Bab 07. Kecurigaan Alvian

"Yakin nggak mau diantar ke bandara?" Qila menemani Rasya turun ke bawah, masih pukul sembilan malam namun Rasya sudah bersiap untuk pergi. Pesawatnya akan terbang pukul sepuluh malam dan masih ada waktu sebentar untuk mengobrol dengan istrinya.

"Nggak usah Qila, penerbanganku malam. Nanti daripada kamu capek dan ngantuk. Mending istirahat saja kan sudah ada sopir yang mengantarnya." tolak Rasya.

"Baiklah, hati-hati di jalan ya." ucap Qila.

"Ya, aku akan berhati-hati. Kamu juga ya jaga diri di rumah. Kamu kapan masuk kerja lagi?" tanya Rasya.

"Tiga hari lagi, aku minta tambah cuti sehari, nggak tau kenapa rasanya masih berat buat datang ke kampus." Qila berucap sendu.

"Terlalu banyak kenangan ya?" tebak Rasya. Dan Qila pun mengangguk.

"Sabar ya, kamu pasti bisa kok. Atau mau pindah kampus saja? Biar aku carikan nanti." Rasya sebenarnya cemburu melihat Qila yang masih memikirkan Alvian namun dia tak bisa memaksa untuk saat ini. Yang perlu dia lakukan hanyalah bersabar.

"Nggak perlu, aku tetap mengajar di sana saja, sudah nyaman sama tempatnya dan juga rekan-rekan dosennya. Lagian Mas Alvian sudah di pecat gara-gara kasus kemarin." Ujar Qila.

"Oh, begitu. Syukur deh.." mendengar Qila menyebut nama itu membuat Rasya sedikit terganggu namun informasi setelahnya membuatnya merasa lega. Setidaknya mereka tidak akan saling bertemu lagi.

"Sebenarnya aku ingin mengajak kamu sekalian, tapi pekerjaanku masih sangat banyak pasti tidak akan ada banyak waktu nantinya buat temani kamu. Dan aku pikir... kamu perlu waktu sama keluarga kamu." Rasya paham akan perasaan Qila yang jelas masih tak baik-baik saja. Memaksa membawanya untuk saat ini rasanya kurang tepat. Biar saja Rasya melakukan pendekatan secara perlahan untuk sekarang.

"Sekali lagi terimakasih ya Rasya, kamu sudah memberi waktu dan mengertiku. Maaf jika aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu. Tapi aku akan berusaha mencobanya dan kamu mau kan bersabar menungguku?" jawab Qila yang merasa tak enak hati karena selama ini Rasya sudah begitu baik padanya.

"Aku cuma ingin buat kamu nyaman saja Qila, aku paham yang kamu rasakan saat ini jadi kamu tenang saja aku pasi menunggunya." Meski harus menunggu seumur hidupnya bukanlah masalah untuk Rasya, bisa bersanding menjadi suaminya saja merupakan hal yang paling dia idam-idamkan.

Satu hal yang membuat Qila senang dari Rasya adalah pria itu yang tak pernah berubah. Dia selalu baik dan selalu memberikan kesan positif untuknya. Namun untuk jatuh cinta padanya entahlah Qila belum bisa memastikan secepat apa dan kapan. Karena yang dia ingin lakukan saat ini adalah menyembuhkan lebih dulu luka yang ada di dalam hatinya.

"Baiklah sudah waktunya aku pergi, kamu harus janji padaku untuk tidak sedih lagi ya. Jika kamu merasa kesepian minta Umma atau adik-adik saja temani kamu. Jangan telat makan dan aku akan hubungi kamu saat senggang." pinta Rasya yang kemudian mencari kedua mertuanya untuk berpamitan.

"Pa, Rasya pamit dulu untuk selesaikan pekerjaan. Saya titip Qila ya Pa, maaf harus merepotkan Papa dan Umma, tapi tolong pastikan dia tidak sedih lagi ya Pa. Saya janji akan segera selesaikan ini semua dan kembali pada Qila." ucap Rasya.

Papa Bagas langsung memeluk putra menantunya itu. Dulu bocah kecil yang dia anggap seperti ponakannya sendiri itu kini tumbuh dewasa menjadi menantunya sendiri. Dan dia datang disaat yang tepat. Disaat semua sedang dikecewakan Rasya datang membawa jalan terang untuknya.

"Papa akan pastikan istri kamu tak sedih lagi, kamu harus semangat dan jangan lupa libatkan Allah dalam setiap langkahnya. Papa memiliki harapan besar padamu nak, semoga pernikahan kalian selalu diberikan kebahagiaan." pinta Papa Bagas.

"Terimakasih Pa.." balas Rasya.

"Hati-hati dijalan ya nak, jangan lupa kabari kami jika sudah sampai. Semoga Allah memudahkan setiap pekerjaanmu." ucap Umma Nizma.

"Amin, terimakasih Umma. Saya berangkat dulu. Assalamualaikum." Rasya menyalami dan mencium tangan kedua mertuanya.

Sementara Qila yang juga ada di sampingnya langsung mendekat dan mencium tangan Rasya dengan takzim. Tanpa diduga Rasya pun mendekat dan mengecup kening Qila didepan kedua orang tuanya.

Melihat itu kedua orang tua Qila pun mesem-mesem sendiri. Sementara adik-adik Qila yang menemani adalah Zayyan dan Zaina, sedangkan Zayn sedang menemani adik-adiknya tidur di dalam.

"Wah.. Kak Rasya romantis seperti Papa kepada Umma." celetuk Zaina.

Qila sendiri jadi merona melihat tindakan Rasya itu. Tapi dia tak berani menolak karena tak ingin membuat Rasya kecewa.

"Saya pergi dulu, Assalamualaikum." ucap Rasya yang juga dibalas salamnya oleh semua orang.

Qila menatap mobil yang dikendarai sopir untuk mengantar Rasya sampai keluar gerbang.

"Kak ayo masuk dan istirahat." ujar Umma Nizma.

"Iya Umma.."

"Kak.. boleh aku tidur sama kakak ya.. aku temani kakak." rengek Zaina sang adik.

"Kenapa minta tidur sama kakak?" Papa Bagas merasa heran.

"Nggak apa-apa Pa, kan nanti kalau kak Rasya sudah kembali aku nggak akan bisa tidur bareng Kak Qila lagi." ujar Zaina.

"Yaudah ayo, temani kakak tidur malam ini." jawab Qila akhirnya.

Zaina pun tersenyum, sebenarnya Rasya yang sebelumnya meminta Zaina untuk menemani Qila tidur karena takut istrinya akan kembali sedih jika sendirian. Kehadiran seseorang terdekatnya sangat penting untuk saat ini.

*****

Keesokan harinya ada kehebohan besar di kampus tempat Qila mengajar sebab berita tentang Alvian yang ternyata menghamili mahasiswinya sendiri telah tersebar luas.

Tentu saja semua orang baik para mahasiswa dan juga dosen dan para staf sangat terkejut. Apalagi selama ini Alvian dikenal sebagai seorang dosen yang baik serta memiliki calon istri Qila, rekan sesama dosennya sendiri.

"Pantas saja kemarin Bu Qila menikah dengan pria lain bukan Pak Alvian, apa mungkin itu semua yang membuat pernikahanya dengan Pak Alvian batal, tapi bisa secepat itu mendapatkan penggantinya." ujar Beberapa Dosen yang mengenal Qila dan Alvian.

"Nggak nyangka ya Pak Alvian setega itu, padahal Bu Qila sudah cantik, baik, sholeha dan juga mapan keluarganya." gumam lainnya.

"Ya mungkin Allah kasih tahu bahwa Pak Alvian bukanlah jodoh yang baik untuknya. Dan kemarin aku lihat suami Bu Qila perhatian banget. Mana ganteng banget lagi kayak blasteran."

Masih banyak lagi bahkan segala pembahasan heboh itu terus saja dibahas semua seputar skandal Alvian yang ternyata main gila dengan mahasiswinya sendiri.

Alvian sendiri sudah menerima surat pemecatan dari pihak kampus atas perbuatannya. Apalagi kampus itu juga masih berada di bawah naungan yasan milik Papa Bagas.

Saat Alvian mengemasi barang-barang yang ada di ruangan dosen semua orang pun memandangnya dengan tatapan tak suka. Rekan-rekannya terlihat acuh padahal mereka biasanya sangat ramah pada Alvian.

Kini dia harus siap-siap menerima karma atas perbuatannya. Tak hanya kehilangan pekerjaan juga hilang kepercayaan oleh semua orang.

Alvian sendiri merasa benar-benar menyesal andai saja saat itu tidak termakan bujuk rayu mahasiswinya maka semua tak akan berantakan seperti ini.

Namun ada hal yang membuatnya lebih penasaran lagi perihal sosok pria yang mengaku suami Qila. Jika semua itu hanya iseng Alvian tentu sangat tahu bahwa Qila tak mungkin memberikan ponsel kepada sembarang pria, jika itu adik-adiknya tentu Alvian hafal suara ketiga adik laki-laki dari Qila.

"Ah, aku harus memastikan sekali lagi tentang siapa pria itu. Apa  Qila benar-benar sudah menikah. Tapi siapa? dan bagaimana bisa dia mendapatkan pengganti secepat itu?" Alvian jadi resah sendiri. Dia mencoba untuk menghubungi kembali Qila namun sayang sekali Qila sudah memblokir semua nomor bahkan media sosialnya. Hal itu membuat Alvian semakin frustasi.

Tak kekurangan akal akhirnya Alvian mencari tahu melalui media sosial para rekan dosennya. Dan benar saja ada salah satu dari mereka mengunggah sebuah foto kondangan pernikahan di sebuah hotel yang begitu mewah. Bahkan ia juga berswafoto dengan sang pengantin yang tak lain adalah Qila.

DEGG..

Jantung Alvian langsung berdebar kencang saat mengetahui bahwa Qila benar-benar tak membatalkan pernikahannya. Setelah itu dia mencari informasi lagi tentang siapa pengantin pria yang menikahi Qila.

Beberapa foto di bawahnya menunjukkan bahwa Qila sedang berada di pelaminan bersama seorang pria. Alvian memperhatikan betul sosok pria tersebut yang rasanya tak asing untuknya.

"Bukankah dia yang kemarin menjadi salah satu tamu di acara akad?" Alvian pun teringat akan sosok Rasya namun dia tak terlalu kenal dengan Rasya. Tapi kemarin Alvian melihat saat Rasya datang dengan keluarganya terlihat sangat akrab dengan orang tua Qila. Dia pikir mereka adalah tamu penting atau kerabat dekat orang tua Qila.

Alvian yang kesal pun menghempaskan ponselnya ke ranjang  dan dia mengepalkan tangannya.

"Aku harus mencari tahu. Bagaimana bisa dia semudah itu merebut posisiku. Harusnya aku yang menjadi suami Qila dan aku akan mendapatkan kesuksesan dari keluarganya." gumam Alvian kesal.

Ya, salah satu tujuan Alvian menikahi Qila adalah karena harta yang dimiliki orang tuanya. Dia pikir dengan menikahi Qila maka kariernya akan lebih cepat meningkat mengingat Papa Bagas merupakan orang yang berpengaruh besar terhadap kampus itu. Namun semuanya telah gagal dan sia-sia karena ulahnya sendiri.

...****************...

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

terima nasib Alvian, niatmu sdh jelek sejak awal mau menikah dgn Qila

2024-04-30

0

Nur Lizza

Nur Lizza

niat busuk akhirny ketauan jg ke busuknny

2024-04-13

0

Zahbid Inonk

Zahbid Inonk

pantesan Allah dengan mudah nya Alvian k bujuk k rayu mahasiswa nya sendiri ternyata punya niat jelek d balik itu semua terhadap keluarga papa Bagas 😤😡

2024-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!