"Berlebihan jika kusebut kau milikku? Kurasa tidak." ~Xavier Forzano.
.
.
.
Arjuna mengerjapkan matanya tak percaya, dia bangkit dan melotot tajam pada Xavier yang masih duduk di hadapannya. Dia telah berkacak pinggang, siap menerkam sahabatnya itu.
"Apa lo bilang?!! Cassandra?!" ulangnya dengan nada tinggi.
Xavier malah tertawa.
"Lo cemburu?" tanyanya pelan. Kali ini dia bangkit, berjalan pelan menuju meja bilyard dan mengambil sebuah stik.
"Lo kan enggak kenal dia! Kenapa coba harus dia?" Arjuna mengikuti Xavier.
Xavier telah membidik sebuah bola. Matanya berkilat, berniat untuk memasukkan bola tersebut. Bola berwarna biru muda. Pandangannya tajam. Dia mengarahkan stiknya, menembak bola itu dan membiarkannya bergulir masuk. Xavier tertawa kecil di sudut bibirnya.
"Karna dia menarik," gumamnya pelan.
Arjuna menyentuh jidatnya, menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Bingung bagaimana harus bereaksi untuk hal ini. Apakah dia tetap harus mendukung sahabatnya? Ketika dia sendiri tidak yakin bagaimana perasaannya untuk gadis itu?
Cassandra memang menarik, Arjuna mengakui itu. Di saat gadis lain sibuk hang out dan berhaha-hihi, Cassandra berjuang untuk mempertahankan beasiswa demi mengejar cita-citanya. Arjuna tidak banyak mengenal latar belakang gadis itu, yang dia tahu Cassandra tidak terlahir dari keluarga kaya raya. Dia terlahir sebagai rakyat biasa, berbeda dengan dirinya, apalagi Xavier.
Mereka terlalu jauh untuk disandingkan begitu saja. Bahkan Cassandra harus bekerja di kafe sebagai pelayan, dan seperti yang dikatakan Xavier, gadis itu juga menyanyi dinsebuah kafe untuk mendapatkan tambahan uang. Sungguh gadis yang berbeda, fikir Arjuna.
Dia menghela napas panjang. Kini telah bergabung dengan Xavier di meja bilyard.
"Lo gak jatuh cinta sama dia kan?!" Xavier berujar cepat, pertanyaannya datar dan dia sibuk menatap bola di meja.
Arjuna menyentuh rambutnya sekilas. Dia tidak langsung menjawab.
"Baik-baiklah sama dia. Setidaknya jangan buat dia nangis," katanya pelan, menatap lurus pada stiknya.
Xavier menegakkan tubuhnya setelah menembak sebuah bola. Dia menepuk bahu Arjuna pelan.
"Lo yang terbaik!" bisiknya tersenyum lebar. Lelaki itu menimang apakah dia harus menceritakan lebih lanjut tentang apa yang ada di fikirannya. Dia merasa Arjuna pasti tidak akan setuju. Jadi dia memilih untuk diam, tidak memberitahu pada Arjuna tentang satu hal yang dia pendam sendiri.
Maafin gue, Jun. Pertama, memang gadis itu berbeda. Kedua, petinggi The Reds berada di sekitarnya. Gue gak tahu Kaisar mau apa, tapi mungkin dengan gue di dekat gadis itu, gue bisa sedikit mendapat informasi tentang Gracia. Gimana pun, Cassandra mungkin jadi penghubung antara gue dan lelaki itu.
Xavier kembali menyundulkan stiknya, menyudahi permainan mereka malam itu.
***
Cassandra hampir saja tertidur saat ponselnya tiba-tiba menerima notifikasi pesan masuk. Dengan malas gadis itu meraba ponselnya yang dia letakkan di bawah bantal, dan memicingkan mata sekilas.
Sebuah pesan dari nomor yang tak dikenalnya.
+62812611xxxxx :
"Halo Milikku, kau sudah tidur?"
Cassandra membacanya perlahan, siapa sih yang iseng kirim pesan tengah malam begini? Paling salah sambung, batinnya. Dia tidak menghiraukan pesan itu dan kembali menaruhnya ke bawah bantalnya.
Baru saja dia hendak kembali memejamkan mata, tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Tidak hanya pesan, kali ini sebuah panggilan masuk. Cassandra mengambil ponselnya cepat. Rasa kantuk masih menyelimutinya, dan seseorang ini telah mengganggu tidurnya. Dia menggeser tombol menolak panggilan. Tak berapa lama kemudian, ponselnya kembali berbunyi. Nomor yang sama.
"Astaga!!" gerutunya kesal. Dia menghidupkan lampu kecil di mejanya, perlahan bangkit dan bersandar pada dinding.
"Halo?" ucapnya dengan nada tinggi. Seseorang di sebrang sana harus tahu betapa aktvitasnya ini mengganggu seseorang.
"Halo, milikku. Apa kau sudah tidur?" suara seseorang menyambut suara Cassandra.
"Maaf, kau salah sambung. Aku tutup," kata Cassandra malas, hendak mematikan telpon itu.
"Tunggu!" teriakan di sebrang terdengar sangat nyaring. Cassandra kembali menempelkan ponselnya ke telinga.
"Bagaimana kalau besok kita berkencan?" tanya suara di sebrang sana. Cassandra semakin kesal. Emosinya mulai berdatangan dari segala arah.
"Kau! Sudah kubilang ini salah --"
"Cassandra, mimpi indah. Sampai bertemu besok," pria itu memotong perkataan Cassandra cepat, membuat gadis itu terdiam.
Menimang sesaat pria itu memanggil namanya, berarti bukan salah sambung. Cassandra merapikan rambutnya sekilas. Duduknya semakin tegak. Dia semakin tersadar.
"Siapa ini?!" tanyanya ketus.
"Aku? Kau boleh menyimpan nomorku sebagai lelakimu, tentu saja,"
Cassandra mengernyitkan dahinya.
"Astaga, yang benar saja!" gerutunya. Terdengar suara kikikan pelan di sebrang.
"Good night, mimpikan aku Cassandra," sambung pria itu lagi, kali ini mematikan telpon itu.
Cassandra mematung. Dia berusaha mengingat-ingat siapa saja yang dia berikan nomor ponselnya belakangan ini. Cassandra bukan tipe wanita yang dengan mudahnya bertukar nomor ponsel dengan orang lain. Terakhir kali dia bertukar nomor dengan Kaisar. Apa itu Kaisar? Cassandra bertanya-tanya dalam keheningan. Dia berfikir sebentar, menerka-nerka. Tapi rasanya tidak mungkin Kaisar bertindak gila seperti itu kan?
Dia memijat tengkuknya perlahan, tiba-tiba teringat dengan seseorang yang menurutnya sinting. Ya! Pria yang bersama Arjuna, yang menyuruhnya melupakan Arjuna karna berkata dirinya akan menjadi milik pria itu!
Astaga. Cassandra membelalakkan matanya. Tidak mungkin dia kan?! Siapa namanya? Xavier?! Cassandra bergidik membayangkannya, berharap itu bukan pria itu. Tak mau berfikir lebih lama, gadis itu meletakkan ponselnya sembarangan, menarik kembali selimut tipisnya dan memejamkan mata untuk melanjutkan tidur.
Disebuah kamar mewah, Xavier sedang tersenyum lebar karena mendengar jelas kekesalan Cassandra dalam nada suaranya.
"Permainan dimulai, Cassandra!"
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Yuk dukung dgn like, vote dan komen ya readers.. selamat membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Mimi Jamileh
hati2 loe xavier .ntar bucin loh
2021-09-18
0
Anisatul Azizah
kasian ya Cassandra, dijadikan batu loncatan.. aku kutuk kau tersandung batu loncatan ini trs g bisa jalan lg alias g bisa jauh sm batu loncatanmu Sapiiiir!!!!!
2021-09-17
0
Keroppi
cassandra cuma buat mainan😭
2021-09-15
0