Tanpa disadari, waktu berjalan cepat dan saat ini jam sudah menunjukkan ke pukul 15:00 WIB.
Di waktu ini, Helena masih sibuk dengan urusannya yaitu menyelidiki petunjuk-petunjuk yang dia dan Tim nya temukan di TKP semalam. Ketika semua pikiran nya terfokus pada tumpukan dokumen kasus Dahlia Hitam, tiba-tiba saja telpon di sebelahnya berdering dan saat ia mengangkat nya suara asing terdengar dari sana.
"Halo, apa ini kapten Helena Verdad? Maaf karena telah mengganggu mu disaat kau sedang sibuk, aku Sekretaris pak walikota.
Aku dengar kau ingin bertemu dengan pak walikota, apa itu benar? " Tanya orang di sisi lain telpon dengan sopan.
"Um." Jawab Helena singkat dan orang di sisi lain tidak peduli dan kembali berkata.
" Itu bagus, kebetulan pak walikota punya waktu senggang hari ini, apa aku boleh tahu apa kapten Helena punya waktu untuk datang sekarang? Maaf sebelumnya, pak walikota sudah punya jadwal lain untuk malam hari, jadi dia hanya bisa meluangkan waktunya di sore ini saja.
Apa kapten Helena keberatan untuk datang kemari sekarang? "
Helena melirik ke jam tangannya dan merasa tidak ada banyak hal yang perlu di kerjakan sore ini, jadi dia menjawab.
"Tidak masalah, dimana kita akan bertemu? "
" Di restoran X yang ada di depan kantor pemerintah," jawab lawan bicaranya.
"Baik, aku akan segera ke sana. Terima kasih," ucap Helena.
"Sama-sama."
Setelah panggilan kedua nya terputus, Helena mulai merapikan semua barang-barang nya.
Namun ketika dia hendak pergi, tiba-tiba saja Joshua dan Mia yang telah lama mendengar pembicaraan nya dengan seseorang di telpon, langsung bergerak mendekatinya dengan ekspresi bersemangat.
"Kapten, apakah tadi panggilan dari pihak pak walikota?(☆▽☆)" tanya Mia dengan antusias.
"Kapten, bolehkah kami ikut? Kami berjanji tidak akan mengganggu pembicaraan kalian, kami akan patuh berdiri di pojok. Janji. " pintanya Joshua dengan ekspresi sangat memohon.
Helena mengerutkan kening dan menatap kedua nya dengan ekspresi tegas, lalu berkata penuh peringatan,
"Untuk apa kalian ikut? Apa kalian punya kegunaan lain, selain mengacau? Jadi berhentilah bermain-main, aku datang menemui pak walikota bukan untuk bersantai, tapi untuk membahas kasus Dahlia Hitam. Kembali lah berkerja dan berhentilah memikirkan hal tidak perlu. "
Setelah mengatakan semua itu, Helena berbalik pergi meninggalkan Joshua dan Mia yang sedih karena di tolak.
"Woooooo, padahal aku sangat ingin bertemu pak walikota 😭 " Keluh Mia dengan bibir cemberut dan mata terkulai sedih.
Melihat reaksi Mia, meskipun Joshua sama sedih dengan nya. Dia tetap memilih menghibur Mia lebih dulu dengan berkata,
" Baiklah Mia, jangan sedih. Masih ada kesempatan lain untuk bertemu pak walikota, ayo selesai laporan kasus semalam. Jangan sampai kapten memarahi kita lagi, karena belum menyelesaikan tugas yang ia berikan. "
Mendengar ini, Mia yang sedih seketika membeku ketakutan dan dengan cepat kembali ke mejanya untuk menyelesaikan tugas-tugas nya, dia benar-benar takut dengan kemarahan Helena.
Lagipula Helena yang tidak marah saja sudah sangat menakutkan seperti malaikat pencabut nyawa, apalagi Helena yang sedang marah besar.
Memikirkan saja membuat Mia merinding dan tidak berani membuang-buang waktu lagi, dan mulai menyelesaikan pekerjaan nya.
Joshua juga melakukan hal sama, dia mulai menyelesaikan tugas yang diberikan Helena sebelumnya, yaitu membiarkannya memeriksa CCTV di lokasi sekitar TKP dalam jarak 10 km.
Di tempat lain, atau lebih tepatnya di restoran X tempat Helena melalukan janji temu.
Sudah terdapat banyak pengunjung yang datang ke restoran ini, meskipun hari belum menunjukkan waktu makan malam.
Tapi restoran ini sudah dipenuhi para pengunjung yang ingin makan disini, melihat keramaian ini Helena bisa dengan jelas mengetahui bahwa restoran yang ia datangi ini pasti sangat terkenal.
Dia berhenti memikirkan nya dan segera masuk kedalam restoran, tapi alih-alih pergi ke lantai satu atau dua. Helena justru langsung pergi ke lantai tiga yang mana merupakan tempat makan khusus bagi para tamu level VVIP untuk makan.
Setibanya dia lantai tiga, dia langsung di hentikan seorang pelayan yang bertanya apa ia sudah memesan meja.
"Aku datang kemari untuk bertemu seseorang. " jawab Helena.
Tepat saat sang pelayan ingin bertanya lebih lanjut, seseorang pria dengan mengenakan jas hitam sederhana berjalan menghampiri kedua nya, dan mata pria itu juga terfokus pada Helena, lalu bertanya dengan sopan pada nya.
"Apa anda kapten Helena? "
"Kau...?" Helena terkejut.
Pria tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan sopan ke Helena seraya memperkenalkan diri nya.
" Halo kapten Helena Verdad, saya Sekretaris pak walikota namaku Andrian Feroto, kau bisa memanggil ku Andrian secara langsung atau Andri untuk lebih akrab."
"Senang bertemu dengan mu Tuan Feroto, bisakah kau membawaku ke tempat pak walikota menunggu sekarang? " Helena membalas jabat tangan Andrian dengan sekali sentuhan cepat dan tidak lama-lama.
Dia juga hanya menanggapi semua keramahan Andrian dengan sikap sopan dan terasing, terlihat sekali kalau Helena sama sekali tidak punya niat untuk berhubungan lebih dekat dengan Sekretaris pak walikota.
Dan ini sungguh mengejutkan Andrian yang menyadari nya, dia tidak menyangka akan ada seseorang yang begitu acuh begitu mengetahui profesi dan penampilan nya yang tampan.
Karena biasanya, begitu Andrian memperkenalkan dirinya ke orang lain sebagai sekretaris pak walikota, pasti akan ada banyak orang yang mendekati nya dengan tujuan menjilat atau sekedar carmuk saja.
Bahkan jika beberapa orang tidak tertarik dengan profesi nya dan hubungan dekatnya dengan pak walikota, mereka pasti setidaknya akan memberi nya satu senyuman ramah atau manis saat melihat penampilan tampan nya.
Walaupun dia tahu wajahnya tidak pernah sebanding dengan pak walikota, tapi tetap saja Andrian yang sejak kecil di puji dan di kagumi banyak wanita cukup terkejut dengan ketenangan serta sikap acuh dari Helena Verdad..
Ini sangat menarik rasa penasaran dan tantangan di hatinya untuk menaklukkan wanita sedingin ratu es, tapi dia juga tahu pribadi tetap pribadi dan tidak boleh di campur adukkan dengan perkejaan.
Oleh karena itu dia dengan cepat tenang nya mengantar Helena ke meja tempat pak walikota sedang menunggu sekarang.
Mereka berjalan melewati beberapa meja dengan pengunjung yang sedang makan dengan anggun, mungkin karena di lantai tiga di khususkan untuk melayani para tamu VVIP sehingga Helena memperhatikan ada setidaknya 80% yang makan di sini punya temperamen yang tidak biasa, sedangkan 20% nya lagi Helena perhatian kalau orang-orang ini hanya di ajak makan oleh teman/ rekan bisnis yang kaya.
Helena berhenti memperhatikan hal membosankan ini dan menatap ke depan untuk melihat seberapa jauh nya lagi mereka akan pergi, tepat ketika matanya melihat-lihat sekitar dengan samar.
...----------------...
Gift 🌹🌹☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN FOLLOW
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments