Hisyam Merana

Malik melihat ke arah pintu dan melepaskan ciumannya dari Milly. Tampak wajah pias Hisyam disana dan adiknya seperti tidak percaya melihat kakaknya berciuman dengan Milly.

Milly yang tadinya masih terhanyut dengan ciuman Malik, mulai kembali ke bumi saat pria itu melepaskan bibirnya. Milly pun ikut menoleh dan melihat Hisyam berdiri disana. Gadis itu merasa takut Hisyam pingsan akibat terlalu terkejut.

"Ada apa Hisyam ?" ucap Malik seolah tidak ada apa-apa namun tangannya memeluk tubuh Milly.

"A... Aku ... Hanya ... " Hisyam pun keluar dari kamar Malik dengan membanting pintu dengan keras.

Malik tersenyum smirk dan hal itu tidak lolos dari pengamatan Milly.

"Kenapa kamu tersenyum smirk seperti itu?" tanya Milly ke Malik.

"Apa kamu tidak tahu kalau Hisyam naksir kamu?" jawab Malik sambil menyingkirkan anak rambut Milly ke belakang telinganya.

"Tahu .. "

"Kenapa kamu tidak tertarik?"

"Dia ... Membosankan. Pria macam Hisyam itu mudah bosan orangnya. Mungkin dia suka sama aku... Sekarang. Tapi entah enam bulan kedepan ..." jawab Milly.

"Bagaimana dengan aku?"

"Kamu pria menyebalkan! Dan bolehkah aku turun ?" Milly hendak turun tapi dia merasakan sesuatu yang mengeras disana. Mata biru Milly terbelalak. Sebagai seorang dokter, dia tahu apa yang terjadi. "Kamu ... Tidak sepenuhnya lumpuh, Malik..."

"I know ..." jawab Malik.

"Aku yakin kurang dari sebulan... Kamu bisa jalan ..." ucap Milly semangat.

"Dan jika aku sudah jalan lagi, apakah kamu akan meninggalkan aku ?" tanya Malik.

"Sesuai dengan kontrak bukan ?" jawab Milly.

"Bagaimana jika aku tidak ingin kamu pergi?"

Milly turun dari pangkuan Malik. "Kita lihat saja nanti Malik. Yang penting kamu bisa jalan dulu. Kalau begitu ... Kita mulai terapi sekarang !" Milly pun berjalan ke belakang kursi roda Malik dan mendorongnya keluar kamar.

Malik menatap Milly. "Apa ciuman tadi tidak berarti apapun padamu, Milly...?"

Pipi Milly memerah. "Malik... Aku mencoba berkonsentrasi ini ..." bisiknya.

Malik terbahak. "Oh Cinderella bisa malu-malu juga biasanya..." Tiba-tiba kursi Malik agak terdorong membuat pria itu melakukan rem dan saat pria itu menoleh, tepat saat Milly jatuh akibat tersandung sandal kamar Malik.

"Astaghfirullah! Milly !" seru Malik membuat Mustafa dan dua pengawal lainnya masuk.

"Dokter Bradford ! Lady Bradford !" panggil Mustafa dan pengawal bersamaan.

Milly pun terbangun dengan dibantu Mustafa. Malik segera menghampiri Milly. "Apa yang sakit ?"

"Duh daguku ..." lirih Milly sambil mengusap dagunya.

Malik pun menyingkirkan tangan Milly dan melihat dagu gadis itu memar. "Ambilkan kompres dan obat anti nyeri ! Minta pada dokter istana !" perintah Malik ke kedua pengawal itu.

"Siapa sih yang taruh sandal disitu ?" omel Milly sambil dibantu Mustafa duduk di sofa.

"Saya ambilkan es batu dan kain dulu Lady Bradford..." ucap Mustafa sambil menuju mini bar milik Malik di kamar.

Malik pun menghampiri Milly dan menatap serius ke dagu gadis itu yang merah.

"Clumsynya dikurangi, Milly .." bisik Malik lembut.

"Salah sandalnya !" eyel Milly.

Mustafa dan pengawal tiba bersamaan sambil membawa kompres dan obat anti memar. Malik memberikan kode kepada asisten dan dua pengawalnya untuk keluar.

Setelah hanya berduaan, Malik dengan lembut mengompres dagu Milly yang mengrenyit ngilu.

"Tahan ya sayang ... Habis ini aku oleskan salepnya ..." ucap Malik.

Milly mengambil bungkus salep itu dan tampak manyun karena tulisannya dengan huruf Arab.

"Aku buta huruf !" Milly menyerahkan kotak obat itu ke Malik yang tertawa geli mendengar ucapan dokter Clumsy itu.

Malik dengan sabar membacakan komposisi dan nama obatnya. Milly mengangguk karena tahu itu memang obat yang tepat.

"Aku punya di tas dokterku ... Biar aku ambil...."

"Duduk diam dan manis disini Milly ... Biarkan aku yang mengobati kamu ..." ucap Malik tegas.

***

Di Track Berkuda Istana Al Khalifa

Hisyam memacu kudanya untuk berlari kencang dan saat tiba di ujung, pria itu pun turun guna memberikan kesempatan kepada kudanya untuk beristirahat setelah dipacu kencang.

Hisyam melihat pemandangan dari sana dan dirinya berteriak sekencang-kencangnya hingga suaranya serak. Tak lama air mata pun mengalir di pipinya dan Hisyam pun jatuh terduduk. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun hidupnya, Hisyam menangis akibat patah hati.

Hisyam merasa dirinya benar-benar jatuh cinta pada Milly sejak di pertemuan pertama mereka di meja makan saat gadis itu membacakan ayat kursi ke Malik. Selama ini Hisyam selalu mendapatkan gadis yang dia inginkan bahkan kekasih Malik sebelum dirinya kecelakaan pun, berpaling kepadanya.

Malik bukannya tidak tahu kalau adiknya membuat kekasihnya berpaling darinya namun Malik tidak pernah mengkonfrontasi Hisyam karena dirinya terlalu fokus mengasihani dirinya akibat kecelakaan itu. Namun kini situasinya terbalik. Milly memilih bersama Malik.

"Apa sih kelebihan dari kakak aku itu, Milly ? AAAPPAAA?" teriak Hisyam. "Dia hanya pria membosankan !"

Hisyam masih merenungi kurang cepatnya dia dalam mengambil hati Milly. Hisyam selalu membanggakan fisiknya yang tidak seperti Arab lainnya apalagi hanya dia yang mewarisi mata biru dari kakeknya. Bahkan Eren Al Sharif, sepupuku pun matanya coklat seperti kak Malik dan Laila.

"Aku lebih tampan dari kak Malik ! Lebih muda dari kak Malik ! Tapi kenapaaaaa ? Kenapa kamu pilih diaaaaaa !" teriak Hisyam seolah ingin mengeluarkan semua uneg-unegnya.

"BRENGSEEEKKK KALIAN BERDUA !" teriak Hisyam lagi.

***

Milly merasakan hawa dingin di tengkuknya dan membuatnya harus mengusap belakang lehernya. Dirinya sudah berada di kamarnya setelah mendapatkan pengobatan dari Malik. Milly menolak dicium Malik karena dagunya masih senut-senut.

Gadis itu menatap wajahnya di cermin dan dirinya merutuk kebodohannya mau menerima ciuman dari Malik namun Milly tahu dia juga ada perasaan ke pasiennya. Apa gara-gara lagu film Notebook jadi membuat suasana menjadi syahdu ?

Milly menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Duh ya Allah ... Bagaimana ini? Aku kemari bukan cari kekasih ...

***

Hisyam berdiri di depan pintu kamar Milly dan dirinya merasa ragu antara ingin mengetuk atau tidak. Namun disaat dirinya hendak mengetuk, Malik keluar bersama dengan Mustafa. Hisyam menoleh ke arah kakaknya yang menatap dirinya tajam.

"Apa yang akan kamu lakukan di depan kamar Milly?" tanya Malik dingin.

Hisyam hanya diam. Bahkan panggilannya sudah bukan dokter Clumsy lagi.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂💕

Terpopuler

Comments

lilis suryana

lilis suryana

hati milly milik malik, hisyam/Proud//Proud/

2024-11-08

1

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Terima saja Hisyam.... Milly tahu kamu g pernah serius .... hatinya g akan condong ke kamu ..

2024-07-24

1

Tri Yoga Pratiwi

Tri Yoga Pratiwi

sok ganteng dan merasa semua cewek bakal takluk sama dia 🤪

2024-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Melissa 'Milly' Bradford
2 Malik Al Khalifa
3 Di Kamar Malik
4 Hisyam Al Khalifa
5 Milly dan Malik
6 Sleeping Beauty
7 Tawaran Hisyam
8 Dag-dig-dug
9 Usul Brayden
10 Ke Acara Gala Dinner
11 Malik Bingung
12 Nai Lagda ( Relationship )
13 Hisyam Merana
14 Ancaman Malik
15 Klaim Malik
16 Memulai Terapi Berjalan
17 Kamu Menggemaskan
18 Milly Marah
19 Bersiap Pergi
20 Kedatangan Vikram Gupta
21 Kembali ke New York
22 Milly dan Jake
23 Masih Di New York
24 Milly dan Chris
25 Di Arlington Texas
26 Don't Go ...
27 Masih Berat
28 Di Club
29 Pindah Tidur
30 Mbak Kunti dan Demit
31 Tinggalkan Aku
32 Kecuali Itu !
33 Raul dan Malik
34 Menyelinap
35 Malik Merayu Milly
36 Makan Siang Berdua
37 Stay A Little Longer
38 Berpisah
39 Kehilangan
40 Malik Khawatir
41 Milly Tidak Menyangka
42 Malik dan Milly ... Lagi
43 Ingatan Wanita
44 Kehadiran Jake
45 Seandainya...
46 Bersama Malik
47 Alhamdulillah
48 Permintaan Milly
49 Nandara Blair
50 Tidur Bersama
51 Shopping
52 Modusmu Kebaca !
53 Milly Terkejut
54 Kejutan Malik
55 Membuat Daftar Seserahan
56 Hisyam dan Mahika
57 Rencana Pernikahan
58 Wedding Day
59 Malik dan Milly Bersama
60 Maximilian
61 Kasus Mahika
62 Mahika dan Hisyam Sharing
63 Maximilian Bradford Al Khalifa
64 Maximilian dan Mahreen ( END )
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Melissa 'Milly' Bradford
2
Malik Al Khalifa
3
Di Kamar Malik
4
Hisyam Al Khalifa
5
Milly dan Malik
6
Sleeping Beauty
7
Tawaran Hisyam
8
Dag-dig-dug
9
Usul Brayden
10
Ke Acara Gala Dinner
11
Malik Bingung
12
Nai Lagda ( Relationship )
13
Hisyam Merana
14
Ancaman Malik
15
Klaim Malik
16
Memulai Terapi Berjalan
17
Kamu Menggemaskan
18
Milly Marah
19
Bersiap Pergi
20
Kedatangan Vikram Gupta
21
Kembali ke New York
22
Milly dan Jake
23
Masih Di New York
24
Milly dan Chris
25
Di Arlington Texas
26
Don't Go ...
27
Masih Berat
28
Di Club
29
Pindah Tidur
30
Mbak Kunti dan Demit
31
Tinggalkan Aku
32
Kecuali Itu !
33
Raul dan Malik
34
Menyelinap
35
Malik Merayu Milly
36
Makan Siang Berdua
37
Stay A Little Longer
38
Berpisah
39
Kehilangan
40
Malik Khawatir
41
Milly Tidak Menyangka
42
Malik dan Milly ... Lagi
43
Ingatan Wanita
44
Kehadiran Jake
45
Seandainya...
46
Bersama Malik
47
Alhamdulillah
48
Permintaan Milly
49
Nandara Blair
50
Tidur Bersama
51
Shopping
52
Modusmu Kebaca !
53
Milly Terkejut
54
Kejutan Malik
55
Membuat Daftar Seserahan
56
Hisyam dan Mahika
57
Rencana Pernikahan
58
Wedding Day
59
Malik dan Milly Bersama
60
Maximilian
61
Kasus Mahika
62
Mahika dan Hisyam Sharing
63
Maximilian Bradford Al Khalifa
64
Maximilian dan Mahreen ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!