"Untuk sekian detik aku tiba-tiba berharap ini bukan sandiwara." ~Xavier Forzano.
.
.
.
Tubuh Xavier menegang. Rahangnya mengeras. Akhirnya dia bisa bertatapan langsung dengan pria ini, Kaisar si petinggi The Reds. Mata mereka bertemu, dan lelaki itu tersenyum pada Xavier. Xavier masih menatapnya tajam, dan Kaisar jelas kebingungan atas tatapan Xavier padanya.
"Halo," katanya mengulurkan tangan pada Xavier. Berfikir beberapa detik, Xavier menyambut lengan kokoh pria itu.
"Aku Kaisar, teman Cassandra," katanya memperkenalkan diri. Xavier melirik Cassandra di sampingnya, gadis itu melotot agar Xavier membalas perkenalan Kaisar barusan.
"Aku Xavier," katanya datar. Melepas jabat tangan mereka.
"Kau kesini bersamanya, Cassandra?" tanya Kaisar, kini fokus pada gadis cantik di depannya, mengabaikan wajah Xavier yang tampak tidak suka.
"Iya, aku bersama Xavier. Kau sendiri?"
"Calon mempelai pria adalah sepupuku," jawab Kaisar. Dia perlahan melangkah, mendekati Cassandra. Tidak peduli pada sorot mata Xavier yang terus mengikuti setiap inchi pergerakannya. Dia lebih suka menganggap Xavier tidak disana.
"Kau mau makan denganku?" tanya Kaisar lembut, membuat Cassandra jadi tersipu malu.
Belum sempat Cassandra menjawab, Xavier telah berpindah posisi ke depan Cassandra, memotong jarak antara Kaisar dengan gadis itu.
Cassandra terkejut bukan main atas respon Xavier baru saja, yang juga membuat Kaisar tersenyum kecil di sudut bibirnya. Kini dia berhadapan dengan Xavier Forzano.
Apa sik maksud bocah ini tiba-tiba begini?
"Dia bersamaku," kata Xavier tegas. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, memasang badan di depan Cassandra yang kini berada tepat di belakangnya.
"Apa yang kau lakukan!" pekik Cassandra tertahan. Dia ingin mengintip dari bahu Xavier namun badannya tidak cukup tinggi untuk melewati bahu pria itu. Dia berhadapan lurus dengan punggung Xavier sekarang.
Xavier mendengar dengan jelas pekikan Cassandra di belakangnya, gadis itu berusaha mencuri pandang dari balik punggungnya namun belum berhasil. Dalam hati Xavier terkikik atas tingkah Cassandra.
Kaisar menarik napas. Dia menghirup udara sebanyak mungkin, tidak membiarkan sedikit pun amarah memasuki dirinya.
Kaisar tersenyum.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya lelaki itu penuh misteri. Xavier hening sesaat, memikirkan bagaimana harus menjawab pertanyaan lelaki ini.
"Kurasa belum," jawab Xavier akhirnya.
"Apa kau punya masalah denganku?" tanya Kaisar lagi, dengan suara datar namun terdengar sangat jelas.
Xavier berdecak.
Bukan denganmu. Tapi dengan organisasi yang kau pimpin.
"Tidak juga kurasa," jawab Xavier santai. Kini Kaisar melayangkan tatapan tajam pada dirinya.
"Kau hanya perlu tahu satu hal," kata Xavier lagi. Kaisar memalingkan muka sekilas, melihat Xavier dengan malas.
Cassandra masih bersembunyi di balik punggung Xavier, merasakan suasana mencekam antara kedua lelaki itu. Sebaiknya dia diam saja.
"Gadis yang di belakang ini adalah pacarku. Jadi berhenti mengganggunya," ujar Xavier tegas.
Bola mata Kaisar membesar. Tidak membalas apapun, lelaki itu malah memiringkan badannya ke arah belakang Xavier, dia tahu Cassandra berada disana.
"Cassandra, sampai jumpa. Jangan lupa kita harus pentas di hari selasa. Jangan terlambat," kata Kaisar lembut, dia tahu Cassandra mendengar semuanya.
Menyadari Kaisar akan pergi, Cassandra mendorong paksa badan Xavier dan melihat Kaisar disana. Kaisar menatapnya lembut, dan Cassandra membuat tanda silang di dadanya, seolah memberi tanda 'jangan percaya' pada omongan Xavier barusan. Kaisar tertawa.
"Kau lucu sekali," katanya bergumam, melambaikan tangan dan berbalik arah.
Cassandra masih melihat pria itu berjalan, hingga menghilang di antara kerumunan tamu. Kini dia gantian menatap Xavier dengan tatapan kesal. Pria itu malah asyik bersiul tanpa merasa berdosa sedikit pun.
"Kau ini!" geram Cassandra.
"Aku? Kenapa?" tanya Xavier pura-pura tidak tahu. Dia tahu betul kini gadis itu pasti kesal.
"Dia temanku, tahu! Kau tidak harus bersikap begitu!" rutuk Cassandra lagi, ketus.
"Kau kan memang pacarku," kata Xavier kemudian, masih dengan cueknya.
Cassandra berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Dia mendekat dan berjinjit untuk berbisik pada Xavier.
"Ingat ini hanya sandiwara, Tuan!" katanya cepat, mengingatkan kembali jikalau lelaki di depannya ini lupa apa yang sedang terjadi di antara mereka.
Xavier merasakan hembusan napas gadis itu di telinganya, dan dia mulai bergidik.
"Kau harus membayarku lebih banyak karena aku harus menjelaskannya pada Kaisar nanti!" lanjut gadis itu lagi, berangsur menjauhkan badannya.
Namun Xavier telah menarik lengan Cassandra lebih dulu. Menahan lengan gadis itu agar tetap berada di dekatnya. Jarak mereka tidak kurang dari sepuluh senti meter sekarang. Xavier menunduk. Cassandra tertegun memandangi wajah Xavier yang begitu dekat dengannya. Jantungnya berdegup kencang sekali.
Xavier menyeringai pelan, tersenyum di sudut bibirnya.
"Bagaimana jika kita jadikan kenyataan saja? Kau mau jadi pacarku?" tanya Xavier dengan mata berbinar, menyisakan rona merah pada pipi putih Cassandra.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Yuk dukung dgn like, vote dan komen ya readers.. selamat membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Mimi Jamileh
casandra jgn tergoda
2021-09-18
0
liesae
hheeh..dasar tengil ni xavier..tapi suka😃😃
2021-05-26
0
via tingting
seperti cerita yg lain...kereennn
2021-04-28
0