Dalam perjalanan kembali ke kantor polisi, Helena tiba-tiba menerima panggilan telepon dari Joshua.
📞 "Halo."
Joshua 📞: "Kapten! Ada kasus pembunuhan baru! Cepat datang ke sini!"
Helena 📞: "Kirimkan lokasinya."
Joshua 📞: "Baik, akan ku kirim lokasinya."
Setelah itu, panggilan telepon dari Joshua terputus. Tak lama kemudian, bunyi notifikasi terdengar dari ponsel Helena. Ketika ia mengeceknya, ternyata itu adalah pesan yang berisi share lock yang Joshua kirim.
Dengan cepat, Helena menghubungkan ponselnya ke GPS mobil dan segera memutar setirnya, mengubah arah menuju lokasi tersebut.
Tidak butuh waktu lama, Helena sampai di lokasi tujuan dan saat ia turun dari mobil sudah ada banyak mobil polisi serta petugas patroli yang berjaga di area sekitar.
Karena tempat kasus pembunuhan kali ini ada di atas gunung, Helena harus pergi mendaki terlebih dahulu untuk bisa sampai di lokasi tujuan.
Untungnya saat ini Helena tidak memakai sepatu berhak sehingga ini memudahkan nya untuk mendaki gunung dan tiba dengan selamat di lokasi kejadian pembunuh.
Ketika tiba di lokasi pembunuh, sudah ada banyak polisi, detektif maupun dokter forensik yang mengelilingi area.
Helena mengerutkan kening dan berpikir,
'Sepertinya kasus kali ini cukup besar. Jumlah orang yang bertugas di sini lebih banyak dari biasanya.'
"Kapten! Kau akhirnya sampai juga, tolong lihat mayat ini. " Joshua menarik tangan Helena dan meninggalkan semua rasa takut nya terhadap kapten nya di belakang punggung.
Beruntung Joshua saat ini, karena Helena sama sekali tidak mempedulikan perilaku kurang sopan nya dan hanya fokus pada mayat dalam kondisi aneh di sebuah lubang yang telah di galih para polisi.
Di lubang yang memiliki lebar lima meter dan tinggi dua meter, terdapat mayat yang masih dalam keadaan baru dengan tujuh pisau bergagang kayu yang tertancap di leher, dada, kedua tangan, kaki dan satu tempat di area kemaluan.
Untuk melihat lebih jelas keadaan mayat ini, Helena melompat turun kedalam lubang dan mengambil sarung tangan medis di saku nya, lalu memakai nya dan mulai menyentuh mayatnya ini.
Karena masih baru, masih ada darah yang mengalir begitu Helena sentuh, kulit mayat ini juga masih lembut dan dengan melihat keadaan dia cukup yakin waktu kematian korban masih ada di kisaran enam sampai delapan jam.
Tapi di karenakan mayatnya ini sudah di kubur dalam waktu beberapa jam dan di tambah hujan ringan semalam, ini menyebabkan mayat ini mengalami pembusukan lebih cepat dan ratusan belatung sudah tumbuh di dalam tubuhnya.
Keadaan mayat ini sangat menjijikkan , sehingga banyak polisi pemula yang melihat mayat untuk pertama kalinya langsung muntah. Untungnya Joshua dan Mia bukanlah orang yang tidak melihat dunia, mereka sudah cukup berpengalaman menangani kasus yang lebih mengerikan dari ini.
Malahan, mereka berpikir bahwa mayat kasus ini tidak seseram mayat pada kasus Dahlia Hitam, di mana hampir 99% mayatnya berada dalam situasi aneh dan menyeramkan.
Entah seluruh anggota tubuh dipotong dan disusun dengan aneh, diwarnai dengan cat berbagai warna yang telah diselidiki ternyata warna cat itu diambil dari darah sang korban yang sudah dicampur dengan bahan kimia lain sehingga memunculkan berbagai warna yang indah. Dan masih banyak yang lainnya, sehingga baik Joshua maupun Mia yang telah menangani kasus ini masih belum cukup terbiasa begitu melihat mayat pembunuhan Dahlia Hitam.
Kembali ke sisi Helena.
Dia saat ini sedang mencoba membuka paksa mulut mayat itu, yang mana ketika di buka ada sebuah salib perak di dalam mulutnya.
Semua orang di sekitar : " !!! "
" Apa ini!? Apa mayat ini ada hubungannya dengan kasus Exorcist? Tapi bukankah kasus itu terjadi di kota sebelah? Apa itu artinya kasus itu sudah merambah kesini? " Joshua ingat ada satu kasus pembunuhan yang sama besar dengan kasus pembunuhan Dahlia Hitam, kasus ini adalah kasus Exorcist.
Sebuah kasus yang membunuh semua korban dengan alasan dosa dan ingin menghukumnya. Menurut seorang profiler yang menangani kasus ini, orang yang melakukan pembunuhan ini kemungkinan besar adalah seorang yang taat agama dan merupakan seorang pendeta atau pastor.
Meskipun profiler telah menyimpulkan seperti itu, para detektif yang menyelidiki kasus ini masih kesulitan untuk menangkap nya.
Di tambah kota Holy adalah kota yang 80% penduduknya penganut agama katolik dan Kristen, sehingga tak jarang untuk melihat pendeta ataupun pastur di tempat-tempat seperti gereja yang tersebar dimana-mana.
Karena inilah kasus Exorcist, menjadi kasus yang sama seperti Dahlia Hitam. Bedanya kalau pelaku dari Dahlia Hitam selalu membunuh target nya dengan cara kejam dan tidak lazim, sementara pelaku dari Exorcist sendiri memilih untuk membunuh target nya dengan lebih lembut (Menurut pendapat pribadi mereka yang sering melihat mayat dari kasus Dahlia Hitam).
" Kapten, apa kau ingin melaporkan masalah ini kepada Tim Kriminal di kota sebelah? " Tanya Joshua yang sudah mengeluarkan ponselnya untuk bersiap menghubungi Tim kriminal di kota sebelah kapan saja begitu Helena menyetujuinya.
"Mari lakukan nanti, sebelum itu cari tahu apa ada mayat lain di sekitar sini. Jika seperti yang dikatakan kau tadi kalau pelaku dari kasus ini adalah orang yang sama dengan kasus besar di kota sebelah.
Tidak menutup kemungkinan orang yang melakukan ini adalah seorang psikopat dan dengan kesombongan nya, dia pasti tidak mengubur mayat ini disini begitu saja. Pasti ada alasan atau bisa jadi tempat ini tidak hanya menyimpan satu mayat saja. "
Helena memasukkan salib perak ini kedalam kantong plastik klip dan memberikan nya ke Mia untuk di periksa menjadi barang bukti, lalu melepaskan kedua sarung tangan nya dan naik kembali ke atas lubang seperti sebelumnya.
" Tapi kapten, pelaku Exorcist ini berbeda dengan pelaku Dahlia Hitam. Bagaimana bisa kita menyamakan nya? Mungkin saja pelaku kali ini punya kepribadian aneh dan tidak ingin orang lain melihat karya nya. "
Helena yang sedang menyemprotkan cairan antiseptik ke tangannya, tiba-tiba berhenti dan melirik Joshua, lalu bertanya. " Sudah berapa lama kau berkerja menjadi seorang detektif kriminal? "
"Hah? " Meskipun Joshua bingung dengan pertanyaan tiba-tiba Helena, dia dengan patuh menjawabnya, " Itu sudah lumayan lama, sekitar sepuluh sampai sebelas tahun mungkin..."
"Kau sudah bekerja selama itu, apa kau masih tidak paham jalan pikiran seorang penjahat? Tidak peduli penjahat kecil atau besar begitu mereka melakukan kejahatan, mereka pasti akan datang untuk menonton nya kembali.
Hanya untuk sekedar melihat hasil karya mereka ataupun melihat karena ingin memastikan apa ada barang bukti yang tertinggal. 70% pelaku pembunuh berantai akan kembali ke TKP untuk menonton semuanya dalam mata penonton biasa, 22% nya akan merekam dan memfoto semua kejadian dengan kameranya untuk di jadikan suvenir, 5% lainnya menganggap itu merepotkan dan mulai memilih target berikutnya.
3% lain percaya karya mereka tidak terlalu sempurna dan sangat memalukan untuk menonton apalagi mengakui pembunuhan cacat itu adalah perbuatan mereka, terakhir 1% orang menganggap karya mereka sudah sangat sempurna dan merasa tidak perlu untuk menonton ataupun sekedar mengambil sovenir dari target mereka.
Karena 1% orang ini mengejar kesempurnaan dan tidak akan membiarkan ada sedikit kesempatan yang akan menghancurkan karya besarnya. " Jelas Helena kepada Joshua, tapi orang-orang di sekitarnya turut ikut mendengarkan nya dengan serius.
...----------------...
Gift 🌹🌹☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN FOLLOW
NO SIDER 🚫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments