Diana yang mendapat perintah dari papihnya pun melakukan tugasnya, ia memasuki lift yang ada di sebrangnya. Sesaat setelah sampai di lantai yang sama dengan Ansel ia mengikuti kemana Ansel pergi tetapi ia tak leluasa karena adanya dua pengawal di sisi Ansel.
"S**l, bagaimana aku bisa mendekatinya kalo ada dua pengawalnya!" Gumam Diana. "Aku harus cari celah untuk mengoceh dua pengawal itu," Lanjutnya masih mengikuti kemana Ansel berjalan.
Sedangkan Ansel dan dua pengawal yang sudah sampai di lantai di mana kamar yang di pesan anak buah Juno berada merasakan kehadiran seseorang yang mengikuti mereka.
"Tuan, ada yang mengikuti kita," Ucap pengawal 1
"Hem, alihkan perhatiannya!" Perintah Ansel.
"Baik Tuan," Ucap Pengawal 2
Setelah berhasil mengalihkan perhatian Diana. Ansel dan dua pengawalnya melanjutkan perjalanan ke kamar yang tertunda.
Sedangkan di sisi Diana.
"S**l, kemana mereka, aku benar benar kehilangan jejak mereka? Aku gak boleh gagal, tapi?" Ucapnya binggung sambil mondar mandir di lorong koridor. Ia sudah berkali kali keliling lantai koridor karena ia yakin di lantai ini Ansel berada tapi ia tidak tahu nomor kamar berapa ia tak mungkin mengetuk satu persatu kamar di sini.
Sedangkan Ansel sudah sampai di depan pintu kamar yang sudah di pesan, menghentikan langkahnya sebelum memegang gagang pintu.
"Kalian cukup sampai disini, kembalilah," Ucap Ansel.
"Tapi tuan," Ucap pengawal satu.
Ansel yang tidak menerima penolakan langsung mengibaskan tangannya kalo perintahnya tak ingin di bantah. Merekapun mau tak mau menuruti perintah sang tuan dan meninggalkannya dan turun ke bawah untuk melaporkan ke bos mereka. Juno yang mendapat laporan dari dua pengawal yang mengawal sang tuan pun tidak mempermasalahkannya karena itu permintaan tuannya dan meminta mereka untuk berjaga kembali.
Diana masih ada di koridor lantai yang sama dengan Ansel tetapi di blok yang berbeda, ia masih berjalan mondar mandir karena binggung sudah kehilangan jejak Ansel dan dua pengawalnya, ia lebih baik kembali ke lantai di mana acara perjamuan sedang berlangsung dan juga kakinya rasanya sudah pegal karena sudah mengelilingi lantai kamar koridor.
Mario melihat putrinya keluar dari lift dengan wajah cemberut. Saat Diana melihat papihnya, Mario langsung memberikan kode untuk keluar dari acara penjamuan itu. Diana yang faham arti dari kode sang papih pun berubah haluan keluar dari hotel. Mereka bertemu di lobi hotel dan berjalan beriringan menuju mobil, setelah mereka sudah di dalam mobil dan melajukan mobilnya beberapa meter Mario menghentikan laju mobil di bahu jalan.
"Jadi?" Mario menunggu Diana untuk berbicara.
"Hah, Diana gak bisa mendekatinya pih, di sana ada dua pengawalnya, kalo saat itu Diana nekat yang ada bakalan ketahuan dong," Ucap Diana cemberut.
"Hemmm, ternyata ketat juga, Papih kira semua bakalan mulus, nanti kita pikirkan lagi rencana selanjutnya," Ucapnya. "Sekarang kita pulang dulu, untuk rencana selanjutnya masih banyak waktu," Lanjutnya sambil memutar setir mobil untuk pulang ke rumah.
○●
Setelah Ansel mengusir dua pengawalnya ia langsung memasuki kamar yang sudah di pesan tetapi saat memasuki kamar ia di kagetkan adanya seorang wanita yang terbaring di kamar itu. Walaupun saat ini tubuhnya ingin di p*a*kan tetapi pikirannya masih waras untuk tidak memesan seorang wanita.
"Shi*, Apa mereka tuli sudah ku bilang aku tidak memesannya, tetapi ini...?" Ucapnya bergumam "Ahhh, sudah lah," Sambungnya sambil berjalan ke kamar mandi.
Hampir satu jam lamanya ia di bawah guyuran air dingin tetapi rasa panas itu bukannya mereda malah semakin membara. "Aahhh, siala* bukannya mereda kenapa malah semakin panas. Lihat saja kau pak tua aku tak akan membiarkanmu lolos, Aku pastikan kau dan putrimu akan menanggung akibatnya," Ujarnya marah sambil mengepalkan ke dua tangan dengan mata memerah.
Akhirnya mau tak mau ia harus keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk. Lalu menuju sang wanita terbaring di kasur, ia mencoba menyentuh wanita itu sampai beberapa detik dan tidak ada munculnya alergi itu datang.
"Maafkan aku nona, Aku terpaksa melakukannya kalo tidak tubuh ku akan tersiksa, ku mohon bantu aku," Ucapnya sambil memandang wanita cantik itu.
Setelah yakin apa yang di lakukannya ia mulai menyerang wanita tak berdaya itu.
"Oohh shi*. Virgin?" gumamnya bertanya di sela sela nikmatnya penyatuan. "Aku berjanji setelah ini akan bertanggung jawab," sambungnya.
Setelah selesai ia sempatkan untuk memandang ciptaan yang sangat indah itu, sebelum merapatkan tubuhnya dengan sang wanita yang baru saja ia renggut, setelahnya ia memejamkan mata dan mencium aroma manis pada tubuh wanitanya. Iya, Ansel sudah mengeklaim kalo sejak malam ini dia adalah wanitanya yang harus ia jaga.
□■
Pagi hari menyapa, mata indah itu terbuka perlahan ia melihat ruangan yang asing dan ia juga merasa tubuhnya sangat berat seakan ada yang menimpanya. Saat kesadarannya sudah pulih total baru ia sadar kalo sekarang ada di kamar hotel dan saat ingin mengerakkan badannya ia merasa ada beban di atas perutnya ia pun langsung melihat ke bawah dan terkaget ada tangan kekar yang bertengger nyaman di atas perut ratanya ia pun langsung menoleh pada tangan kekar itu ia bertambah kaget mendapati ada seorang pria tampan yang berbaring di sampingnya saat ia ingin menurunkan tangan kekar itu wajahnya yang syok bertambah berkali kali lipat syok mendapati ia dan pria tampan itu tidak memakai sehelai baju pun di dalam selimut. Air mata mulai berjatuhan, pikirannya saat ini ribut, apa yang terjadi? kenapa bisa terjadi? Tetapi semakin ia pikirkan tidak ada jawaban dari pikirannya, ia bergegas menghapus air matanya dengan kasar ia pikir tidak ada gunanya untuk meratapi ini semua ia harus keluar dari sini sebelum pria yang ada di sebelahnya bangun. perlahan lahan ia singkirkan dulu tangan kekar itu lalu ia menyingkap selimut di tubuhnya saat ia ingin berjalan ia merasakan tubuhnya seakan akan ingin terbelah menjadi dua ia merasakan perih pada intinya hampir saja ia berteriak kalo tidak cepat cepat membekap mulutnya. Ia sudah tak memperdulikan rasa perih di intinya, ia langsung memakai gaunnya tapi gaun itu robek di bagian depan, tak bisa di tutupin dengan tangan saat ia melihat jas pria itu tersampir di bahu sofa ia pun memakainya tapi sebelum pergi ia menulis di secarik kertas "Saya akan ke sini lagi untuk mengembalikan jas anda pada resepsionis" setelahnya ia jalan tergesa gesa keluar dari kamar hotel setelah sampai di lobi ia melihat taksi yang sedang menurunkan penumpang sekirannya kosong ia langsung masuk ke dalam mobil taksi itu.
"Tujuan kemana mbak?" Tanya supir taksi.
"Jl. Xxxx ke kos Arimbi putri, Pak," Ucapnya.
Sepanjang jalan ia meratapi nasibnya kenapa ia bisa bersama seorang pria asing di kamar hotel itu, seharusnya ia bersama teman temannya bukan? Hah semakin ia pikirkan semakin ribut isi kepalanya.
"Mbak sudah sampai, mbak... Mbaknya," Supir taksi itu sedikit berteriak saat tak mendapatkan respon dari penumpangnya.
Yashica yang tengah asik melamun tersentak oleh teriakan sopir taksi bergegas ia menghapus air mata dengan kasar.
"Ah iya pak, maaf saya melamun, jadi berapa?" Tanyanya.
"Sesuai argo mbak," Ucap sang supir.
Yashica mengintip sebentar jumlah harganya lalu ia mengambil beberapa lembar uang.
"Ini pak, untuk kembaliannya buat bapak saja,"
"Terima kasih mbak,"
Yashica pun turun dari taksi menuju gerbang kosanya. Setelah memasuki kamar bukannya ke kamar mandi untuk membersihkan diri tetapi duduk di ujung ranjang sambil melamun kembali. Tiba tiba ada nada dering dari arah tas selempangnya yang membuat lamunannya buyar. Sebelum mengakatnya ia melihat siapa gerangan si penelpon.
Y:"Ya hallo, ada apa Ta?"
A:"Kamu dimana? Kita udah di bawah mau sarapan ini lagi nungguin kamu doang"
Y:"Em maaf, aku gak ngabarin ke kalian kalo aku pulang duluan ini udah ada di kosan"
A:"Oow ya udah kalo gitu, kamu mau di bawain apa?"
Y:"Gak udah Ta, aku udah sarapan tadi beli di jalan"
A:"Yakin??? Udah sarapan?"
Y:"Iyaaa, beneran kok, aku tadi udah sarapan sebelum ke kosan"
A:"Ya sudah kalo begitu"
Sang penelpon yang sudah mendapatkan kepastian dari Yashica pun mematikan hpnya dari sebrang sana. Dan Yashica mulai mengambil handuknya untuk membersihkan diri lalu setelah ini ia ingin istirahat karena badannya merasa lelah.
♤♡◇♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments