Setelah menunggu Yashica sadar mereka pun menuju bagian poli kandungan karena sebelumnya Alexa sudah mendaftarkan Yashica secara online untung masih ada kuota. Sebelumnya setelah Yashica sadar dari pingsannya ia sempat kaget berada di rumah sakit, Rahma yang masih di situ menjelaskan kenapa Yashica bisa masuk IGD. Dito dan Rahma tidak bisa berlama lama tinggal di rumah sakit karena masih banyak pekerjaan. Dito pikir biar nanti ia minta penjelasan kepada sang sepupu bagaimana hasil pemeriksaan di Dokter Kandungannya alhasil hanya Alexa dan Tarissa yang menemaninya. Yashica yang di bawa ke bagian poli kandungan mengeryitkan dahinya "Kenapa ia di bawa ke bagian poli kandungan dengan dua sahabatnya?" dari pada ia bertanya tanya tapi tak menemukan jawaban juga akhirnya Yashica buka suara bertanya kepada dua sahabatnya.
"Lex, Ris kita ngapain ke poli kandungan?" Tanya Yashica pada dua sahabatnya.
"Ya buat periksa dong, Ca," Jawab Alexa.
"Ta-,"
"Nona Yashica," Ucap suster memanggil
Sebelum Yashica melanjutkan sudah ada suara memanggil namanya.
"Ayo Ca, udah di panggil tuh," Ajak Alexa sambil mengandeng tangan kiri Yashica sedangkan tangan kanannya di gandeng Tarissa.
Mereka memasuki ruang Dokter kandungan.
"Sore Dokter," Sapa Alexa.
"Sore juga, siapa nih yang mau di periksa?" Tanya Dokter paruhbaya yang masih tersisa guratan kecantikannya Yang bernama Anggun dari name tegnya
"Ini Dokter, teman kami," Ucap Alexa sambil menunjuk Yashica.
"Oke, sebelumnya nona Yashica ada keluhan apa?" Tanya Dokter Anggun.
"Sudah beberapa minggu ini saya merasakan pusing, mual dan muntah dok, apa lagi kalo di pagi hari, setiap makanan masuk selalu ingin di keluarkan lagi dok," Ucap Yashica menjelaskan.
"Baik, sebelumnya menstruasi terakhir kapan?"
Yashica yang di tanya tanggal terakhir mens langsung teringat saat di pagi hari ia sadar ada seorang laki laki di sampingnya di tambah mereka sama sama tidak memakai pakaian sehelai pun, saat itu ia baru tiga hari selesai dari menstruasinya. Ia berpikir "Apa mungkin" tapi ia berusaha tepis kemungkinan kemungkinan itu, ia belum siap.
"Emm, saya kurang ingat dok, tapi perkiraan tiga bulan yang lalu dok, setelah itu dua bulannya saya tidak mendapati mens sama sekali," Ucapnya sambil mengingat ingat kapan terakhir mens.
"Baik untuk pemeriksaan lebih lanjut lagi kita lakukan test pack dulu ya, silahkan ikuti asisten saya untuk ke toilet," Ucapnya mempersilahkan pasiennya.
"Apa perlu untuk di lakukan dok? Saya rasa sakit saya ini hanya masuk angin saja dok, tidak perlu untuk periksaan seperti ini," Ucap Yashica berusaha menghindar.
"Untuk memperjelas semuanya hanya di tes dengan test pack nona, apa lagi dengan gejala gejala yang nona sebutkan tadi, lagi pula nona tidak perlu khawatir kalo memang nona tidak hamil," Ucap Dokter Anggun tersenyum menenangkan, karena ia sering mendapati para pasiennya seperti ini apa lagi kalo bukan MBA.
"Sudah Ca, gak usah banyak pikiran, yang di bilang sama dokter Anggun betul itu, yang penting sekarang kita tau dulu hasilnya, gimana gimananya nanti kita pikirkan bersama sama, hem," Ucap Alexa menenangkan.
Yashica melihat Tarissa, Tarissa pun menganggukan kepalanya pertanda setuju dengan omongan Alexa. Yashica hanya bisa pasrah ia pun mengikuti kemana suster itu membawanya. Setelah beberapa menit kemudian Yashica dan suster itu pun kembali ke ruangan dokter Anggun. Suster lalu memberikan persegi panjang itu ke hadapan dokter Anggun. Sebelum dokter Anggun memberi tau hasilnya ke pasienya ia menghela nafasnya sudah kesekian ia mendapati pasien yang seperti ini, ia menatap Yashica dengan bercampur aduk, sedangkan Yashica yang di tatap seperti itu oleh dokter sudah menduganya.
"Hasilnya garis dua yang artinya nona Yashica positif hamil," Ucapnya lirih tapi masih di dengar jelas oleh mereka yang ada di rungan itu."Untuk lebih jelasnya lagi kita akan lakukan USG biar saya bisa memperkirakan sudah berapa bulan janin yang nona kandung," Lanjutnya sambil berdiri, ia berjalan ke alat USG, suster sudah standby di samping brankar untuk membantu pasiennya apa perlu bantuan.
Yashica pun mau gak mau berjalan menuju brankar untuk di USG ia pun di bantu suster untuk naik ke atas. Suster pun dengan sigap membuka sedikit baju Yashica sebelumnya sudah meminta ijin dan mengoleskan gel di bawah perut.
Dokter pun mulai menempelkan alat sensor di bawah perut Yashica.
"Nah ini dia, ternyata mereka ada dua dan perkiraan usianya 10 minggu sudah masuk 3 bulan," Ucap Dokter menjelaskan.
Alexa dan Tarissa yang menyaksikan merasa takjub di dalam pikiran mereka "Bagaimana bisa di dalam perut bisa di isi dengan dua janin". Sedangkan Yashica yang melihatnya tiba tiba meneteskan air mata ia dalam kebimbangan saat ini. Setelah selesai pemeriksaan suster sudah standby membawa beberapa tisu di tangannya untuk membersihkan perut Yashica dari gel dan membantu Yashica turun dari bed brankar. Setelah turun Yashica kembali ke tempat duduk dimana dokter dan sahabatnya berada.
"Dok, Apa... Apa-," Ucap Yashica terbata.
Dokter Anggun yang tau maksud Yashica pun langsung menyela sebelum Yashica melanjutkan apa yang ingin ia utarakan. "Maksudmu menghilangkan mereka?" Tanya Dokter Anggun.
Alexa dan Tarissa yang mendengarnya langsung syok tapi mereka diam ingin melihat apakah dokter Anggun menuruti kemauan Yashica atau tidak, mereka pikir biarlah nanti saja mengintrogasi Yashica saat tak ada orang lain.
Yashica yang di serang pertanyaan seperti itu hanya bisa terdiam tertunduk ia sangat bimbang otaknya mengatakan untuk menghilangkannya tetapi hati nuraninya mengatakan untuk mempertahankanya.
"Kalo boleh saya kasih saran, janin ini sudah terbentuk walau belum sempurna, kalo saya mengikuti keinginan nona untuk menghilangkannya saya merasa sangat berdosa apalagi janin nona ada dua, banyak pasien saya yang mengalami apa yang nona alami sekarang, mau di bayar berapa pun saya tidak akan mau karena saya tidak ingin mengkhianati sumpah janji setia saya sebagai dokter, saya dokter sebagai penolong bukan sebagai pembunuh bayi-bayi yang tidak berdosa, mereka hadir bukan keinginan mereka. Saya harap gunakan hati nurani nona jangan terbawa hawa nafsu karena suatu saat nanti itu akan menjadi penyesalan nona di kemudian hari nanti," Ucap Dokter Anggun dengan lembut. "Saya akan tetap meresepi untuk vitamin dan penguat kandungan, mau nanti nona menebusnya atau tidak itu terserah nona, karena biasanya di semester awal ini sangat rawan keguguran," Lanjutnya menjelaskan.
Alexa yang melihat sang sahabat tidak bergeming pun berinisiatif pamit ke luar ruangan setelah melihat kertas resep di bawa oleh suster.
"Terima kasih dok, kalo gitu kami permisi dulu," Pamit Alexa sambil menarik tangan Yashica ke luar dari ruang dokter kandungan.
Tarissa sudah lebih dulu keluar dari ruang dokter setelah ia mendengarkan penjelasan dokter Anggun. Ia merasa sangat bersalah seandainya waktu bisa di ulang ia tak akan meninggalkan Yashica sendirian.
"Hah,"
Alexa yang keluar dari ruang dokter melihat wajah melamun Tarissa, ia tau bagaimana rasa bersalahnya Tarissa terhadap Yashica di tambah saat ini Yashica telah berbadan dua.
○●
"kenapa aku tiba tiba menginginkan makanan yang asam asam ya," Batinnya bertanya.
Karena ia sudah tak tahan lagi di tambah lagi tadi sempat meneteskan air liur karena membayangkan makanan yang asam asam, ia pun memanggil sekertarisnya.
"Luwis bisa tolong keruangan saya!" Perintahnya melalui intercom.
Luwis yang sedang mengecek dokumen langsung meninggalkannya karena panggilan dari Tuannya Ansel.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk!" Ucap Ansel dari dalam ruangan.
Setelah mendapat ijin dari si empunya luwis membuka pintu kayu jati itu secara perlahan.
"Saya tuan," Ucapnya setelah ada di depan Ansel.
"Luwis, tolong kamu belikan saya makanan yang asam asam," Ucap Ansel.
"Yang asam asam tuan?" Tanyanya.
"Iya," Ucap Ansel singkat.
"Maksud saya asam asam yang seperti apa tuan? misalkan buah buahan kah atau makanan yang mengundang asam," Ucap Luwis bingung karena tidak ada keterangan asam asam seperti apa oleh tuannya.
"Ya saya tidak tau, kamu lah yang cari, saya tidak perduli asam bentuk buah kek, bentuk sayuran kek atau bentuk bentuk lainnya kek, pokoknya saya minta makanan yang mengundang asam asam dah itu aja!" perintahnya tak mau tau.
"Ba baik tuan, akan segera saya carikan," Ucap Luwis.
"Ya secepatnya jangan buat saya menunggu terlalu lama, dah sana kamu segera cari!" Usir Ansel.
Luwis yang sudah di usir pun segera mundur diri keluar.
"Haisss, tuan Ansel aneh aneh aja sih permintaannya, mau cari dimana coba makanan yang asam asam, duhhh nambah pekerjaan aja," Batin luwis ngedumel sambil mengaruk kepala yang tidak gatal.
Luwis yang melamun sambil berjalan ke arah lift pun tak menyadari sedari awal ia keluar dari ruangan Ansel ada yang melihatnya sampai sampai luwis melewati orang tersebut pun tak sadar.
Juno yang hendak keruangan Ansel melihat luwis keluar dari sana dan terdiam sejenak, ia melihat sekertaris tuannya itu melamun sambil berjalan. Juno yang penasaran pun menyadarkan luwis yang sudah melewatinya.
"Luw."
Luwis yang di panggil belum sadar, akhirnya juno sedikit berteriak memanggil luwis yang hampir sampai di depan pintu lift.
"LUWIS." Teriak Juno.
Luwis yang namanya dipanggil dari belakang tersentak kaget.
"Eh," Hampir saja dia menabrak pintu lift sangking asiknya melamun karena permintaan Ansel yang aneh. Luwis segera berbalik badan ke arah Juno yang sedang geleng kepala melihat tingkahnya.
"Tuan Juno, selamat siang," Sapa Luwis sambil berjalan ke arah Juno.
"Hem, siang. Kamu ini kenapa? Dari keluar ruangan tuan Ansel sikap mu jadi aneh?" Tanya Juno.
"Em itu tuan, tuan Ansel lagi bertingkah aneh," Ucap luwis sambil menggaruk pipi.
"Aneh bagaimana maksud mu," Ucap Juno sambil mengangkat sebelah alisnya yang tebal.
"Tuan Ansel meminta saya buat mencari makanan yang asam asam, tuan," Ucapnya. "Dan sekarang saya lagi bingung mau mencari makanan yang seperti itu di mana?" Lanjutnya.
"Ya coba kamu cari di go siapa tau dapat clue, makanan asam asam itu seperti apa," Ucap Juno memberi saran.
"Ahhh iya tuan Juno benar, kenapa saya gak kepikiran ke sana," Ucap Luwis menepuk jidatnya sambil mengambil hpnya dari dalam jasnya.
"Ya sudah kalo begitu, saya lanjut mau ke ruangan tuan Ansel dulu, kamu semangat buat cari keinginan tuan," Ucap Juno menepuk pundak Luwis memberi semangat sambil berlalu ke ruangan Ansel.
"Iya tuan silahkan," Ucap Luwis setelah punggung Juno hilang di balik ruangan Ansel, ia berbalik badan ke arah lift sambil mencari di pencarian go.
Luwis memasuki lift sambil bergumam "Ya tuannya ya asistennya sama saja dinginnya, kasih senyum semangat kek apa kek hah nasib nasib kerja di lingkup orang orang berdingin plus berwajah datar, tapi tak apalah wong gajinya besar lebihi kerja di perusahaan biasa. Kerja di sini yang tidak mungkin bisa jadi mungkin buktinya aku yang dulu tidak sanggup beli mobil bisa beli, dulu saja gak berani mimpi tinggi karena duitnya hanya cukup buat beli makan sama bayar kos, sekarang gak cuman beli mobil bisa ngerasain beli makanan yang enak bisa kirim uang lebih ke kampung dulu mau kirim uang saja harus nabung dulu, hah kalo bukan karena fitnahan teman di tempat kerja dulu mungkin aku tidak akan merasakan kerja disini walau pun tuntutan kerjanya besar tapi gaji yang di beri pun sama besarnya belum lagi kalo dapat bonus sama tunjangan tunjangan yang lain, kalo sakit atau dapat musibah sudah ada asuransi yang di tanggung perusahaan belum lagi punya pimpinan yang loyal kalo kita setia sama perusahaan. nah ini dia, ternyata yang namannya makanan asam asam ini toh namanya, sudah lah kita cari let's go,"
♤♡◇♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments