"Tidak perlu khawatir. Selama bersamaku, tidak akan pernah ada upik abu." ~Xavier Forzano.
.
.
.
Xavier turun dari mobilnya saat melihat gadis itu berjalan dari kejauhan, celingukan mencari sesuatu. Dia telah berada tepat di titik temu mereka, dimana mereka berjanji untuk saling berjumpa. Xavier melambaikan tangan sekilas, hingga gadis itu melihatnya dan mempercepat langkahnya. Rambutnya dibiarkan terurai, bergoyang tertiup angin. Sejenak Xavier memperhatikan visual Cassandra. Gadis itu cantik juga. Tentunya jika dia tanpa amarah.
Cassandra berjalan mendekat, malam ini dia mengenakan sebuah dress panjang lengan berwarna gold selutut, dipadu dengan flat shoes bermanik putih. Dia memoles make up tipis pada wajahnya, yang semakin memancarkan kecantikannya.
Cassandra tidak bersuara. Dia berdiri di depan Xavier cuek, memalingkan muka.
"Kau cantik," kata Xavier tidak sadar. Matanya masih lekat menatap gadis di depannya itu.
Cassandra berdecak kesal.
"Jangan mengejekku!" dia gusar.
Xavier tersenyum kecil.
"Ayo!" ajaknya, membuka pintu penumpang untuk Cassandra, yang langsung diikuti oleh gadis itu masuk ke dalam mobil.
Xavier berlari kecil menuju pintu pengemudi, mengingatkan Cassandra untuk memakai sabuk pengamannya dan mobil itu mulai berjalan perlahan.
Hening beberapa saat di antara mereka.
Cassandra sibuk menatap keluar jendela, bergelut dengan fikirannya. Apakah dia akan menyesali ini? Apakah dia akan mempermalukan dirinya nanti di pesta itu? Astaga, dia sama sekali tidak memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi di sana.
Di sisi lain, Xavier terus menyunggingkan senyuman. Dia bukan tipe pria yang dengan mudah jatuh cinta pada wanita sembarangan. Namun gadis yang kini duduk di sebelahnya telah menarik atensinya, menyuruhnya untuk lebih jauh mengenal gadis itu.
"Apakah pestanya itu pesta ulang tahun?" Cassandra tiba-tiba berujar di sela keheningan mereka, terbersit ragu dalam nada suaranya.
Xavier meliriknya sekilas.
"Apa yang kau khawatirkan?"
Cassandra menggigit bibirnya. Dia takut berada di antara orang-orang berkelas, karena dia tidak seperti mereka. Dia takut akan dipermalukan di sana, atau bahkan mempermalukan Xavier yang membawanya kesana.
"Aku ini udik," katanya pelan. Gadis itu menunduk.
"Aku takut tidak bisa berada disana dan membuatmu malu karena membawaku," katanya lagi.
Xavier menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Mereka belum sampai di tujuan. Cassandra menaikkan kepalanya, melihat sekeliling jalan dan menatap Xavier, seolah bertanya apa yang lelaki itu lakukan sekarang.
Xavier menghela napas. Dia memutar badannya, menghadap Cassandra sekarang.
"Tidak perlu khawatir," katanya tegas.
Cassandra masih terdiam.
"Selama bersamaku, kau tidak akan jadi upik abu. Kau cinderella-nya," ujar Xavier lembut, menyunggingkan senyuman di wajah tampannya.
Cassandra terperangah. Dia sadar jantungnya kini berdetak lebih kencang. Sorot mata lelaki itu seakan menembus ke dalam hatinya. Dia tidak mau lelaki itu tahu bahwa dia merasa tiba-tiba gerah di dalam mobil yang dingin itu.
Cassandra berdehem sambil memalingkan wajahnya, tidak lagi mampu menatap lelaki itu. Xavier mulai terkekeh melihat respon yang jelas dari Cassandra.
"Hm.. Baiklah," kata gadis itu cepat. Dia telah kehilangan kata-kata!
Xavier semakin tertawa. Dia jelas menangkap rona merah pada pipi gadis itu yang tak dapat disembunyikannya. Xavier sudah pro untuk urusan begini. Lambat laun pasti dia akan membuat Cassandra meleleh. Semua gadis sama saja. Dia kembali menginjak gas, melajukan lagi mobilnya membelah jalanan, membiarkan Cassandra menikmati gemuruh di dadanya.
Kau akan memohon padaku, Cassandra.
***
Mereka sampai di lokasi pesta itu tak lama kemudian. Itu bukan pesta ulang tahun, namun pesta pertunangan dari seorang kerabat Xavier. Cassandra masih berdiri tepat di samping mobil Xavier, menunggu pria itu keluar. Dia akan mengikuti saja kemana Xavier pergi. Hanya itu yang akan dia lakukan, kan? Dia tidak perlu melakukan apapun.
"Ayo," Xavier mengulurkan tangan. Cassandra terlihat enggan pada awalnya, namun dia tahu itu bagian dari sandiwara ini.
Dia melingkarkan tangannya di lengan Xavier, menarik napas panjang sebelum melangkah masuk ke dalam gedung megah itu.
Xavier menyapa beberapa tamu undangan lainnya. Cassandra menyadari begitu banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya dan Xavier di sana, terutama tatapan tajam dari gadis-gadis yang mungkin menaruh hati pada Xavier.
Cassandra merasa sungguh minder. Ini pertama kalinya dia datang ke pesta semegah ini, apalagi menjadi pendamping Xavier si lelaki tampan dan kaya. Tiba-tiba terlintas di fikirannya, dari begitu banyak wanita cantik di sana, kenapa Xavier malah mengajaknya yang tidak ada apa-apanya ini? Dia tidak mampu menebak bagaimana jalan fikiran lelaki itu.
Xavier menyadari Cassandra yang sedari tadi terdiam. Namun dia cukup baik dalam membawa diri dan mampu bereaksi setenang mungkin, meskipun begitu banyak orang yang mereka sapa hingga kini.
Dia melirik Cassandra di sampingnya. Gadis itu mengeratkan pegangan tangannya pada lengan Xavier.
"Kau baik-baik saja?" bisiknya mendekat, mengucapkan kalimatnya tepat di telinga Cassandra. Alunan musik yang terdengar di ruangan itu mengharuskan mereka untuk berbicara lebih dekat agar bisa terdengar satu sama lain.
"Iya, tenanglah," jawab gadis itu pelan, berusaha mengatur nada suaranya agar tidak terdengar canggung. Dia bergidik sesaat ketika merasakan hembusan napas Xavier tepat di telinganya.
"Ingat, kau adalah cinderella-nya," Xavier menepuk punggung tangan Cassandra, berusaha memberikan kekuatan agar gadis itu tetap bertahan.
Cassandra melirik pada pria itu sekilas, menatap rahangnya yang kokoh. Xavier mengajak Cassandra menuju meja prasmanan untuk mengambil beberapa makanan, ketika sebuah suara memanggil nama Cassandra dengan jelas.
Gadis itu berbalik, tidak menyangka dia akan bertemu seseorang yang mengenalnya di sana. Senyumnya merekah begitu melihat seorang pria berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Kaisar?!" serunya tertahan.
Xavier ikut membalikkan badannya, menatap tajam pada pria itu, tanpa sadar mengepalkan tangan di sisi tubuhnya.
Kaisar berdiri di sana, mengenakan tuxedo hitam dan menatap lurus pada Cassandra, dengan senyum merekah di bibir tipisnya.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Yuk dukung dgn like, vote dan komen ya readers.. selamat membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Anonymous
aku suka klo xavier cemburu klo kaisar jg suka dgn casssndra ,krn aku gk suka niat xavier dkat dgn cassandra cuma utk d manfaati utk mencari tau keberadaan gracia
2021-11-25
0
Mimi Jamileh
semoga xavier kena batunya
2021-09-18
0
liesae
aku agak kesel ya sama xavier yg deketim cassandra ternyata ada motif lain.dn sepertinya si kaisarpun satu misi sn xavier.. mungkin yg tulus mlh si arjuna... awas ntar ya klo xavier bucin... kebakaran jenggot pasti
2021-05-26
0