"Aku menemukanmu. Setelah sekian lama." ~Kaisar Lefano.
.
.
.
Arjuna masuk ke dalam kamar Xavier dengan tergesa-gesa. Pria yang ditujunya sedang tampak santai bermain bilyard, dengan sepuntung rokok terselip di bibirnya.
"Lo serius Cassandra di sana?!" Arjuna sedikit berteriak, mendekati Xavier yang bersiap menyundulkan stiknya. Xavier bergeser pelan dari posisinya untuk mencari posisi baru yang pas untuk kembali menyundul bola.
"Dia nyanyi," jawab Xavier singkat.
Arjuna memegang kepalanya, seperti terkaget-kaget. Fakta baru mengenai Cassandra yang dia tidak tahu sebelumnya.
"Astaga. Jadi benar Cassandra adalah seorang penyanyi? Apa dia sama band-nya?" Arjuna semakin penasaran.
Xavier menatapnya tajam. "Lo naksir dia?"
Lelaki itu berhenti sejenak dari aktivitasnya, kini berkacak pinggang sambil bersandar pada papan bilyard-nya.
Arjuna tertawa. "Mungkin aja ... dia cantik dan pinter nyanyi pula," lanjut Arjuna terkekeh.
Xavier meletakkan stik bilyard-nya. Menghampiri Arjuna yang duduk di sebuah sofa, lelaki itu meraih ponselnya dan duduk di hadapan sahabatnya.
"Jangan bermain. Dia tidak semudah perkiraan lo," Xavier mengotak-atik ponselnya, menunjukkan sebuah foto pada Arjuna.
Arjuna merampas ponsel Xavier dari genggaman pria itu, lalu menatap layar itu seksama.
"Ini benar dia," berbisik kecil tak percaya.
"Cowok yang pegang gitar di sebelah kanan itu dilewatin gitu aja sama dia," terang Xavier.
Arjuna masih hening. Lalu dia dengan cepat melakukan zoom pada foto yang masih terpampang itu. Dia mengernyitkan dahinya.
"Tunggu...," bisiknya lagi sembari tampak berfikir keras.
Xavier menoleh pada Arjuna, menanti perkataan lelaki itu yang terputus.
"Lo bilang gitaris ini deketin Cassandra?" Arjuna bertanya sambil melihat pada Xavier.
Xavier mengangguk. "Dia ngajak kenalan tapi Cassandra pergi gitu aja," balasnya.
Arjuna tidak langsung menanggapi kata-kata Xavier. Dia terus menekan ponsel Xavier, yang membuat Xavier menarik paksa ponselnya sebab tidak mau terjadi apa-apa pada ponsel mahalnya.
"Gue kenal dia siapa," kata Arjuna tiba-tiba.
"Temen kuliah lo?" balas Xavier.
Arjuna menggeleng keras. Pandangan matanya mulai menajam. Rahangnya mengeras.
"Bukan. Cuma seorang temen lama."
"Oh ... kirain siapa," ujar Xavier bangkit, melangkah menuju meja bilyard-nya untuk melanjutkan permainan.
"Dia tidak boleh di dekat Cassandra," kata Arjuna lagi. Kali ini Xavier membalikkan badan, kembali menghadap temannya yang terlihat khawatir.
"Ada apa?"
"Dia Kaisar. Petinggi The Reds," mata Arjuna menatap tajam, seakan berapi-api.
Xavier terkejut bukan main mendengar nama itu. Dia tidak tahu akan mendengarnya secepat ini. Xavier mengepalkan tangannya.
The Reds, kumpulan brengsek sialan itu!
***
Kaisar memasuki rumahnya yang megah. Melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai dua, kemudian meletakkan gitarnya di sebuah sofa.
Lelaki itu membuka jaketnya dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Beberapa panggilan tidak terjawab. Dia mencampakkan ponsel itu asal-asalan.
Terdengar ketukan pelan di balik pintu kamarnya dan seseorang berbicara dari sana.
"Den, ini susunya." suara khas milik Bi Minah, kepala asisten rumah tangga.
Kaisar berjalan menuju pintu dan membukanya. Bi Minah berdiri di depannya dengan sebuah nampan yang di atasnya berisikan segelas susu coklat. Kaisar tersenyum pada Bi Minah.
Dia mengambil gelas tersebut. Menenggak susu itu hingga tetesan terakhir, lalu meletakkan gelas itu kembali di nampannya.
"Makasih Bi," katanya. Bi Minah membalas senyumannya dan langsung berlalu. Kaisar berbalik dan menutup pintu. Dia merebahkan dirinya di kasur yang empuk, menatap pada langit-langit kamarnya.
Tiba-tiba dering ponselnya berbunyi. Dari Roman. Dia mengangkat panggilan tersebut.
"Ya."
"Lo udah dapat nomornya, Bos?" tanya Roman di sebrang.
"Belum saat ini," balas Kaisar malas. Dia malas mendengarkan ceramah Roman, lagipula ini sudah hampir larut malam.
Roman terkekeh. "Gue bisa dapetin untuk lo," kata Roman di sela tawanya.
"Enggak perlu. Gue akan dapatkan dia dengan tangan gue sendiri," kata Kaisar yakin.
Roman semakin terkekeh.
"Berapa uang yang lo dapat dengan main gitar tadi?" tanyanya mengejek.
"Lo bener mau tahu?" balas Kaisar.
"Katakan!"
"Dua ratus ribu," kata Kaisar pelan.
Tawa Roman pecah. Dia sungguh terhibur.
"Kaisar! Bahkan harga celana dalam lo lebih mahal daripada itu! Lo serius, Bro?!" pekiknya di sebrang tidak percaya.
Kaisar tertawa kecil. Roman selalu begitu.
"Gue nggak pernah salah dalam memilih wanita, Rom!" ujarnya lantang lalu mematikan telepon itu sepihak. Meninggalkan Roman dengan makiannya di ujung sana.
Kaisar membuka menu galeri di ponselnya, menggeser beberapa dan berhenti pada sebuah foto seorang gadis kecil.
"Cassandra, aku menemukanmu," bisiknya pelan.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Dukung dengan like, vote dan tinggalkan komen ya kak Readers.. Makasih sudah mampir 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Sintha Zhenaque
aku balik lagiiiiii..baca yg kedua kalinya nih aku😁
2023-01-11
1
Anonymous
ada apa kaisar dan cassandra d masa lalu
2021-11-25
0
Gusty Ibunda Alwufi
wow ada apa nih
2021-11-20
0