NovelToon NovelToon

Pesona Sang Tentara

Gadis Malang

Ayah ibu, kita mau  kemana?" tanya Melinda, gadis yang kini menginjak 16 thun itu terus bertanya pada kedua orang tuanya. Tapi, Orang tuanya sama sekali tidak menjawab pertanyaannya sungguh membuat Melinda bingung.

Bagaimana tidak bingung. Ayahnya membawanya masuk ke dalam jalan Yang sepi dan di jalan di sepanjang jalan itu dipenuhi dengan gudang-gudang yang sepertinya tidak terawat dan seperti sudah lama ditinggalkan.

Kebingungan Melinda semakin bertambah ketika orang tuanya menghentikan langkah di depan sebuah rumah, Kenapa tiba-tiba perasaan Melinda menjadi tidak menentu.

Baru saja Melinda akan kembali bertanya, tiba-tiba Melinda menghentikan niatnya ketika mendengar suara derap langkah hingga dia dan kedua orang tuanya menoleh ke arah belakang, terlihat lelaki berperawakan tinggi dan juga berperawakan besar berjalan ke arah mereka membuat Melinda terasa bergidik, terebih lagi lelaki itu begitu intens menatapnya.

"Ayah, dia siapa?" Tanya Melinda, gadis remaja itu langsung bersembunyi di di belakang tubuh ayahnya ketika lelaki itu terus mendekat

"Ayah!'' Melinda terpekik ketika ayahnya menarik tangannya, hingga dia langsung menunduk lelaki itu sudah berada di depan mereka

"Melinda, kau ikut dia. Kami sudah menjualmu." Sora yang tak lain ibu Melinda langsung berbicara membuat mata Melinda melebar, jantung Gadis remaja itu seperti terbelah ketika mendengar ucapan ibunya.

Selama ini, Melinda sangat menyadari bahwa ayah dan ibunya memperlakukan dia dan kakaknya secara berbeda, orang tuanya terlihat sangat menyayangi kakaknya. Tapi, walaupun begitu tidak menyangka bahwa ibunya akan mengatakan hal semacam ini, Bagaimana ibunya begitu tega ingin menjualnya.

"Ibu, ibu pasti bercanda kan?" Melinda berbicara dengan panik, dia memegang tangan ayahnya, berusaha untuk mencari jawaban dari Edward, sang ayah.

Namun, lagi-lagi Melinda harus menerima pahit ketika ayahnya menghempaskan tangannya. "Kami sudah menjualmu demi pengobatan kakakmu, jadi turuti Tuan ini dan ikut bersamanya." Setelah mengatakan itu, Edward langsung berbalik kemudian mengajak istrinya untuk pergi.

"Ayah, ibu!'' tolong jangan seperti ini, Tolong jangan bercanda." Melinda menarik tangan ayahnya yang sudah berbalik dan bersiap meninggalkannya, tapi tak lama dia malah terpekik ketika ayahnya mendorong tubuhnya hingga dia terjatuh di tanah, dan setelah itu ayah dan ibu Melinda langsung pergi dengan langkah yang cepat agar Melinda tidak bisa mengejar mereka.

melinda berusaha bangkit dari tanah, tapi ketika melihat ayah dan ibunya sudah tidak terlihat, Melinda kembali menjatuhkan dirinya di tanah kemudian menangis sejadi-jadinya. Jangan ditanyakan betapa sakit dan hancurnya Melinda saat ini, yang pasti dia benar-benar sakit dan hancur.

Selama hidupnya dia tidak pernah diperlakukan baik oleh kedua orang tuanya, sekarang Ayah dari ibunya malah menjual dirinya untuk pengobatan sang kakak

"Cepat bangun, ayo ikut!"Melinda mengangkat kepalanya ketika mendengar suara lelaki di depannya, Ternyata bukan hanya tampangnya saja yang menyeramkan suara lelaki itu juga sangat menakutkan membuat Melinda bergidik tubuh wanita itu seperti membeku karena ketakutan yang dialami.

"Cepat!"  sepertinya lelaki itu sudah tidak sabar, dan karena Melinda terus diam akhirnya lelaki itu menarik tangan Melinda hingga Melinda bangkit dari tanah secara paksa, Melinda berteriak, berusaha meminta tolong Tapi tentu saja tidak ada yang mendengar suaranya karena mereka benar-benar di jalanan yang sepi

****

Mobil yang ditumpangi Melinda berhenti di sebuah lapangan, mobil-mobil yang berjejer di sana, dan Ketika mobil udah berhenti Melinda dibuat kebingungan lagi ketika melihat orang-orang banyak berjajar di sisi lapangan, rupanya Melinda dijual oleh orang tuanya ke sebuah jaringan penjualann manusia.

Tentu saja bukan hanya Melinda, jaringan itu banyak sekali mencari orang dari mulai anak kecil sampai orang dewasa, dan mereka akan diselundupkan di beberapa negara.

2 minggu kemudian

Melinda memeluk tubuhnya, Gadis remaja itu merasakan bahwa dia sedang demam. Tapi tentu saja dia tidak bisa melakukan apapun, karena jika dia protes atau membuka mulut pasti dia akan dipukuli sama seperti orang-orang lain.

Ini sudah dua minggu Melinda berada di penampungan ini, dan tugas Melinda sehari-hari adalah di dapur dia ditugaskan untuk memasak tentu saja untuk memberi makanan bagi pengungsi lainnya, mereka memasak secara bergantian. Kegiatan di penampungan itu seperti ketika orang-orang mengungsi di mana ada yang bergantian memasak mencuci dan lain-lain. Tapi tentu saja mereka diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Anak buah pemilik jaringan itu selalu mengawasi penampungan dan selalu memberikan bahan-bahan yang kurang hingga terkadang mereka kekurangan bahan makanan, belum lagi semua yang ada di sana berbeda negara, berbeda bahasa dan berbeda budaya hingga terkadang ada yang tidak mengerti satu sama lain Tentu saja itu membuat Melinda kesusahan.

Dan ketika malam hari mereka tidak diberikan tempat tidur yang layak, mereka akan tidur aula terbuka dan hanya dilapisi tikar tipis. Bahkan selama dua minggu berada di penampungan itu Melinda kehilangan banyak berat badannya.

Melinda yang sedang duduk dan menunggu untuk mendapatkan makanan bangkit dari duduknya, dia berencana untuk pergi ke kamar mandi karena rasanya dia sungguh mual.

Ketika dia berada di kamar mandi, sayup-sayup dia mendengar suara orang merintih, dia pun langsung membuka pintu satu persatu. Hingga tak lama mata Melinda membulat ketika melihat seorang wanita dewasa yang sedang menyayat nadinya, dan yang paling membuat Melinda terkejut wanita itu sepertinya sedang mengandung.

"Apa yang dilakukan bibi lakukan!"dengan cepat Melinda pun langsung mengambil pisauu dari tangan wanita itu, dia langsung membuka jaketnya kemudian mengikatkannya pada tangan wanita tersebut agar darah tidak terus mengucur, dan setelah itu Melinda langsung memeluk wanita yang barusan akan mengakhiri hidupnya.

Dia adalah Aluna, wanita itu sama seperti Melinda yang akan diselundupkan, jika Melinda dijual oleh orang tuanya berbeda dengan Aluna yang mendapat iming-iming akan mendapatkan kerja dengan gajih yang besar tapi ternyata dia malah tertipu.

Aluna sudah tidak tahan lagi hidup seperti ini, jadi Dia memutuskan untuk mengakhiri hidup tapi ternyata ada yang menyelamatkannya

"Bibi, tenang, ada aku, ada aku." Melinda dengan bijak menenangkan Aluna, padahal sekarang dia juga sedang demam.

3 bulan Kemudian

Melinda menggenggam tangan Aluna dengan sangat erat, dia terus menguatkan Aluna, agar Aluna tetap membuka mata karena sekarang Aluna akan menghadapi persalinan. Selama 3 bulan berada di penampungan, Perasaan Melinda jauh lebih baik, karena selama 3 bulan ini dia begitu dekat dengan Aluna, sosok Aluna yang hangat membuat merinda nyaman. Setidaknya, ketakutan di dalam diri Melinda sedikit menghilang ketika dia selalu bersama dengan Aluna.

"Bibi, apa bibi ingin minum?" tanya Melinda ketika melihat Aluna kesakitan. Belum ALuna menjawab, pintu kamar terbuka muncul seseorang bertubuh besar, menyuruh Melinda untuk mencari kayu bakar ke hutan.

"Pergilah Melinda bibi tidak apa-apa,"  jawab Aluna, seraya meringis.

"Ayo cepat!'' titah lelaki yang bertugas di penampungan, hingga dengan cepat Melinda pun langsung bangkit dari duduknya, kemudian membungkuk, lalu mencium kening Aluna.

"Bibi, aku akan secepatnya kembali." Dengan perasaan yang hancur, Melinda pun berbalik kemudian keluar dari ruangan tersebut dan hanya meninggalkan ALuna dengan dokter.

Dua jam berlalu

.

Aluna berusaha bangkit dari berbaringnya, akhirnya wanita itu berhasil melahirkan anak perempuan, dan ketika tenaganya sudah sedikit pulih Aluna langsung bangkit dari berbaringnya, kemudian wanita itu berjalan tertatih-tatih untuk keluar dari ruangan tempat barusan dia melahirkan.

karena akan keluar dari ruangan tersebut, Aluna menghentikan langkahnya ketika mendengar suara putrinya menangis, hati wanita itu meronta-ronta ingin berbalik kemudian memeluk anaknya, dan membawa anaknya untuk pergi bersamanya, tapi dia langsung tersadar bahwa dia tidak boleh perduli pada anak itu agar bisa keluar dari tempat terkutuk ini secepatnya.

"Jika kau tidak bisa bertahan maka matilahh!" Aluna bergumam pelan, dia seolah menyumpahi anaknya. Awalnya Aluna memang menyayangi calon anaknya, tapi dua bulan lalu, dia mempunyai rencana hingga rencana itu berhasil. Dan rencana Aluna adalah.

Bawa Aku bersama mu, Tuan!

Aluna hamil di luar pernikahan, dan Aluna tidak memberitahukan kehamilannya pada mantan kekasihnya, awalnya Aluna bertekad untuk menghidupi anaknya seorag diri. Tapi, semenjak tinggal di penampungan Aluna menganggap bahwa anak itu pembawa sial, hingga sekarang tanpa perasaan Aluna meninggalkan putrinya sendiri tanpa perasaan.

"Ti-tidak mungkin," Melinda terjatuh ke lantai ketika mendengar dari seorang wanita yang melintas, di mana wanita yang melintas itu mengatakan bahwa Aluna sudah meninggal dan jasadnya sudah di kuburkan. Padahal Melinda pergi baru 3 jam, tapi sekarang wanita yang dia sayangi dinyatakan meninggal, tentu saja Melinda terpukul.

Melinda  masuk ke dalam kamar, wanita itu menatap bayi yang sedang terbaring di ranjang kecil dengan mata yang membasah. Sungguh saat ini hati Melinda benar-benar hancur, Bagaimana mungkin dia kehilangan Aluna dalam dalam sekejap.

Perlahan Melinda menggendong tubuh anak Aluna, kemudian dia menangis tergugu ketika melihat bayi kecil tak berdosa yang sudah harus kehilangan ibunya.

“Kaka berjanji, Kakak akan menjagamu apapun Yang terjadi.” Melinda berguna lirih, dia tidak akan pernah membiarkan anak itu terluka.

****

Setelah berada di luar penampungan, Aluna memegang perutnya karena dia merasakan rasa nyeri yang luar biasa. Apalagi dia baru saja melahirkan 2 jam lalu di mana kondisinya masih lemas tapi dia tidak bisa membuang waktu lagi.

Tak lama Aluna langsung berjalan ke arah mobil di mana mobil itu sudah menunggunya  dari tadi. “Maaf membuatmu nunggu lama,” ucap Aluna ketika masuk ke dalam mobil lelaki tersebut, dan tanpa menjawab lelaki itu langsung menyalakan dan menjalankan mobilnya lalu pergi dari area penampungan tersebut.

Rupanya dua bulan lalu Aluna mempunyai rencana yaitu mendekati Evan,  orang yang bertugas di penampungan dan juga kepercayaan bos besar, bahkan Aluna rela di tiduri lelaki itu walaupun dia sedang mengandung, hingga pada akhirnya Evan luluh,  dia tergoda oleh Aluna dan ketika Evan sudah  tergoda Aluna,  Aluna langsung meminta Evan untuk membebaskannya.

Dan Elvan setuju, tapi dengan satu syarat Aluna  tidak boleh membawa anaknya, hingga Aluna pun juga setuju dengan syarat Evan, dan ketika Melinda menyelamatkan ketika dia akan bunuh diri,  Aluna sengaja tetap diam di samping wanita itu, membiarkan wanita itu kasihan padanya agar Melinda mau merawat anaknya jika dia pergi.

Padahal sebenarnya selama ini Aluna  sangat tidak menyukai Melinda, karena menurut Aluna wanita itu Itu menyebalkan,  Sok perhatian dan sok manis tapi dia tetap berpura-pura agar Melinda mau merawat putrinya.

Awalnya dia ingin hidup sampai akhir dengan anaknya, tapi jika dipikir, semenjak dia mengandung. Kehidupannya berubah menjadi lebih sial. Walaupun dia menyayangi Putri yang dia kandung, tapi dia tidak mau menyia-nyiakan hidupnya, bahkan Aluna pernah berpikir biarlah anaknya tidak selamat, toh anaknya masih bayi yang penting dia keluar dari penampungan itu, apalagi hidupnya masih panjang.

Tanpa Aluna sadari mungkin suatu saat dia kan menyesali semuanya.

Dan karena Evan adalah pengendali dan pemberi perintah di penampungan itu, Dia menyuruh anak buahnya yang lain untuk  mengatakan pada semua yang ada di sana, bahwa Aluna sudah meninggal ketika melahirkan  dan tentu saja agar bos besar tidak mencari Aluna karena bos besar selalu mengingat siapapun nama yang berada di penampungan tersebut.

Pada akhirnya setelah berbulan-bulan berada di penampungan, Aluna bisa bebas menikmati hidupnya terlebih lagi walaupun Evan hanya berstatus sebagai orang kepercayaan, tetapi harta Elvan juga berlimpah dan  Dia juga akan berusaha melupakan masa lalu, termasuk melupakan anaknya dia akan menganggap bahwa anaknya sudah meninggal.

2 tahun kemudian

waktu berjalan begitu cepat tidak terasa Ini sudah 2 tahun berlalu semenjak Aluna pergi dan Sudah 2 tahun ini pula Melinda menjaga anak Aluna yang Melinda beri mama Laura.

Selama 2 tahun, Melinda hidup di pengungsian itu. harusnya Melinda di selundupkan 2 tahun ke belakang, tapi Melinda memohon pada bos besar agar tidak menyelundupkannya sekarang, karena dia harus menjaga Laura hingga pada akhirnya keinginan Melinda dikabulkan.

Tapi setelah 2 tahun berlalu, rasanya Melinda sudah tidak kuat berada di penampungan itu, terlebih lagi Laura sering demam sakit-sakitan, belum lagi mereka  tidak diberikan makanan yang layak hingga sekarang Melinda memutuskan untuk kabur dari penampungan tersebut. Walaupun dia tidak tahu harus pergi ke mana yang terpenting dia harus keluar dari tempat terkutuk itu.

****

Melinda memeluk Laura  begitu erat, sedari tadi dia terus melihat ke arah luar berharap sudah tidak ada orang suruhan bos besar yang mengejarnya. Setelah kabur dari penampungan, Melinda bersembunyi di  goa, beruntung sebelum pergi dia membawa persediaan makanan yang dia ambil dari penampungan secara diam-diam.

Dan ini sudah dua hari berlalu dia diam dia goa tersebut dia berharap orang-orang yang mencarinya sudah tidak ada. “Laura doakan kakak. Ayo kita pergi dari sini.” Melinda bergumam, dia semakin mengencangkan gendongannya pada Laura, karena dia takut jika harus berlari. Setelah bisa menenangkan dirinya, akhirnya Melinda pun keluar dari Goa.

“Ah akhirnya kau tertangkap juga!”

Melinda langsung menoleh ke arah belakang, ternyata kedua anak buah bos besar sedari tadi mengintainya karena mereka tahu ada Melinda di dalam goa, dan ketika melihat dua orang bertubuh besar itu, Melinda langsung berlari dia tidak memperdulikan kakinya yang terasa nyeri karena saat ini Melinda berlari tanpa memakai sandal.

Tapi sekuat apapun  Melinda berlari, langkahnya masih kalah jauh dengan dua lelaki yang tadi mengejarnya, hingga  akhirnya dia tertangkap. 

“ Tolong .... Tolong!” Melinda  berteriak, dia bukan mengkhawatirkan dirinya sendiri tapi dia mengkhawatirkan Laura yang berada di gendongannya karena kedua lelaki itu menarik tangannya dengan paksa, hingga dia tidak bisa memegang tubuh Laura.

Tenaga Melinda sepertinya sudah tidak tersisa, dia sudah tidak bisa meronta karena tenaganya sudah habis dan detik-detik ketika dia pasrah, tiba-tiba terdengar suara orang yang berbicara hingga Melinda dan kedua lelaki itu menoleh ke arah atas, terlihat lelaki berpenampilan gagah  dan memakai seragam tentara melihat ke arahnya.

“Lepaskan wanita itu!” ucap tentara tersebut dan tentu saja ketika melihat lelaki yang berseragam, kedua orang itu lebih memilih pergi karena tidak mungkin berurusan dengan hukum membuat Melinda menghela nafas.

“Kau tidak apa-apa?” ucap tentara tersebut pada Melinda. baru saja Melinda akan menjawab, tiba-tiba tubuh Melinda diam mematung ketika melihat tentara di depannya, dia mengingat siapa tentara ini, yaitu mantan kekasih Aluna, karena Aluna pernah menunjukkan foto Sammy padanya yang juga adalah Ayah Laura.

“Tuan, kau mengenal Bibi Aluna?” tanya Melinda hingga tubuh Sammy dia mematung Dia sedikit bingung kenapa wanita di depannya ini bisa mengenal Aluna.

Men temen 100 komen dulu ya bsok up 5 bab

Keluar

Men temen aku update 3 bab ya, bsok update 5 bab kalau komennya di atas 100

”Aluna?" ulang Sammy.

"Bibi Aluna meninggal ketika melahirkan, dan aku pernah melihat foto Tuan di dompet bibi  Aluna dan mengatakan bahwa Tuan adalah ayah Laura," kata Melinda, gadis remaja itu berbicara sambil menangis sesegukan. Dia tidak percaya bisa bertemu dengan Sammy di sini, dan berharap  biasa keluar dari nerakaa yang setiap hari mengincarnya.

Sedangkan tubuh Sammy langsung diam mematung, tatapannya hanya menatap pada anak kecil yang sedang di gendong oleh Mauren, dan sedetik kemudian Sammy menyadari anak wanita ini begitu mirip dengan Vania, putri pertamanya.

“Ikut aku, kita bicara di tempat lain!” Sammy  harus mengajak Melinda berbicara terlebih dahulu, karena dia harus memastikan semuanya.

Dan pada akhirnya Sammy pun membawa Melinda dan Laura ke sebuah barak penampungan karena memang saat ini Sammy  sedang bertugas di perbatasan.

“Jelaskan padaku!” titah Sammy ketika mereka sudah duduk berhadapan.

Dan pada akhirnya, Melinda pun menjelaskan semuanya, mulai awal bertemu dengan Aluna sampai Aluna meninggal. Tapi entah kenapa Melinda yakin bahwa Aluna belum meninggal dan dia juga menyampaikan keyakinannya pada Sammy.

Mendengar Ucapan Melinda tentang Aluna, bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata lelaki itu, sungguh saat ini dia merasa bersalah karena saat itu dia tidak mengetahui bahwa Aluna sedang mengandung, dan tak lama tatapan Sammy langsung teralih pada putrinya yang sedang berada di gendongan.

“Aluna!" Lirihnya, sungguh saat itu Sammy  tidak tahu bahwa Aluna sedang mengandung. Seandainya saat itu Sammy  tahu, pasti dia tidak akan membiarkan Aluna pergi.

“Tuan!" Panggil Melinda  ketika Sammy sudah sedikit tenang, hingga Sammy langsung menoleh.

“Tuan, bolehkah aku ikut denganmu keluar dari negara ini?” tanya  Melinda, wanita itu benar-benar berharap Sammy  bisa membantunya keluar dari negara ini.

“Tuan, tolong berikan  aku pekerjaan, aku tidak apa-apa jika harus mengasuh Laura dan tidak dibayar asalkan aku bisa hidup dengan layak.”  sambung Melinda lagi.

‘'Tuan!'' panggil Melinda lagi ketika Sammy belum menjawab ucapannya, tatapan Melinda menatap Sammy dengan tatapan memohon hanya Sammy  yang bisa menyelamatkannya dari tempat terkutuk ini.

Sammy tersadar,  lelaki itu menoleh kemudian mengangguk. ” aku akan membawamu pulang ke negaraku, Aku akan memberikanmu tempat yang layak dan sebagai gantinya kau harus mengasuh Laura," ucap Sammy.

“Terima kasih Tuan, terima kasih.” bahu Melinda bergetar, wanita itu menangis tersedu-sedu tak pernah terbayangkan akhirnya dia bisa lepas dari kungkungan sindikat penjualan manusia tersebut.

“Tunggu sebentar, jangan ke mana-mana aku akan membelikan makanan dan susu untuk Laura.” dengan cepat Sammy pun berbalik, kemudian lelaki itu langsung keluar dari barat dan berniat untuk mencari supermarket terdekat.

***

Satu minggu kemudian

Melinda turun dari mobil, tentu  saja saat ini dia sedang menggendong Laura.  Kemarin malam Melinda mendarat dengan selamat di negara Sammy, tentu saja Melinda ikut dengan Sammy Dan juga tim Sammy, dan setelah mendarat, Sammy langsung membawa Melinda untuk pergi  ke salah satu apartemennya.

“Wah!”

Melinda berdecak kagum ketika masuk ke dalam apartemen, tidak terlalu besar namun cukup terlihat mewah. Dan ketika mendengar decakan Melinda Sammy  langsung menoleh.

“Maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud.” Melinda langsung menunduk karena dia begitu malu pada Sammy, hingga Sammy terkekeh.

“Its  Oke. Ayo masuk.”

Sammy langsung berbalik kemudian lelaki tampan itu berjalan ke arah dalam diikuti Melinda.

“Silakan duduk kita bicara terlebih dahulu.” Sammy langsung mempersilahkan Melinda untuk duduk.

“berapa gaji yang kau inginkan?” tanya Sammy, Melinda langsung menoleh ke arah lelaki itu. Jujur sebenarnya tidak digaji pun Melinda tidak apa-apa yang terpenting dia masih bisa mengasuh Laura.

“Tuan, maaf bukan aku menolak, tapi aku tidak apa-apa jika tidak digaji. Aku sudah dibawa ke sini saja dan tetap bersama Laura itu sudah cukup."

Sammy merasa terharu dengan apa yang Melinda ucapkan. Dia bisa melihat betapa tulus wanita di depannya ini , dia juga sangat berterima kasih, pada Melinda, mungkin jika tidak ada Melinda entah bagaimana nasib anaknya sekarang.

"Apa cita-citamu dari dulu?" Tanya Sammy.

"Aku hidup dalam keluarga yang miskin, kedua orang tuaku hanya memperdulikan kakakku saja, dari dulu Aku sangat ingin membuka toko kue," jawab Melinda Ada sedikit kegetiran ketika dia membahas keluarganya, kenangan dua tahun lalu di mana ayah dan ibunya mengantarkannya untuk  dijual langsung melintas di otak Melinda, walaupun kejadian itu sudah 2 tahun berlalu , tapi sakitnya masih terasa.

"Baiklah, sebagai rasa terimakasihku karena kau telah menjaga Laura selama ini dan kau sudah menyayangi Laura, aku akan membuatkan toko kue untukmu. Tapi kau harus tetap mengawasi Laura, aku rasa  tidak sulit jika membuka kue sambil mengasuh Laura.'"

Melinda Membulatkan matanya, wanita menatap Sammy  dengan  tatapan tak percaya , dia berpikir tadi Samy hanya iseng bertanya, tapi ternyata Sammy malah mengatakan akan membuatkan toko kue untuknya.

"Tu-tuan!!" Melinda masih merasa speechless, hingga  dia memanggil Sammy dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sebagai gantinya, kau harus benar-benar menjaga Laura," jawab Sammy.

"Baik, Tuan. Baik." Sekuat apapun Melinda mencoba untuk tidak menangis, tapi pada akhirnya tangis wanita itu pecah, dia menangis sesegukan karena teramat bahagia..

***

Sammy masuk kedalam mobil, lelaki itu berniat untuk pergi ke batalion tempatnya bertugas. Sebelum menyalakan dan menjalankan mobilnya, Samy berdiam diri sejenak, tatapan lelaki itu menatap lurus kedepan.

"Aluna, aku yakin kau masih hidup." bulir bening langsung terjatuh dar pelupuk mata Sammy, penyesalan demi penyesalan menghantamnya. Seandainya saat itu dia tidak sibuk mengejar mantan istrinya, pasti dia tidak akan kehilangan Aluna dan anaknya tidak akan menderita.

Setelah cukup lama terdiam, Sammy langsung menegakkan tubuhnya kemudian menyalakan dan menjalankan mobilnya. hingga sekarang di sinilah Sammy berada, di batalyon tempatnya bertugas

Ketika turun dari mobil, Sammy tidak langsung masuk ke batalyon melainkan berjalan ke arah klinik militer tempat di mana Kakak sepupunya berdinas.

“Aku butuh bantuanmu," ucap Sammy pada Rega, yang tak lain Kakak sepupunya yang , juga sebagai seorang tentara dan sebagai dokter militer.

. Sebenarnya hubungan Sammy dan Rega tidak terlalu baik, terlebih  lagi Rega menikah dengan mantan istri Sammy, tapi sepertinya kali ini Sammy harus menekan egonya, karena dia harus meminta tolong pada Rega, mencari keberadaan Aluna karena hanya kakaknya yang bisa melakukan itu.

“Bantu aku!” Sammy sedikit malu-malu mengatakan itu, hingga Rega sedang minum langsung tersedak Karena untuk pertama kalinya Sammy  minta tolong padanya.

“Apa aku tidak salah dengar?” tanya Rega, membuat Sammy  terdiam, dia yakin sebenarnya kakak sepupunya mendengar ucapannya barusan, seperti biasa Regal seperti ingin membuatnya kesal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!