"Dia tidak goyah, apalagi mudah ditaklukkan." ~Xavier Forzano.
.
.
.
Xavier mengangkat gelas dan menyesap minumannya sesaat. Matanya masih terpatri dalam pada Cassandra, gadis yang sedang berada di atas panggung dan menyanyikan lagu-lagu merdu dengan suaranya yang indah, juga dengan visualnya yang tak kalah indah-- yang cantik tentunya.
Rambutnya bergoyang karena tiupan angin malam itu, dan dia banyak sekali tersenyum. Berbeda jauh dengan gadis yang dia temui sebelumnya, yang duduk dengan tangan menyilang dan pandangan mata tajam seakan hendak memakannya. Xavier bergidik sesaat membandingkan dua suasana yang dia punya bersama Cassandra, tiba-tiba dia tersenyum kecil di sudut bibirnya.
"Hei, kok senyum-senyum sendiri?"
Alinea mendekat. Mengambil posisi duduk di kursi tinggi sebelah Xavier, menaruh gelas kacanya di atas meja. Xavier menoleh, menatapnya sekilas. Alinea Schoff, seorang mahasiswi yang juga model di sebuah majalah dewasa. Xavier mengenalnya dari beberapa teman, dan dia tahu betul siapa gadis ini.
"Hanya senyuman tak berarti," katanya melengos.
Alinea mendekat.
"Jadi lo akan ambil alih perusahaan?"
Alinea menatap mata Xavier dalam. Kini menangkupkan kedua tangan di dagunya, menunggu jawaban Xavier.
Xavier mengambil rokoknya dan menyalakan satu, kemudian dia mengembuskan asapnya tepat pada wajah Alinea. Membuat Alinea mengibaskan tangan untuk mengusir asap yang disebabkan oleh Xavier di depan wajahnya.
"Begitulah," kata Xavier datar.
"Lo akan jadi incaran ibu-ibu sosialita untuk dijodohin ke anak perempuan mereka," bisik Alinea.
"Gimana kalau gue yang isi duluan posisi itu?" Alinea melingkarkan tangannya ke tangan Xavier, berusaha mencuri perhatian.
Xavier membiarkan Alinea melakukan apa yang dia mau. Dia diam tidak bersuara, masih terus menghisap rokoknya. Matanya masih tertuju pada Cassandra yang terus bernyayi di atas panggung sana.
Alinea semakin mendekat, menyandarkan kepalanya pada bahu Xavier, berharap mangsanya yang satu ini akan luluh lantak.
Cassandra melayangkan pandangannya mengitari seluruh kafe dan pengunjung. Tidak terlalu banyak yang datang, fikirnya. Beberapa orang berkumpul di sebuah meja besar di tengah kafe, dengan kue ulang tahun tingkat tiga yang di dominasi warna putih dan pink. Cassandra tersenyum kecil melihat kue itu, sudah lama dia merindukan masa-masa perayaan ulang tahunnya.
Pandangannya tiba-tiba, secara tidak sengaja menangkap aktivitas dua sejoli yang sedang bermesraan di sebuah meja. Lelaki itu sibuk menghisap rokoknya sedangkan sang wanita sibuk bergelayut manja.
Cassandra melengos. Berani-beraninya lelaki itu menahan tangannya, membuat kulitnya bersentuhan dengan kulit lelaki itu, bahkan mengucapkan namanya dengan manis di hadapan Cassandra -- padahal dia telah memiliki seorang wanita dan wanita itu juga ada di tempat yang sama.
Cih.
Sungguh lelaki kurang ajar, fikir Cassandra dalam hati. Buru-buru dia mengalihkan pandangannya dari pasangan tadi, tidak ingin melihat lagi apa yang mungkin kemudian terjadi.
Alinea tidak melonggarkan gelayutannya pada lengan Xavier, dan Xavier masih tidak bereaksi sama sekali.
"Kau mau? Kita bisa pergi sekarang juga," kata Alinea berbisik, lebih mendekat pada telinga Xavier.
Bola mata Xavier masih tertuju pada gadis di panggung itu. Perlahan Cassandra pamit dan meletakkan mikropon di tempatnya, lalu bersiap undur diri untuk turun dari panggung.
Xavier melepaskan tangannya dari Alinea dengan kasar.
"Enyahlah. Jangan pernah muncul lagi!" katanya sambil bangkit dari duduknya, meninggalkan gadis yang terlihat sangat kesal itu.
Cassandra menuju ruang tunggunya dan berpapasan dengan seorang gitaris pemain musik tadi. Dia hanya tersenyum tipis sambil berlalu setelah mengambil tasnya.
"Tunggu!" Gitaris itu memotong jalan Cassandra dan berdiri tepat di hadapannya. Cassandra mendongak untuk bertatapan dengan si gitaris tadi.
"Ya?"
"Hmm, aku Kaisar. Mungkin kita bisa berteman. Kau akan datang lagi di hari Selasa depan?" Lelaki itu memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan. Dia tidak mengulurkan tangannya pada sembarang wanita.
"Aku Cassandra. Hmm, sepertinya iya. Senang bertemu denganmu, Kaisar." Gadis itu tersenyum kembali.
"Kai saja," Kaisar berujar pelan.
"Baiklah, Kai. Sampai jumpa lagi," Cassandra mengambil langkah di sebelah dada Kaisar, membuat bahu mereka bersentuhan. Dia berlalu tanpa melihat kembali ke belakang, meninggalkan Kaisar yang masih di tempatnya.
Kaisar hendak meminta nomor ponsel gadis itu namun diurungkannya karna Cassandra telah melangkah menjauh.
Xavier bersandar pada tembok sambil memainkan mancisnya, memperhatikan dengan seksama bagaimana Cassandra meninggalkan lelaki itu, si gitaris. Padahal kalau dilihat-lihat, si gitaris itu punya wajah yang cukup tampan, meskipun tidak setampan diriku, fikirnya dalam hati.
Cassandra berlalu begitu saja. Dia tidak tergoda, tidak goyah dengan ketampanan. Xavier menghela napasnya.
"Menarik, Cassandra," bisiknya pelan pada dirinya sendiri.
.
.
.
🌾Bersambung🌾
~Dukung dengan like, vote dan tinggalkan komen ya kak Readers.. Makasih sudah mampir 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Saepul 𝐙⃝🦜
Casandra oh Casandra Xavier oh Xavier 🤣 aku jadi gelo
2021-12-20
0
Gusty Ibunda Alwufi
nah mulai suka y sm casandra xavier
2021-11-20
0
Mom Dee 🥰
hallo ka bee, aku mampir lg diceritamu, aku suka semua cerita²mu thor, apalagi second change 🥰😍
mendengar nama kai aku blm bisa move on dr kai crystal "scandal"
2021-09-29
0