Bab 14. Rahasia Qila

"Boleh kalau aku buka hijab kamu?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Rasya.

Qila sempat terdiam beberapa saat. Namun saat dirinya hendak menjawabnya justru Rasya kembali berucap.

"Kalau kamu keberatan tidak usah, jangan dijadikan beban ya aku nggak apa-apa kok." Rasya tetap tersenyum manis.

"Ya.. tapi aku nggak keberatan Rasya." Qila pun membalas senyum manis itu.

"Mau kamu yang buka atau aku buka sendiri?" justru Qila malah memberinya kesempatan untuk Rasya membuka hijabnya.

"Aku buka.. boleh ya?" Rasya kembali meminta izin. Qila pun mengangguk.

"Bismillahirrohmanirrohim.." dengan elan Rasya berucap bismillah lalu mulai melepas tuspin yang tersemat di bawah dagu Qila.

Rasya mulai memegang ujung pasmina yang melilit kepalanya. Dengan embut Rasya mulai membukanya sementara Qila yang sudah merona hanya bisa menunduk.

Dia malu dan takut jika Rasya tidak menyukai penampilannya tanpa hijab.

"..."

Tak ada respon apapun dari Rasya setelah Qila benar-benar tak memakai hijab sekarang. Hal itu membuat Qila merasa semakin insecure.

"Jelek ya.." Qila berucap lirih.

"Qila ini beneran kamu?" Qila justru langsung membeo saat Rasya bertanya demikian.

"Y-Ya.. aku lah.. memangnya mau siapa lagi? ada Qila jadi-jadian?" Qila jadi gemas sendiri pada Rasya. Dia pikir suaminya itu benar-benar sudah bersikap dewasa seperti penampilannya sekarang ternyata masih sama konyolnya seperti dulu.

"Masyaallah.."

"Maaf-maaf.. aku hanya benar-benar terpukau lihat kamu begini. Bisa ya kamu cantiknya awet banget. Imut seperti waktu SMP dulu. Cuma bedanya sekarang lebih tinggi aja. Nggak percaya sih kalau kamu cuma beda setahun denganku. Kamu sih.. kamu seperti gadis baru lulus SMA tau?" Rasya yang terkagum melihat kecantikan Qila pun sampai salah tingkah sendiri.

"Jadi maksudnya aku masih kayak bocil gitu?" Qila pura-pura merajuk karena sangat senang melihat wajah panik Rasya.

"Nggak.. nggak gitu sayang, maksudku kamu itu cantik banget. IMut dan awet muda. Padahal dulu kita satu  angkatan waktu sekolah, umur juga selisih setahun aja. Tapi kamu cantiknya mut banget sedangkan aku kelihatan udah tua. Muka-muka boros emang." Rasya menyengir sambil menggaruk pelipisnya.

"Bukan tua.. tapi kamu itu terlihat dewasa. Tapi kalau wajah-wajah blasteran kayak kamu gini kan memang selalu terlihat lebih dewasa. Nggak apa-apa kok kamu tetep ganteng." Rasya memang memiliki darah campuran dari Papanya. Kakek buyutnya merupakan orang Italia asli jadi darah blasteran itu terlihat masih mendominasi apalagi Mama Karina juga memiliki darah campuran tionghoa sehingga jadilah Rasya perpaduan yang sedemikian rupa.

"Apa kamu bilang terakhir tadi? aku ganteng?" Rasya tentu sangat senang dengan pujian sang istri.

"Hmm.. apa ya? aku lupa." Qila benar-benar keceplosan tadi dan kini dia merasa malu. Berusaha menetralisir perasaannya jadilah dia bercanda saja.

"Masak baru sedetik udah lupa?" Rasya yang gemas pun langsung melayangkan ciuman bertubi-tubi pada pipi mulus istrinya.

Harum tubuh Qila tentu membuat Rasya begitu nyaman. Dan dia lagi-lagi mulai tergoda untuk menyentuh Qila lebih lagi. Apalagi melihat leher mulus sang istri, sebagai pria normal tentu Rasya merasakan sesuatu yang mulai bereaksi dalam dirinya.

Ciuman yang semula dia kecupan di pipi kini mulai berangsur turun ke bawah. Rasya menghirup dalam-dalam wangi tubuh istrinya di ceruk leher Qila.

Ada gelenyar aneh Qila rasakan saat bibir Rasya menyentuh area sensitif itu Dia ingin menjauh namun tangan Rasya memegang tengkuknya membuat Qila tak bisa melakukan apa-apa.

"hhmmhh.." Qila sekuat tenaga tidak ingin mengeluarkan bunyi aneh karena merasakan geli.

Namun dengan nakalnya Rasya justru terus melakukan itu pada Qila. Tangannya mulai menyentuh dan mengusap punggung istrinya itu.

"Syaa.." Qila berucap lirih dengan suara paraunya.

"S-Stop.." Qila mulai gelisah sendiri apalagi saat ini Rasya mulai melepas dua kancing atas pakaian yang dikenakan Qila.

"Rasya Hentikan..." Qila langsung memekik sambil menjauhkan tubuhnya dari Rasya.

Qila terus berjalan mundur hingga tubuhnya menabrak meja rias. Tatapannya nanar seketika.

"Qila.. maaf.. maafkan aku. Aku lepas kendali tadi. Maaf ya.." Rasya sadar akan perbuatannya yang terlalu jauh membuat Qila jadi tidak nyaman.

Qila sendiri tak menjawab apapun. Dia berlari menuju toilet dan menenangkan dirinya disana.

"Maafkan aku Rasya.. maafkan aku. Aku hanya tidak ingin kamu kecewa. Aku adalah wanita yang buruk." Qila terus terisak di dalam toilet.

Rasya hanya bisa menghela nafasnya kasar. Dia benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya tadi. Dia jadi merasa bersalah karena membuat Qila tak nyaman.

Hampir satu jam lamanya Rasya menunggu Qila keluar toilet namun belum juga gadis itu menampakkan batang hidungnya. Hingga Rasya yang sudah habis kesabaran pun langsung mendekati pintu toilet tersebut.

"Qila.. kamu baik-baik saja kan?" Rasya mengetuk pintu toilet namun tak ada balasan apapun.

Karena khawatir akhirnya Rasya memberanikan masuk ke dalam toilet dan kebetulan tidak terkunci.

"Qila.." Rasya terkejut saat melihat Qila yang menangis terisak sambil duduk bersimpuh di lantai toilet. Untung saja lantainya kering sehingga tak membuat pakaiannya basah.

"Qila.. kamu kenapa? apa yang terjadi? Apa aku menyakitimu?" Rasya ikut berjongkok sambil mengusap bahu Qila.

"Rasya.. maafkan aku.. aku bukanlah wanita baik-baik. Aku tidak pantas untukmu." Qila menatap Rasya dengan nanar.

"Kita bicarakan di luar ya, disini dingin. Ayo aku bantu berdiri." Entah kenapa Rasya sepertinya merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh Qila. Namun dia tak mau menyimpulkan apapun sebelum Qila sendiri yang berbicara.

Setelah berhasil membawa Qila keluar toilet kini Rasya membawanya duduk di sofa bersebelahan dengan dirinya. Dia melihat Qila tampak kacau bahkan sedari tadi tak berhenti menangis sampai kedua netranya tampak sembab.

"Apa aku menyakitimu Qila?" pertanyaan itu pertama kali Rasya ucapkan.

"T-Tidak.." Qila menggeleng lemah sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu kenapa kamu menangis? kamu tidak bahagia menikah denganku?" Rasya yang sudah diliputi rasa gelisah terus berusaha mencari tahu.

"Tidak Rasya.. kamu tidak ada masalah.. masalahnya ada di aku.." Tangis Qila kembali terisak.

"Lantas apa? masalah apa?" Rasya masih penasaran.

"A-aku.. aku sudah tidak suci.. Rasya maafkan aku." tangis Qila kembali pecah saat itu juga.

"Tidak suci maksudnya apa Qila.. jangan bilang kamu sudah.." Rasya begitu terkejut saat mendengar pengakuan dari Qila.

"Ya.. aku... aku bekas orang.."

DEGG..

"Ceraikan saja aku Rasya, aku tidak keberatan jika kamu tidak terima tapi beginilah aku. Aku tidak sebaik yang mau pikirkan dan ini belum terlambat. Kamu orang baik dan berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku." Qila ini sudah bersimpuh di kaki Rasya. Dia benar-benar rasa bersalah pada pria yang sudah menikahinya itu.

"Siapa yang melakukannya Qila?" Rasya menarik tubuh Qila agar kembali duduk di sampingnya.

Qila hanya menggeleng. Dia menunduk sambil menangis terisak. Namun ada ketakutan dan trauma yang Qila rasakan dan Rasya menyadari itu.

"Qila.. kamu dipaksa?" kini Rasya mencoba mencari tahu.

Qila mengangguk lemah dan hal itu membuat Rasya semakin penasaran.

"Rasya a-aku.. aku takut." Qila berucap dengan suara gemetar.

Melihat rapuhnya Qila membuat Rasya merasa iba dan dia langsung membawa Qila ke dalam pelukannya.

"Jangan takut, ada aku. Aku akan selalu lindungi kamu." Rasya mengusap lembut kepala Qila.

Rasya membiarkan Qila menangis dalam pelukannya. Tangis yang terasa sangat memilukan dan sarat akan rasa sakit. Meski dalam hati Rasya sudah memikirkan banyak hal namun dia tak ingin memaksa Qila bercerita sebelum dia sendiri yang ingin bercerita.

Setelah beberapa saat Qila merasa sedikit lega barulah dia bercerita.

"Aku ingin menceritakan semuanya tapi berjanjilah untuk tidak memberitahu keluargaku." pinta Qila yang kemudian diangguki oleh Rasya.

"Kejadian itu berlangsung saat aku masih kuliah di Kairo. Saat itu aku baru saja pulang dari kampus. Aku yang terbiasa pergi kemana-mana sendirian tak pernah menyangka ada orang yang mengikuti ku. Saat di tempat sepi orang itu menyeret ku ke sebuah gedung kosong. Disana.. disana dia.. dia melakukannya... a-aku.."

"Sudah jangan diteruskan Qila." Rasya langsung memotong ucapan Qila karena dia sudah paham dan tentu merasa hancur pula.

"Maafkan aku Rasya.. sekali lagi maafkan aku..."

...****************...

Visual Rasya & Qila teman-teman semoga cocok ya.

*maaf ya teman-teman author suka telat update karena masih sakit.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

kasihn hidup Qila

2024-04-13

0

Mega Wati

Mega Wati

semoga saja qila masih suci..kasian juga rasya karna rasya laki laki baik.kan kasian dapat bekasan....tapi kila lebih kasian sampai trauma.....

2024-04-02

0

ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻

ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻

kasihan qila, ternyata masa lalunya sangat kelam dan menyedihkan...😌
Siapa laki² yang sudah tega melakukan itu pada Qilla.

2024-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!