Hisyam menatap tajam ke arah dua pengawal yang berjaga di depan kamar Milly. Ternyata kamu sudah persiapan, ya kak Malik. Hisyam pun berbalik dan meninggalkan kamar Milly menuju kamarnya.
Menyebalkan !
***
Kamar Milly
"Jadi kamu akan pulang dua bulan lagi ?" tanya Mamoru ke Milly melalui panggilan video. Mamoru dan istrinya Victoria, sedang berada di London.
"Iya Daddy. Sesuai dengan kontrak..." jawab Milly.
"Apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan baru ?"
"Ada tawaran ke LA Lakers dan Dallas Cowboys tapi kan bang Chris sudah tidak main lagi disana, sudah pensiun... Aku bisa pusing melihat keributan unfaedah bang Chris dan mbak Rania disana ..." senyum Milly mengingat kakak sepupunya yang dikenal jagal itu tetap awet rusuh dengan suaminya meskipun anaknya sudah besar.
Mamoru dan Victoria tertawa. "Rania memang rusuh kan?" kekeh Victoria.
Mamoru menatap wajah kusut Milly. "Sayang, ada apa?"
"Pasienku bandel ..." jawab Milly berusaha menutupi perasaannya termasuk perkembangan hubungannya dengan Malik Al Khalifa.
"Milly sayang, bukankah kamu sudah terbiasa menghadapi pasien bandel ? Dimana spirit kamu ?" senyum Victoria. "Mommy percaya kamu bisa mengatasinya... Oke ? Semangat !"
"Thank you mommy ..." senyum Milly.
"Jika ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman, hubungi Daddy dan kami akan menjemput kamu... Oke?" ucap Mamoru.
"Yes Daddy. Aku masih bisa mengatasinya kok ..." Milly sangat bersyukur kedua orangtuanya sangat memperhatikan dirinya meskipun mereka sering pergi keliling dunia.
"So, bagaimana dengan Emir Malik ? Sudah ada kemajuan?" tanya Victoria.
Milly pun bercerita tentang kondisi Malik selama dia terapi selama sebulan dan bagaimana istana Al Khalifa seperti apa. Mamoru dan Victoria merasa bingung kenapa Milly tidak mau berjalan-jalan ke kota Manama.
"Apakah mirip dengan Manhattan?" tanya Victoria.
"Begitulah mommy. Tahu sendiri kan aku paling malas acara seperti itu. Aku sudah mengurus Malik seharian dan yang aku inginkan hanyalah tidur nyenyak ..." jawab Milly.
Mamoru dan Victoria tahu kalau Milly sama seperti sepupunya yang lain, tidak begitu suka acara dugem dan dunia hedonisme. Mereka lebih suka menikmati hidup yang santai dan tenang.
"Ya sudah. Kamu istirahat saja ... Besok sudah mulai proses terapi berat kan?" senyum Mamoru.
"Iya Daddy. Goodnight mommy, goodnight daddy. Love you all..." ucap Milly.
"We love you so much, sayang. Berhati - hatilah ..." ucap Mamoru dan Victoria bersamaan.
***
Keesokan paginya Milly keluar dari kamar dan terkejut saat melihat ada dua pengawal di depan pintu kamarnya. Gadis itu tampak bingung mengapa dirinya harus dijaga sedemikian rupa macam takut ada apa-apa.
"Selamat pagi. Kenapa kalian berada disini?" tanya Milly yang pagi ini mengenakan kaus merah model Sabrina dan celana jeans lusuhnya.
"Menjaga anda, Dokter Bradford..."
Milly menaikkan sebelah alisnya. "Menjaga aku? Memang aku kenapa ?"
"Kami hanya mengikuti perintah yang mulia Sheikh Malik Al Khalifa..."
Milly menggelengkan kepalanya. Pangeran sombing itu kenapa sih? Milly berjalan menuju kamar Malik yang berada di sebelahnya dan mengetuk pintunya lalu membukanya. Tanpa basa basi, gadis itu pun masuk ke dalam kamar Malik.
***
Malik tersenyum melihat segarnya Milly pagi ini dan entah mengapa membuatnya semakin jatuh cinta dengan gadis itu.
"Good morning, Milly ..." sapa Malik yang mengenakan kemeja gelap.
"Good morning. Apa yang kamu lakukan, pangeran sombong?" Milly menghampiri Malik sambil bersedekap. Wajahnya tampak tidak nyaman saat tahu ada pengawal di depan kamarnya.
"Apa yang aku lakukan?" balas Malik bingung.
"Mengapa kamu memberikan dua pengawal di depan kamarku? Memang ada apa ?" Mata biru kehijauan Milly menatap tajam ke Malik.
"Oh, untuk melindungi kamu ..." jawab Malik.
"Melindungi aku dari apa, Malik ?"
"Dari Hisyam" jawab Malik tegas membuat Milly melongo.
"Melindung aku dari ... Hisyam? But ...Why, Malik ? Memangnya aku tidak bisa menjaga diriku sendiri?" cecar Milly.
"Apakah kamu tahu kalau Hisyam datang ke kamarmu demi bisa bersama kamu ?"
"Malik, kamar aku kan ada password dan sidik jari di handle pintunya jadi aman kan sebenarnya?" jawab Milly.
"Tetap saja, Milly. Aku tidak mau terjadi apapun. Ayo, kita sarapan dulu.... " Malik menjalankan kursi rodanya dan tidak mau didorong Milly.
***
Malik dan Milly duduk berdampingan saat mereka sarapan bersama dengan Ajmal dan Aisyah. Tidak terlihat Hisyam maupun Lailan disana dan membuat Milly bertanya.
"Dimana Laila, Bibi?" tanya Milly.
"Pagi-pagi sudah pergi ke sekolah ada penyisihan atlet basket jadi dia harus kesana. Hisyam yang mengantarkan tadi..." jawab Aisyah.
Milly melirik ke arah Malik yang tampak tenang-tenang saja.
"Ayo sarapan. Nanti supnya dingin ..." ajak Ajmal.
***
"Ayo Malik ! Kamu bisa itu ... Ayo !" seru Milly saat Malik menggerakan kakinya dengan dibantu oleh Mustafa dan pengawal lainnya.
Malik pun berjalan sambil menarik kakinya dan dia melawan rasa sakitnya karena yang penting adalah bagaimana dirinya bisa membuktikan pada ayahnya kalau dirinya akan bisa jalan seperti dulu dalam waktu kurang dari dua bulan.
Milly tersenyum lebar saat Malik akhirnya bisa berjalan pelan. Dirinya masih berdiri dengan bantuan pegangan dari Mustafa.
"Apakah sakit, Malik ?" tanya Milly concern.
"Sedikit ..."
"Ayo... Masih semangat kan ?" Mata Milly menatap penuh semangat.
"Masih ... "
"Kita lakukan terapi jalan lagi !"
***
Hisyam berjalan menuju halaman belakang dan melihat gadis incarannya sedang bersemangat mensupport kakaknya. Ada rasa senang Malik bisa berjalan pelan tapi rasa cemburu itu semakin kencang. Wajah berseri Milly dengan mengenakan kaus bewarna merah itu tampak semakin cantik.
Hisyam merasa bahwa dirinya jatuh cinta yang sebenarnya pada Milly tapi sayangnya dia tidak memandangnya seperti saat menatap Malik. Hisyam pun berjalan mendekati halaman belakang dan Malik menatap dingin ke arah adiknya.
"Alhamdulillah sudah banyak kemajuan..." ucap Hisyam tulus.
"Terima kasih..." jawab Malik datar.
"Apa kalian ... Sudah sarapan ?" tanya Hisyam basa basi.
"Apa kamu tidak melihat jam?" balas Malik.
Hisyam tersenyum kecut. "Kamu cantik sekali, Milly ..."
"Terima kasih.. Tentu saja aku cantik karena aku seorang perempuan... " balas Milly dengan wajah datar sementara Malik tersenyum tipis.
Dasar !
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
lilis suryana
cepat sembuh malik, jangan kasih kendor. nanti milly d rebut lg sama hisyam/Facepalm//Facepalm/
2024-11-08
1
Nanik Kusno
Semangat Malik...biar segera dapat melamar Milly....💪💪💪💪💪💪💪💪
2024-07-24
1
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
yoook mangats biar bisa jalan
2024-04-18
1