Hisyam menatap ke arah kakaknya yang tampak tidak suka dirinya hendak mengetuk pintu kamar Milly. Tampak sorot mata cemburu di mata Malik ke adiknya dan Hisyam tahu untuk kali ini Malik tidak akan pernah mengalah padanya.
"Aku hanya ... Hendak ..."
Tiba-tiba pintu kamar Milly terbuka dan gadis itu tampak terkejut melihat Hisyam ada di hadapannya.
"Ada apa Hisyam?" tanya Milly yang juga menoleh ke sisi kirinya dimana Malik duduk di kursi roda didorong oleh Mustafa. "Ada apa Malik?"
Hati Hisyam tampak dicubit karena mendengar Milly juga memanggil nama Malik setelah selama ini selalu memanggil pangeran sombong.
"Ma... Makan malam sudah siap..." jawab Hisyam.
Milly hanya mengangguk dan menutup pintu kamarnya. "Thanks Hisyam ..." ucap Milly yang langsung berjalan melewati dirinya menuju Malik.
Hisyam yang melihat dagu Milly membiru, merasa ingin menanyakannya. "Ada apa dengan dagumu?"
"Jatuh" jawab Milly pendek.
"Sudah dio..."
"Sudah !" jawab Malik dingin. "Ayo, Milly, kita ke ruang makan. Mustafa, biar Milly bersamaku ..."
"Baik tuanku ..." Mustafa pun menyerahkan pegangan kursi roda itu dan Milly pun mendorongnya pelan.
Hisyam pun mengikuti dari belakang dan melihat interaksi Milly dan Malik yang membahas sesuatu yang seru. Hisyam bisa melihat bagaimana wajah Malik yang biasanya ketus dan dingin, berubah menjadi lebih segar dan bahagia.
Ketiganya pun tiba di ruang makan dimana Ajmal bersama Aisyah dan Laila bingung melihat Malik dan Milly tertawa bersama saat masuk ke dalam ruang makan. Ketiga orang di sana saling berpandangan karena setelah setahun lebih Malik selalu muram dan ketus, sekarang tampak berubah. Bahkan kembali tertawa bersama Milly.
"Kalian membahas apa ? Tampaknya asyik sekali ..." goda Aisyah saat Malik dan Milly tiba di meja makan.
"Milly bercerita soal sepupunya yang memiliki tangan ajaib. Abun tahu Paman Shinichi Park?" tanya Malik ke ayahnya.
"Orang jenius yang terkadang Abun pusing dengan ucapannya? Memang kenapa ?" tanya Ajmal yang senang melihat perubahan putra sulungnya.
"Anaknya, Raiden Park sempat dipenjara tapi kata Milly, gemboknya bisa terlepas dan rusak oleh Raiden...." kekeh Malik. ( Baca Ghost Detective ).
"Kok bisa ?" tanya Laila.
"Tangannya Den ... Eh Raiden memang ajaib... Entah sudah habis berapa keyboard dan mouse gara-gara dirusak olehnya..." senyum Milly.
Aisyah melihat dagu Milly memar dan dirinya langsung cemas karena bagaimana pun gadis itu masih dalam tanggung jawabnya.
"Kenapa dengan dagu kamu, Milly ?" tanya Aisyah.
"Oh... Jatuh kesandung sandal pange... Eh Malik..." jawab Milly.
"Dan kamu diam saja Malik? Bagaimana kamu bisa tidak menolong Milly ? Mau sampai kapan kamu tidak mau berusaha sembuh !" omel Aisyah membuat Malik terdiam. "Kalau ada apa-apa terjadi pada Milly, Umi tidak tahu harus bilang apa dengan Paman Mamoru dan Bibi Victoria !"
Malik menoleh ke arah Milly yang hanya menunduk.
"Tapi... Milly yang salah Bibi Aisyah..." ucap Milly karena memang dia yang ceroboh.
"Tidak Milly ! Malik harus dikasih tahu bahwa dia sudah terlalu lama sok merana ! Pria macam apa yang tidak punya kemauan untuk bisa sembuh ? Dimana daya juang kamu !" hardik Ajmal yang juga sudah terlalu lama membiarkan Malik memanjakan sakitnya.
Malik mengeraskan dagunya dan disaat hendak membantah kedua orang tuanya, sebuah tangan halus menggenggam tangannya membuat dirinya menoleh ke Milly yang seolah memberikan kode 'mengakulah kalau kamu salah'.
"Iya Abun. Malik yang salah ..." ucap Malik pada akhirnya.
"Milly hanya tinggal dua bulan lagi bekerja disini sesuai dengan janji Abun dan Umi ke Paman Mamoru. Kalau sampai dalam waktu dua bulan kamu tidak bisa jalan ... Entah Abun harus bilang apa ! Apa perlu Abun minta dokter Vikram Gupta kemari ? Dia bisa jauh lebih kaku dari Milly !" omel Ajmal.
Milly menggigit bibir bawahnya. Duh aku bisa diamuk mbak Mita kalau suaminya ke Bahrain ...
"Aku akan bisa berjalan dalam waktu kurang dari dua bulan !" ucap Malik tegas.
"Buktikan ! Jangan sampai semua usaha Milly sia-sia !" putus Ajmal dan tidak ada yang berani membantah ucapan pemimpin Bahrain itu.
Hisyam yang hanya diam saja dari tadi, merasa cemburu saat tangan Milly menggenggam tangan Malik di bawah meja saat kakaknya hampir meledak. Hisyam tidak menyangka Malik yang biasanya tidak mau kalah dalam berdebat dengan ayahnya, bisa kalem dan bersedia menuruti ucapan ayahnya hanya dengan sentuhan Milly.
Hisyam memperhatikan wajah Malik yang kaku namun segera berubah jika melihat Milly. Apakah kamu benar-benar jatuh cinta dengan Lady Bradford? Tapi aku juga jatuh cinta dengan Milly !
***
"Sini ... Aku obati dagu kamu ..." ucap Hisyam sambil menarik tangan Milly usai mereka makan malam namun gadis itu menahan tangannya.
"Tidak usah, Hisyam. Apa kamu lupa aku seorang dokter ?" ucap Milly sambil berusaha membebaskan tangannya dari genggaman Hisyam.
"Aku tahu kamu dokter tapi aku tetap akan mengobati kamu..." ucap Hisyam.
Milly menyentakkan tangannya hingga genggaman Hisyam hingga terlepas. "Thank you Hisyam, tapi aku bisa sendiri ..."
Hisyam menatap Milly dengan mata birunya. "Apakah kamu maunya diobati oleh kak Malik?"
Milly membalas tatapan Hisyam. "Bukan urusan kamu !"
"Apa yang kamu lihat dari kak Malik, Milly ?" desak Hisyam. "Apa kelebihannya ?"
"Itu urusan pribadi perasaan aku, Hisyam. Kamu tidak berhak main membandingkan antara kamu dan kakak kamu ! Apa yang menurut kamu itu adalah kekurangan, tapi bagi orang lain itu adalah kelebihan yang bisa dilihat ..." jawab Milly.
"Apakah kamu tidak ada perasaan sedikit pun padaku, Milly ?"
Mata biru kehijauan Milly menatap datar ke Hisyam. "No. Karena aku tahu kamu pria seperti apa ..."
Rahang Hisyam mengeras namun disaat dirinya hendak membalas ucapan Milly, suara Malik terdengar mencari gadis itu.
"Milly ? Dimana kamu ?" panggil Malik yang melihat Milly dan Hisyam tampak sedang adu argumen. "Sayang, kamu ada masalah dengan Hisyam ?" tanya Malik sambil menghampiri kedua orang itu.
Milly mendelik. Sayang? "Tidak, pangeran sombong. Aku mau ke kamar aku duluan buat mengobati daguku ... sendirian!" ucap gadis itu dingin dan setelahnya berjalan lebar-lebar menuju kamarnya meninggalkan dua kakak beradik di dapur.
"Apa yang kamu perbuat membuat Milly kesal?" Malik menatap tajam ke Hisyam.
"Tidak ... Hanya ..."
"Untuk kali ini, aku tidak akan mengalah padamu, Hisyam ! Aku tidak perduli kamu merebut Jemimah tapi khusus Milly, dia adalah milikku !" ucap Malik dingin. "Dan aku tidak akan segan menghajar kamu jika kamu macam-macam pada Milly !"
Malik memutar kursi rodanya dan berjalan menuju kamarnya dengan dikawal Mustafa sementara Hisyam menatap penuh kebencian pada kakaknya.
Brengseeekkk !
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Hisyam sombong dengan fisiknya tanpa memikirkan perasaan orang lain... pernah merebut kekasih kakaknya.....itu sangat menjijikkan... sekarang harus terima jika semua keinginannya tidak terpenuhi...
2024-07-24
2
Lusy Aristiani
Kejadian lg deh... /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Dulu ada the Moretti brothers, terus the Rao twins... 😁😁😁😁
2024-04-17
2
ellyana imutz
wiiich perang antar saudara d mulai ni ...hisyam jd adik ko jahat sm saudara sendiri sih ..playboy cap kadal ko bangga sih...hisyam slh pilih lawan ..banyu milly ko d lawan
2024-04-15
1