Bab 05. Resepsi

Semua tamu sudah memadati area ballroom tempat dilangsungkannya resepsi. Qila dan Rasya juga sudah memakai gaun dan tuksedo yang disiapkan. Beruntung masih ada waktu siang tadi Mama Karina dan Papa Sean mencarikan setelan tuksedo untuk Rasya melakukan acara resepsi. Tubuh proporsional Rasya membuatnya gampang untuk mencari pakaian langsung jadi.

Qila sendiri sudah terlihat cantik dengan gaun pengantin yang berwarna broken white dengan desain yang elegan. Wajah cantiknya terlihat semakin terpancar auranya dengan riasan make up flawless.

Rasya sendiri terlihat begitu tampan apalagi dengan tatanan rambut yang rapi. Tak dipungkiri wajah tampan Rasya yang mewarisi ketampanan Papanya dan senyum manis sang mama memang perpaduan sempurna.

Beberapa tamu yang berasal dari universitas cukup terkejut karena sang pengantin pria bukanlah Alvian melainkan pria lain. Bahkan rekan-rekan dosen lainnya juga tampak terkejut.

"Kok bukan Pak Alvian sih yang menikah dengan Bu Qila, kenapa justru pria lain? tap sepertinya jauh lebih tampan dan serasi ya. Apalagi sejak tadi pengantin pria terlihat perhatian sekali pada Bu Qila." gumam beberapa rekan dosen Qila.

Sementara itu beberapa tamu kolega bisnis Papa Bagas yang berasal dari luar daerah maupun uar negeri juga banyak yang datang. Beberapa diantara mereka bahkan juga mengenal Rasya karena memang lingkup bidang pekerjaan yang sama sehingga Rasya bisa sangat mudah menghadapi mereka.

Qila sendiri yang masih diliputi kesedihan sangat terbantu oleh Rasya. Pria itu lebih banyak mendominasi obrolan sehingga membuat Qila tak terlalu bingung memaksakan diri untuk bicara.

Rasya masih ingat akan kebiasaan Qila saat dulu dia sedang kesal ataupun sedang tidak mood maka dia akan lebih banyak diam. Dan hal itu Rasya tak mau membuat Qila untuk memaksakan diri.

"Laper nggak? makan dulu yuk nanti takutnya sakit. Kamu punya riwayat asam lambung kan?" dengan perhatian Rasya menanyai Qila.

Bertahun-tahun tak pernah bertemu bahkan saling berkomunikasi nyatanya tak membuat Rasya lupa akan segala kebiasaan yang dimiliki Qila.

"Kamu masih mengingatnya Rasya?" tanya Qila yang sedikit terkejut.

"Mana mungkin lupa? dulu kamu sering mengeluh itu sampai aku harus selalu sedia cemilan di tas." Rasya membalasnya dengan sedikit terkekeh.

Qila pun tersenyum tipis mendengarnya. Dia tahu Rasya dulu paling perhatian padanya. Ternyata sahabat lamanya yang kini sudah jadi suaminya itu masih tetap sama.

"Yaudah makan dulu deh. Ditunda-tunda malah nggak baik nanti." Rasya pun menuntun Qila untuk menuju tempat duduk yang disediakan dekat meja prasmanan. Pria itu dengan perhatian mengambilkan minum kemudian mengambilkan makanan untuk Qila.

Sementara Umma Nizma dan Papa Bagas yang memperhatikan tindakan Rasya ikut merasa senang. Setidaknya putrinya kini berada pada laki-laki yang baik.

"Kok kamu malah ambilin aku sih? makanan buat kamu mana? aku ambilin ya?" Qila hendak berdiri mengambil makanan untuk Rasya namun buru-buru dicegahnya.

"Nanti dulu deh, ngopi bentar ini." ucap Rasya sambil menyeruput kopi pada cangkir yang dia pegang.

Qila jadi ingat kebiasaan Rasya yang selalu tak bisa jauh-jauh dari minuman berkafein itu.

"Dihabisin ya, nanti kalau kurang bilang aku ambilin lagi." seru Rasya yang kebetulan duduk di samping Qila.

Qila yang sedang mengunyah makanan otomatis menoleh dan melotot pada Rasya. Tentu saja wajahnya itu terlihat begitu menggemaskan.

"Ini aja banyak banget masak mau nambah, emang aku habis nguli." Qila baru berbicara setelah menelan makanannya

Jawaban Qila tersebut membuat Rasya semakin terkekeh.

"Iya-iya Bu Dosen sekarang sepertinya sudah berkurang porsi makannya, padahal dulu hobi banget nyomot bakso yang dimangkuk aku." Rasya menepuk-nepuk belakang kepala Qila.

Qila pun kembali dibuat merona saat Rasya menyentuhnya.

Selesai makan mereka kembali menemui para tamu yang asih berdatangan. Ternyata tawaran Rasya untuk makan membuat Qila merasa lebih nyaman, dia tak khawatir lagi asam lambungnya kumat dan entah kenapa melihat sang suami yang begitu mudah berbaur dengan para tamu membuatnya mulai antusias menyambut tamu juga.

"Bu Qila selamat ya atas pernikahannya. Tak menyangka ternyata suami secakep ini. Kok bisa sih bu nemu yang ganteng begini, kalau ada lagi bagi dong bu." ujar salah satu rekan Dosen Qila yang kebetulan masih lajang.

Bukan yang pertama tamunya memuji ketampanan Rasya, namun sejak tadi Qila juga melihat beberapa tamu wanita anyak yang mencuri-curi pandang pada suaminya.

Qila pun penasaran dengan pandangan para tamu itu dan diam-diam memperhatikan Rasya yang sedang mengobrol dengan beberapa tamu.

Dari gestur dan cara berbicara yang sopan memang cukup menjadi daya pikat tersendiri. Bahkan dengan wajah tampannya sesekali menampakkan senyumnya membuat auranya semakin terpancar. Ah, Qila yang memikirkan hal itu langsung menggelengkan kepala.

"Oh, nggak ada ya bu Qila? maaf deh.. tapi boleh lah bagi amalan sama doanya biar dapat suami seperti Pak Rasya." Qila sedikit terkejut saat rekan dosennya itu langsung menanggapi gelengan kepala Qila.

"Oh.. amalan apa ya bu?" Qila sedikit kikuk dengan ucapan rekan dosennya.

"Itu loh Bu.. doa-doa apa gitu biar dapat jodoh cakep. Kan Bu Qila ahlinya dalam bidang agama." ujar rekan dosennya itu.

"Oh itu.. baca surat Al-Baqarah sama surat An-Nisa tiap habis sholat bu." Jawab Qila asal. sedikit kesal pasalnya rekan dosennya itu terus memuji Rasya dan menatapnya dengan berbinar.

"Oh, tiap habis sholat ya. Panjang juga." Rekan dosen itu menggaruk keningnya yang tak gatal.

"Di tambah Yasin tiga kali juga boleh bu." imbuh Qila gemas.

Bisa-bisanya minta amalan-amalan untuk mencari jodoh tampan, padahal semua doa itu sama baiknya yang terpenting tujuannya adalah meminta Ridho kepada Allah. Perihal hasilnya itu semua serahkan saja pada Sang Pencipta.

Qila sendiri pun tak pernah menyangka jalan hidupnya akan seperti ini. Bahkan semua yang telah dia rencanakan dan harapkan bisa berbanding terbalik begitu saja. Namun dia percaya dibalik semua kejadin itu akan ada hikmah baik yang dia petik.

Dia juga percaya bahwa Allah tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuannya. Buktinya saat dia dikecewakan dan takut membuat kedua orang tuanya menanggung aib atas dirinya justru didatangkan sosok Rasya yang dengan suka rela bersedia membantunya.

Qila tak tahu pasti alasannya kenapa dia mau dengan rela melakukan itu. Tapi yang ada di pikiran Qila saat ini adalah terimakasih sebesar-besarnya pada pria yang merupakan sahabat lamanya itu.

Hingga acara resepsi itu berakhir kini Qila dan Rasya memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat. Rasya sendiri juga mulai merasakan lelah namun ada rasa bahagia tersendiri dimana status barunya sekarang merupakan suami dari sahabat yang sejak dulu dia cintai dalam diam. Tak masalah sekarang mungkin Qila belum memiliki perasaan apapun padanya. Dia yakin suatu saat nanti pasti ada waktunya dia merasakan balasan cinta dari wanita pujaannya itu. Bukankah Allah maha membolak-balikkan hati umatnya?

Sampai di dalam kamar hotel Rasya memutuskan untuk membersihkan tubuhnya lebih dahulu sementara Qila maih sibuk menghapus make up yang menempel di wajahnya.

Selesai mandi Rasya keluar dari toilet dengan keadaan yang lebih segar. Rambutnya yang setengah basah serta aroma sabun yang menempel di kulitnya entah kenapa membuat janung Qila sedikit berdebar.

Buru-buru Qila mengalihkan pandangannya itu. Dia tak ingin terlalu menanggapi pikiran anehnya. Mungkin saja itu efek lelah dan terlalu banyak beban dalam otaknya.

"Sudah, kamu mandi dulu. KIta sholat Isya' sekalian ya." ucap Rasya yang kemudian diangguki oleh Qila.

Qila segera pergi ke toilet untuk membersihkan diri. Sambil menunggu Rasya pun menyiapkan sajadah dan juga mukena milik Qila.

Keduanya melakukan ibadah secara berjamaah seperti yang sudah-sudah hari ini. Satu hal yang Qila sukai saat melakukan ibadah bersama Rasya adalah mendengar lantunan ayat suci yang diucapkan pria itu terasa menyejukkan hati.

Saat selesai sholat dan berdzikir serta berdoa Qila segera meraih tangan Rasya dan menciumnya dengan takzim.

"Rasya, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu." ujar Qila saat Rasya hendak bangkit dari tempatnya.

"Baiklah, silahkan." jawab Rasya.

Qila tampak menunduk lalu menarik nafasnya dalam dan mengeluarkan perlahan.

"Begini, sebelumnya aku terimakasih banyak sudah mau membantuku. JUjur saja aku merasa nggak enak sama kamu yang harus terlibat oleh masalah ini." ucap Qila.

"Qila, kan aku sudah bilang kalau aku nggak masalah bahkan dengan senang hati malakukan ini. Aku nggak mungkin lihat sahabatku kesusahan kan?" jawab Rasya yang berusaha untuk tidak menyakiti hati Qila.

"Tapi Rasya, apa kamu sungguh akan menjalani pernikahan ini? maksudku diantara kita tidak ada perasaan apa-apa. Dan aku tahu kamu terpaksa. Aku bahkan masih belum bisa melupakan kejadian tadi dan mungkin butuh waktu untukku untuk melupakannya." Qila hanya ingin memastikan Rasya benar-benar tak terbebani atas keputusan ini.

"It's Ok. Aku juga paham akan apa yang kamu rasakan. Dan aku nggak memaksamu untuk langsung melupakannya tapi asal kamu tahu bahwa aku sama sekali tak ada niatan untuk mempermainkan pernikahan ini. Aku menerimanya dan siap menjalani Qila." Andai saja Qila tahu bahwa semua ini karen rasa cinta Rasya kepada Qila, namun Rasya tak ingin buru-buru dan membuat Qila merasa tak nyaman.

Qila pun tampak mengangguk-angguk paham. Kemudian wanita itu menatap Rasya dengan serius.

"Ada lagi yang mau kamu tanyakan?" tanya Rasya.

"Ada, soal telepon tadi siang. Apa yang kamu bicarakan dengan Mas Alvian?" tanya Qila lagi.

Rasya terkejut saat Qila menanyakan hal itu. Dia pikir Qila tertidur dan tak tahu jika Rasya mengangkat telepon dari Alvian.

"K-kamu tahu tadi aku mengangkat teleponnya?" Rasya jadi malu sekaligus merasa tak enak hati karena sudah lancang meski dia lah suami Qila. Namun menyentuh ponsel yang termasuk barang pribadi Qila bukanlah hal yang baik menurut Rasya.

Sementara Qila hanya menatapnya dengan sorot tajam.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

visual Rasya dn Qila thor

2024-04-10

0

Marsiyah Minardi

Marsiyah Minardi

Meskipun ganti judul dan alur cerita, aku tetap setia nunggu up date nya lho Kak

2024-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!