Negara. I
Wajah rupawan, rahang tegas disertai tumbuhnya bulu bulu halus menambah kesan macho serta mata tajam berwarna hijau hazel, sedang menatap layar proyektor yang sedang dipresentasikan oleh karyawan divisi keuangan A.C Company Grup.
Semua bagian divisi yang hadir di ruang rapat harap harap cemas, setiap divisi memasang tampang pucat seolah menunggu vonis dari tuan hakim, presentasi yang dibawakan oleh divisi keuangan merupakan presentasi terakhir.
Sedangkan sang tuan masih tak bergeming, mata tajamnya masih tertuju layar proyektor yang sudah berubah warna putih sedari tadi.
Di saat sang asisten pribadi menanyakan hasil dari setiap presentasi divisi, sang tuan masih tak bergeming membuat mereka yang ada di lingkup rapat menahan nafas dan tidak berani untuk bergerak seinci pun.
Tiba tiba suara bariton sang tuan bergema di seluruh ruang rapat. Tetapi mata hijau hazelnya masih tertuju pada layar putih.
"Ace, apa sudah kau catat bagian bagian yang harus perbaikan ulang di setiap divisi," ucap sang tuan.
"Siap, sudah tuan," ucap Ace sang sekretaris dengan tegas.
"Bagus, kau tau apa yang harus dilakukan bukan dan saya minta laporan keuangan bulan lalu dan bulan ini sudah ada di meja sebelum jam kantor berakhir," ucap sang tuan.
"Baik, siap tuan," ucap Ace.
Setelah sang tuan mendapat jawaban dari sang sekretaris ia lalu beralih ke sang asisten.
"Juno, kau ambil alih rapat hari ini, aku kembali ke ruangan ingin istirahat sejenak," ucap sang tuan.
Bagaimana tidak lelah, perjalanan udara memakan waktu 18 hampir 20 jam dari Negara A ke Negara I. Setelah sampai di negara I sang tuan langsung menuju A.C Company Grup tanpa istirahat dan langsung mengadakan rapat dadakan.
"Siap, tuan," ucap Juno cepat.
...****************...
Flashback
Setelah mengudara hampir 20 jam akhirnya sang tuan mendarat tanpa istirahat langsung menuju A.C Company Grup.
"Juno, kita langsung ke A.C Company Grup dan kumpulkan setiap divisi," ucap sang tuan.
Sang asisten dengan sigap menghubungi sekretaris sang tuan.
"Bagaimana dengan markas, apa ada masalah. Juno?" tanya sang tuan.
"Siap, untuk semua terkendali aman tuan," ucap Juno dengan tegas.
"Bagus," ucap sang tuan dengan lugas.
Setelah itu hening tak ada lagi percakapan antara sang tuan dan asisten pribadi di dalam mobil. Beberapa saat kemudian mobil keluaran terbaru range rover sport berhenti tepat di depan pintu lobi. Semua mata tertuju siapa gerangan sang pemilik mobil mewah tersebut, semua menanti karena saat ini jam istirahat jamnya para karyawan dan karyawati makan siang. Terbukanya pintu depan turunya sang asisten yang mereka tau sang tangan kanan CEO A.C Company Grup sedang membukakan pintu tengah untuk sang tuan. Mereka yang tau siapa orang yang turun di bangku tengah semua langsung memancarkan wajah terpesona dengan mata tak berkedip bagi wanita dan ada yang menundukan kepalanya, begitu sang tuan melangkah ke dalam perusahaan diikuti sang asisten. Tak ada sapaan atau pun senyuman, melirik pun tidak, hanya pandangan tajam dan dingin yang sang tuan tunjukan hingga kaki jenjangnya melangkah lebar memasuki life khusus petinggi.
Sedangkan di bagian divisi, sekarang mereka kalang kabut karna tak ada persiapan berarti semua serba mendadak setelah mendapat informasi dari sekretaris sang tuan bahwa akan diadakan rapat dan presentasi di setiap divisi masing masing perwakilan.
Di ruang rapat sekarang sang tuan sedang mendengarkan salah satu bagian divisi. Mempresentasikan laporan dadakannya.
Flashback off
...****************...
Setelah Juno membubarkan rapat dadakan hasil sang tuan, ia kembali ke ruangannya. Sang asisten sengaja tidak menggangu waktu istirahat sang tuan karena kalo dia dibutuhkan pasti akan di panggil ke ruangan sang CEO.
CEO A.C COMPANY GRUP
Tulisan besar yang terpampang jelas di atas pintu kaca berwarna hitam, tak hanya kaca yang berwarna gelap di dalam ruangan yang super mewah dan megah berwarna abu kehitaman terkesan misterius terdapat meja besar dari pahatan kayu jati, di atas meja terpampang tulisan "CEO ~ ANSEL CULLEN DOMINIC" Seorang petinggi dan juga owner A.C Company Grup. Perusahaan yang ia dirikan sejak memasuki bangku sekolah menengah atas, tanpa embel embel nama belakang keluarga besar Dominic. Hanya bisnis bawah yang ia emban sebagai warisan kakek buyutnya. Perusahaan yang ia dirikan dari hasil jerih payahnya sendiri saat memasuki bangku kuliah sudah banyak anak perusahaan A.C Company Grup di beberapa negara termasuk di negara I yang kedua dan pusat dari A.C Company Grup ada di negara A.
Setelah ia memasuki ruangan CEO langsung menuju singgasana, duduk termenung untuk beberapa saat sebelum mengambil bandul liontin biru safir di dalam jasnya, kemana pun ia pergi liontin itu selalu ada dalam genggamannya.
Kemana lagi aku harus mencarimu, dari satu kota ke kota lain dari satu negara ke negara lain tapi selalu mendapat jalan buntu hanya satu satunya benda ini yang menjadi pengingat ku," batin Ansel dengan pandangan tak lepas dari liontin cantik itu.
Hanya liontin itu yang ia temukan di saat pemiliknya sudah tidak ada di sampingnya. Ia masih ingat jelas wangi manis, bibir sensual belah tengah, bulu mata lentik, kulit seputih susu, rambut hitam legam tanpa ia sadari dengan mata terpejam pikirannya sudah melalang buana, ia mengingat kembali momen pertama kalinya menyentuh seorang wanita tanpa menimbulkan alergi pada tubuhnya.
Malam itu Ansel dijebak oleh rekan bisnisnya agar bisa meniduri putrinya, saat itu ia sedang ada penjamuan antar pembisnis manca negara dan lokal. Untungnya kesadaran Ansel masih terjaga walau tubuhnya sudah panas ingin dipuaskan tetapi ia sebisa mungkin menahannya untuk sampai ke kamar hotel yang sebelumnya sudah di pesankan olah anak buahnya. Ia tidak ingin sembarang meniduri wanita kalo pada akhirnya harus berujung di ranjang rumah sakit pada esoknya lebih baik ia menahan siksaan dari pada badannya muncul ruam. Setelah memasuki kamar yang sudah dipesan.
"Shi*. Apa mereka tuli sudah ku bilang aku tidak memesannya, tetapi ini...?" tanyanya bergumam "Ahhh, sudah lah," sambungnya sambil berjalan ke kamar mandi.
Hampir satu jam lamanya ia di bawah guyuran air dingin tetapi rasa panas itu bukannya mereda malah semakin membara "Aahhh, siala* bukannya mereda kenapa malah semakin panas. Lihat saja kau pak tua aku tak akan membiarkanmu lolos, aku pastikan kau dan putrimu akan menanggungnya," gumamnya marah sambil mengepalkan kedua tangan dengan mata memerah.
Akhirnya mau tak mau ia harus keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk. Lalu menuju sang wanita terbaring di kasur, ia mencoba menyentuh wanita itu sampai beberapa detik dan tidak ada munculnya alergi itu datang.
"Maafkan aku nona, aku terpaksa melakukannya kalo tidak tubuh ku akan tersiksa, aku mohon bantu aku," bisiknya sambil memandang wanita cantik itu.
Setelah yakin apa yang dilakukannya ia mulai menyerang wanita tak berdaya itu.
"Oohh shi*. Virgin?" gumamnya bertanya di sela sela nikmatnya penyatuan. "Aku berjanji setelah ini akan bertanggung jawab," sambungnya.
Setelah selesai ia sempatkan untuk memandang ciptaan yang sangat indah itu, sebelum merapatkan tubuhnya dengan sang wanita yang baru saja ia renggut, setelahnya ia memejamkan mata dan mencium aroma manis pada tubuh wanitanya. Iya, Ansel sudah mengeklaim kalo sejak malam ini dia adalah wanitanya yang harus ia jaga.
Tetapi esok harinya tak ia temukan wanitanya di mana pun, hanya liontin yang jatuh di dekat kursi. Segera ia memerintahkan sang tangan kanan untuk mencari wanita yang sempat ia ambil fotonya tadi malam. Ia harus kembali ke negaranya karena ada beberapa kerjaan yang tidak bisa ia tinggal, untuk di sini ia serahkan pada sang tangan kanan termasuk mencari wanitanya, setelahnya ia langsung terbang ke negara asalnya.
♤♡◇♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
reza indrayana
bikin penasaran nichh...👍🏻👍👍🏻💛💙💛🫰🏻🫰🏻😘😘😘
2025-01-08
0
kalea rizuky
kek q aja kadang kliru bedain anak kembar ku/Curse//Curse/
2025-01-19
1