Malik bergegas menghampiri pintu kamar Milly dengan kursi rodanya mengacuhkan semua orang disana.
"Milly ! Dokter Clumsy ! Tolong buka pintunya!" panggil Malik sambil menggedor-gedor pintu tebal itu. Malik pun menempelkan sidik jarinya di pintu kamar Milly dan begitu terbuka, pria itu pun masuk ke dalam dan Mustafa langsung berjaga di depan mencegah Hisyam masuk.
"Bagaimana bisa kak Malik masuk ?" tanya Hisyam.
"Pintu kamar Lady Bradford hanya bisa tiga orang yang masuk. Lady Bradford, Tuan Malik dan Shifa" jawab Mustafa datar.
***
Kamar Milly
Milly terkejut saat Malik sudah berada di dalam kamarnya dan gadis itu sudah benar-benar kesal dengan gaya serta sikap pria itu yang menganggap bukan hal yang signifikan fatalnya dengan ucapannya seperti itu.
"Milly ..." panggil Malik lembut.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Malik..."
"Apakah ... " Malik tertegun mengingat ucapannya. Materi. Ya Allah ... Aku lupa Milly bukanlah gadis sembarangan. "Sayang, maafkan aku ..."
Milly menatap Malik dingin. "Terlambat Malik. Aku sudah tidak bisa bekerja denganmu... " Gadis itu membalikkan tubuhnya dan mulai sibuk dengan memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
"Sayang, tolong. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi ..." pinta Malik memelas dan melihat Milly sedang membereskan semua barang-barangnya ke dalam koper besarnya. "Kamu serius akan pergi ?"
Milly berbalik. "Ya."
"Dokter Vikram Gupta yang akan datang menggantikan kamu ?"
"Ya."
"Milly ... " Malik menghampiri Milly dan memegang tangan gadis itu. "Jangan tinggalkan aku ... Maafkan aku sudah membuat kamu tersinggung..."
"Kamu tidak paham Malik. Bukan materi yang aku cari bahkan bisa saja aku duduk manis uang datang sendiri ... Tapi bukan itu ... Aku suka bekerja... Menjadi dokter fisioterapi adalah cita-cita aku dan ini janji aku pada almarhum Opaku. Disaat keluarga aku skeptis aku bisa jadi dokter dengan kecerobohan aku, hanya Opa Joey Bianchi yang satu-satunya orang mendukung aku ! Karena itu aku sangat menikmati pekerjaan aku dan kamu ... Dengan entengnya bilang lepaskan ?" ucap Milly dengan nada bergetar menahan emosi dan tangis. "Apa kamu lupa aku keturunan siapa? Aku keturunan Pratomo, Al Jordan, Hamilton dan Carrington! Harta kekayaan kami bisa dibilang sama dengan keluarga kamu !"
Malik merasa menyesal membuat gadis cantik itu tersinggung. Sungguh dia hanya tidak ingin kehilangan Milly.
"Milly ... I'm so sorry ... Itu karena aku tidak ingin kamu pergi ... Tolong sayang, maafkan aku ..." mohon Malik yang benar-benar tidak tahu kenapa Milly sangat mencintai pekerjaannya.
Milly melepaskan genggaman tangan Malik. "Maaf, Malik ... Aku tidak bisa bersama kamu ... Aku mohon, kamu keluar dari kamarku ... Karena aku tidak mau ada fitnah." Milly pun berjalan dan membukakan pintu kamarnya. "Silahkan keluar yang mulia Sheikh Malik Al Khalifa..."
Malik menatap Milly dengan wajah penuh sesal dan dadanya terasa sesak karena sudah membuat gadis itu tersinggung.
Malik pun teringat ucapan Richard.
Milly itu anaknya baik pada setiap orang tapi jika sudah tersinggung, dia akan bisa tidak mau mengenal sama sekali.
"Milly ..." panggil Malik lembut.
"Silahkan keluar ..." balas Milly tanpa ekspresi.
Malik pun keluar dan Mustafa mendorong kursi roda tuannya sementara Hisyam yang masih berdiri disana, memandang wajah muram Milly dan bisa melihat pipi gadis itu basah.
Apa yang kamu perbuat, kak Malik ? Jika kamu tidak bisa membahagiakan Milly, buat apa kamu Klaim dia adalah milikmu ?
***
Berita pergantian terapi Malik dari Milly ke Dokter Vikram Gupta, tentu saja membuat Ajmal dan Aisyah bingung dan bertanya-tanya. Bahkan dia acara makan malam, baik Milly, Malik maupun Hisyam, tidak ada interaksi sama sekali membuat kedua orang tua itu dan Laila bingung.
Meskipun Milly jarang bersama Laila tapi di setiap kesempatan, keduanya bercengkerama bahkan Laila sangat menyukai Milly. Bagi gadis remaja itu, Milly seperti kakak perempuan yang dia inginkan. Memiliki dua kakak laki-laki yang sibuk sendiri, membuat Laila terkadang kesepian.
"Kamu akan kembali ke New York, Milly ?" tanya Aisyah lembut namun dia bisa merasakan bahwa ada sesuatu terjadi pada mereka bertiga.
"Iya bibi Aisyah... Aku rasa Malik akan lebih baik jika bersama Bang Vikram..." jawab Milly pelan.
"Tapi kamu termasuk mendapatkan pujian dengan pasien 95% sembuh total ..." ucap Ajmal sembari menatap tajam ke Malik dan Hisyam yang menunduk. Ajmal sudah tahu bahwa Milly dan Malik bertengkar, tapi soal apa, dia tidak tahu. Ajmal juga tahu Malik dan Hisyam berkelahi memperebutkan Milly. Apakah Milly memilih pergi agar kedua putraku tidak saling berkelahi?
"Mungkin akan turun menjadi 90% sekarang. Maafkan aku paman Ajmal, Bibi Aisyah, Laila ... Aku tidak ... Ehem.. Tidak profesional. Tidak bisa memenuhi janjiku pada bibi untuk bisa tiga bulan disini ..." jawab Milly dengan nada tercekat.
Ajmal dan Aisyah saling berpandangan. Fix ! Pasti ada sesuatu.
***
"Coba kamu kirim hasil terapi kamu Milly ..." pinta Vikram yang sedang berada di Oman karena Eren jatuh dari kuda. Shaera tidak mau dokter lain selain kakaknya sendiri dan Vikram pun datang untuk mengobati Eren yang hanya mengalah patah kaki tidak serius parahnya tapi Shaera is Shaera yang super cemas jika berhubungan dengan suaminya tercinta.
Milly mengirimkan via email semua data Malik.
"Besok bang Vikram datang terus gantian kamu yang ke Muscat ya. Eren dan Shaera meminta kamu yang terapi ... Toh tidak jauh juga dari Manama. Pesawat Al Sharif menunggu kamu juga kok ..." senyum dokter ganteng berdarah India itu.
"Mbak Mita nggak papa ditinggal bang Vikram ?" tanya Milly yang tahu Mita sama bucinnya dengan Shaera kalau soal pasangan masing - masing.
"Alhamdulillah Mita nggak ngereog. Kan dia sibuk juga bersama Mommy ..." senyum Vikram. Setahun usai menikah dengan Vikram, Mita dikaruniai seorang putri cantik Ekavira yang biasa dipanggil Vira. Ketika Vira berusia tiga tahun, Mita kuliah lagi mengambil kedokteran hewan di universitas Brussels. Sekarang bersama sang ibu, Gemintang, Mita mengelola rumah sakit hewan bersama.
"Benar-benar ya keluar Rao itu isinya dokter semua ..." senyum Milly.
"Memangnya keluarga Al Jordan Bradford tidak?" kekeh Vikram.
"Mommy kan bukan dokter bang...."
Vikram menatap wajah adiknya. "Kamu ada masalah di Bahrain?"
Milly hanya diam.
"Milly... Bang Vikram tahu kamu sangat profesional dalam pekerjaan kamu dan jika kamu mundur sebelum perang usai, pasti ada sesuatu ..." Vikram menyelidiki wajah keruh Milly.
"Nanti bang Vikram tahu sendiri ..."
"Malik atau Hisyam ?"
Milly memilih tidak menjawab.
"Bang Vikram akan cari tahu sendiri nanti .. Jika salah satu dari mereka berdua membuat kamu sakit hati, jangan harap bang Vikram diam saja !"
***
Yuuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Suka banget dengan sikap Milly yang super tegas.....👏👏👏💗💗💗💗💗
2024-07-25
2
ellyana imutz
akhir ny bye bye jg y banyu milly ..wes los plong wae lh mil klo jdh pasti ktmu lg dan kita liat perjuangan pangeran sombong dptin ht ny milly
2024-04-22
1
Abraham Alcander Putra Sandallo Tandungan
hush sanaaaa pangeran sombong nepi dulu ...
2024-04-22
1