pindah. Tapi mengenai ajakan sang kakak lewat pesannya hana jadi berfikir tidak ada salahnya kalau ia pindah saja ke mengikuti kakaknya karena bertahan disini pun hubungannya dengan pandu tak akan bisa bersatu. Bagi hana restu orangtua adalah mutlak karena jika sekarang saja ibunya pandu terang terang tak suka dengan hana bahkan menghina hana dengan sangat keji bisa saja nanti hana akan mendapat perlakuan kasar. Dan hana takut akan hal itu.

"Apa aku pindah saja ya" berkecamuk lagi batin hana.

Ting

"Han, kenapa ga dibalas. Kamu online tapi kok ga balas pesan mas. Mumpung mas ada lowongan pekerjaan buat kamu."

Hana menarik napas cukup panjang dan menelpon sang kakak untuk berbicara serius.

"Ya han"

"Assalamualaikum mas"

"Eh, waalaikumsalam. Han"

"Ya mas, mas masih di surabaya?"

"Masih, kamu mau kan pindah kesini? Mas kok beberapa hari ini kepikiran kamu makanya WA. Kita cuma berdua dan jauh gini bikin mas ga tenang, kalau mas yang pindah kesana sayang kerjaannya han. Mas udah mantep disini, rumah udah ada walau masih nyicil."

Panjang lebar adnan berbicara dan hana masih saja diam belum membuka suara.

"Han, kamu masih disana. Kok diam aja."

"Mas" hana menangis.

"Loh, kok nangis. Kenapa? Kamu kenapa han? Ada sesuatu yang terjadi?"

Hiks hiks hiks

Hana terisak dan adnan memutuskan untuk diam memberi waktu kepada sang adik.

Hampir lima menit hana menangis dan akhirnya hana membuka suara.

"Mas, aku punya pacar tapi ibunya pacar ku ga suka sama aku."

Adnan diam menyimak dan belum membuka suara karena ingin agar hana menyelesaikan ceritanya.

"Dan hiks hiks, dan sekarang hiks aku aku mas ......"

"Kenapa?"

"Mas, maafkan aku. Aku hamil"

Pengakuan hana membuat adnan beku, adiknya yang tinggal berjauhan dengan dirinya padahal baru berusia sekitar dua puluh satu tahunan ini menjalani hidup seorang diri tanpa ada siapa siapa disampingnya. Adnan merasa bersalah sekaligus marah karena kenapa bisa hana sampai kebablasan layaknya sekarang. Hamil diluar nikah sementara hubungannya tak mengantongi restu.

Dua bersaudara ini sama sama diam dalam waktu yang cukup lama. Hana masih terisak dan adnan linglung mendapat kabar mengenai kehamilan adiknya. Sambungan telpon tetap dibiarkan berlangsung tapi keduanya diam tanpa suara.

"Mas jemput kamu besok."

Final, adnan mengambil keputusan tanpa persetujuan hana.

...****************...

Episodes
1 1. Beda usia
2 2. Lanjut
3 3. Dimarah
4 4. Hukuman
5 5. Semakin yakin
6 6. Berkirim pesan
7 7. Arga dan ayah
8 8. Arka, kak hana
9 9. Takut keceplosan
10 10. Rumah sakit
11 11. Piknik
12 12. Ketakutan pandu
13 13. Janji pandu
14 14. Tidak setuju
15 15. Pelukan hangat
16 16. Harus bagaimana?
17 17. Tiba tiba berkabar
18 18. Dijemput
19 19. Kehilangan
20 20. Surabaya 1
21 21. Surabaya2
22 22. Surabaya3
23 23. Surabaya4
24 24. Arsy Ananda
25 25. Tak ada balasan
26 26. Iseng berbuah manis
27 27. Pandu
28 28. Hasna pengasuh untuk arsy
29 29. Sepertinya lanjut
30 30. Curi pandang
31 31. Mall pertama kali (Arsy)
32 32. Ngambeknya arsy
33 33. Digunjing lagi
34 34. Tuduhan tak berdasar
35 35. Jalan jalan pagi
36 36. Merayu pacar orang
37 37. Sakitnya arsy
38 38. Suasana diruang rawat inap arsy
39 39. Canggung
40 40. Siapa?
41 41. Harus bagaimana?
42 42. Meledak
43 43. Ajakan menikah
44 44. Ragu? Hana dilema
45 45. Cinta ga sih!
46 46. Pandu merajuk
47 47. Marahnya hana
48 48. Pandu terpancing
49 49. Pasutri
50 50. Bu ratna dalang fitnahnya
51 51. Me time yang gagal
52 52. Bundanya arga
53 53. Tidak semua .....
54 54. Hana dan amarahnya
55 55. Keputusan yang pandu ambil
56 56. Pembuktian
57 57. Terulang lagi
58 58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59 59. Badai di minggu pagi yang cerah
60 60. Pertemuan
61 61. Bab 61
62 62. Memilih pulang
63 63. Ingin memisahkan mereka
64 64. Anabela datang pandu melunak?
65 65. Telpon tengah malam
66 66. Tambah satu malam lagi
67 67. Pulang besok
68 68. Rayuan dini hari
69 69. Mau jadi istri kedua
70 70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71 71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72 72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73 73. Harus menginap dulu
74 74. Bocah 11 tahun
75 75. Masih cinta kan sama aku?
76 76. Obrolan dua pria beda generasi
77 77. Tanda tanda kehidupan baru
78 78. Tante mau apa?
79 79. Tujuh puluh sembilan
80 80. Delapan puluh
81 81. Delapan puluh satu
82 82. Delapan puluh dua
83 83. Delapan puluh tiga
84 84. Delapan puluh empat
85 85. Delapan puluh lima
86 86. Delapan puluh enam
87 87. Delapan puluh tujuh
88 88. Delapan puluh delapan
89 Mohon Maaf
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Beda usia
2
2. Lanjut
3
3. Dimarah
4
4. Hukuman
5
5. Semakin yakin
6
6. Berkirim pesan
7
7. Arga dan ayah
8
8. Arka, kak hana
9
9. Takut keceplosan
10
10. Rumah sakit
11
11. Piknik
12
12. Ketakutan pandu
13
13. Janji pandu
14
14. Tidak setuju
15
15. Pelukan hangat
16
16. Harus bagaimana?
17
17. Tiba tiba berkabar
18
18. Dijemput
19
19. Kehilangan
20
20. Surabaya 1
21
21. Surabaya2
22
22. Surabaya3
23
23. Surabaya4
24
24. Arsy Ananda
25
25. Tak ada balasan
26
26. Iseng berbuah manis
27
27. Pandu
28
28. Hasna pengasuh untuk arsy
29
29. Sepertinya lanjut
30
30. Curi pandang
31
31. Mall pertama kali (Arsy)
32
32. Ngambeknya arsy
33
33. Digunjing lagi
34
34. Tuduhan tak berdasar
35
35. Jalan jalan pagi
36
36. Merayu pacar orang
37
37. Sakitnya arsy
38
38. Suasana diruang rawat inap arsy
39
39. Canggung
40
40. Siapa?
41
41. Harus bagaimana?
42
42. Meledak
43
43. Ajakan menikah
44
44. Ragu? Hana dilema
45
45. Cinta ga sih!
46
46. Pandu merajuk
47
47. Marahnya hana
48
48. Pandu terpancing
49
49. Pasutri
50
50. Bu ratna dalang fitnahnya
51
51. Me time yang gagal
52
52. Bundanya arga
53
53. Tidak semua .....
54
54. Hana dan amarahnya
55
55. Keputusan yang pandu ambil
56
56. Pembuktian
57
57. Terulang lagi
58
58. Jurus jitu pandu membuat hana ......
59
59. Badai di minggu pagi yang cerah
60
60. Pertemuan
61
61. Bab 61
62
62. Memilih pulang
63
63. Ingin memisahkan mereka
64
64. Anabela datang pandu melunak?
65
65. Telpon tengah malam
66
66. Tambah satu malam lagi
67
67. Pulang besok
68
68. Rayuan dini hari
69
69. Mau jadi istri kedua
70
70. CEMBURU (bikin hana jadi gila)
71
71. Bu ratna dan anabela membuat ulah
72
72. Kegelisahan yang baru pertama dialami
73
73. Harus menginap dulu
74
74. Bocah 11 tahun
75
75. Masih cinta kan sama aku?
76
76. Obrolan dua pria beda generasi
77
77. Tanda tanda kehidupan baru
78
78. Tante mau apa?
79
79. Tujuh puluh sembilan
80
80. Delapan puluh
81
81. Delapan puluh satu
82
82. Delapan puluh dua
83
83. Delapan puluh tiga
84
84. Delapan puluh empat
85
85. Delapan puluh lima
86
86. Delapan puluh enam
87
87. Delapan puluh tujuh
88
88. Delapan puluh delapan
89
Mohon Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!