Bab 08. Long Distance Marriage

Tiga hari berlalu, kini Qila sudah habis masa cutinya dan dia harus bersiap untuk kembali bekerja. Meski awalnya terasa berat karena harus menghadapi banyak orang yang pastinya akan bertanya mengenai masalahnya dengan Alvian.

Namun mau tak mau Qila harus tetap menghadapinya. Dia siap jika saja mereka meminta jawaban dari setiap pertanyaan itu sebab dia sendiri pun tak bersalah akan hal ini. Dia hanya korban jadi tak perlu takut menghadapinya.

Saat sampai di kampus semua rekan-rekan dosennya justru malah menyemangati Qila. Mereka paham bahwa Qila sendiri pasti terluka dan sebagai teman yang baik mereka tak ingin membuat Qila semakin terpuruk.

"Wah, yang pengantin baru auranya makin keluar aja ya, makin cantik loh." Goda Bu Dewi rekan dosen Qila.

"Bu Dewi bisa saja." jawab Qila tersenyum malu-malu.

"Bu Qila sekali lagi selamat atas pernikahannya ya. Maaf kemarin saya tidak bisa hadir di acara  resepsi karena anak lagi sakit. Tapi saya ngikuti berita teman-teman. Dan pengantin pria nya benar-benar tampan serasi dengan Bu Qila yang cantik." ucap rekan dosen lain yang bernama Bu Ima.

"Terimakasih Bu Ima, wah Aldho sedang sakit ya? semoga lekas sembuh." Qila sendiri adalah sosok yang ramah terhadap rekan-rekan satu profesinya. Dia cukup mengenal baik masing-masing dari mereka.

Saat  Qila hendak mempersiapkan materi untuk bahan ajarnya Rektor pun memanggil Qila manuju ruangannya. Dia tahu tujuan rektor memanggilnya pasti membahas tentang Alvian.

Benar saja saat Qila sudah berada di ruangan rektor, pria paruh baya yang akrab dipanggil Dr. Hamdi itu mengucapkan permintaan maaf pada Qila.

"Bu Qila, saya selaku rektor yang bertanggung jawab akan dosen dan mahasiswa di sini ingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Saya kurang peka dan lalai tidak memperhatikan ereka hingga berulah sampai sejauh ini. Dan karena perbuatan mereka pihak kampus pun sudah memberi sanksi tegas berupa pemecatan bagi Pak Alvian dan Drop out bagi mahasiswi tersebut. Karena jujur saja kkejadian ini sangat mencoreng citra baik universitas." Dr. Hamdi sendiri merupakan teman lama dari Papa Bagas sehingga dia juga merasa tak enak hati terhadap Qila.

"Pak, insyaalah saya sudah ikhlas dengan ini semua. Memang berat awalnya tapi saya percaya bahwa semua ini memang sudah takdir dari sang Ilahi. Jadi Bapak tidak perlu merasabersalah." ujar Qila.

"Ya, saya tahu. Saya harap kejadian ini tidak membuat Bu Qila  berubah. Bu Qila tetap menjadi dosen kebanggan anak-anak. Bu Qila tetap seperti biasanya." Ujar Pak Hamdi.

"Insyaallah saya akan tetap profesipnal mendedikasikan diri menjadi dosen yang baik Pak." Jawab Qila.

Ya, sebesar apapun masalahnya Qila harus tetap profesional. Dia sebagai tenaga pendidik sudah pasti harus memberikan contoh yang baik bagi para mahasiswanya.

Qila yang selama ini dikenal sebagai dosen yang ramah dan sangat dekat dengan mahasiswanya pun ikut mendapat dukungan itu dari mereka. Bahkan para mahasiswa banyak yang menghibur Qila dengan memberikan semangat.

Qila merasa terharu melihat bagaimana orang-orang begitu menyayangi dirinya. Ternyata benar kata Rasya bahwa dia tak akan pernah sendiri. Masih banyak orang yang menyayanginya.

Mengingat Rasya tiba-tiba Qila merasa rindu pada manan sahabatnya yang kini telah sah menjadi suaminya itu.

Perbedaan waktu dan kesibukan Rasya memang membuatya sedikit sulit menghubunginya. Namun beberapa hari ini ketika menerima telepon dan mengobrol ringan dengan pria itu lama kelamaan Qila mulai merasa nyaman.

Baru saja memikirkannya tiba-tiba Qila mendapatkan panggilan telepon dari sebuah nomor asing. Awalnya Qila ragu untuk mengangkatnya namun setelah itu sebuah pean masuk di ponselnya.

"Maaf apa benar ini dari mbak Qila? Saya kurir yang diminta Mas Rasya suami mbak Qila mengantar makan siang."

Qila membaca pesan tersebut dan tak lama kemudian dia keluar menuju gerbang depan kampus. Seorang kurir ojol sudah menunggunya dan langsung memberikan satu kantong penuh makanan yang berlabel dari salah satu restoran terkenal.

"Mbak Qila ya? ini pesenan dari suami katanya buat mbak." ucap Ojol tersebut.

"Oh iya makasih Pak." Qila memberikan uang sebagai tips kepada ojol tersebut. Meski awalnya menolak namun Qila tetap bersikeras. Dia bilang rejeki tak boleh ditolak.

Qila pun kembali membawa kantong berisi makanan tersebut. Rupanya banyak  sekali makanan yang dipesan oleh Rasya.

Qila pun memotret makanan tersebut yang sudah dia keluarkan di meja dan diirimkan pada Rasya.

"Rasya banyak sekali makanannya. Tapi terimakasih banyak. Maaf jika aku makan bersama teman-teman karena aku nggak bakal habiskan sendirian." tulis Qila.

Tak berselang lama Rasya pun membalas pesan itu.

"Aku sengaja pesan banyak supaya kamu bisa makan siang bersama teman-teman kamu. Selamat menikmati makan siang istriku." balas Rasya yang kemudian membuat Qila tersenyum malu-malu.

Disaat Qila sibuk berbalas pesan dengan Rasya rupanya salah satu rekan dosen tampak heboh membaca sebuah kertas kecil yang tersemat di antara kotak makanan tersebut.

"Wah.. nggak sengaja kebaca ini. Tapi manis sekali suami Bu Qila ini." Ucap Bu Dewi yang kebetulan membaca isi pesan singkat itu.

Qila pun penasaran kemudian membaca pesan di kertas itu.

"Dear, istriku. Maaf belum bisa temani kamu karena pekerjaanku yang belum selesai. Aku harap kamu menikmati makan siang ini. Jangan telat makan dan jaga kesehatan. See you next week... Rasya."

Wajah Qila langsung merona seketika membaca pesan di kertas itu. Selama ini tak pernah ada  pria yang begiu memperhatikan dia semanis ini. Namun Rasya yang sibuk di luar negeri sekalipun tetap memperhatikan dirinya.

Dia jadi teringat masa-masa dimana Rasya dan dirinya yang masih duduk di bangku SMP. Pria itu bahkan selalu memperhatikan dirinya bahkan hal kecil  sekalipun. Rupanya sikapnya itu tak pernah berubah sampai sekarang.

"Ini kali ya yang dinamakan hikmah dibalik musihbah. Bu Qila mendapatkan suami yang sangat perhatian dan juga sangat manis. Padahal sedang LDM tapi bisa semanis ini." celetuk Bu Ima.

"LDM apa ya Bu?" Bu Dewi yang sudah lebih berumur kadang kurang paham dengan istilah-istilah jaman sekarang.

"Long Distance Marriage Bu.. kan Bu Qila sekarang sudah menikah jadi ya LDM." Bu Ima pun menjelaskan.

"Oh begitu ya, tapi kalau hubungn jarak jauh begitu malah makin romantis kalau bertemu." ujar Bu Dewi.

Qila yang menyimak obrolan dua rekannya itu hanya bisa tersenyum sendiri. Padahal yang menikah dirinya tapi yang heboh justru teman-temannya.

******

Tak terasa satu minggu berlalu sejak kepergian Rasya. Qila memang tetap tinggal di kediaman orang tuanya namun ada kegiatan baru yang dia lakukan saat ini yaitu saling bertukar kabar dengan Rasya. 

Rasya akan melakukan panggilan video jika keduanya sedang senggang kadang juga panggilan suara saja. Berkabar lewat pesan singkat juga sering dilakukan terutama Rasya yang selalu mengingatkan Qila untuk tidak telat makan.

Rasya memang selalu berusaha meluangkan waktunya demi memberi perhatian untuk sang istri. Dia berharap dengan perhatiannya seperti ini akan membuat Qila luluh dan memberi kesempatan untuk cintanya. Rasya akan terus berjuang dengan caranya sendiri.

Tak dipungkiri dengan semua perhatian itu perlahan membuat Qila mulai sadar dan nyaman. Qila pun menghampiri Orang tuanya untuk berbagi keluh kesah.

"Umma.. Papa.. boleh Qila gabung disini?" tanya Qila yang menghampiri kedua orang tuanya sedang bersantai di ruang keluarga.

"Sini sayang.." Umma Nizma langsung menepuk sofa tepat di sampingnya. Qila pun duduk samping Ummanya sambil memeluk wanita yang sudah merawatnya itu.

"Umma.. dulu Papa sama Umma kan dijodohkan. Apa awal-awal juga canggung begini?" Qila memang selalu terbuka dengan kedua orang tuanya.

"Ya pasti dong kak. Apalagi dulu Papa sama Umma kamu kan nggak saling kenal. Beda dengan kamu dan Rasya yang dulu berteman baik sebelumnya." Papa Bagas kini yang meyahut.

"Tapi sama saja Pa.. aku sama Rasya suda lama sekali tidak bertemu, lama sekali tak bertukar kabar dan sekarang malah langsung jadi istrinya. Ya aku akui Rasya begitu baik bahkan setiap hari dia mengirim makanan ke kampus. Mengingatkan sholat dan jangan telat makan. Tapi aku malu saja kalau bertemu langsung." keluh Qila.

"Sayang, pelan-pelan saja, semua ada prosesnya. Bicarakan baik-baik pada suamimu bahwa kamu juga perlu untuk saling beradaptasi. Insyaallah Umma yakin Rasya akan mengerti." Kini umma Nizma yang memberi nasehat.

"Betul apa kata Umma kamu, semua bisa dijalani dengan baik jika sesama pasangan saling bekerja sama. Yang penting kalian saling percaya dan ingat ya, kamu sendiri juga harus membuka hati untuk suamimu. Papa yakin bahwa suatu saat nanti kalian akan menjadi pasangan yang luar biasa." sahut Papa Bagas.

"Iya Pa, Rasya sendiri juga udah bilang jika dia akan sabar menunggu sampai aku benar-benar siap." jawab Qila.

"Nah, itu malah sangat bagus, berarti Rasya sangat pengertian sama kamu sayang. Yang penting selama Rasya memberi keempatan itu jangan sia-siakan lagi ya. Umma percaya kamu pasti bisa dan akukan semua dengan hati."

Inilah yang membuat Qila merasa begitu beruntung bisa mendapatkan kesempatan hidupbersama keliuarga ini. Dia memang tak tahu asal-usulnya namun kedua orang tuanya yang mengadopsi dan membesarkannya benar-benar memberi kasih sayang luar biasa. Qila ingin suatu saat nanti bisa menjadi penerusnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

aamiin

2024-04-13

0

Winarti Winarti

Winarti Winarti

lanjut Thor
double up thor

2024-03-24

0

muna aprilia

muna aprilia

lnjutt

2024-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!