Kami Hanya Berteman

“Laura, kau tidur bersama Daddy oke?" Tanya Sammy ketika Laura sudah beres menggambar. Di apartemen itu hanya ada dua kamar, kamar Melinda dan Laura dan  juga satu kamar Sammy.

“Baiklah!” laura  pun bangkit dari duduknya, kemudian gadis kecil itu langsung menghampiri ayahnya.

“aku akan tidur duluan," ucap Sammy pada Melinda, hingga Melinda mengangguk.

Dan setelah Sammy pergi, Melinda juga ikut bangkit dari duduknya kemudian wanita itu langsung berjalan ke arah dapur, dia membuka kulkas kemudian mengambil minum lalu mendudukkan dirinya di mini bar.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam

Sudah 2 jam Melinda  duduk di mini bar, pikiran wanita itu menerawang memikirkan tentang besok. Walaupun dia penasaran dengan wanita yang mirip dengan Aluna, tapi di sisi lain dia juga merasa takut. Jika memang itu  benar Aluna, lalu bagaimana nasib dia kedepannya jika Aluna  datang ke kehidupan mereka.

Sedari dulu tekad Melinda tetap sama, jika Aluna  masih hidup dan jika Aluna kembali lalu Aluna memintanya untuk pergi karena ingin dekat dengan Laura, maka Melinda akan pergi karena dia sadar bahwa Aluna yang lebih berhak terhadap Laura. Tapi ketika membayangkan itu, rasanya hati Melinda begitu nyeri. Membayangkan dia akan jauh dari Laura membuat hati Melinda patah berkeping-keping, lalu bagaimana jika itu benar-benar terjadi.

“Kau belum tidur?” tiba-tiba terdengar suara Sammy dari arah belakang, hingga Melinda menoleh.

“Hmm, aku belum mengantuk," ucap Melinda. Sammy langsung maju, kemudian lelaki itu langsung mendudukkan dirinya di seberang Melinda, hingga kini keduanya duduk berhadap-hadapan.

“Apa ada yang kau pikirkan?” tanya Sammy, hingga Melinda menggeleng.

“Tidak, aku sedang tidak memikirkan apapun. Oh ya Tuan, sepertinya besok aku tidak jadi pergi. Aku ingin itu saja denganmu dan Laura ke taman hiburan.”

Ya setelah dari tadi berpikir, dan ketika ketakutan demi ketakutan melandanya, Melinda  memutuskan untuk tidak menyelidiki tentang wanita yang mirip dengan Aluna, dan dia akan mulai mempercayai bahwa Aluna memang sudah meninggal, karena dia benar-benar takut kehilangan Laura.

“kenapa kau bisa sayang itu pada Laura?”. Tanya Sammy tiba-tiba, hal yang sangat ingin Sammy tanyakan dari dulu, tapi dia baru sempat menanyakannya sekarang.

“Laura, adalah cahaya di hidupku. Sulit mendefinisikan bagaimana perasaanku, tapi yang pasti aku benar-benar menyayangi Laura.” Melinda menutup ucapannya dengan senyuman, membuat senyum Sammy juga mengembang.

” lalu bagaimana hubunganmu dengan Jasson?”  Sammy sebenarnya merasa malu jika harus menanyakan seperti ini, tapi dia sungguh penasaran dengan hubungan keduanya.

“Kami hanya berteman," jawab Melinda, beberapa kali Jasson memintanya untuk menjadi kekasih, tapi Melinda menolak, entah kenapa dia lebih nyaman bersahabat dengan Jasson, terlebih lagi Melinda tidak ingin memikirkan percintaan, dia ingin fokus mengembangkan toko kueh miliknya, karena dua bulan lalu pula Samy mengizinkan kembali Melinda membuka toko secara full.

Sammy memalingkan tatapannya ke arah lalin ketika mendengar itu, diam-diam dia tersenyum ketika mendengar jawaban Melinda.

"Aku pikir kalian sudah berpacaran,'' ucap Sammy lagi.

"Aku akan memikirkan percintaan nanti, aku hanya ingin fokus membesarkan Laura dan juga membesarkan toko kuehku."

Sammy mengangguk-anggukan kepalanya, baru saja dia akan berbicara lagi, Melinda sudah bangkit terlebih dahulu.

"Tuan, kalau begitu aku permisi, aku mengantuk, selamat malam," ucap Melinda, hingga Samy mengangguk, setelah Melinda pergi, Sammy menatap ke depan, lelaki itu tiba-tiba teringat tentang Aluna.

''Aluna, awalnya aku memang ingin mencarimu dan aku yakin kau masih hidup. Tapi, melihat ketulusan Melinda, aku ikhlas jika kau memang sudah tiada," ucap Samy sambil bergumam lirih.

***

"Evan, siapa dia?" tanya Aluna ketika Evan membawa wanita seksi ke rumah mereka. evan yang sedang mabuk langsung tertawa ketika mendengar pertanyaan Aluna.

"Dia kekasihku, jangan banyak protes, minggir sana!" Dengan berjalan sempoyongan, Evan mengajak kekasihnya untuk pergi ke kamar, melewati tubuh Aluna begitu saja. Sedangkan Aluna tentu saja masih diam mematung.

Jangan ditanyakan betapa hancurnya hati Aluna sekarang yang, pasti dia benar-benar hancur 2 tahun hidup dengan Evan tentu saja benih-benih cinta tumbuh di hatinya, dan ketika Evan berubah beberapa bulan ini Aluna berpikir bahwa Evan hanya sibuk, tapi ternyata sekarang Dia Mengerti Evan bukan sibuk melainkan mempunyai kekasih bar.

Sekarang posisi Aluna pun serba Salah, dia tidak bisa protes ataupun marah pada Evan, pertama Karena dia tidak mau dibuang oleh lelaki itu, walau bagaimanapun dia masih membutuhkan Evan sebagai penunjang hidupnya, dan yang kedua dia tidak bisa protes karena

Dia dan Evan tidak mempunyai status.

Setelah Evan pergi, Aluna berjalan ke arah sofa. Kemudian wanita itu mendudukkan dirinya di sana Lalu setelah itu menangis sesegukan. Bayang-bayang dia akan dibuang oleh Evan menabrak otak wanita itu. Tapi sungguh demi apapun Aluna tidak akan pernah menyerah, dia akan berusaha lebih kuat agar bisa mengandung agar Evan mau menikahinya dan tidak bermain wanita di luaran sanah.

Terpopuler

Comments

Anie Jung

Anie Jung

Walapun Evan itu bejat mna mau dia menikahi mu Aluna. Mikir juga dia.🤪🤪

2024-03-29

2

Kar Genjreng

Kar Genjreng

nah gitu dong Sammy ada kemajuan bukanlah kemunduran,,,pelan tapi pasti Aluna adalah. masa lalu. karena telah membuang anak demi hidup yang cukup,,,sedangkan Melinda berusaha membesarkan. anakmu. tanpa rasa enggan,,,itu yang kamu hargai,, seandainya. Aluna mencarimu kembali itu karena sudah di buang oleh mucikari nya,, sekarang kamu yang pegang kendali

2024-03-28

0

Permen Lilipop

Permen Lilipop

karma Aluna udh hilal

2024-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!