Bab 04. Aku suaminya

Rasya kini sudah duduk di kursi yang tepat berada di depan penghulu. Dengan tatapan penuh keyakinan dia akan mengucapkan kalimat ijab itu.

Sementara untuk maharnya sendiri dia menggunakan satu set perhiasan yang akan dia jadikan sebagai kado pernikahan. Rasya juga sudah mentransfer uang senilai dua milyar kepada rekening Qila. Tentu nilai yang cukup besar namun itu semua atas keinginan Rasya sendiri. Baginya menikahi wanita sebaik Qila harus ada effort yang lebih apalagi semua ini di lakukan secara mendadak.

Qila sendiri kini sedang duduk sedikit menjauh dari Rasya namun dia bisa melihat bagaimana prosesi akad berlangsung.

Umma Nizma dan Mama Karina duduk di antara Qila dan saling menggenggam tangannya. Mereka ingin menyemangati Qila agar  tak terus-terusan bersedih.

Hingga kalimat ijab Qobul itu berhasil terucap dalam satu kali tarikan nafas. Kini Rasya dan Qila sah secara agama menjadi sepasang suami istri.

Qila dituntun oleh Umma Nizma dan Mama Karina menuju pelaminan untuk bergabung dengan Rasya.

Rasya langsung berdiri menyambut Qila dengan senyuman tipis meski dalam hati rasanya dia ingin loncat kegirangan.

Qila meraih tangan Rasya untuk dia salami dengan takzim. Ini merupakan sentuhan pertama untuk mereka berdua. Setelah itu Rasya memegang puncak kepala Qila sembari memejamkan matanya. Dia memanjatkan do'a kepada Sang Pencipta sebagai wujud syukur atas anugerahnya.

"Ya Allah aku tidak tahu takdir apa yang akan aku jalani kelak namun dengan segala Kuasamu aku hanya mengharapkan segala kebaikan menyertai kami." Ucap Rasya Dalam hati.

Rasya mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Qila. Debaran jantungnya terasa begitu menggila namun sebisa mungkin Rasya menetralkannya.

Karena pemberkasan pernikahan sebelumnya atas nama Alvian sehingga pernikahan Rasya dan Qila belum sah secara Hukum negara.

Semua orang terlihat lega sekaligus terharu menyaksikan pernikahan itu. Meski semua tak sesuai dengan rencana awal setidaknya tindakan Rasya ini patut diapresiasi dengan keberaniannya mengambil keputusan sebesar ini.

Sebagai orang tua jelas Papa Sean dan Mama Karina merasa bangga terhadap sang putra. Selama ini Rasya tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang tak pernah mengecewakan orang tuanya. Tak peduli bagaimana latar belakang kedua orang tuanya Rasya selalu berprinsip kuat untuk menjadi seorang yang berguna bagi orang lain dan selalu menebar hal positif.

"Selamat untuk kalian berdua, Papa berharap ini adalah awal yang baik untuk kalian. Dan untuk Rasya, terimakasih banyak nak. Semoga Allah selalu menyertai kebahagiaan untukmu." Papa Bagas berucap haru.

"Iya om, justru saya juga berterimakasih sudah diijinkan menikahi Qila, insyaallah saya akan bertanggung jawab untuk semua kebahagiaan Qila." jawab Rasya.

"Saya percaya itu. Saya kenal kamu sudah lama begitupun keluarga kita sudah saling tahu. Tapi tolong jangan panggil Om lagi karena sekarang kamu adalah putra saya, panggil Papa ya." ujar Papa Bagas.

"Iya.. Papa.." jawab Rasya, untuk pertama kalinya dia memanggil Papa kepada Papa Bagas.

Qila sendiri belum mengucapkan sepatah katapun setelah selesai akad. Rasanya dia masih tak percaya dengan apa yang terjadi barusan. Terlalu banyak kejadian di pagi hari ini mebuatnya semakin pening.

Rasya sendiri memaklumi apa yang sedang dirasakan Qila saat ini. Dia tahu ini semua berat untuknya dan Rasya tak mau menuntut banyak hal. Biar saja Qila beradaptasi dulu dan nanti ada saatnya dia membantu menyembuhkan luka itu.

Setelah acara akad selesai kini semua keluarga masih berada di tempat itu untuk sekedar mengobrol dan melepas rindu. Qila dan Rasya sendiri kini dipersilahkan untuk beristirahat lebih dulu karena nanti sore acara  resepsi akan berlangsung. Mereka harus menyiapkan kondisi tubuhnya agar tetap fit dan bisa menjalani setiap acara dengan lancar.

Qila sudah lebih dulu pergi ke dalam kamar yang sudah disiapkan pihak hotel sementara Rasya masih berbincang dengan keluarganya.

Mama Karina terus memberi semangat dan wejangan kepada Rasya agar putranya tetap istiqomah dalam menjalani keputusannya.

"Mama tahu, kamu menyimpan rasa kepada Qila sejak lama kan? Jadi Mama sedikit lega setidaknya kamu tidak akan main-main dengan keputusan kamu ini. Menikah adalah ibadah seumur hidup dan sekarang Qila adalah tanggung jawab kamu, makmum kamu. Jadilah imam yang baik untuknya." ujar Mama Karina.

"Iya Ma, Rasya juga tahu itu. Insyaallah aku akan jadi suami yang baik untuk Qila. Doakan aku ya ma semoga Qila mau menerimaku secepatnya." Rasya tersenyum penuh arti.

"Ya pasti dong, anak mama yang paling ganteng dan baik ini pasti segera di terima sama Qila. Yang penting kamu baik-baikin dia jangan sampai menyakiti hatinya. Sabar dulu kalau istrimu belum menerima kamu seutuhnya. Tetap ikhtiar dan berdoa semoga Allah memberi jalan yang mudah." Mama Karina memeluk putranya dengan bangga.

"Ya sudah kamu temui istri kamu dulu. Ingat jangan lupa istirahat ya nanti malam jadwalnya padat." Mama Karina menepuk bahu Rasya kemudian menyuruhnya segera pergi istirahat.

Saat Rasya baru saja membuka pintu kamat hotel dia mendengar suara seorang menangis terisak. Rasya tahu itu adalah suara Qila. Dan benar saja saat Rasya memasuki ruangan itu tampak Qila sedang duduk bersimpuh di samping ranjang dengan kedua tangannya menopang tubuhnya di lantai.

Rasya sendiri yang berdiri di belakang Qila bisa melihat punggung wanita itu yang bergetar karena tangisannya. Ingin sekali dia memeluk istrinya dan menghiburnya namun Rasya sadar diri dan tak ingin membuat Qila tak nyaman.

"Ehmm.." Rasya pun berdehem untuk memberi isyarat pada Qila.

Mendengar suara Rasya membuat Qila langsung tersadar dan segera mengusap air matanya dan memutar tubuhnya dan menghadap Rasya.

"Sya.." sapa Qila lirih.

"Boleh aku duduk sini?" Rasya menunjuk tempat kosong di samping Qila.

Qila tak menjawab dan hanya memandang Rasya dengan tatapan sendu. Akhirnya tanpa persetujuan Qila dia pun ikut duduk lesehan di lantai.

"Kenapa tidak duduk di atas? Disini dingin." ucap Qila kemudian.

"Nggak apa-apa. Aku suka dingin." jawab Rasya santai.

Qila hanya diam saja kemudian kembali menundukkan wajahnya.

"Maaf.." ucap Qila akhirnya.

"Kamu nggak salah kenapa harus minta maaf?" jawab Rasya.

"Karena aku, kamu harus terlibat dalam masalah ini. Rasya aku bingung sebenarnya.. aku.. aku.." Qila kembali terisak. Karena tak tega Rasya pun segera meraih tangan Qila dan menggenggamnya.

"Menangislah, luapkan saja semuanya sekarang tapi untuk yang terakhir kali karena aku tak akan membiarkanmu menangis lagi." ujar Rasya sembari mengusap lembut punggung tangan Qila.

Qila pun akhirnya meluapkan semua kesedihannya. Dia menangis tersedu dengan tubuhnya yang gemetar. Genggaman tangan itu semakin erat Rasya rasakan. Hingga lebih dari setengah jam kemudian barulah tangisan itu mulai mereda.

"Sudah tenang?" tanya Rasya lembut. Qila pun mengangguk.

"Mau makan dulu atau mandi dulu?" tanya Rasya lagi.

"Mandi dulu, udah gerah ini." Qila pun beranjak dari tempatnya dan pergi ke dalam kamar mandi tak lupa membawa baju ganti.

Setengah jam kemudian Qila keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar dengan piyama panjang dan hijab instannya. Karena waktu yang mendekati dhuhur Qila pun sekalian wudhu.

Kini gantian Rasya yang membersihkan diri. Untung saja dia selalu menyiapkan pakaian ganti di mobilnya sehingga tak terlalu kerepotan.

Rasya keluar dari kamar mandi engan rambutnya yang setengah basah. Dia mengenakan baju koko dan sarung siap untuk melakukan ibadah sholat dhuhur. Sementara Qila juga menyiapkan dua sajadah menghadap kiblat. Rasya tersenyum melihat perhatian Qila itu. Meski sederhana namun begitu menyentuh hatinya.

Dengan lantunan ayat-ayat suci yang diucapkan Rasya membuat hati Qila terasa bergetar. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya dia melakukan sholat berjamaah dengan seorang yang kini berstatus sebagai suaminya. Namun suara merdu Rasya yang begitu fasih membuat hatinya sedikit tenang.

Selesai sholat Qila meraih tangan Rasya dan menciumnya dengan takzim.

"Aku tidak tahu bagaimana aku harus memulainya. Dia memang sahabat lamaku tapi dalam hubungan ini aku masih canggung. Semoga Rasya tidak keberatan menerima diriku yang seperti ini." batin Qila dalam hati.

Selesai sholat mereka pun makan siang bersama dan beristirahat setelahnya. Qila merebahkan tubuhnya di atas ranjang sementara Rasya memilih bersantai di sofa sembari memantau pekerjaannya dengan ipadnya. Sesekali dia memandang Qila dan memastikan istrinya beristirahat dengan benar.

Namun ketenangan itu harus terusik saat ponsel Qila beberapa kali berbunyi. Rasya yang awalnya tak ingin lancang memilih mengabaikannya. Namun panggilan itu terus berbunyi berulang kali. Karena khawatir Rasya pun berjalan ke arah nakas dan meihat siapa yang menelepon, siapa tahu penting.

Nama "Mas Alvian" tertera dalam layar ponsel tersebut. Tentu saja Rasya tahu sosok itu, pria yang telah menyakiti hati istrinya.

Rasya masih menatap ponsel itu dalam diam  hingga panggilan itu berhenti. Namun beberapa saat kembali berbunyi membuat Rasya mulai geram apalagi kini Qila tampak sedikit terusik.

Akhirnya dengan terpaksa Rasya mengangkat panggilan itu dan memperingati Alvian.

"Halo Qila, akhirnya kamu angkat juga." ucap Alvian dari balik teleponnya.

"Halo. Ada  perlu apa? Qila sedang tidur." jawab Rasya dengan nada dingin.

Alvian langsung terkejut apalagi suara pria yang ada dalam panggilan itu sama sekali tidak dikenalnya.

"K-kamu.. siapa?" tanya Alvian.

"Aku suami Qila." Jawab Rasya tegas.

...****************...

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

masih berani Alvian hubungi Qila.
jawaban yg mantap Rasya

2024-04-30

0

Nur Lizza

Nur Lizza

mantap Rasya biar tau rasa di alvin

2024-04-10

0

ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻

ᵗⓂ༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻

waahhh past kaget tuhh alvian saat tau kalo qilla tetap jadi nikahnya

2024-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!