Malik melihat bagaimana Milly makan dan berharap gadis Clumsy itu akan makan berantakan macam ayam tapi tidak. Milly makan dengan anggun sehingga membuat Malik bisa melihat adanya dua sisi mata uang ... Salah ... Dua sisi kepribadian...
"Hhhmmm... Ini enak..." gumam Milly.
"Itu hanya mashed potatoes, dokter Clumsy..." gumam Malik.
"Eits ! Jangan menghina kentang, pangeran sombong. Kentang itu sangat berguna bagi nusa dan bangsa... Bagi pencari karbohidrat, kentang lebih bisa tahan lama dibandingkan beras ..." ucap Milly sok yakin.
Malik menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan makannya. Tiba-tiba telinganya merasa risih saat mendengar suara sendawa Milly. Malik pun melotot karena tidak ada di keluarganya seperti itu !
"Alhamdulillah... Kenyang. Matur nuwun Ya Allah ya Rabbi, mendapatkan makanan yang nikmat ini ..." ucap Milly dengan gaya takzim.
"Bisakah kamu tidak bersendawa keras-keras?" tanya Malik. Mereka berdua ada di dalam kamar Malik karena usai sarapan, Milly akan mengajak pasiennya jalan-jalan keluar istana sekalian terapi.
"Siapa yang buat aturan itu?" tanya Milly.
"Itu sudah ada dalam aturan etika yang memang harus dilakukan setiap para bangsawan..." jawab Malik.
Milly mendekati wajah Malik. "Dengar pangeran sombong, yang namanya aturan itu, dibuat untuk dilanggar. Rugi bandar kalau tidak dilanggar..."
Malik mengerjap-ngerjapkan mata coklatnya. "Apa?"
"Mana serunya hidup ini jika harus ikut peraturan... Aku hanya mengikuti aturan yang sudah ditulis pakai tinta emas, diatas meterai dan dipigura pakai pigura titanium. Lainnya, mari dilanggar..." senyum Milly.
"Apakah benar Opa kamu adalah mantan komisaris NYPD?" Malik memang mencari tahu soal Milly semalam.
"Yes."
"Kamu tetap melanggar hukum?"
"Asal bukan pembunuhan, perampokan atau kejahatan berat lainnya ..."
"Kamu tidak merasa bersalah ?"
"Mau merasa bersalah model apa dulu?" tantang Milly.
"Oh ya Allah ..." Malik memegang pelipisnya.
"Ayo, makannya jangan diemut macam bayi. Kita banyak jadwal hari ini ..." Milly menatap tajam ke arah Malik yang tetap tidak menyangka gadis ceroboh ini bagian dari keluarga Sultan.
"Siapa yang makannya macam bayi ?" protes Malik.
"Yang mulia pangeran Malik Al Khalifa lah ..." balas Milly santai.
Rasanya Malik ingin mencubit pipi Milly.
***
"Kalian mau kemana itu ?" tanya Hisyam yang sedang menikmati kopi di sebuah gazebo halaman belakang istana Al Khalifa.
Introducing Hisyam Al Khalifa
"Bawa kakak mu berjemur biar gosong ..." balas Milly membuat Malik mendongakkan wajahnya dengan ekspresi sebal.
Hisyam tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Milly yang seenaknya sendiri.
"Ikut ! Aku lagi gabut tidak ada kerjaan .." Pria itu pun berdiri dan memberikan kode kepada pelayannya untuk membersihkan meja di gazebo itu.
"Ayo lah ..." ajak Milly sambil mendorong kursi roda Malik.
"So, apakah ada kemungkinan kakak aku sembuh?" tanya Hisyam.
"Insyaallah asalkan kakak kamu mau menuruti semua terapi aku. Lagipula kakak kamu bandel, obat tidak diminum, kaki tidak mau diterapi, hanya badan bagian atas saja yang ada massa otot nya..." jawab Milly panjang lebar membuat Malik manyun.
"Jadi kamu sudah lihat badan kakak aku?" Hisyam membungkuk dan menggoda kakaknya. "Whoah ... Ada gadis yang sudah melihat bulu-bulu dada dan perut kamu, kak..."
"Shut up !"
"Milly, memang kamu tidak ada rasa berdesir gitu melihat tubuh kakak aku ?" tanya Hisyam ke Milly.
"Itu hanya anatomi tubuh manusia. Lagipula, aku sudah bekerja di New York Yankees dan New York Knicks... Mereka semua atlet jadi tahu sendiri kan? Badan mereka lebih bagus dari kakak kamu saja buat aku macam dummy di fakultas kedokteran... Atau cadaver di kamar mayat..." jawab Milly tanpa beban tapi membuat Hisyam terbahak.
"Seriously... Aku kira kamu akan seperti gadis Inggris yang kaku dan tidak bisa bercanda..." senyum Hisyam.
"Aku kan separo Inggris ... Sisanya Amerika, Arab dan Jawa ..." Milly berhenti di sebuah tempat yang diberikan lantai dari batu alam. "Disini oke ..." Gadis itu memarkirkan kursi roda Malik dan menguncinya agar tidak berjalan.
"Apa yang hendak kamu lakukan, Milly?" tanya Hisyam.
Milly tidak menjawab tapi langsung duduk bersila di depan kaki Malik. "Menjemur kakakmu supaya mendapatkan vitamin D alami. Sekalian aku membuatnya bergerak karena aku harus bisa mengembalikan massa otot kaki kakakmu..."
Hisyam jadi ikutan duduk di sebelah Milly. "Apakah aku boleh membantu ?"
Milly menoleh ke Hisyam. "Bantu dengan mengomelinya panjang kali lebar supaya dia mau sembuh !"
"Tuh kak, dengar !" Hisyam menatap kakaknya yang masih manyun.
Milly mulai berkonsentrasi memijat kaki Malik. "Kalau sakit, bilang ya pangeran sombong... Karena sakit adalah tanda yang sangat baik. Berarti saraf kamu tidak sepenuhnya mati..."
Hisyam melihat bagaimana dengan telaten Milly menerapi kedua kaki Malik hingga satu jam kemudian dan gadis itu mengehentikan saat Malik mengernyitkan dahinya.
"Sakit, dokter Clumsy..." bisik Malik.
Milly tersenyum. "Good. Sebelah mana?"
Malik menunjukkan posisinya yang sakit. Milly berlutut lalu memegang lutut Malik dan menggerakkan perlahan. "Perlahan ya pangeran... Kita akan konsentrasi disini dulu karena ini yang lebih sensitif..."
Malik hanya mengangguk. Lagi-lagi harum tubuh Milly tercium di hidung mancung Malik dan membuat jantungnya berdesir. Wajah Milly seolah tidak menyadari bahwa Malik menatapnya dan tampak berkonsentrasi menerapi kakinya.
"Kak, besok ada acara di istana. Apakah kakak akan hadir ?" tanya Hisyam membuat Malik tergagap.
"Acara apa ?" tanya Malik dingin.
"Keluarga Kerajaan Belgia akan datang ... Mau ada kerjasama budaya dengan Bahrain..." jawab Hisyam sambil menatap wajah cantik Milly. Entah mengapa Malik tidak suka adiknya menatapnya seperti itu ke dokter Clumsy nya.
Tunggu. Dokter Clumsy nya?
"Siapa yang akan datang ?" tanya Milly sambil mengelap peluh di keningnya dengan punggung tangannya.
"Katanya princess Alisha dan pangeran Richard..." jawab Hisyam.
Milly menoleh. "Mbak Sha dan mas Richard? Sama keponakan aku tidak ya ..."
"Pangeran Brayden? Entahlah..." jawab Hisyam.
Seorang pelayan menghampiri ketiga orang disana dan berbisik pada Hisyam.
"Ayah memanggil aku? Baiklah ... " Hisyam pun berdiri. "Milly, jangan terlalu lelah. Nanti malah kamu yang sakit..." senyum Hisyam sambil menepuk kepala Milly pelan.
Malik melongo melihat bagaimana adiknya dengan santainya menyentuh kepala dokter Clumsynya.
"Tenang saja. Aku kuat kok !" balas Milly mengacuhkan sentuhan Hisyam dan tetap berkonsentrasi dengan Malik.
"Sip. Aku tinggal dulu kak Malik, dokter Milly ..." Hisyam pun berjalan bersama dengan pelayan itu guna menemui ayahnya.
"Kamu tidak istirahat, dokter Clumsy?" tanya Malik ke Milly.
"Kamu sudah lelah?"
"Sedikit."
Milly menghentikan pekerjaannya. "Kita ke gazebo ya ... Kamu juga sudah mulai berkeringat.." Gadis itu mendorong kursi roda Malik yang memberikan kode pada seorang pengawal yang selalu berada disana untuk menghampirinya.
"Siapkan minuman dingin untuk kami berdua dan makanan ringan ..." pinta Malik.
"Baik tuanku ..." pengawal itu pun pergi meninggalkan Malik dan Milly.
"Dimana Mustafa?" tanya Milly sambil mengibaskan tangannya ke leher jenjangnya karena merasa gerah.
"Bersama ayahku. Dia yang menjadi asisten selama aku bersama kamu."
"Biasanya seperti itu atau hanya karena ada aku?" tanya Milly.
Malik terdiam. "Biasanya seperti itu..."
"Kenapa tidak kamu sendiri yang maju?" tanya Milly. "Malu dengan kondisi kamu?"
Malik menatap sebal ke Milly.
"Kalau kamu malu, semangat sembuh dong !" ucap Milly lagi.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Semangat biar sembuh Malik...💪💪💪💪💪
2024-07-24
1
wonder mom
bbrp org mmg perlu mendengar kata2 yg sarkas utk mau brubah
2024-04-03
2
Noey Aprilia
Jgn judes2 y pangeran,tar jth cnta mlah repot sndri....mau ngaku y malu,ga ngaku y galau....biasanya kn dr sbl dlu,tar pelan2 mlh naksir...
suit....suit....
2024-03-28
1