Men temen maaf baru update, soalnya aku tunggu 600 like dulu.yuk bisa yuk 100. Komen 600 like, besok aku janji update 5 bab, tapi sekarang 2 bab dulu ya
.
Setelah Sammy pergi Melinda tersadar, dengan hati yang sedikit ngilu Melinda pun langsung berbalik kemudian wanita cantik itu masuk ke dalam tokonya, ketika masuk ke dalam toko Melinda mendudukan dirinya di kursi, kemudian pikiran wanita itu tampak menerawang memikirkan apakah dirinya mempunyai salah pada Sammy.
Apakah dirinya membuat Sammy kesal ataukah dia membuat Sammy marah, karena jelas-jelas tadi siang Sammy masih mengirimnya pesan seperti biasa. Bahkan dalam pesan pun, Sammy banyak sekali membahas hal yang menurutnya cukup hangat. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba Sammy berubah.
Melinda menggeleng-gelengkan kepalanya wanita itu berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut, dia berpikir mungkin saja barusan Sammy hanya lelah dan setelah itu, Melinda pun langsung bangkit dari duduknya kemudian dia memilih untuk membereskan toko. Lalu pulang ke apartemen, karena kebetulan apartemen dan toko kue Melinda tidak terlalu jauh.
****
Melinda berdiri di depan apartemen, ditangannya sudah membawa paper bag yang berisi cookies buatannya, yang akan dia berikan pada Sammy. Tapi, ketika akan masuk Entah kenapa Melinda tiba-tiba ragu, wanita cantik itu merasakan perasaannya tidak enak.
Padahal sedari tadi dia sudah berpikir positif, hingga beberapa saat berlalu, Melinda pun langsung menekan kode lalu masuk ke dalam apartemen, dan ketika dia masuk ke dalam apartemen, Sammy dan Laura ditemukan di manapun.
“Kemana mereka,” lirih Melinda ketika keduanya tidak ada di apartemen, karena barusan Melinda sudah mencari keduanya di seluruh ruangan.
Saat Melinda akan pergi ke dapur, tiba-tiba pintu terbuka muncul sosok Sammy yang menggendong Laura.
“ Tuan!” Panggil Melinda yang memberanikan diri untuk memanggil lelaki itu, hingga Sammy menoleh, kemudian menurunkan Laura dari gendongannya.
“Aku dan Laura, sudah makan Jadi tidak usah memasak.”
jantung Melinda tiba-tiba terasa terbelah ketika mendengar ucapan Sammy barusan, karena biasanya jika Sammy datang ke apartemen, mereka akan makan bersama, layaknya keluarga hangat, bahkan jika Samy mengatakan sudah makan pun Sammy akan ikut kembali bergabung untuk makan bersamanya dan juga bersama Laura Lalu kenapa sekarang.
“Oh iya Tuan," jawab Melinda, dia berusaha tersenyum dan lagi-lagi dia merasa aneh ketika melihat tatapan Sammy terlihat tidak menyukainya.
Melinda melihat cookies di tangannya, kemudian dia memberanikan diri untuk melihat memberikannya pada Sammy. “Tuan, aku membuatkan cookies ini untukmu," ucap Melinda, berharap kali ini Sammy tidak menolaknya.
“ Aku sedang menghindari manis, kau simpan saja untuk Laura." lagi-lagi Sammy menjawab singkat.
Nyes
Belum cukup rasa sakit hati yang dirasakan oleh Melinda akibat sikap Sammy, barusan sekarang dia dibuat sakit hati lagi dengan penolakan Sammy, tapi seperti biasa Melinda hanya menyamarkan rasa sakitnya dengan senyuman.
“Baik Tuan.” Dengan cepat Melinda pun berbalik Karena dia sudah tidak kuasa menahan tangis, sebenarnya tidak ada yang salah dengan perasaan Melinda, toh Melinda juga tidak berharap banyak, hanya saja perubahan Sammy terlalu tiba-tiba hingga Melinda bingung, kenapa Sammy berubah secepat ini. Padahal dia tidak mempunyai salah.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Sammy keluar dari kamar Laura, sedangkan Melinda tentu saja menunggu di ruang tamu.
“Aku ingin berbicara denganmu,” ucap Sammy, hingga Melinda yang sedang melamun langsung menoleh.
“Ia, Tuan," jawab Melinda.
“Besok jangan ajak Laura ke toko, kau hanya boleh membuka toko mu ketika aku tidak berdinas, aku tidak mau Laura terus terkena polusi.”
“Maksudmu, aku tidak boleh membuka toko setiap hari?” Melinda menatap Sammy dengan tatapan tak percaya, hingga Sammy mengangguk. Sammy berpikir untuk tidak memberikan keleluasaan pada Melinda karena takut Melinda melunjak, hingga dia memberikan syarat ini, toh setiap bulan jaga juga dia rutin mengirimkan gaji untuk Melinda, hingga Melinda tidak usah khawatir jika tidak membuka toko kueh.
“ini perintah!" Ucap Sammy lagi ketika Melinda tidak menggubris ucapannya, hingga Melinda tersadar, dan kali ini Melinda tidak kuasa memperlihatkan kekecewaannya pada Sammy.
Sungguh dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada lelaki itu, kenapa semuanya serba mendadak. Sammy yang mengerti perasaan Melinda lebih memilih untuk berbalik dan pergi untuk ke kamarnya, karena hari ini dia memang menginap di apartemen. Sebab besok dia libur berdinas, dan jika libur berdinas biasanya Sammy selalu mengajak Laura dan Melinda untuk pergi bersama.
Tapi sepertinya untuk hari-hari ke depan dan untuk seterusnya, Sammy hanya akan pergi dengan Laura tidak dengan Melinda.
Ketika Sammy pergi dari hadapannya, bulir bening langsung terjatuh dari pupuk mata Melinda, tokonya sudah mulai ramai dan untuk Melinda yang mempunyai mimpi membesarkan tokonya tentu saja terasa menyakitkan, ketika Sammy mengatakan hal seperti itu. Tapi Melinda tidak bisa berbuat apapun, dia harus tetap mematuhi Sammy sebagai majikannya.
Satu tahun berlalu
Melinda menatap ke arah jalan, beberapa kali dia menghela nafas. Rasanya dia begitu malas untuk pulang ke apartemen, tapi mau tak mau dia harus pulang karena sebentar lagi Sammy akan pergi untuk berdinas.
Ini sudah setahun berlalu semenjak perubahan sikap Sammy, dan selama setahun ini pula sikap Sammy tidak berubah, Sammy tetap dingin dan memperlakukan dia layaknya seorang pengasuh dan juga pembantu.
Mungkin awal-awal Melinda selalu penasaran kenapa sikap Sammy berubah, dia juga ingin bertanya apa dia membuat Sammy marah sampai Sammy berubah. Tapi setiap melihat wajah Sammy yang menatapnya tidak suka, Melinda mengurungkan niatnya untuk bertanya hingga pada akhirnya dia memilih untuk tidak bertanya lagi, dia lebih memilih untuk fokus mengurus Laura.
Alarm di ponsel Melinda berdering, menyadarkan Melinda dari lamunannya itu adalah alarm pertanda dia harus segera pulang dan dengan cepat Melinda pun langsung bangkit dari duduknya kemudian membereskan toko
****
“Kenapa kau lama sekali. Apa kau tidak tahu aku sudah telat!” Sammy langsung menghardik Melinda ketika Melinda masuk ke dalam apartemen, sedangkan Melinda yang masih terkejut hanya bisa terdiam. Barusan dia sedikit telat karena dia melihat wanita yang mirip dengan Aluna.
"Maafkan aku tuan.” Melinda langsung meminta maaf, rasanya dia ingin menceritakan tentang dia yang melihat wanita yang mirip Aluna. Tapi melihat Sammy yang menatapnya tidak suka, Melinda mengurungkan niatnya dia lebih memilih untuk menghampiri Laura, sedangkan Sammy langsung memutuskan untuk pergi karena dia sudah terlambat untuk ke batalyon.
****
Berapa hari kemudian
Melinda keluar dari apartemen dengan panik, dia berlari sambil menggendong Laura, rupanya barusan Laura mengalami demam tinggi hingga kejang.
Tadi siang dia sudah berusaha menghubungi Samy, tapi Sammy tidak mengangkat panggilan dan juga pesannya. Tadi pun ketika sore Melinda ingin membawa Laura ke rumah sakit , tapi hujan begitu deras hingga Melinda mengurungkan niatnya dan memilih untuk memberikan obat demam pada Laura.
Dan sekarang waktu menunjukkan pukul 11 malam, beruntung hujan sudah rega hingga Melinda bisa membawa Laura ke rumah sakit.
***
Melinda turun dari taksi, akhirnya wanita itu pun sampai di rumah sakit. Beruntung Tadi ada taksi yang melintas di hadapannya, hingga dia tidak harus menunggu taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ass Yfa
jadi berapa usia Laura sekarang.... Sammy ngga bisa berkaca pada masa lalu
2024-05-06
2
lili
kok GK suka sama sikap sami hrsnya ngomong baik"bisa ,dia kan Sdh dewasa kok gitu ...
2024-04-17
2
Anie Jung
Terlalu sombong si Sammy. 😏
2024-03-29
1