Rapat bulanan memang menjadi agenda rutin dan tentu saja hanya yang menjadi bagian di divisi akunting akan turut hadir. Didepan hana sekarang duduk pandu dengan sikap tenangnya, wajahnya yang datar menunjukkan jika ia sedang serius sekarang.
Setengah jam rapat berlangsung, kini giliran divisi hana yang harus melakukan presentasi dan hana lah yang ditunjuk untuk presentasi. Sempat grogi namun hana berusaha fokus karena sejak hana berdiri pandangan pandu terus tertuju pada hana. Orang orang yang ada disana mengira pandu sedang mengintimidasi hana padahal yang sebenarnya adalah karena pandu begitu terpesona dengan dara mudanya ini. Seandainya saja di ruangan itu hanya ada mereka berdua saja bisa dipastikan pandu akan langsung mendekap tubuh ramping itu dan ia tenggelamkan dalam dekapan hangatnya.
"Ck" pandu sempat berdecak karena frustasi dengan pikiran pikiran liarnya terhadap hana dan hal itu diartikan sebagai rasa tidak sukanya terhadap apa yang sedang hana sampaikan.
"Pak" bisik angga pada bosnya.
"Hmm"
"Saya hentikan saja ya presentasinya mba hana?"
"Jangan" sahut angga cepat.
Lagi lagi semua yang ada didalam ruang rapat langsung melirik takut kearah pandu. Mereka semua was was kalau pandu akan murka karena memang biasanya pandu kerap kali bersikap tegas bahkan tak segan untuk memaki karyawannya jika melakukan suatu kesalahan.
Berbeda dengan hana yang terus bersikap tenang sampai presentasinya selesai. Diakhir presentasi hana sempat membungkuk kearah pandu dan mengulas senyum manisnya tentu saja hal itu lagi lagi membuat pandu semakin frustasi.
"Sepertinya dia sengaja membuat aku kalang kabut." Batin pandu dengan tatapan tajamnya kearah hana yang sudah kembali duduk.
"Pak" bisik angga lagi.
"Suruh anak itu menghadap saya setelah rapat ini selesai."
Angga mengangguk paham dan tak lagi membuka suara karena masih ada dua divisi lagi yang belum melakukan presentasi.
Ting
"Love you sayang😘😘😘"
Pandu meraih ponselnya diatas meja karena menerima sebuah notifikasi pesan dan itu adalah pesan dari hana.
"Aku akan menghukum mu." Balas angga tapi sebelumnya ia mengulas senyum samar tapi beberapa orang yang masih melirik takut kearah pandu bisa melihat senyuman bosnya itu.
"Dengan senang hati, karena aku akan pasrah berada di ........"
Lagi lagi ponsel pandu berdering karena hana dengan cepat membalas pesannya.
"Dibawah kungkungan ku, bersiaplah sebentar lag."
Memang dua manusia yang dimabuk cinta dan hasrat pasti di setiap kesempatan mereka akan memanfaatkan kesempitan untuk saling membuai karena satu jam berikutnya pandu sudah berhasil membuat hana terkulai lemas.
"Mau lagi?" Tanya pandu dan hana menggeleng.
"Capek" manja hana.
"Males balik kerja, pengen tidur aja." Gumam hana sambil memejamkan mata.
"Ya udah istirahat aja disini." Enteng sekali pandu memberi saran.
"Ga" hana bangkit memungut pakaiannya yang berceceran dilantai dan pergi ke kamar mandi.
Sepuluh menit merapihkan diri hana keluar dengan tampilan segar. Sepertinya dia mandi batin pandu saat melihat hana sudah rapih dan siap keluar dari ruangannya.
"Pak bos, makasih hukumannya ya." Hana mengedipkan sebelah matanya.
"Tapi setelah ini anda harus libur seminggu ke depan."
"Hei" tak terima pandu bangkit dari duduknya di sofa.
"Mas, lepas." Pandu sudah memeluk pinggang ramping dara mudanya padahal hana sudah berhasil membuka sedikit pintu.
"Kenapa mas juga dihukum, hmm?" Bibir pandu sudah sampai di ceruk leher hana dan mengecup basah.
"Mas sudah" gelayar aneh itu muncul lagi, tubuh hana selalu cepat dalam merespon segala sentuhan yang pandu berikan.
"Aku, hmm. Datang bulan mas."
Huft,
Terdengar helaan napas dari bibir pandu dan ia melepas pelukannya.
"Oke, mas terima hukumannya." Bahu pandu sudah merosot tanda ia dengan terpaksa menerima hukuman yang hana berikan.
Cup
Memberikan kecupan singkat di pipi pandu, hana berlalu pergi dari ruangan bos besarnya yang juga adalah kekasih hatinya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments