Tok tok tok...
"Masuk!" Teriak Ansel dalam ruangan.
Juno membuka pelan pintu kayu itu, tapi sebelum melangkah ke depan ia sudah di hentikan dengan suara lantang milik Ansel.
"STOP!" Teriaknya sambil merentangkan tangan ke depan. "Kau pakai parfum apa Juno! Kenapa baunya menyengat sekali sih," Lanjutnya sambil menutup hidung dengan masker yang ia dapat di dalam laci.
Juno yang di tuduh memakai parfum menyengat pun mengendus enduskan diri.
"Tapi tuan, saya memakai parfum yang biasa saya pakai," Ucapnya heran.
"Tapi ini bau sekali Junooo, saya tidak tahan, sudah kamu ganti dulu itu parfumnya atau ganti jas sana!" Mengusir Juno dari ruangannya.
Juno pun keluar dari ruangan Ansel, ia berjalan kembali ke ruangannya untuk berganti jas.
"Benar kata Luwis, tuan Ansel tiba tiba kenapa jadi aneh sih," Gumam Juno.
Sedangkan Ansel di ruangannya setelah kepergian Juno, melepas masker di wajahnya.
"Hah, aneh sekali tadi tiba tiba aku kepengen makan yang asam asam sekarang juno pakai parfum yang biasa dia pakai tiba tiba aku gak suka, sebenarnya aku ini kenapa sih," Ucapnya mencoba meraba keanehan dengan dirinya sendiri.
○●
Setelah beberapa jam berkeliling mencari keinginan aneh tuannya itu luwis kembali ke perusahaan.
"Semoga saja tuan suka, aku sangat lelah mencari kesana kesini, fhuh...," Batinya lelah.
Tok tok tok...
"Masuk!"
Ansel yang melihat Luwis memasuki ruangannya dengan menenteng plastik langsung tersenyum ceria, sedangkan Luwis yang sudah di dalam ruangan Ansel sambil menenteng bawaan pesanan sang tuan tertegun sejenak karena seumur umur kerja dengan Ansel, baru ini ia melihat senyuman tuannya Ansel.
"Kalo aku jadi wanita pasti langsung terpesona, lah aku yang laki laki saja terpesona dengan senyuman tuan," Batinya yang masih terpesona. Lamunan Luwis buyar karena plastik yang di bawanya di rebut paksa oleh Ansel.
"Wahhh, kau hebat bisa mencari apa yang ku mau," Ucap Ansel senang. Ansel langsung mengambil hpnya di meja kerjanya.
Tiba-tiba ada bunyi notifikasi di hp Luwis. Luwis yang mendapat notif dari M-bankingnya pun terkaget kaget karena tuan Ansel tidak main main memberi bonus ia sampai terngaga berapa nominalnya.
"Tu tuan, apa ini tidak kebanyakan?" Tanyanya pada Ansel.
"Tidak tidak, itu cukup untuk mu," Ucap Ansel sambil memindahkan makanan yang di palstik di wadah tertutup.
"Nah apa ku bilang, tuan orangnya sangat royal, ini nih yang membuat ku betah, yah walau pekerjaannya berat banget tapi setimpal lah sama bayaran dan bonusnya," Batin Luwis. Lamunan Luwis buyar saat Ansel menanyakan dari mana ia mendapat semua keinginannya.
"Kau dapat ini semua dari mana, Luw?" Tanya Ansel.
"Ummm, Saya berkeliling tuan, dari satu supermarket ke market lain," Ucap Luwis lugas.
"Hemm, ya sudah terima kasih ya, kau bisa kembali ke meja mu," Ucap Ansel sambil memakan makanannya.
"Baik tuan dan terima kasih bonusnya," Ucap Luwis sambil meringis melihat tuan Ansel memakan makanan yang asam asam.
"Apa lambung tuan tidak berjoget ria itu, belum makan siang tapi sudah makan yang asam asam," Batin Luwis sambil berlalu kembali ke mejanya.
Juno yang sudah berganti jas berjalan ke ruangan Ansel tapi sebelumnya ia melihat Luwis yang sudah kembali dari luar sekarang ada di mejanya lalu menghampirinya.
"Gimana Luw?" Tanya Juno tiba tiba tanpa basa basi sehingga membuat Luwis kaget karena sedang serius dengan pekerjaannya.
"Ya Tuhan tuan, bikin kaget saja," Ucapnya sambil mengelus dada. "Gimana apanya tuan?" Lanjutnya bertanya karena binggung dengan arah pembicaraan Juno yang tiba tiba bertanya.
"Ya itu tadi pesanannya tuan Ansel," Ucap Juno yang masih menuntut jawaban Luwis.
"Ooowh itu, semua sudah beres tuan," Ucapnya sambil memberi dua jempol pada Juno. "Malahan sekarang makanan asem asemnya sedang di makan sama tuan Ansel," Lanjutnya memberi tahu.
"Ya sudah kalo begitu, saya mau serahkan dokumen dokumen ini dulu ke tuan Ansel," Ucap Juno sambil berlalu dari meja Luwia.
"Baik tuan," Jawab Luwis dengan tersenyum lebar, ia pun berkutat kembali dengan dokumen dokumennya yang bertumpuk dengan senyum ceria dan hati gembira. "Uang..., uang... Siapa coba yang tidak suka uang," Gumamnya dengan gembira.
Setelah Juno masuk keruangan Ansel ia melihat tuannya sedang menikmati makanan yang di bawa Luwis tadi, tanpa sadar Juno meringis ngilu apa lagi cara tuan Ansel makannya sangat begitu lahap.
"Apa tuan tidak ngilu itu, aku saja yang hanya melihat sudah merasa ngilu," Batin Juno sambil meringis ngilu.
Ansel yang melihat Juno sudah di ruangannya pun terlihat senang karena sudah tidak ada lagi bau bau menyengat di tubuh sang asisten pribadinya itu.
"Nah ini baru wanginya kalem tidak seperti tadi menyengat sekali sampai sampai membuat saya pusing saja," Ngomel Ansel sambil membereskan makanannya untuk di simpan dan dibawa pulang nanti.
"Lah wangi kalem katannya, ini aja gak pake apa apa," Batinya. "Baik tuan, ini tuan ada beberapa dokumen yang harus anda periksa dan ada juga beberapa dokumen kerja sama dari para investor.
"Hem..., letakan di meja ujung itu saja, biar nanti saya periksa," Ucap Ansel sambil lanjut memeriksa dokumen yang lain.
"Tuan ini sudah masuk jam makan siang, apa mau saya pesankan?" Tanya Juno.
"Hem, boleh Juno, pesankan seperti biasanya saja, oya sekalian pesankan saya jus tiga rasa atau jus tiga diva," Perintahnya.
Juno yang baru mendengar ada jus tiga rasa menjadi bingung.
"Ma maksudnya tuan?" Tanya Juno hati hati.
"Jus tiga diva, jus buah dan sayuran di jadiin satu, nanti kamu minta ke OB coba siapa tau di antara mereka ada yang biasa buat atau pesankan," Ucap Ansel sambil menatap Juno.
"Baik tuan, kalo begitu saya undur diri," Ucap Juno sambil berlalu dari ruangan Ansel. Saat ia ingin kembali ke ruangannya tak sengaja ia melihat salah satu OB sedang mengantarkan makan dan minum ke meja Luwis.
"Toni!" Panggil Juno.
Seorang OB yang bernama Toni, namanya merasa di panggil ia langsung berbalik.
"Ya saya tuan," Ucapnya saat sudah ada di depan Juno.
"Saya minta kamu pesankan atau buatkan jus tiga diva pesanan tuan Ansel nanti langsung bawa saja ke ruangan beliau!" Perintah Juno kepada Toni.
"Em, maaf tuan sebelumnya saya tidak tau jus tiga diva itu seperti apa?" Ucap Toni bingung.
Juno langsung menghela nafas, salahnya tadi tidak bertanya dulu langsung main perintah karena kebiasaannya memerintah para anak buahnya, ia lupa kalo Toni ini pekerja biasa bukan pekerja tukang pukul, yang langsung perintah tanpa menanyakan dulu atau menjelaskan dulu, ia terbiasa menyuruh anak buahnya untuk mencari dengan otak jangan hanya mengandalkan otot.
Luwis yang mendengar kalo tuan Ansel mencari jus tiga diva pun langsung berseru.
"Saya tau tuan, apa itu jus tiga diva atau jus tiga rasa," Ucap Luwis.
"Apa!" Ucap Juno dan Toni bebarengan. Juno langsung melirik tajam sedangkan Toni langsung menundukan kepalanya.
"Jus buah dan sayuran yang di jadikan satu, jadinya jus tiga diva atau jus tiga rasa," Ucap Luwis menerangkan.
"Apa saja buah dan sayuran itu, Luwis?" Tanya Juno.
"Buah Apel dan sayuran wortel dan tomat, di jus di jadikan satu, namanya jus tiga diva, tuan." Jelas Luwis.
"Nah kau sudah dengar Toni! Kalo di pantri ada bahannya lebih baik kau buatkan tapi kalo tidak kau pesan di kedai terdekat, lalu antarkan segera ke tuan Ansel dan harus kamu atau OB lainnya jangan OG, paham!" Perintah Juno.
"Paham tuan," Ucap Toni yang sekilas melihat Juno lalu menundukan kepalanya lagi karena tidak kuat dengan tatapan dingin dari Juno.
Akhirnya Juno kembali ke ruangannya sedangkan Toni segera mengelus dadanya saat melihat Juno berjalan menjauh, Luwis melihat Toni yang merasa lega karena kepergian Juno di hadapannya tertawa cekikikan.
"Kwkwkwkw, tegang amat, Ton," Ucap Luwis yang masih menertawakan Toni.
"Ya gimana gak tegang, tatapannya itu loh berasa nusuk sampe ke jantung, tapi lebih ngerian tatapannya Tuan Ansel behh berasa di kutub utara langsung beku," Bisik Toni.
"Iya sih kamu benar, tapi walau begitu mereka royal tau, makannya saya betah kerja disini ya tapi resikonya kerjanya berat tapi sesuai sama kantong," Curhat Luwis.
"Iya," Jawab Toni. " Sudah lah, saya harus ngerjain pesenanya tuan Ansel dulu," Lanjut Toni sambil berlalu ke pantri untuk membuat jus, seingatnya bahan bahannya masih ada di kulkas, segera lah ia buatkan agar tuan Ansel tidak begitu lama menunggu, bersamaan dengan datangnya makan siangnya Ansel.
♤♡◇♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments